Bab 11 - Tabir Masa Lalu Part 3

Selepas perayaan berbagi keringat yang tak biasa bersama Monic, Dewa pun naik mobil yang dikendarai oleh sopir Monic dari hotel kembali ke warung remang-remang milik Emak. Di dalam mobil hanya ada Dewa dan sopir Monic saja. Kala itu jam masih menunjukkan pukul empat pagi.

Ada rasa bahagia mendapatkan uang cukup banyak yakni tips dari Monic. Akan tetapi ada rasa bersalah dan ketakutan mendalam dalam dirinya atas pengalaman pertamanya itu. Matahari belum terbit secara sempurna dan suasana di desanya masih tampak remang-remang. Terlebih penerangan di sana sangat minim. Tiba-tiba...

DOR !!

DOR !!

DOR !!

Terdengar suara tembakan yang cukup keras dan teriakan mencekam. Dewa dan sopir Monic pun dilanda ketakutan.

"Cepat keluar !! Aku harus segera kembali ke tempat Nyonya," perintah sang sopir.

"Tapi, Pak. Aku takut. Itu di luar sana kenapa ramai suara tembakan? Apa sedang ada perang?" tanya Dewa yang kebingungan sekaligus ketakutan.

"Aku enggak tahu dan gak mau tahu. Kamu bisa jalan sendiri ke rumahmu. Cepat keluar !!" bentak si sopir seraya membuka pintu dan menyeret Dewa keluar dari mobil Monic secara paksa dan menghempas tubuh remaja tersebut ke tanah.

Bugh...

"Auchh..." rintih Dewa seraya kesakitan sebab saat tubuhnya terhempas, tangannya tanpa sengaja terkena ranting-ranting berduri yang tercecer di tanah. Sontak tangannya pun mengeluarkan darah walaupun tak banyak.

Wushh...

Seketika mobil Monic tersebut melesat pergi dengan kencang meninggalkan desanya.

Dewa pun berjalan mengendap-endap mendekati warung remang-remang yang ternyata sedang ada penggrebekan di sana. Terlihat beberapa petugas berseragam cokelat berjaga di depan warung remang-remang milik Emak.

"Bagaimana keadaan Om?" batin Dewa cemas melihat polisi menggelandang Emak dan para bunga malam ke atas mobil polisi. Tiba-tiba mulutnya dibekap oleh seseorang lalu ia diseret menjauh.

"Eumm..."

"Eummm... lepasin aku!" berontak Dewa saat sudah menjauh. Lantas ia melihat ke belakang dan trnyata yang membawanya yakni Rommy.

"Om. Om terluka? Apa yang terjadi, Om?" tanya Dewa pada Rommy saat ia melihat kaki dan punggung Rommy berdarah. Sepertinya lelaki ini terkena tembakan polisi tadi yang melakukan penggrebekan di warung remang-remang.

"Bawa Om masuk ke jalan itu Dewa. Cepat!! Kita enggak punya banyak waktu," perintah Rommy.

"Ba_ik, Om." Dewa pun menjawabnya dengan terbata-bata. Dirinya masih sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya. Namun belum tahu secara pasti penyebabnya.

Akhirnya mereka berdua berjalan menyusuri hutan selama dua hari. Dewa berusaha mengobati luka tembak pada kaki dan punggung Rommy dengan obat seadanya yang tersedia dari alam. Saat berjalan, tiba-tiba Rommy terjatuh ke tanah.

"Om...Om...Om... bangun, Om!!" teriak Dewa dilanda kepanikan saat melihat Rommy tergeletak tak berdaya. Lantas ia pangku Rommy dan berusaha membangunkannya dengan menepuk pipi lelaki itu. Akhirnya Rommy membuka matanya. Dewa pun sedikit bernafas lega.

"Dewa yang baik, yang sudah Om anggap sebagai anak sendiri. Maafkan Om, jika tak bisa menemani kamu hingga dewasa. Tak bisa membantumu membalaskan dendam pada Arjuna dan keluarganya. Om yakin kamu mampu bangkit walaupun sendiri di dunia ini. Dewa anak hebat. Kata mendiang Ayahmu begitu," cicit Rommy dengan nafas yang mulai tersengal.

"Huhu... Om jangan bicara seperti itu. Jangan ninggalin Dewa. Ayah, ibu dan adek semua sudah pergi ninggalin Dewa. Om enggak boleh begini. Mana janji Om ke Ayah buat nemenin aku sampai dewasa. Sampai kita bisa membalas rasa sakit Ayah ke mereka. Hiks...hiks...hiks..." ucap Dewa seraya menangis terisak pilu. Ia memangku Rommy yang sudah tak berdaya sebab lukanya terlampau dalam dan banyak kehilangan darah.

