Tak lama, kehidupan yang dijalani Dewa di wilayah tapal batas sangat tak mudah. Terlebih dengan status Rommy yang buron. Mereka bertiga pindah dari satu daerah ke daerah yang lain. Dan beberapa hari tinggal di sana, Titin yakni Ibunda Dewa menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan emosi dan jiwa.
Sering menangis memanggil-manggil Dimas. Bahkan kadang berteriak histeris secara tidak jelas hingga memecahkan barang-barang di gubuk yang menjadi tempat tinggal sementara mereka. Karena keterbatasan fasilitas kesehatan yang ada di wilayah tapal batas, akhirnya Titin dibawa oleh dokter kenalan Rommy ke wilayah kota besar.
Hingga pada akhirnya Dewa begitu terguncang mendengar kabar bahwa ibunya meninggal dunia akibat gantung diri di rumah sakit jiwa. Dewa menangis sejadi-jadinya dan meminta pada Rommy membawa dirinya kepada ibunya.
Ia ingin melihat ibunya untuk terakhir kalinya. Dan keinginan terakhirnya agar sang ibu bisa dikebumikan di samping makam Dimas.
Rommy tak bisa menuruti permintaan Dewa sepenuhnya karena statusnya masih buron. Ia bersedia mengatur pemakaman Titin sesuai yang diinginkan Dewa tetapi untuk kembali ke Jawa dalam situasi seperti ini masih belum bisa.
Dewa pun akhirnya mengerti dan pasrah. Ia dan Rommy pergi ke rumah sakit jiwa tersebut melihat mendiang ibunya untuk yang terakhir kalinya. Setelah itu ibunya dibawa oleh petugas medis yang sudah Rommy bayar secara khusus guna mengurus pemakaman di Garut.
Semua sudah Rommy atur sedemikian rupa agar tidak ada curiga dan jika pun ada pihak lain bertanya maka petugas medis tersebut sudah siap dengan alibinya sehingga jejak pelarian dirinya bersama Dewa tidak dapat diketahui atau dilacak oleh siapapun.
Selepas kepergian Titin, hidup keduanya semakin berat terutama bagi Dewa. Ia harus ikut Rommy bekerja sebagai buruh di perkebunan kelapa sawit. Dan tak jauh dari tempat mereka bekerja, ada sebuah warung remang-remang. Dan untuk mendapatkan biaya tambahan hidup, Rommy menjadi muci*kari di sana.
Setiap malam Dewa selalu melihat adegan demi adegan yang seharusnya tak pantas dilihat oleh bocah seumuran dirinya. Bahkan saat tidur di salah satu kamar di sana, ia harus mendengar suara-suara laknat yang tak pantas ia dengarkan dari sepasang manusia yang tengah mencari kenikmatan. Rommy baru mengajak kembali ke gubuknya menjelang pagi setelah para bunga malam selesai bertugas.
☘️☘️
Delapan tahun kemudian.
Malam pekat di warung remang-remang. Seorang wanita cantik yang molek mendekati Dewa yang tengah mencuci piring di warung tersebut.
"Hai boy, kamu di sini rupanya. Sudah makan?" tanya salah satu kupu-kupu malam yang bernama Bunga.
"Sudah Tante," jawab Dewa seraya kedua tangannya masih meneruskan mencuci piring.
"Jam segini kok belum tidur. Apa besok enggak sekolah?" tanya si Bunga.
"Sekolah Tante, di sekolah terbuka di ujung desa. Ini ngumpulkan uang dulu biar bisa masuk sekolah yang lebih bagus," jawab Dewa apa adanya.
"Haduh! Kalau kamu cuma ngandalkan dari buruh cuci piring sama bantu Om kamu di perkebunan sebagai pekerja lepas harian, mana cepat kumpul uangnya. Kerja lain saja yang cepat dapat uang banyak. Mau enggak?" ajak Bunga.
"Memangnya kerja apaan, Tante?" tanya Dewa.
"Kerjanya gampang, cuma nemenin pelanggan wanita kelas atas yang usianya hampir sama kayak si Emak," jawab Bunga.
*Emak : muci*kari perempuan di warung remang-remang tersebut yang berusia lima puluh tahun nan ke atas.
"Hah, nemenin gimana Tan?" tanya Dewa penasaran.
