Akhirnya cerita mengalir dari bibir mungil Berliana pada Dokter Heni. Bahkan istri Dion ini telah melepas kacamata hitam yang sejak tadi bertengger di hidung mancungnya dan juga cadar serta hijab yang ia pakai.
Dokter Heni sempat menatap Berliana secara sendu layaknya seorang ibu bersedih melihat putrinya yang tengah terluka dan babak belur.
Dari cerita Berliana dan bukti K D R T yang ia lihat, Dokter Heni sudah bisa menarik kesimpulan tentang apa yang terjadi. Jam terbang yang tinggi serta seabrek pengalaman yang pernah ia dapati di lapangan seperti yang terjadi pada kasus serupa yang dialami oleh Berliana, membuatnya cukup mengerti dengan cepat dan tanggap atas kondisi yang tengah terjadi.
Walaupun belum menemukan akar masalah dari diri suami Berliana. Karena sejatinya penyebabnya berbeda-beda dan tidak sama antara satu pasien dengan pasien lainnya.
"Sadisme," ucap Dokter Heni.
"Apa Dok, sadisme?" tanya Berliana kebingungan karena dia masih awam mengenai hal ini.
"Ya, indikasi suamimu punya penyakit sadisme. Bentuk penyimpangan se*ksual dengan mendapatkan kepuasan melalui penyiksaan yang diberikan kepada pasangannya. Banyak faktor yang mempengaruhinya sehingga dia melakukan hal ini. Bisa dari pengaruh lingkungan tempat tinggalnya, kekerasan yang ia terima dalam tempo yang cukup lama, atau bisa saja dari luka masa lalunya yang cukup kelam. Membuat dirinya tergerus ke dalam arus bawah sadarnya tanpa disadari sedikit demi sedikit tertanam dan menumpuk pada jiwanya. Tetapi kamu tenang saja, itu bukan sakit bawaan lahir atau faktor genetik. Bisa disembuhkan, asal dia memang ingin sembuh dan normal. Dan kamu sebagai istrinya wajib mendukung penuh kesembuhannya jika memang kamu mencintainya dan ingin dia kembali sehat seperti orang pada umumnya. Cinta dan dukunganmu sangat membantu mempercepat kesembuhan suamimu nantinya," tutur Dokter Heni.
"Lalu mengenai vas*ektomi yang dijalani oleh suami saya. Bagaimana, Dok? Saya cukup bingung. Apalagi keluarga saya, terutama Eyang Lina sangat ingin kami segera memberi cicit untuknya," ucap Berliana.
"Coba ajak bicara secara baik-baik suamimu. Alasan apa yang membuat dirinya melakukan hal itu. Justru dari pandanganku sebagai seorang Dokter Kejiwaan, dengan hadirnya buah hati kemungkinan kesembuhan suamimu akan semakin cepat. Karena sejatinya sebenci-bencinya dia dengan kamu misalnya sebagai istri, naluri dan cintanya dia pada anaknya akan berbeda. Pasti rasa cinta dan sayangnya ia pada buah hatinya tetap akan diberikannya pada anaknya, darah dagingnya sendiri. Jadi tugas kamu saat ini, coba bicarakan kembali dengan suamimu. Jika perlu gunakan berbagai cara apapun sampai dia bersedia melakukan vas*ektomi reversal. Bila perlu sedikit pemaksaan, lakukan. Dan jangan pernah menunjukkan ketakutanmu dan kesedihanmu padanya. Semakin kamu takut dan menangis maka jiwa sadismenya semakin kuat di depan mengaturnya," tutur Dokter Heni.
"Saya minta sama dokter untuk merahasiakan hal ini dari keluargaku. Saya enggak mau membuat Papa dan Mama cemas," cicit Berliana memohon dengan nada sendu.
"Jangan khawatir, sebagai dokter saya disumpah untuk merahasiakan hal seperti ini. Terlebih pasien saya sudah meminta tolong untuk menjaga kerahasiaannya. Kamu tenang saja dan jalani semua dengan ikhlas. Jangan lupa ajak suamimu rajin terapi. Dampingi dia hingga sembuh total. Datanglah bersama suamimu ke klinik putraku, Aldo. Tempatnya tak jauh dari sini. Ini kartu nama putra sulungku," ucap Dokter Heni seraya menyerahkan kartu nama Dokter Aldo pada Berliana.
