Adit merasa puas melihat Tiara seperti tadi, wajahnya tersenyum puas melihat Tiara yang memohon.
Adit pun kembali keruang tamu dan melihat Tiara yang masih duduk disana, ia langsung melangkah mendekat kearah Tiara.
" Masih disini ternya " ucap Adit dan Tiara menoleh kerahnya
" Jadi kamu benar benar membutuhkan uang itu ..? " tanya Adit yang kini sudah duduk disebelah Tiara
" Iyah Pak saya membutuhkan uang itu "
Adit menghirup dalam dalam aroma Tiara, ahh wangi itu membuat Adit selalu terbayang bayang.
" Oke jika kamu memaksa, tapi.. " Adit menjeda ucapannya
" Tapi apa pak...? " tanya Tiara penasaran
" Aku ingin kamu memberikan yang ada pada diri kamu " Bisik Adit ditelinga Tiara
Tiara seketika merinding, ia benar benar tak menyangka harus memberikan dirinya kepada dosennya
" Gimana..? Kalau kamu tidak mau yaa lebih baik kamu pergi " ucap Adit karena belum mendapatkan jawaban dari Tiara
" Baik pak " jawab Tiara pelan dan ragu
" Ini uang yang saya janjikan, dan seperti perjanjian awal kamu harus menuruti semua permintaan saya " ucap Adit
" Iyah pak " jawab Tiara mengambil kartu dari tangan Adit
" Boleh saya pergi pak..? Saya harus menemui adik saya yang berada dirumah sakit, dan saya harus membayar uang sewa rumah saya pak karena kalau tidak besok saya akan di usir "
" Oke saya temani " ucap Adit
" Iya Pak "
Tiara tak dapat menolaknya bukan, ahh kini Tiara merasa tak punya harga diri lagi.
Tiara dan Adit masuk kedalam mobil, dan mereka bergegas pergi ke tempat yang Tiara maksud.
" Saya mau ambil uang dulu pak " ucap Tiara melihat minimarket yang masih buka
" Berapa yang ingin kamu ambil untuk sekarang..?' tanya Adit sambil fokus menyetir.
" 1 juta pak " jawab Tiara
" Gausah biar pakai uang saya saja "
" Tapi pak .."
" Ikuti saya " tegas Adit
Tiara pun hanya diam tak kembali menjawab, sekarang ia tiba didepan rumah ibu Laila pemilik kontrakan.
Tok.. Tok.. Tok..
Tiara mengetuk pintu rumah Bu Laila, kini ia berada didepan rumah Bu Laila bersama dengan Adit.
" Ya siapa " ucap seorang wanita membuka pintu
" Eeh Tiara " ucap Bu Laila
" Berapa sewa rumah Tiara..?" ucap Adit
" 1 juta untuk 2 bulan ini " jawab Bu Laila menatap wajah Adit
" Ini 2 juta saya berikan, berapa anda jual rumah itu biar saya beli "
Bu Laila dan Tiara terkejut dengan ucapan Adit.
" Pak udah ayo pulang, Bu saya sudah membayar ya saya permisi"
Tiara menarik tangan Adit untuk pergi, sedangkan Bu Laila masih terkejut.
" Siapa laki laki tampan itu, apa pacarnya yah...? Ah ga perduli yang penting saya dapat uang " ucap Bu Laila
Tiara memutuskan untuk pulang lebih dulu, ia harus membawa beberapa baju.
" Kamu ga berniat untuk kabur kan..?' ucap Adit yang berdiri diambang pintu kamar Tiara
" Engga pak " jawab Tiara dengan malas
" Kemana kamu akan pergi..? "
" Bandung "
" Berapa hari..? "
" Belum tau "
Adit merasa jengkel mendengar ucapan Tiara singkat, ia menarik Tasya dan merebahkan di atas kasur.
" Bapa mau ngapain " ucap Tiara berbisik ia tak ingin ada yang mendengar
" Disaat kita berdua jangan panggil saya pak, lagian saya tidak setua itu "
" Tetap saja bapa itu lebih tua dari saya, dan bapa itu dosen saya "
" Gimana kalau kita ubah status kita " ucap Adit
Glek ..
Tiara menelan ludahnya melihat Adit yang membuka beberapa kancing kemejanya , sebenarnya Adit bisa di kategorikan laki laki idaman.