"Om tertembak karena Arjuna telah menemukan tempat persembunyian kita. Om tak mau dia melukaimu. Sehingga Om terpaksa menyeretmu masuk ke hutan ini," ucap Rommy berbohong.

"Jadi penggrebekan tadi semua ulah Arjuna brengsek itu?" tanya Dewa guna meyakinkan sesuatu.

"Iya, Dewa. Dia tidak akan pernah melepaskan kita sampai kita berdua mati terbunuh," ucap Rommy kembali mendoktrin Dewa dengan keterangan palsunya. Padahal faktanya, yang terjadi hanya penggrebekan biasa pada warung remang-remang berkat laporan warga setempat yang merasa terganggu dengan adanya Emak dan para bunga malamnya di sana.

Namun berakhir ricuh dan penuh ketegangan karena Rommy membalas menyerang petugas saat akan ditangkap sebagai dugaan muci*kari. Dengan terpaksa petugas mengeluarkan tembakan terukur padanya. Terlebih Rommy berniat melarikan diri.

"Sialan!!" maki Dewa.

"Di depan sudah masuk ke wilayah negeri tetangga. Daerah ini jarang ada yang tahu karena bukan jalan umum. Kamu akan aman masuk ke negara tetangga tanpa ditangkap petugas. Ini kartu nama punya teman dekat Om yang akan membantumu. Dia bekerja di sebuah panti asuhan. Jika bertemu dengannya berikan kartu nama dan gelang Om padanya. Sebutkan kata sandi rusuk ayam. Dia sudah mengerti apa yang akan ia lakukan untukmu," ucap Rommy seraya menyerahkan gelang berwarna silver miliknya dan juga sebuah kartu nama pada Dewa.

"Rusuk ayam?" gumam Dewa lirih.

"Itu sebuah kata laluan alias sandi rahasia di kalangan militer tertentu seperti kami. Artinya bahwa siaga barisan karena musuh bersiap menyerang kita," jelas Rommy.

"Iya, Om. Dewa paham. Dewa mohon Om bertahan. Sebentar lagi kita sudah sampai di perbatasan. Dewa bisa segera meminta bantuan teman Om guna memanggil dokter," cicit Dewa sendu menatap Rommy yang sudah pucat pasi.

"Enggak perlu. Om bahagia sudah menuntaskan impian Ayahmu. Semoga kamu berjanji pada Om akan melakukan segala keinginan terakhir Ayahmu," ucap Rommy.

"Dewa akan melaksanakan keinginan mendiang Ayah pada mereka. Om tak perlu risau," jawab Dewa.

"Baguslah. Kuburkan Om di dekat sini saja. Jaga dirimu baik-baik De_wa. Om sayang kamu, Nak." Itulah ucapan Rommy yang terakhir kalinya pada Dewa yang pada akhirnya ia menutup mata untuk selama-lamanya. Dan meninggal dalam pangkuan Dewa Anggara.

"OM !!" teriak Dewa histeris melihat Rommy sudah memejamkan mata, tak ada hembusan nafas yang tersisa dan denyut nadinya telah berhenti. Air matanya luruh tanpa disuruh. Satu per satu ia kehilangan orang yang begitu dekat dengannya. Keluarganya dan sekarang Rommy, sahabat Ayahnya. Sungguh ia merasa dunia ini begitu kejam dan tak adil padanya.

Bersambung...

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

@⍣⃝కꫝ🎸BuNdAιиɑ͜͡✦🇵🇸

@⍣⃝కꫝ🎸BuNdAιиɑ͜͡✦🇵🇸

bahkan disaat hampir mati pun, rommy masih berbohong pada dewa.

2024-02-20

2

himawatidewi satyawira

himawatidewi satyawira

yng bikin sandi rusuk ayam kyknya blm ngerasain enaknya usus ayam, kulit ayam jg ceker ayam..

