Bab 5 - Pulang ke Bandung

Keesokan paginya, Dion dan Berliana berpamitan pada Arjuna dan Bening serta anggota keluarga lainnya termasuk Eyang Lina dan ketiga adik Berliana yang ada di hotel.

Dion beralasan hanya mengambil cuti singkat sebab jadwal mengajar masih sangat padat. Kuliah Berliana juga masih harus masuk. Sebagai suami, ia tidak mau istrinya itu lalai akan tugasnya sebagai mahasiswi yang sebentar lagi akan menghadapi KKN hingga skripsi demi segera lulus kuliah.

Tetapi pada kenyataannya memang begitu adanya. Otomatis keduanya tidak bisa bepergian untuk berbulan madu dalam waktu dekat ini.

Bening sangat memahami keinginan pengantin baru tersebut. Dirinya pernah menikah muda tentu saja ingin selalu berdua dengan pasangan sangat diharapkan oleh pasangan pengantin baru.

"Titip Berliana ya Nak Dion. Jika nantinya Berliana melakukan kesalahan dan sebagai suami, kamu sudah tidak mencintainya lagi, tolong jangan pernah lukai atau sakiti putriku. Sampaikan hal itu apa adanya pada kami berdua selaku orang tua Berliana. Kamu bisa menyerahkan kembali putri kami ke rumah atau kami yang akan menjemputnya di Bandung. Nanti kami yang akan mendidik kembali dirinya agar bisa menjadi manusia dan istri yang lebih baik di masa depan," cicit Bening terdengar sendu sebab pertama kalinya ia akan melepas Berliana pada orang lain.

Walaupun selama ini Berliana kuliah di Bandung sedangkan ia dan suaminya menetap di Jakarta, setiap hari komunikasi antara orang tua dan anak tersebut terjalin begitu intens dan sangat dekat. Bahkan seminggu sekali Bening selalu datang ke apartemen Berliana di Bandung baik dengan sang suami maupun sendirian kala Arjuna tengah sibuk bertugas.

"Iya, Ma. Dion pasti jaga Berliana dengan baik. Doakan semoga pernikahan kami langgeng selalu," ucap Dion dengan sopan di hadapan keluarga Bening dan Arjuna.

"Amin..." jawab mereka serempak.

"Hati-hati di jalan ya sayang. Jangan lupa kalau libur atau ada waktu senggang, kalian tengokin eyang di Jogja. Semoga kalian berdua segera memberi cicit buat eyang," ucap Eyang Lina, Ibunda Arjuna.

"Ah, eyang. Baru nikah kemarin, sudah minta cicit. Masih belum jadi," bisik Berliana berusaha tersenyum di depan keluarganya.

Berliana memakai masker di wajahnya sehingga memar di bagian dagu dan pipinya yang terdapat bekas tamparan semalam dari suaminya itu tidak terlihat. Dan juga ia berusaha tutupi dengan make up.

Sebelumnya juga dirinya dan Dion tidak ikut sarapan bersama di restoran hotel. Keduanya sarapan di kamar dengan dalih bangun kesiangan. Padahal faktanya Berliana sengaja tak turun untuk sarapan bersama khawatir keluarganya mengetahui jejak K D R T dari suaminya di wajahnya.

"Ya sudah segera dijadikan. Biar eyang masih bisa menimang cicit sebelum Tuhan memanggil," ucap Eyang Lina.

"Ih... gak boleh bicara begitu eyang. Pokoknya eyang harus sehat terus sampai aku punya banyak anak nantinya. Jadi di hari tua eyang bisa senang main sama banyak cicitnya. Bener enggak, Mas?" celetuk Berliana seraya menatap suaminya dengan memberi kode agar terlihat kompak.

"Be_tul. Betul sayang," jawab Dion dengan terbata-bata.

Deg...

Mendadak wajah Dion sedikit pucat saat Berliana membahas tentang anak. Karena ada satu rahasia yang ia sembunyikan pada Berliana terkait mengenai anak selama pernikahan mereka nantinya.

"Semoga dia tidak pernah tahu akan hal itu," batin Dion.