Namun Tidak bagi Tiara, bagi Tiara Adit hanya laki laki jahat.
"Ba..bapa mau ngapain " ucap Tiara dengan Terbata
" Saya ingin..." Adit mengelus bibir Tiara dengan jarinya
Cupp
Adit langsung mencium bibir Tiara, bibir itu terasa hangat.
" Buka bibir kamu sayang " ucap Adit dan seakan terhipnotis Tiara mengikuti perintah Adit
Dengan lembut Adit mencium bibir Tiara, ahh sepertinya Adit akan kecanduan oleh bibir Tiara.
Tangan Adit membuka satu persatu kancing kemeja milik Tiara namun tangan Tiara menghentikannya.
" Maaf pak saya sedang pms " ucap Tiara
" Saya tidak akan meminta itu sekarang, saya hanya ingin bermain main disini " ucap Adit yang sudah berhasil melepaskan kancing Tiara
Adit kembali mencium bibir Tiara sedangkan tangannya masih asik bermain.
" Euuhh " deshn keluar begitu saja dari mulut Tiara
" Terus sayang aku suka mendengarnya " ucap Adit
Ciuman Adit turun kebawah, sedangkan tangannya masih asik bermain.
" Pak.. Ahh hen..tikan..ssshh "
" Panggil nama sayang jangan pak " ucap Adit
" Aahh Adit mmhh "
Adit merasa senang mendengar hal itu keluar dari mulut Tiara, ahh Adit benar benar sudah dibuat mabuk oleh Tiara.
Karena ia takut tak dapat menahan dirinya, ia pun menghentikan permainannya
" Sini biar saya pakaikan" ucap Adit saat Tiara hendak mengancing pakaiannya
" Kaku sekali ciuman kamu " ucap Adit
" I..itu ciuman pertama saya pak " ucap Tiara dengan Terbata
Jantung Tiara berdetak dengan kencang, ia tak menyangka ciuman pertamanya diambil oleh dosennya.
**
Setelah selesai dengan mengemas pakaian Adit memutuskan untuk mengantarkan Tiara, karena hari juga sudah malam.
" Saya bisa naik bus ko pak " ucap Tiara yang kini sudah berada didalam mobil
" Sudah malam Tiara, sudah kamu jangan menolak demi keselamatan kamu "
" Tapi besok bapa harus mengajar "
" Besok saya tidak ada kelas, jadi kamu ga perlu khawatir lebih baik kamu tidur sesampainya dirumah sakit saya akan membangunkan kamu "
" Saya tidak mengantuk " ucap Tiara dengan tegas
" Terserah "
Keduanya pun kembali hening, saat Adit menoleh kearah Tiara ia melihat Tiara yang sudah tidur dengan pulas.
" Tadi bilang ga ngantuk sekarang sudah tidur " sindir Adit.
***
Adit sudah sampai di halaman rumah sakit, dengan perlahan ia membangunkan Tiara.
" Tiara bangun kita sudah sampai " ucap Adit dengan lembut
" Eeuuggh ini jam berapa pak .? " tanya Tiara sambil membuka matanya
" Jam 1 pagi, ayo turun "
Tiara mengangguk dan ia pun turun bersama dengan Adit.
Tiara dan Adit berjalan menuju ruang IGD , disana ada seorang perempuan yang tengah memakai seragam duduk didepan .
" Kamu teman Aini..? Bagaimana keadaan Aini..? " tanya Tiara
Anak perempuan itu terdiam ia menatap sejenak wajah Tiara
" Aini baik baik saja kan..? katakan sama aku, Anini baik baik aja kan..? " ucap Tiara kembali
" Anini tidak dapat diselamatkan kak, obat yang ia konsumsi menyebabkan ia pendarahan yang hebat "
Bagaikan tersambar petir saat Tiara mendengar kabar itu, orang yang ia miliki saat ini harus selama lamanya.
" Ini ada surat dari Aini kak, sepertinya ditulis sebelum Aini pergi"
Dengan gemetar Tiara mengambil surat itu, ia pun menangis histeris.
" Ti.." Adit menarik Tiara kedalam pelukannya
" Aini udah ga ada dit, dia pergi " Tiara menangis dipelukan Adit
" Kamu yang ikhlas yah, biarkan adikmu tenang " ucap Adit
Tubuh Tiara melemas, dan ia pun tak sadarkan diri
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments