Di Dalam Istana

Tatapanku teralihkan oleh pendar cahaya keemasan yang berasal dari istana yang tampak begitu megah di hadapanku. Istana itu adalah istana yang sering kali aku lihat di dalam mimpiku. Namun melihatnya secara langsung seperti yang sedang aku lakukan saat ini adalah sebuah pengalaman yang terasa luar biasa.

Aku ternganga oleh keindahannya. Tadi aku hanya melihatnya dari kejauhan. Saat ini aku berdiri tepat di depan pintu masuk yang berdiri begitu kokoh dan megah. Evander melangkah ke samping dan mempersilahkan aku untuk memasuki istana itu dengan isyarat tangannya.

Aku masih tetap berdiri terpaku di tempatku. Aku bingung dengan apa yang sedang aku lihat. Di sana, di sepanjang halaman istana berdirilah beberapa orang pria dengan pakaian seperti prajurit yang berbaris dengan sangat rapi. Mereka semua menyandang busur panah di bahunya. Wajah mereka tampak ramah dengan senyum yang tersungging di bibirnya. Mereka semua menatap ke arahku.

Aku menatap ke arah mereka dan memandangi mereka secara bergantian. Tatapanku terfokus pada bentuk telinga mereka yang nampak berbeda dari telinga manusia. Telinga mereka terlihat sedikit meruncing ke bagian atas telinganya. Mungkin mereka adalah elf. Aku pernah membaca cerita tentang mereka di buku-buku tentang fairytale.

Kali ini tatapanku kembali ke arah Evander. Aku sengaja langsung menatap ke arah telinganya untuk memastikan bahwa ia juga adalah seorang elf. Ya, benar saja. Evander adalah elf. Telinganya sama persisi seperti telinga semua prajurit istana yang sedang berbaris di halaman. Itu artinya, aku sedang berhadapan dengan raja elf.

"Ayo, masuklah bersamaku!" Evander mengulurkan tangan kanannya ke arahku hendak menuntunku.

Aku bergeming dan hanya menatap kosong ke arah tangannya yang masih terulur.

"Ingat kesepakatan kita tadi?" Ia mengucapkannya dengan satu alis terangkat yang seolah menyembunyikan ancaman dalam nada suaranya.

Aku menghembuskan nafas dengan berat. Dengan terpaksa aku meraih tangannya dan membiarkan dirinya menggandeng tanganku menuju ke dalam istana. Kami berdua melangkah masuk melewati pintu yang begitu besar.

Kami memasuki ruangan luas yang berbentuk seperti aula yang ukurannya begitu luas. Ruangan ini seperti sebuah aula pesta dansa abad pertengahan. Ada beberapa pilar besar yang menyangga ruangan luas ini. Pilar-pilar itu tampak seperti pilar besar yang biasa aku lihat di kuil Athena Yunani.

Aku mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru aula di sana. Pandanganku teralihkan oleh kedatangan seseorang yang berjalan dengan cepat ke arah kami berdua. Pria muda itu membungkukkan badan dengan hormat ke arah kami.

"Yang Mulia, aku sudah menyiapkan makanan yang istimewa di ruang makan."

"Terimakasih, Baltazar!"

Pria yang bernama Baltazar itu kembali menegakkan badannya dan tersenyum ramah ke arahku.

"Selamat datang di istana Woodland Realm, Nona." Ia tersenyum sangat ramah. Mungkin semua elf tercipta dengan karakter ramah dan murah senyum, batinku.

Aku membalas senyumannya.

"Baltazar, Cathleen." Evander mengenalkan diriku padanya.

Baltazar mengangguk dengan senyum yang masih tetap tersungging di bibirnya. Ia memberi isyarat dengan tangannya untuk mempersilahkan kami berdua berjalan menuju ruang makan yang tadi disebutnya.

Evander kembali menggandeng tanganku dan berjalan di sepanjang lorong yang aku yakin mengarah ke ruang makan seperti yang tadi Baltazar katakan. Tatapanku tertuju pada dinding di kanan kiriku. Di dinding itu terdapat banyak lukisan indah yang menggambarkan pemandangan cantik seperti negeri ini. Ada pula beberapa lukisan hewan mitos yang terpajang di dinding. Aku bahkan melihat lukisan pegasus! Aku benar-benar terdampar di negeri dongeng.

Ada juga kepala rusa bertanduk emas yang digantung di dinding lorong itu. Semua hal di tempat ini begitu indah dan seperti negeri dongeng. Tanpa kusadari, kami berdua telah sampai di pintu ruang makan.

Evander mengajakku masuk dan mempersilahkan aku duduk di salah satu kursi meja makan yang berukuran besar itu. Di atas meja tampak berbagai macam makanan yang membuatku menelan air liur. Ada berbagai macam jenis daging yang dimasak berbeda. Ada juga berbagai macam jenis buah-buahan serta minuman yang tampak menggiurkan.

Aku menoleh ke arah Evander.

"Apa hanya kita berdua yang akan makan?" tanyaku penasaran.

"Tentu saja, ini penyambutan untukmu!" Ia tampak begitu bersemangat mengucapkannya. "Makanlah!" serunya.

Aku mengedarkan pandanganku ke semua makanan yang terletak di atas meja. Aku malah kebingungan harus memilih yang mana.

Evander mengambil sebuah piring dan mengiris sepotong daging dan meletakkannya di atas piring. Ia menyerahkan piring itu ke arahku.

"Ini adalah daging rusa terlezat di Woodland Realm," jelasnya.

Aku menerima piring itu dan menggigit sepotong daging rusa yang katanya adalah daging terenak di negeri ini. Ya, benar saja, aku benar-benar percaya dengan apa yang dikatakannya. Daging ini terasa begitu nikmat di lidahku. Aku makan dengan lahap. Tanpa kusadari, Evander menatapku sambil tersenyum. Apakah ia akan menertawakan nafsu makanku yang tampak barbar ini? Entahlah.

Aku menghentikan makanku. Aku membalas tatapan Evander.

"Kenapa kau berhenti? Apakah kau tidak menyukainya?" tanyanya dengan alis berkerut.

"Tidak, bukan begitu. Makanannya sungguh nikmat."

"Kalau begitu, makanlah!"

"Kenapa kau tidak makan?" tanyaku menunjuk ke arah piringnya yang kosong.

"Aku masih kenyang," jawabnya dengan senyum khasnya yang mempesona.

"Kalau begitu, kau harus menjelaskan tentang banyak hal padaku." Aku mengatakannya dengan nada tegas.

"Kau terlalu terburu-buru," jawabnya santai.

"Aku tidak perlu lama-lama di tempat ini. Aku harus segera pulang!" Aku mengepalkan tanganku di atas meja.

"Cathleen," bisiknya.

"Berhenti menyebut namaku dengan cara seperti itu!" Aku mulai merasakan kesabaranku menipis.

"Apakah kau sadar kau sedang berbicara dengan siapa?" senyumannya menghilang dan menampakkan wajah dingin yang membuatku merasa ketakutan.

Aku terdiam. Aku kembali mengingat mimpiku ketika Evander memegang pedang yang diarahkan tepat pada leherku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!