Pintu Rahasia

Kami berdua sampai di tempat kerja. Aku keluar dari mobil Aaron dan masuk ke dalam toko. Pagi itu tampaknya belum begitu ramai pengunjung. Aku sekilas melirik ke arah jam tanganku yang menunjukkan pukuk 8.15, itu artinya kami terlambat lima belas menit.

"Hei," sapa Margareth.

"Hai," aku membalas sapaannya seraya melangkah menuju meja kasir tempatku bekerja.

Margareth, si pemilik toko. Ia adalah perempuan paruh baya dengan tubuh lumayan gemuk dan wajah yang selalu tampak ramah. Selama aku bekerja di tokonya, tak pernah sekalipun ia marah padaku ataupun Aaron. Itulah sebabnya aku menyukai tempatku bekerja meskipun pendapatanku hanya cukup untuk biaya hidup saja. Bagiku itu sudah lebih dari cukup.

"Maaf, aku datang terlambat." Aku mengucapkannya dengan ekspresi wajah menyesal.

"Setidaknya aku tidak kesepian karena kau masih datang menemaniku hari ini," balasnya seraya tertawa cekikikan.

"Ya begitulah. Si rongsokan tua ku mulai berulah lagi. Ia mogok di tengah jalan," ujarku sambil mengedikkan bahuku jengkel.

Aku menoleh ke sekeliling toko dan mendapati pagi itu masih belum ada pengunjung.

"Mogok dimana?" tanyanya.

"Di dekat hutan ...," kalimatku terputus saat aku merasakan bulu di belakang leherku meremang ketika aku kembali mengingat tentang hutan itu serta bisikan yang tadi sempat aku dengar di sana.

"Maksudmu hutan misterius?" Ia mengerutkan kedua alisnya.

"Kau percaya pada mitos yang beredar?" Aku menanyakannya dengan alis terangkat.

"Sebaiknya kau jangan pernah dekat-dekat dengan tempat berbahaya itu, Nak!"

"Ayolah! Itu hanya mitos!" seruku dan tertawa.

Tawaku berhenti ketika aku melihat wajah Margareth yang tampak serius dan menatapku dengan tajam. Aku berdiri kikuk karena tatapannya yang terpaku padaku.

"Emmm... Sebenarnya ada apa dengan hutan itu?" tanyaku gugup.

Ia menghembuskan nafas berat sebelum menjawab pertanyaanku.

"Entahlah, aku tidak tahu pasti. Tapi sebaiknya kau jangan dekat-dekat dengan hutan itu."

Aku mengerucutkan bibirku.

"Baiklah."

Ia tampak lega mendengar jawabanku. Aku melanjutkan pekerjaanku.

...****************...

Hari itu toko tidak terlalu ramai seperti biasanya. Aku merasa hari ini berjalan membosankan. Aku ingin segera pulang dan memperbaiki mobilku. Bagaimanapun, mobil tua itu adalah satu-satunya kendaraan yang aku miliki.

Aku kembali teringat tentang ibuku. Seperti apa kehidupannya saat ini? Mungkin dia memiliki fasilitas yang serba ada. Baguslah. Aku bahagia memikirkan ibuku bisa hidup dengan layak dan bahagia.

Aku mendengar suara Aaron yang memanggil namaku.

"Cathleen!"

Aku menoleh ke arahnya.

"Bagaimana kalau kita makan bersama sebelum pulang?" Ia tampak begitu antusias.

"Baiklah," ujarku singkat.

"Apakah kau masih memikirkan rongsokan tua itu?"

"Tentu saja!" jawabku jengkel.

"Baiklah, nanti aku akan menghubungi bengkel agar mobilmu diperbaiki." Dia sengaja menghiburku.

"Jangan repot-repot begitu," ujarku.

"Tidak apa-apa,"

"Baiklah, terima kasih."

Kami berdua membereskan beberapa hal sebelum menutup toko. Setelah semuanya selesai, kami berdua pergi meninggalkan toko. Seperti rencana awal, kami berdua makan bersama.

Aaron mampir di sebuah restoran mewah yang menurutku terkesan terlalu berlebihan jika hanya untuk makan sepulang kerja. Aku menatapnya dengan wajah penuh tanda tanya.

"Ayo turun!" Ia begitu bersemangat.

"Sepertinya tempat ini terlalu mahal," gumamku.

"Tidak jika untuk makan berdua dengan orang spesial." Dia tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke arahku.

Aku mengerutkan kedua alisku.

"Aaron ... " Aku memalingkan wajahku ke arah jendela dan menatap ke luar untuk menghindari tatapan Aaron.

"Cathleen ... " panggilnya dengan suara rendah.

Aku sengaja tidak menjawabnya.

"Aaron, kau tahu, kau adalah teman terbaik yang pernah aku miliki, dan aku ingin kau akan selalu menjadi temanku." Aku harap ia mengerti bahwa aku menolaknya dengan halus.

