Bab 12 - Anak ?

Seketika matanya terbuka dengan nafas yang memburu. Kepingan hitam itu terus menghantuinya. Luka di hatinya belum sembuh karena tak menemukan obatnya.

Setelah kematian Rommy, dirinya berhasil masuk ke negeri tetangga dengan cara ilegal. Teman Rommy yang bernama Zaky membantunya selama tinggal di luar negeri.

Dewa tinggal di panti asuhan namun terkadang berpindah-pindah panti. Itu hanya terjadi di setahun awal kepindahannya di negeri tersebut guna menghindari pengecekan petugas.

Setelah berhasil lulus kuliah pada jurusan hukum dan menjadi sarjana, Dewa pun kembali ke desa dekat tapal batas, tempat ia dibesarkan Rommy. Pundi-pundi hartanya cukup berlimpah setelah berhasil menjual saham yang ia punya hasil jerih payahnya yang ia kumpulkan selama kuliah. Dan penjualan tersebut mendatangkan keuntungan besar untuknya daripada saat ia membelinya.

Di desa itulah ia menikah pertama kali dengan Arumi, gadis yatim piatu di desa tersebut. Dan pada akhirnya ketiga pernikahannya harus kandas karena sifat sadismenya membuat tubuh mereka penuh luka.

Setelah melakukan terapi pada dokter kejiwaan, barulah ia memutuskan pindah ke Jawa dan menetap di kota Bandung. Kota yang tanpa sengaja mempertemukan dirinya dengan orang-orang di masa lalunya yang ia anggap telah menghancurkan keluarganya.

☘️☘️

Tanpa sadar jam sudah menunjukkan pukul empat pagi, Berliana menggeliat dan terbangun. Dalam temaram redup cahaya lampu tidur yang menemani mereka, ia melihat suaminya melamun dan ada riak-riak kecil membasahi pipinya.

"Mas Dion menangis? Kenapa ya?" batin Berliana terkejut.

Bergegas tubuhnya sedikit bangun dan condong ke arah suaminya lalu tangan lentiknya menghapus pipi suaminya yang sedikit basah tersebut.

"Mas, Mas kenapa nangis? Apa mimpi buruk, hem?" cicit Berliana yang penuh perhatian itu langsung memeluk tubuh Dion usai menghapus air mata suaminya.

"Enggak. Cuma keinget mendiang orang tua Mas saja. Kamu sangat beruntung masih punya keluarga yang lengkap. Sedangkan Mas_" ucapan Dion langsung terpotong oleh ciuman sekilas di bibirnya dari sang istri.

Cup...

"Ikhlaskan, Mas. Kata Papa, semua ciptaan Tuhan pasti akan kembali padaNya jika memang sudah atas kehendak Sang Pencipta. Seperti Kakek Jenderal yang dipanggil Tuhan saat usianya masih 53 tahun dan enggak sempat melihat kami semua cucu-cucunya. Kita pun semua akan kembali padaNya. Hanya menunggu giliran saja untuk dipanggil. Semua sudah takdir. Dan manusia yang hanya sebutir pasir, tidak bisa melawan takdir dari Sang Pencipta. Jadi selama menunggu giliran, harus banyak berbuat baik supaya di sana bahagia dan bisa berkumpul bersama keluarga kita," tutur Berliana seraya masih memeluk suaminya.

Berliana tahu bahwa kedua orang tua Dion meninggal dunia. Namun Dion mengatakan orang tuanya meninggal karena sakit. Lalu ia ikut kerabatnya yang bekerja di luar negeri. Kemudian tanpa sengaja mereka terpisah di jalan. Akhirnya ia tinggal di panti asuhan di negeri tetangga berkat bantuan orang baik.

Hal itu sengaja Dion ceritakan saat Berliana serius ingin menikah dengannya. Ia belum bisa secara terbuka menceritakan kisah sebenarnya tentang keluarganya pada Berliana.

Terlebih hatinya masih terbelenggu dengan dendam yang tak kunjung padam. Padahal dendam tersebut pada faktanya tak berdasar dan salah sasaran. Hanya karena kamuflase pihak ketiga yang membenci Arjuna. Menjadikan Dewa alias Dion sebagai pion balas dendamnya.

"Benar begitu?" gumam Dion bertanya lirih yang masih di dengar oleh Berliana.

"Tentu saja sayangku. Jika kita banyak dosa nantinya di sana enggak bisa kumpul lagi sama keluarga gimana coba? Mau?" tanya Berliana seraya mengangkat pandangannya pada wajah suaminya.

Dion hanya menggelengkan kepalanya. Tentu saja ia tak mau. Ia sangat rindu keluarganya dan ingin berkumpul bersama mereka semua ketika sudah berada di akhirat.

"Nah, jadi selama di dunia ini Mas harus banyak berbuat baik terutama padaku, hehe..." cicit Berliana seraya tersenyum menampilkan deretan giginya khas anak kecil.

"Nakal. Itu maunya kamu," ucap Dion tersenyum tipis seraya mencubit hidung istrinya.

"Auchh... Mas. Jangan cubit hidungku nanti jadi Pinokio !" keluh Berliana.

"Biarin. Biar enggak ada yang naksir lagi sama kamu," ucap Dion tanpa sadar.

"Cie... sudah jatuh cinta nih sama aku. Sampai enggak boleh ada yang lain yang naksir aku nih," ledek Berliana.

"Tau ah. Yuk mandi terus siap-siap ke kampus. Nanti kalau masih keelon begini terus, yang ada matahari sudah setinggi galah baru nyadar mau ke kampus," ucap Dion.

"Tunggu dulu, Mas." Berliana tiba-tiba menarik tangan suaminya yang akan beranjak dari tempat tidur.

"Ada apa lagi?" tanya Dion.

"Yang tadi aku omongin itu benar, Mas. Walaupun aku enggak kenal keluarga Mas bagaimana, tapi aku yakin mereka orang baik. Dan putranya ini pasti orang baik juga. Aku punya cita-cita agar kelak kita, anak-anak, sama keluarga besar kita berdua bisa berkumpul dan bahagia di JannahNya. Mas mau kan seperti itu?"

Deg...

"Anak?" batin Dion.

Mendadak jantungnya berdegup kencang tak karuan. Saat Berliana menyebut kata Anak. Sebab satu rahasia yang belum diketahui Berliana. Bahwa dirinya melakukan Vase*ktomi secara diam-diam.

Seminggu sebelum pernikahan, Dion mendatangi dokter untuk berkonsultasi dan akhirnya jalan Vasektomi ia tempuh. Sebab ia belum menginginkan anak dalam pernikahannya dengan Berliana. Terlebih dirinya sendiri belum sembuh dari sadismenya.

Entah bagaimana nantinya jika hal krusial ini diketahui oleh Berliana. Padahal istrinya ini sangat menginginkan anak dalam pernikahan mereka.

Bersambung...

🍁🍁🍁

*Vase*ktomi adalah operasi kecil yang dilakukan untuk mencegah transportasi spe*rma pada tes*tis dan pen*is dengan harapan air m@ni yang keluar ketika eja*kulasi tidak lagi mengandung sel spe*rma.

Jadi ini semacam K B bagi pria ya guys untuk mencegah kehamilan pasangannya. Semoga dipahami^^

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***