"Mas," sapa Berliana sedikit terkejut melihat suaminya telah berdiri di hadapannya. Ia berpikir Dion masih berada di kampus. Namun faktanya sudah ada di rumah. Tetapi saat tadi memasukkan mobilnya di garasi, ia tidak melihat mobil suaminya.
Berliana pun melangkah dengan berusaha tetap tersenyum walau hatinya sedikit cemas melihat raut wajah tak bersahabat yang ditampakkan oleh sang suami.
"Dari mana saja kamu jam segini baru pulang?" tanya Dion dengan sorot mata tajam dan suara yang cukup menakutkan.
Glug...
Berliana menelan saliva dalam-dalam. Ia berusaha tetap tenang. Sebab ia tahu dirinya juga salah tak sempat mengabari suaminya terlebih dahulu tadi usai dari apartemen.
"Aku tadi habis kuliah ke apartemen ambil barang dan juga mobilku. Bukankah Mas sudah tahu. Kan sebelumnya aku sudah minta izin. Mas kok cepat pulang? Apa rapatnya sudah selesai? Terus itu mobil Mas ke mana, kok enggak ada di garasi?" cecar Berliana.
"Suami tanya malah balik tanya !!" teriak Dion hingga membuat Berliana terkejut bukan kepalang mendengar teriakan suaminya.
"Maaf, Mas. Aku tadi habis dari apartemen mampir ke supermarket untuk belanja. Stok beberapa bahan di rumah belum ada terisi. Jadi aku mampir belanja sebentar tadi. Maaf untuk hal itu aku terlupa meminta izin sama Mas," cicit Berliana seraya menunduk meminta maaf. Ia tak berani melihat wajah suaminya.
"Paper bag apa itu?" tanya Dion seraya menunjuk paper bag warna pink yang ditenteng Berliana.
"Ini... ini... ehm_" ucapan Berliana dengan nada terbata-bata pun terpotong.
"Gagu kamu !! Jawab begitu saja enggak becus. Apa itu paper bag dari selingkuhan kamu?" tanya Dion membuat Berliana semakin terkejut dan merasa terpojok.
"Enggak, Mas. Aku enggak selingkuh. Aku cinta sama kamu. Enggak mungkin aku khianatin kamu, Mas. Percaya sama aku," jelas Berliana seraya memegang tangan Dion dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Kamu kira aku percaya begitu saja, hah!! Cuma laki-laki bodoh yang percaya sama omong kosongmu itu. Dasar wanita murahan !!" hardik Dion seraya menghempas tangannya yang semula dipegang oleh Berliana.
Seketika paper bag dari Hamid pun jatuh ke lantai dan terdengar suara pecahannya. Isinya keluar hingga berserakan di lantai. Kado berisi jam tangan couple mewah dengan harga puluhan juta rupiah itu pun hancur dibanting oleh Dion.
PLAKK !!
Sebuah tamparan panas melesat di pipi Berliana. Ia pun menangis tersedu-sedu dan berlutut di kaki Dion guna meminta maaf pada suaminya itu. Ia berusaha menjelaskan pada Dion agar tidak salah paham.
"Aku enggak selingkuh, Mas. Baik dengan Hamid atau lelaki manapun. Cuma kamu yang aku cinta. Tadi, aku enggak sengaja bertemu dia. Dan Hamid ngasih kado itu sebagai ucapan selamat atas pernikahan kita. Maaf jika aku salah karena menerima kado tersebut. Aku mohon percaya padaku," ucap Berliana berusaha menjelaskan apa yang terjadi.
"Kamu harus aku beri pelajaran. Aku enggak suka dengan istri yang genit sama lelaki lain. Sini kamu !!" bentak Dion seraya menjambak rambut Berliana dan menyeret istrinya secara kasar menaiki tangga dan masuk ke kamar mereka.
BRAKK !!
BUGH !!
Pintu tertutup secara kasar setelah dibanting oleh Dion. Tubuh Berliana dihempas sembarangan ke atas ranjang. Dion pun bergegas melangkah menuju lemarinya dan mengeluarkan tali tampar.
Berliana kaget bukan main melihat aksi suaminya yang diluar nalarnya itu. Ia masih belum bisa mencerna apa yang akan dilakukan sang suami padanya.
Dion menyatukan kedua kaki Berliana dan mengikat kuat dengan tali. Sedangkan kedua tangan istrinya itu, ia rentangkan dan diikat pada tiang penyangga ranjang mereka dengan tali juga.
Dion melepaskan ikat pinggang yang tersemat di celana panjang yang ia kenakan.
Cetass !!
Cetass !!
Cetass !!
"AARGHH SAKIT !!" teriak Berliana saat cambukan dari ikat pinggang suaminya itu tiba-tiba mendarat pada tubuhnya.
Jiwa sadismenya mencuat seketika. Terlebih didominasi dengan cemburu tak kasat mata. Dan saat ini, melihat istrinya itu menangis dan menjerit kesakitan semakin mengobarkan jiwa sadismenya hingga berapi-api untuk berbuat lebih.
SREEKK...
Suara sobekan kasar yang dilakukan oleh Dion pada kemeja Berliana, membuat tubuh sang istri seketika polos bagian atas. Dan dengan satu tarikan kasar tangannya, membuat penutup kedua benda putih mulus berbentuk bulat kesukaan para lelaki itu pun terpampang nyata di depannya.
Ga*irahnya seketika muncul dan menggebu. Ia pun mencium secara kasar bibir Berliana yang masih bengkak akibat ulahnya kemarin. Kini semakin menjadi dan darah yang sudah mengering di bibir istrinya kini kembali muncul.
Berliana berusaha menolak dengan menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Namun hal itu sia-sia. Sebab tenaga suaminya sangat kuat. Ia hanya bisa meraung sekuat tenaga yang tersisa dan menangis. Ia tak menyangka suaminya akan semarah ini padanya hanya karena Hamid tanpa sengaja bertemu dengannya.
Ketika bibirnya dilepaskan suaminya dan beralih pada area lainnya. Seketika...
"AAAAA... SAKIT MAS !!"
"Papa-Mama. Tolong aku !!" teriak Berliana kala suaminya menggigit dengan keras pucuk merah jambunya. Dion yang pertama kali merasakan hal berbeda pada tubuh Berliana bila dibandingkan dengan ketiga mantan istrinya terdahulu, dibuat gelap mata.
Sungguh melenakan baginya. Tetapi tidak bagi Berliana. Hanya ada rasa sakit, perih, ketakutan dan syok. Tubuh bagian atasnya seakan hancur dan terkoyak. Tiba-tiba pandangannya buram dan melemah. Matanya terpejam dan suara tangisan serta jeritannya menghilang. Pingsan.
Ketika Dion tengah asyik melakukan euforia sadismenya pada tubuh bagian atas istrinya bak bayi ganas tengah menyuusu, ia pun menghentikannya saat tersadar telinganya tak lagi mendengar jeritan atau suara istrinya yang menangis meminta ampun.
Deg...
🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Herma Wati
itulah akibatnya klu nggak nurut sama orang tua
2025-02-05
1
Danny Muliawati
laporin aza SM PP Arjuna ada KDRT
2025-01-22
1
Leni
cinta buta ngk dengar ortu ngomong
2024-11-17
0