"Terima kasih banyak, Dok. Semalam putra dokter juga sudah membantu mengobati lukaku," ucap Berliana saat menerima kartu nama tersebut dan melihat foto lelaki yang sama yang mengobatinya semalam di rumah.
"Oh jadi pasien yang ditangani putraku semalam, itu kamu?" tanya Dokter Heni cukup terkejut.
"Iya, Dok. Saya baru tahu Dokter Aldo yang semalam ke rumah ternyata putra sulung dokter," jawab Berliana.
"Pantas, semalam Aldo banyak bicara denganku mengenai pasiennya yang melakukan K D R T pada istrinya. Tetapi Aldo merahasiakan jati diri kalian," ucap Dokter Heni apa adanya.
Akhirnya Dokter Heni berbincang cukup banyak dengan Berliana dan memberikan beberapa saran terbaik guna kesembuhan Dion dan keutuhan rumah tangga mereka.
Tak terasa sudah dua jam mereka berbincang layaknya orang berkonsultasi namun sangat akrab dan hangat. Berliana segera ingat untuk kembali ke rumah. Sebab ia pergi dari rumah tanpa pamit langsung pada suaminya. Hanya meninggalkan memo kecil di dekat ranjang mereka.
"Saya pamit pulang dulu, Dok. Karena takutnya bila kelamaan di luar, nanti suami saya menuduh yang bukan-bukan. Terima kasih banyak Dok," ucap Berliana seraya berpamitan. Sebelumnya ia telah memakai hijab dan cadarnya serta kacamata hitamnya kembali secara sempurna guna menutupi luka-lukanya.
"Iya, sama-sama. Hati-hati di jalan sayang. Hubungi aku kapanpun kamu membutuhkan bantuanku. Dengan senang hati aku selalu ada untuk kalian," ucap Dokter Heni dengan lembut penuh kasih sayang seraya mengantarkan Berliana ke depan.
Sedangkan di kediaman Dion, suami Berliana ini cukup terkejut saat kembali ke rumah tak mendapati istrinya itu di kamar maupun di sudut manapun di rumahnya. Hanya ada memo kecil dari Berliana bahwa istrinya itu meminta izin keluar guna menenangkan diri sejenak.
Dion awalnya marah saat melihat istrinya tak ada di rumah. Terlebih pergi tanpa izin secara langsung. Tetapi akhirnya api kemarahan itu perlahan surut saat membaca memo singkat yang ditinggalkan Berliana dan melihat sarapan yang ia siapkan sebelumnya, semuanya sudah tandas. Yang ia yakini telah dimakan oleh istrinya.
Dan ia melihat koper Berliana juga masih ada di tempatnya. Yang artinya Berliana akan segera kembali ke rumahnya karena istrinya itu tidak kabur dari rumah.
Sempat berpikiran negatif menduga istrinya itu tak kuat dan memutuskan kabur dari rumah. Namun semua itu tidak terbukti. Apalagi tak berselang lama ia mendengar deru mobil Berliana memasuki kediamannya. Sebuah helaan nafas lega meluncur tanpa sadar dari bibirnya.
Ia menyibak celah korden di kamarnya dan melihat mobil Berliana memasuki garasi rumahnya. Dion pun bergegas turun ke bawah, ingin menyambut kedatangan istrinya.
Bersambung...
🍁🍁🍁
☘️vas*ektomi reversal : operasi prosedur pembatalan vas*ektomi (K B) pada pria. Akan sangat tepat dilakukan apabila jarak operasi vas*ektomi pertama dengan vas*ektomi reversal masih dalam jarak dekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Hulatus Sundusiyah
berliana sdh bertindak benar. smg cintamu bisa menyembuhkan suamimu.
2024-08-30
1
Fahmi Ardiansyah
jgn terlalu mencurigai istrimu terus.
2024-08-20
1
Fahmi Ardiansyah
emoga dewa mau di ajak terapi
2024-08-20
1