Sejak tadi Arjuna dan Brahma hanya diam sambil melanjutkan acara sarapan mereka. Telinga mereka mendengarkan dengan seksama percakapan dan interaksi yang terjadi di sekitarnya. Binar dan Bisma tengah asyik main game di ponsel masing-masing.

Arjuna sempat melirik raut wajah menantunya itu yang mendadak terkejut saat membahas masalah kehadiran buah hati atau anak. Padahal dalam pernikahan sudah sewajarnya untuk mendapatkan keturunan guna meneruskan garis keluarga.

Arjuna tahu selama pernikahan menantunya itu dengan ketiga mantan istrinya terdahulu tak ada satupun yang menghasilkan seorang anak. Dan pernikahan tersebut semuanya hanya bertahan beberapa bulan saja. Tidak ada yang lebih dari satu tahun.

Hal ini membuatnya semakin pelik memikirkan sosok menantunya itu yang ia anggap sangat misterius.

"Kenapa wajah dia seakan familiar. Tapi siapa? Argghh..." batin Arjuna.

Akhirnya acara pamitan secara kata-kata tersebut usai dan kini menyisakan tangisan saat pelukan perpisahan itu terjadi di lobby hotel.

"Ma, aku sama Mas Dion pamit dulu. Semoga Papa dan Mama sehat selalu. Jangan lupa kabari Berliana kalau mau ke Bandung biar aku jamu," ucap Berliana seraya sesenggukan memeluk ibunya.

"Hiks...hiks...hiks... jaga diri baik-baik ya sayang. Dan selalu ingat pesan Mama yang semalam," bisik Bening sambil membalas pelukan erat dari putri sulungnya itu.

"Sudah, Ma. Putrimu itu mau tinggal sama suaminya di Bandung. Kan rumah mereka enggak jauh dari apartemen Berliana. Nanti kita masih bisa tengok ke Bandung kalau kangen. Putrimu bukan mau berangkat perang. Jadi gak perlu ditangisin. Kan pernikahan ini dia juga yang mau," jawab Arjuna tajam.

"Papa. Enggak boleh begitu. Bagaimanapun juga Mama yang ngelahirin Berliana. Pastinya melepas anak seperti ini membuat Mama sedih. Wajar dong Pa," cicit Bening mendengus sebal pada suaminya.

"Hem," jawab Arjuna singkat.

"Kami pamit dulu. Assalamualaikum..." ucap Dion dengan sopan guna berpamitan pada semuanya.

"Waalaikumsalam..." jawab mereka serempak.

"Hati-hati di jalan. Jangan ngebut kalau enggak mau SIMmu aku cabut," ucap Arjuna seraya menatap tajam Dion.

"Beres, Pa." Dion pun menjawab dengan tersenyum sopan pada mertuanya itu. Walaupun sejak tadi Arjuna memandangnya dengan tatapan tajam. Hal itu tidak mempengaruhinya sama sekali.

Mobil Berliana dan Dion melaju meninggalkan Ibukota Jakarta menuju ke kota Bandung.

"Mas, malam ini kita nginap di hotel atau ke mana enaknya?" tanya Berliana seraya tersenyum berusaha melupakan kejadian semalam.

"Di rumah saja. Lagipula masih banyak hal yang perlu kita bereskan di rumah. Besok juga sudah masuk kuliah," jawab Dion seraya menatap lurus ke depan. Ia tetap fokus menyetir mobil tanpa melirik istrinya sama sekali yang duduk cantik di sebelahnya.

"Yah, di rumah. Padahal kita belum malam pertama," cicit Berliana sengaja menggoda untuk mencairkan suasana.

Deg...

Jantungnya mendadak berdetak cukup kencang sekaligus gelisah membahas masalah malam pertama dengan Berliana. Semalam dirinya sengaja keluar kamar cukup lama setelah marah pada istrinya itu akibat masalah Hamid. Sehingga keduanya tak jadi melewati malam pertama di hotel.