"Nemenin main di dalam kamar. Mereka banyak duit. Nanti selain dapat pokoknya, kamu bisa dapat tips yang gede biar cepat kumpul uang buat kamu sekolah yang bagus. Kamu coba dulu nanti kalau sekali berhasil pasti kamu dapat uang banyak mau nambah lagi," cicit Bunga.
"Tapi nanti Om gimana?" tanya Dewa.
"Om kamu pasti ngizinin kok. Percaya sama Tante. Kebetulan besok ada klien. Dia pasti cocok sama kamu. Mau ya?"
"Ya sudah, Tan. Kalau Om memang sudah kasih izin. Aku mau coba," jawab Dewa yang akhirnya membuat Bunga tersenyum penuh makna karena rencananya berhasil memanfaatkan remaja polos nan ingusan tersebut. Tubuh dan wajah Dewa sangat gagah nan tampan. Tentu saja itu menjadi nilai jual yang sangat tinggi. Terlebih lelaki remaja ini belum pernah dij@mah oleh siapapun.
☘️☘️
Keesokan harinya, seorang klien wanita yang setuju bermain dengan Dewa, menggelontorkan uang sebanyak seratus lima puluh juta pada Emak. Tentu saja Rommy dan Bunga juga mendapat jatah bagian tersendiri dari Emak.
Wanita itu terpesona dengan wajah tampan Dewa. Tubuh Dewa begitu gagah dan tinggi tegap.
"Ayo kamu ikut saya, honey." Wanita itu menggandeng tangan Dewa dengan mesra untuk masuk ke dalam mobilnya.
"Ho_ney? Tante pengin beli madu maksudnya?" tanya Dewa yang masih bingung.
"Haha... kamu lucu sekali sih, honey. Aku makin enggak sabar deh," ucap wanita glamour itu seraya tertawa.
"Dion, kerja yang bener. Jangan sampai bikin Tante itu kecewa," teriak Rommy penuh ancaman.
"Iya, Om." Dewa menjawab dengan memberi kode oke.
Setibanya mereka berdua di dalam kamar hotel, Wanita yang bernama Monic ini langsung melucuuti pakaian Dewa. Tentu saja remaja itu kaget bukan kepalang. Ia seakan mau diperk0sa oleh Monic.
"Tan, jangan begini. Aku enggak mau. Katanya aku bekerja menemani Tante. Kenapa jadi begini?" ujar Dewa berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Monic.
"Kamu sudah aku bayar mahal. Maka puasin aku! Jika kamu banyak ngebantah, aku bakal laporkan kamu ke polisi. Biar warung remang-remang itu juga sekalian ditutup dan kamu masuk penjara!" pekik Monic secara kasar masih berusaha melepaskan pakaian yang melekat dari tubuh Dewa.
Deg...
Mendengar satu kata yakni penjara, membuat dirinya trauma. Karena tempat itu baginya sangat menyeramkan dan terkutuk. Ayahnya meninggal babak belur dihajar Arjuna di dalam sana. Ia tak mau berakhir dengan hal serupa seperti Ayahnya.
Doktrin yang dilakukan oleh Rommy bertahun-tahun sudah mendarah daging di benaknya. Dendamnya belum ia balaskan. Jadi ia tak mau kalau sampai masuk penjara terlebih dahulu sebelum semuanya tuntas.
Akhirnya ia pasrah dijadikan mainan melenakan oleh wanita yang bernama Monic tersebut. Nikmat bagi Monic namun tidak bagi Dewa. Karena Monic melakukan permainan yang berbeda dari orang-orang pada umumnya.
Pengalaman pertama berbagi keringat yang menyakitkan bagi seorang Dewa. Dan akhirnya membuat jiwa sadismenya mencuat seketika. Terlebih selama ini lingkungan tempat tinggalnya juga berada pada orang-orang seperti itu. Semakin membentuk karakter sadismenya dengan sederet masa lalu yang penuh luka.
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Danny Muliawati
oooo Rommy buronan toh yg BW Dewa
2025-01-20
1
Ketawang
Sungguh miris masa lalu Dewa/Dion... Tp knp hrus di jodohkan sama Berlian sih thor...
ya Allah😭😭😭
2024-12-15
1
Katherina Ajawaila
kasihan amat, ya past lah jiwanya berontak
2024-09-23
1