Selepas kepergian sang ibu meninggalkan kamar pengantinnya, Berliana bergegas memasuki kamar mandi. Ia sudah merasa gerah dan berkeringat. Ingin sekali berendam dengan aroma terapi lavender kesukaannya yang selalu membuatnya rileks.
Kini dirinya sudah dalam keadaan polos dan berendam dalam bathtub. Matanya terpejam sambil mendengarkan lagu favoritnya yang berjudul Beautiful in White by Westlife.
"Eugh... rileksnya. Malam pertama. Apa malam ini Mas Dion langsung meminta haknya? Kenapa aku jadi gugup begini, sih!" gerutu Berliana.
Akhirnya ia segera bangkit dari bathtub dan membilas dirinya di bawah guyuran shower lalu mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Di depan wastafel kamar mandi, ia kembali gugup dan bimbang guna urusan memilih lingerie.
"Pakai warna merah atau hitam ya?"
"Ishh... kenapa makin deg-deg an begini sih! Padahal tadi enggak," gumam Berlina seraya mondar-mandir tidak jelas di depan kaca area wastafel sambil menenteng dua buah lingerie tersebut di tangannya.
"Ehm, yang hitam saja deh. Biar kontras sama warna kulitku yang putih. Siapa tahu Mas Dion semakin terpesona padaku jadi langsung jatuh cinta," ucap Berliana bermonolog sendiri seraya tersenyum.
Akhirnya ia pun memilih dan memakai lingerie warna hitam guna merayakan cinta di atas peraduan untuk momen malam pertamanya dengan Dion yang kini sudah sah menjadi suaminya. Tak lupa ia merias wajahnya dengan make up tipis sehingga terlihat lebih segar dan juga parfum kesukaan suaminya.
Berharap Dion luluh dan menjadi suami idamannya setelah ini. Sebab ia hanya memiliki waktu satu tahun agar pernikahan ini tetap berlanjut. Jika tidak, maka Dion akan menceraikan dirinya. Tentu saja ia tidak mau hal itu sampai terjadi.
Sebab dirinya sangat mencintai Dion sejak pertama kali berjumpa di kampusnya. Lelaki itu banyak didekati kaum hawa baik dosen wanita maupun para mahasiswi di kampusnya.
Tetapi sikap dingin dan acuh selalu ditunjukkan Dion pada mereka semua. Hal itu semakin menarik perhatian bagi seorang Berliana yang tak pernah jatuh cinta sebelumnya.
Melihat hal itu akhirnya membuat Berliana sangat mencintai sosok Dion yang ia yakini adalah lelaki yang hangat dan memang tak mudah jatuh cinta pada sembarang orang.
Dan akhirnya kesepakatan itu pun terjadi. Jangka waktu satu tahun harus betul-betul dimanfaatkan oleh Berliana sebelum nantinya berakhir. Jika gagal, ia akan kehilangan orang yang sangat dicintainya itu.
Ceklek...
Derit pintu kamar mandi terbuka, Berliana cukup terkejut melihat suaminya sudah berada di dalam kamar. Ia pikir sang suami masih sibuk berada di luar. Namun ternyata tidak.
"Mas, kamu sudah segeran. Habis mandi dari kamar sebelah ya? Wah bunganya cantik. Bunga dari siapa, Mas?" tanya Berliana yang tersenyum sumringah seraya perlahan menuju ranjang tempat suaminya duduk. Kedua tangan Dion tengah memegang buket bunga mawar merah dengan ukuran yang cukup besar.
"Apa kamu masih berhubungan dengan Hamid?" tanya Dion dengan suara yang terdengar menyeramkan. Seketika membuat tubuh Berliana meremang ketakutan.
"Enggak, Mas. Memangnya kenapa?" jawab Berliana jujur.
"Jangan bohong !!" bentak Dion dan buket bunga mawar itu pun terlempar ke tembok hingga vasnya pecah.
PYARR !!
"Aaaaa..." jerit Berliana terkejut melihat kemarahan suaminya di saat malam pertama mereka. Alhasil vas bunga itu pun pecah hingga isinya berserakan di lantai kamar pengantin.
PLAKK !!
Sebuah tamparan panas tiba-tiba melesat di pipi kiri Berliana. Cap lima jari pertama yang mendarat di wajahnya. Bukan dari orang tuanya melainkan dari lelaki yang ia cintai sepenuh hati yang baru saja resmi menjadi suaminya.
"Aku cinta sama kamu, Mas. Aku enggak ada hubungan apapun sama Mas Hamid. Kami hanya sempat berkenalan dan bertemu beberapa kali. Itu pun jauh sebelum aku dan Mas Dion saling dekat dan akhirnya menikah," jawab Berliana jujur dengan mata yang sudah berkaca-kaca seraya tangannya memegang pipinya yang tengah sakit akibat tamparan dari suaminya.
"Hiks...hiks...hiks... aku berkata sejujur-jujurnya, Mas. Enggak mungkin aku bohongin kamu," tangis Berliana semakin pecah.
"Ini buktinya kalian masih berhubungan. Buat apa coba seorang lelaki single yang jelas-jelas tahu wanita itu sudah berstatus istri pria lain, justru telepon si wanita saat malam pengantin? Coba kalau aku enggak masuk ke kamar lebih awal, pasti kalian berdua sibuk bermesraan di telepon. Bahkan mungkin lebih parahnya lagi bisa main V C S. Benar kan?" tuding Dion semakin memojokkan Berliana seraya melempar ponsel yang memang ada 2x panggilan tak terjawab dari kontak Hamid.
Deg...
Berliana terkejut bukan main saat melihat ponsel pribadinya. Ia tak menyangka akan ada kesalahpahaman antara dirinya dengan suaminya saat malam pertama mereka. Ia baru mengetahui sisi lain dari diri suaminya yakni temperamen. Tiba-tiba...
"ARRGGHH... Sakit, Mas." Berliana seketika mengerang kesakitan kala dagunya dicengkeram secara kasar oleh Dion. Lalu dihempaskan hingga tubuhnya terjatuh di atas ranjang.
"Sial !!" umpat Dion kesal. Lalu ia pun pergi keluar kamar meninggalkan Berliana yang tengah menangis tersedu-sedu dengan menahan nyeri atas beberapa memar di wajahnya.
Bersambung...
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
werdi kaboel
suami kog teganya menampar dan membentak istri yg br aja di nikahin.
mau balas dendam knp istri yg jadi sasarannya.
2024-11-12
0
Danny Muliawati
mana ada yg tahan punya suami pe marah ... sabar yah binar
2025-01-20
1
Dewa Rana
sadiss
2024-11-16
0