Namun sepertinya hal ini tidak bisa terus ia hindari. Berdekatan dengan gadis cantik seperti Berliana yang selalu rutin merawat diri dan cantik dari lahir, membuat lib*idonya naik turun dengan sendirinya.

Dia adalah lelaki normal yang tentu saja berhasrat jika melihat wanita cantik. Terlebih semalam Berliana memakai lingeri yang cukup se*xy. Beruntung semalam ia tidak menuntaskan hasratnya pada Berliana. Dan memilih beranjak tidur di sofa saat Berliana sudah tertidur pulas dan kembali ke ranjang sebelum istrinya itu terbangun.

"Huft... sepertinya aku harus rajin kontrol ke dokter jika seperti ini terus," batin Dewa.

Bersambung...

🍁🍁🍁

*KKN \= Kuliah Kerja Nyata.

Note :

Ada beberapa segmen aku menulis dengan sebutan Dion dan ada segmen di mana aku menulis dengan sebutan Dewa. So, pembaca setiaku jangan bingung ya. Mereka adalah orang yang sama. Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Danny Muliawati

Danny Muliawati

siapa sih yg sdh men doktrin Dion/ Dewa yg memutar balikin fakta

2025-01-20

1

bibuk duo nan

bibuk duo nan

Dion bukan nama aslinya kah thor

2024-12-10

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

Dewa se pinter-pinternya kamu menutup diri mu, mertua mu, itu Reserse pasti keciduk kamu. 😡