Sebenarnya sudah sejak lama Aaron menunjukkan perhatian yang berlebihan terhadapku, namun aku sering mengabaikannya.

"Cathleen ... " panggilnya kembali.

Aku menoleh ke arahnya dan berharap ia akan mengerti bahwa aku tidak bisa menganggapnya lebih dari sekedar teman.

Tiba-tiba ia mencengkram bahuku dengan kedua tangannya dan menarik ku dengan paksa ke dalam pelukannya. Aku berusaha untuk melepaskan diri dari pelukannya namun ia begitu kuat.

Ia memaksa untuk mencium ku. Aku meronta dan berusaha untuk menghindari ciumannya. Aku semakin meronta ketika ia mengeratkan cengkraman tangannya di bahuku. Aku seperti seekor hewan yang ingin melarikan diri dari pemangsanya.

Aku semakin meronta dan aku merasakan satu tanganku bisa terlepas dari cengkeramannya. Aku menampar wajahnya dengan kekuatan sekuat tenaga. Sepertinya tamparan ku di wajahnya membuat dirinya sadar. Dia melepaskan cengkraman tangannya di bahuku.

"Mm-maafkan aku," ujarnya tergagap dengan wajah menyesal.

Aku merasakan mataku memanas oleh air mata yang hampir jatuh. Aku tidak mampu berkata apa-apa. Tenggorokanku seperti tercekat. Aku turun dari mobilnya dan berlari sekuat tenaga untuk menjauh dari Aaron.

Aku membiarkan air mataku jatuh. Aku berlari hingga kakiku terasa sakit. Nafasku terasa memburu dan jantungku berpacu begitu cepat. Aku terus berlari dan berlari tanpa memikirkan kemana arah yang akan aku tuju.

Aku seperti kehabisan nafas ketika aku merasakan kakiku begitu sakit akibat berlari. Aku memutuskan untuk berhenti. Aku terengah-engah. Dahiku basah oleh keringat. Aku menundukkan tubuhku dan kedua tanganku berada di lututku.

Aku mencoba mengambil nafas dan mengistirahatkan kakiku dan tubuhku. Aku baru menyadari bahwa aku telah berlari begitu jauh. Aku menghembuskan nafas dan berdiri tegak seraya menoleh ke sekeliling. Aku menyadari saat ini aku telah sampai di dekat hutan tempat mobilku mogok tadi pagi.

Aku menyeka keringat di dahiku dengan punggung tanganku. Aku berdiri untuk menenangkan nafasku. Di sana, si rongsokan tuaku masih berada dalam posisi yang sama seperti tadi pagi ketika aku meninggalkannya.

Setelah nafasku semakin teratur, aku memutuskan untuk berjalan ke arah mobilku. Saat ini mungkin aku hanya berjarak sepuluh meter dari mobilku ketika perhatianku teralih ke arah sebuah cahaya yang menarik perhatianku.

Cahaya itu berasa dari hutan di sampingku. Cahayanya tampak samar. Mungkin itu adalah cahaya dari lampu senter, pikirku. Aku melanjutkan langkahku dan berjalan ke arah mobilku namun cahaya itu menari perhatianku.

Aku menoleh ke arah cahaya itu. Aneh sekali. Barusan aku merasa itu seperti cahaya senter, namun kali ini cahaya itu semakin terang dan tampak semakin lebar. Aku menatap ke arah cahaya tersebut. Semakin lama, cahaya itu semakin melebar dan semakin terang. Anehnya aku sepertinya begitu tertarik untuk mendekatinya.

Tanpa sadar akku melangkah ke arah cahaya tersebut. Aku melangkah semakin dekat. Saat ini aku sudah menginjakkan kaki di bagian tepi hutan itu. Aku semakin mendekati sumber cahaya itu. Aku semakin penasaran. Kakiku terus melangkah mendekat ke arah cahaya yang kini tampak seperti sebuah pintu.

Pintu! Ya, cahaya itu berbentuk seperti sebuah pintu. Apa ini? Tanyaku penasaran dalam hati. Aku memiringkan kepalaku dengan penasaran. Anehnya, pintu yang seperti cahaya itu seolah menarik ku semakin dekat.

Aku melangkah semakin dekat. Saat ini aku telah berdiri tepat di depan sebuah pintu yang bercahaya putih menyilaukan. Aku mengernyitkan mata karena silau. Tanpa aku sadari, tangan kananku terulur ke arah cahaya itu. Aku memekik ketika aku merasakan sensasi seperti ditarik ke dalam sebuah tempat yang aku tidak tahu kemana akhirnya.

Aku ingin kembali namun aku tidak bisa. Aku seolah tersedot ke dalam sebuah dunia yang aku tidak tahu pasti apakah ini nyata ataukah aku hanya bermimpi. Tiba-tiba aku seperti mendarat di sebuah tempat yang terasa tidak asing. Aku menoleh ke sekeliling. Tempat ini adalah tempat yang selalu muncul di mimpiku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!