Bab 6

Saat Tiara bangun ia sudah berada dirumahnya lebih tepatnya ia sudah berada di dalam kamar, terdengar suara lantunan ayat ayat mengisi rumah Tiara

" Kamu sudah bangun " ucap Adit yang tepat duduk di pinggir ranjang Tiara

" Pak Adit " ucap Tiara dengan sendu

" Mau saya bantu ke depan..? Adikmu akan segera dimandikan"

Tiara tak menjawab ia hanya menganggukan kepalanya, dan Aditpun mencoba membantu Tiara keluar dari kamar.

Didepan sudah banyak tetangga yang berkumpul dan juga saudara, mereka bergantian memeluk Tiara.

" Yang sabar yah Ti, harus ikhlas" ucapan itu terdengar dari setiap orang yang memeluknya

Tiara menatap jasad sang adik yang sudah pucat dan dingin, Tiara tak menyangka jika adiknya akan pergi secepat ini

" Ayo Tiara kita mandikan adikmu, tapi ibu minta kamu jangan menangis yah " ucap ustadzah yang akan memandikan Aini

" Iyah Bu " Tiara mengangguk

Tiara mengumpulkan segala tenaganya, ia tak boleh menangis ia harus bisa memandikan adiknya untuk terakhir kali.

**

" Kak Tiara kira kira bapa sama ibu disana lagi apa yah " ucap Aini yang tengah digosokan tubuhnya oleh Tiara

" Lagi liatin kita dong, katanya anak bapa sama ibu hebat "

" Aini kangen sama mereka Kak, Aini pengen banget ketemu sama Bapak sama Ibu "

" Hus Aini ga boleh ngomong gitu, kalau Aini ketemu sama bapak ibu berarti Aini ninggalin Kaka dong "

" Oiya yah, yaudah Aini disini aja deh nemenin Kaka. Kaka cepet lulus yah, biar Kaka nanti kerja di perusahaan yang besar terus banyak duit kak "

" Iyah tenang aja, nanti Kaka akan kabulin apapun permintaan Aini "

" Asyiik, Aini sayang banget sama Kaka "

" Kaka juga sayang banget sama Aini "

***

Tiara teringat saat ia mandi bersama dengan Aini, namun ia tak menyangka itu adalah mandi bersamanya yang terakhir bersama sang adik.

" Bu, maaf saya boleh pamit duluan sepertinya saya tak kuat Bu " ucap Tiara yang tak mampu menahan tangisannya

" Iyah Nak silahkan, tolong Bu diantar kedalam sebentar"

Salah satu orang pun mengantar Tiara untuk kembali masuk kedalam, disana Adit sudah siap untuk menjadi sandaran Tiara.

" Aku sudah tidak punya siapa siapa, aku sudah tidak punya harapan untuk tetap hidup " ucap Tiara

" Kamu masih punya aku Tiara, aku takkan meninggalkan kamu "

" Engga pak, bapa itu cuma dosen saya bukan keluarga saya "

Adit tak ingin menjawabnya kembali, ia tau saat ini pikiran Tiara sangat kacau.

Setelah Aini selesai dimandikan, Aini kembali diletakkan dan siap untuk di kafani.

" Adik saya cantik kan pak..? " ucap Tiara

" Hmm Iyah cantik seperti kamu "

" Dulu Adik saya selalu berdoa agar saya bisa kerja di perusahaan yang besar dan memiliki gaji yang banyak, tapi sekarang untuk apa itu semua jika adik saya ternyata pergi pak "

Tangisan Tiara kembali terdengar di telinga Adit, sakit.. Adit mendengar tangisan itu.

Kini tubuh Aini sudah tertutup oleh kain kafan, tak adalagi wajah Aini yang dapat Tiara sentuh bahkan Tiara jahili

" Mari kita sholatkan Aini " ucap Bapa bapa yang menunggu di luar

Tiara bangun dengan dibantu oleh Adit.

