Naga Emas

Aku merasakan diriku mulai menegang. Aku menundukkan pandanganku dan menatap makanan di atas piringku yang tidak aku habiskan. Situasi di dalam ruang makan berubah menegangkan.

Aku harus bersikap hati-hati di sini, pikirku dalam hati. Saat ini yang aku hadapi adalah seorang penguasa di negeri yang sama sekali tidak aku mengerti. Aku menengadahkan pandangan dan menatap ke arah Evander.

"Maafkan aku," bisikku parau.

Mendengar permintaan maafku, tatapan Evander berubah menjadi melunak.

"Tidak masalah, seharusnya aku mengerti bahwa ini adalah hal yang baru bagimu," ujarnya. Senyumnya telah kembali di wajahnya.

"Kembalilah makan," perintahnya namun kali ini dengan nada lembut yang terdengar begitu tulus.

Aku tidak menjawabnya melainkan hanya menggelengkan kepalaku. Aku sudah kehilangan nafsu makanku. Aku hanya menunduk menatap piringku.

"Ayo, akan ku tunjukkan keindahan tempat ini padamu."

Aku menatapnya mendengar ajakannya. Aku mengangguk menerima ajakannya. Toh, aku harus bersikap baik dan terkesan menurut padanya agar dia mau memberikan lokasi tempat pintu rahasia itu berada, batinku.

Evander berdiri dan berjalan mendekatiku. Ia mengulurkan tangannya ke arahku. Kenapa ia harus selalu menggandeng tanganku sih? Pikiran itu memenuhi kepalaku. Tak bisakah dia berjalan saja tanpa harus menggandengan tanganku? Sudahlah, aku tidak mengerti lagi situasi apa yang aku hadapi.

Aku meraih tangannya dan membiarkan ia menggandeng ku. Kami berdua berjalan meninggalkan ruang makan. Kami tidak melewati lorong yang tadi kami lewati ketika hendak menuju ke ruang makan melainkan kami berjalan melewati sebuah ruangan luas yang mengarah ke taman.

Taman itu tampak begitu indah. Ada banyak bunga berwarna-warni yang menghiasinya. Di sana tampak sebuah kolam yang berisi ikan hias dengan berbagai jenis. Aku memekik terkejut ketika aku melihat seekor ikan yang melompat ke udara dan kemudian kembali lagi ke dalam kolam.

Evander melihat tatapan melongo yang terpampang jelas di wajahku. Aku tidak pernah melihat pemandangan seperti itu sebelumnya.

"Ikan bersayap?" tanyaku dengan tatapan tak percaya.

Ia tertawa mendengar pertanyaanku seolah itu adalah sebuah lelucon.

"Tentu saja!" ujarnya dengan tawa yang masih terdengar, "nanti kau aka melihat lebih banyak keajaiban di tempat ini." tambahnya.

"Keajaiban?" bisikku.

Ya, mungkin tempat ini memang layak disebut sebagai tempat yang penuh keajaiban.

"Ayo!" Serunya dan menggandeng tanganku.

Kami berdua terus berjalan dan aku melihat sebuah lapangan rumput luas yang terbentang di hadapanku. Tiba-tiba Evander melepaskan tangannya dari tanganku dan ia bersiul panjang. Beberapa detik kemudian ia menghentikan siulannya. Aku menatap ke arahnya.

Tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara kepakan sayap raksasa yang mencuri perhatianku. Aku menoleh ke arah suara itu dan mataku membelalak serta mulutku menganga lebar. Aku nyaris tidak bisa mempercayai apa yang sedang aku lihat.

Di lapangan luas itu, terdapat seekor naga yang berukuran besar sedang terbang rendah dan hendak mendarat di hadapan kami. Sisik naga itu berwarna emas dengan memantulkan cahaya yang berkilauan. Ini benar-benar tempat yang penuh keajaiban!

Evander menepukkan tangannya beberapa kali. Sepertinya naga tersebut mengerti tentang isyarat yang disampaikan oleh Evander. Naga itu mendarat dengan pelan dan menundukkan kepalanya ke arah kami berdua.

"Azelyn!" ujar Evander seraya tersenyum.

Tatapanku masih terpana ke arah naga itu.

"Ia benar-benar cantik," bisikku.

"Kau mau menungganginya bersamaku?" tanyanya dengan antusias.

"Apa?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!