2024-09-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Pernikahan Mewah
2 Bab 2 - Perjanjian Pernikahan
3 Bab 3 - Tamparan
4 Bab 4 - Dewa Anggara
5 Bab 5 - Pulang ke Bandung
6 Bab 6 - Aku Menginginkanmu
7 Bab 7 - Menu Pembuka
8 Bab 8 - Frustasi
9 Bab 9 - Tabir Masa Lalu Part 1
10 Bab 10 - Tabir Masa Lalu Part 2
11 Bab 11 - Tabir Masa Lalu Part 3
12 Bab 12 - Anak ?
13 Bab 13 - Rutinitas di Kampus
14 Bab 14 - Terbakar Api Cemburu Tak Kasat Mata
15 Bab 15 - Papah-Mamah, Tolong Aku !
16 Bab 16 - Ada Apa Dengan Suamiku ?
17 Bab 17 - Istriku Tidak Selingkuh
18 Bab 18 - Terpaksa Menutupinya
19 Bab 19 - Menangislah
20 Bab 20 - Konsultasi
21 Bab 21 - Ketahuan
22 Bab 22 - Perubahan Berliana
23 Bab 23 - Menggoda Suami
24 Bab 24 - Test Drive
25 Bab 25 - Belum Sembuh
26 Bab 26 - KKN
27 Bab 27 - Janda Dua Kali
28 INPO RECEH
29 Bab 28 - Pengabdian di Desa Tapal Batas
30 Bab 29 - Mengambil Langkah Seribu
31 Bab 30 - Menguak Tabir
32 Bab 31 - Pertemuan Rahasia
33 Bab 32 - Cinta dan Takdir
34 Bab 33 - Ruang Kerja
35 PROMO KARYA BARU
36 Bab 34 - Duda Tanpa Malam Pertama
37 Bab 35 - Liburan
38 Bab 36 - Demi Istriku
39 Bab 37 - Sayang ?
40 Bab 38 - Upah Jadi Joki
41 Bab 39 - Hukuman
42 Bab 40 - Dua Wanita Cantik Merajuk
43 Bab 41 - Siapa Dia?
44 Bab 42 - Pura-Pura Hamil
45 Bab 43 - Menantu Megalodon
46 Bab 44 - Kedatangan Seseorang
47 Bab 45 - Penuh Ketegangan
48 Bab 46 - Darah ?
49 Bab 47 - Ulah Siapa ?
50 Bab 48 - Menguak Tabir Sebenarnya
51 Bab 49 - Saya Suaminya
52 Bab 50 - Dibuat Tak Berkutik
53 Bab 51 - Siuman
54 Bab 52 - Tak Mau Bertemu
55 Bab 53 - Penjelasan
56 Bab 54 - Mimpi Indah
57 Bab 55 - Kepergian Berliana
58 Bab 56 - Empat Bulanan
59 Bab 57 - Mertua vs Menantu
60 Bab 58 - Gelayut Mendung
61 Bab 59 - Kritis
62 Bab 60 - Buka Puasa
63 Bab 61 - Bahagia Bersama (Ending)
64 PROMO KARYA BARU
65 PROMO KARYA BARU
66 PROMO KARYA BARU
67 Launching Novel Baru
68 Promo Novel Baru
69 PROMO KARYA BARU
70 PROMO KARYA BARU
71 PROMO KARYA BARU
72 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 - Pernikahan Mewah
2
Bab 2 - Perjanjian Pernikahan
3
Bab 3 - Tamparan
4
Bab 4 - Dewa Anggara
5
Bab 5 - Pulang ke Bandung
6
Bab 6 - Aku Menginginkanmu
7
Bab 7 - Menu Pembuka
8
Bab 8 - Frustasi
9
Bab 9 - Tabir Masa Lalu Part 1
10
Bab 10 - Tabir Masa Lalu Part 2
11
Bab 11 - Tabir Masa Lalu Part 3
12
Bab 12 - Anak ?
13
Bab 13 - Rutinitas di Kampus
14
Bab 14 - Terbakar Api Cemburu Tak Kasat Mata
15
Bab 15 - Papah-Mamah, Tolong Aku !
16
Bab 16 - Ada Apa Dengan Suamiku ?
17
Bab 17 - Istriku Tidak Selingkuh
18
Bab 18 - Terpaksa Menutupinya
19
Bab 19 - Menangislah
20
Bab 20 - Konsultasi
21
Bab 21 - Ketahuan
22
Bab 22 - Perubahan Berliana
23
Bab 23 - Menggoda Suami
24
Bab 24 - Test Drive
25
Bab 25 - Belum Sembuh
26
Bab 26 - KKN
27
Bab 27 - Janda Dua Kali
28
INPO RECEH
29
Bab 28 - Pengabdian di Desa Tapal Batas
30
Bab 29 - Mengambil Langkah Seribu
31
Bab 30 - Menguak Tabir
32
Bab 31 - Pertemuan Rahasia
33
Bab 32 - Cinta dan Takdir
34
Bab 33 - Ruang Kerja
35
PROMO KARYA BARU
36
Bab 34 - Duda Tanpa Malam Pertama
37
Bab 35 - Liburan
38
Bab 36 - Demi Istriku
39
Bab 37 - Sayang ?
40
Bab 38 - Upah Jadi Joki
41
Bab 39 - Hukuman
42
Bab 40 - Dua Wanita Cantik Merajuk
43
Bab 41 - Siapa Dia?
44
Bab 42 - Pura-Pura Hamil
45
Bab 43 - Menantu Megalodon
46
Bab 44 - Kedatangan Seseorang
47
Bab 45 - Penuh Ketegangan
48
Bab 46 - Darah ?
49
Bab 47 - Ulah Siapa ?
50
Bab 48 - Menguak Tabir Sebenarnya
51
Bab 49 - Saya Suaminya
52
Bab 50 - Dibuat Tak Berkutik
53
Bab 51 - Siuman
54
Bab 52 - Tak Mau Bertemu
55
Bab 53 - Penjelasan
56
Bab 54 - Mimpi Indah
57
Bab 55 - Kepergian Berliana
58
Bab 56 - Empat Bulanan
59
Bab 57 - Mertua vs Menantu
60
Bab 58 - Gelayut Mendung
61
Bab 59 - Kritis
62
Bab 60 - Buka Puasa
63
Bab 61 - Bahagia Bersama (Ending)
64
PROMO KARYA BARU
65
PROMO KARYA BARU
66
PROMO KARYA BARU
67
Launching Novel Baru
68
Promo Novel Baru
69
PROMO KARYA BARU
70
PROMO KARYA BARU
71
PROMO KARYA BARU
72
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!