" Aku akan ikut untuk meng sholatkan adikmu, jika kamu tidak kuat berdiri duduklah "

Tiara mengangguk setuju, Aditpun ikut membawa keranda Aini ke masjid dekat rumah

" Ayo Ti sama Tante " ucap Tante Tiara menuntun Tiara

Setelah jenazah selesai di sholat kan, jenazah pun langsung dibawa ke makam dengan menggunakan mobil ambulance.

Tiara ikut menaiki ambulance, ia ingin menemani Aini untuk terakhir kalinya.

" De.. Kaka temani yah sampai tempat terakhir, kamu jangan takut ya sayang " gumam Tiara sambil memeluk keranda sang adik

Sedangkan Adit pergi dengan menaiki mobilnya sendiri, ia benar benar menemani Tiara.

Setelah sampai di makam Tiara di temani oleh Adit untuk melihat dari dekat, Adit terus merangkul tubuh Tiara yang masih lemas.

" Selamat tinggal sayang, Kaka sayang sama kamu " ucap Tiara dengan senyum yang ia paksakan.

Aini dikubur dekat dengan kedua orangtuanya, kini mereka bertiga kembali berkumpul.

" Tunggu aku yah Bu, Pak , De " gumam Tiara pelan

Setelah makan Aini tertimbun Tanah, Tiara dan lainnya menaburkan bunga diatas makam tersebut setelah selesai berdoa satu persatu semua orang meninggal kan makam.

" Ayo kita pulang " ajak Adit

" Iyah " jawab Tiara pasrah

Adit membawa Tiara kedalam mobilnya, sepanjang jalan menuju pulang Tiara hanya diam menatap kearah jalan.

Sesekali Adit melihat Tiara menghapus air matanya, semua ini berat bagi Tiara masalah ia dapatkan datang bersamaan.

" Ayo saya bantu ke kamar " ucap Adit

" Saya bisa sendiri pak, tolong biarkan saya sendiri dulu ya pak maaf "

" Iyah Ti "

Tiara masuk kedalam kamar Aini, disana banyak foto foto kenangan dirinya bersama sang adik.

Tiara ingat dengan surat yang belum ia baca, ia pun mengambil surat dari dalam kantongnya dan membacanya.

Dear Ka Tiara

Hallo Kak Tiara apa kabar..? Aku harap Kaka baik baik aja yah, gimana kuliahnya lancarkan kak..? Jangan lupa cari pacar kak, biar ga jomblo terus kalau nemuin aku, bapa sama ibu hehe

Kak Tiara..

Mungkin saat Kaka baca surat ini, aku sudah tak berada disamping Kaka atau memeluk Kaka seperti dulu Kaka datang.

Tapi Kaka percayalah sama aku, aku disini baik baik saja kak.

Kak..

Maaf aku sudah mengecewakan Kaka belakangan ini, entah karena rasa penasaran atau kebodohan aku hingga aku jatuh di lubang hitam yang tak seharusnya aku sentuh kak.

Kak..

Jujur aku pikir laki laki yang bersamaku tulus, ternyata laki laki itu hanya mempermainkan aku ia hanya menginginkan tubuhku dan uangku kak

Aku memakai uang yang Kaka berikan untuk sekolah dengan cara tak semestinya, aku pergi ke dunia malam dan hingga tanpa aku sadari aku benar benar jatuh kak

Aku terbuai oleh rayuan laki laki jahat itu, hingga akhirnya aku hamil dan laki laki itu pergi kak

Aku hancur kak.. Aku sangat hancur..

Tapi aku tak ingin Kaka terbebani oleh aku, aku gamau Kaka malu dengan ucapan orang yang mengatakan Kaka ga berguna aku gamau kak..

Kak..

Aku ingin sekali melihat Kaka bahagia, jangan sedih lagi yah kak..

Maafin aku yah kak, maafin semua kesalahan aku..

I love you kak Tiara yang cantik ❤️

Tangan Tiara bergetar saat memegang surat yang Aini tulis, air matanya kembali jatuh membasahi surat ditangannya.

Jika saja ia tau lebih awal mungkin saat ini Aini masih bersama dirinya, ia akan membawa Aini ke Jakarta dan merawat nya bersama sama.

Namun kini kenangan tinggallah kenangan, Anini sudah pergi meninggalkan Tiara untuk selama lamanya..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!