2024-02-05

2

Naura Kamila

Naura Kamila

kata Sandinya kyak tempat aborsi yg didatanhi Bening

2023-12-12

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Pernikahan Mewah
2 Bab 2 - Perjanjian Pernikahan
3 Bab 3 - Tamparan
4 Bab 4 - Dewa Anggara
5 Bab 5 - Pulang ke Bandung
6 Bab 6 - Aku Menginginkanmu
7 Bab 7 - Menu Pembuka
8 Bab 8 - Frustasi
9 Bab 9 - Tabir Masa Lalu Part 1
10 Bab 10 - Tabir Masa Lalu Part 2
11 Bab 11 - Tabir Masa Lalu Part 3
12 Bab 12 - Anak ?
13 Bab 13 - Rutinitas di Kampus
14 Bab 14 - Terbakar Api Cemburu Tak Kasat Mata
15 Bab 15 - Papah-Mamah, Tolong Aku !
16 Bab 16 - Ada Apa Dengan Suamiku ?
17 Bab 17 - Istriku Tidak Selingkuh
18 Bab 18 - Terpaksa Menutupinya
19 Bab 19 - Menangislah
20 Bab 20 - Konsultasi
21 Bab 21 - Ketahuan
22 Bab 22 - Perubahan Berliana
23 Bab 23 - Menggoda Suami
24 Bab 24 - Test Drive
25 Bab 25 - Belum Sembuh
26 Bab 26 - KKN
27 Bab 27 - Janda Dua Kali
28 INPO RECEH
29 Bab 28 - Pengabdian di Desa Tapal Batas
30 Bab 29 - Mengambil Langkah Seribu
31 Bab 30 - Menguak Tabir
32 Bab 31 - Pertemuan Rahasia
33 Bab 32 - Cinta dan Takdir
34 Bab 33 - Ruang Kerja
35 PROMO KARYA BARU
36 Bab 34 - Duda Tanpa Malam Pertama
37 Bab 35 - Liburan
38 Bab 36 - Demi Istriku
39 Bab 37 - Sayang ?
40 Bab 38 - Upah Jadi Joki
41 Bab 39 - Hukuman
42 Bab 40 - Dua Wanita Cantik Merajuk
43 Bab 41 - Siapa Dia?
44 Bab 42 - Pura-Pura Hamil
45 Bab 43 - Menantu Megalodon
46 Bab 44 - Kedatangan Seseorang
47 Bab 45 - Penuh Ketegangan
48 Bab 46 - Darah ?
49 Bab 47 - Ulah Siapa ?
50 Bab 48 - Menguak Tabir Sebenarnya
51 Bab 49 - Saya Suaminya
52 Bab 50 - Dibuat Tak Berkutik
53 Bab 51 - Siuman
54 Bab 52 - Tak Mau Bertemu
55 Bab 53 - Penjelasan
56 Bab 54 - Mimpi Indah
57 Bab 55 - Kepergian Berliana
58 Bab 56 - Empat Bulanan
59 Bab 57 - Mertua vs Menantu
60 Bab 58 - Gelayut Mendung
61 Bab 59 - Kritis
62 Bab 60 - Buka Puasa
63 Bab 61 - Bahagia Bersama (Ending)
64 PROMO KARYA BARU
65 PROMO KARYA BARU
66 PROMO KARYA BARU
67 Launching Novel Baru
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 - Pernikahan Mewah
2
Bab 2 - Perjanjian Pernikahan
3
Bab 3 - Tamparan
4
Bab 4 - Dewa Anggara
5
Bab 5 - Pulang ke Bandung
6
Bab 6 - Aku Menginginkanmu
7
Bab 7 - Menu Pembuka
8
Bab 8 - Frustasi
9
Bab 9 - Tabir Masa Lalu Part 1
10
Bab 10 - Tabir Masa Lalu Part 2
11
Bab 11 - Tabir Masa Lalu Part 3
12
Bab 12 - Anak ?
13
Bab 13 - Rutinitas di Kampus
14
Bab 14 - Terbakar Api Cemburu Tak Kasat Mata
15
Bab 15 - Papah-Mamah, Tolong Aku !
16
Bab 16 - Ada Apa Dengan Suamiku ?
17
Bab 17 - Istriku Tidak Selingkuh
18
Bab 18 - Terpaksa Menutupinya
19
Bab 19 - Menangislah
20
Bab 20 - Konsultasi
21
Bab 21 - Ketahuan
22
Bab 22 - Perubahan Berliana
23
Bab 23 - Menggoda Suami
24
Bab 24 - Test Drive
25
Bab 25 - Belum Sembuh
26
Bab 26 - KKN
27
Bab 27 - Janda Dua Kali
28
INPO RECEH
29
Bab 28 - Pengabdian di Desa Tapal Batas
30
Bab 29 - Mengambil Langkah Seribu
31
Bab 30 - Menguak Tabir
32
Bab 31 - Pertemuan Rahasia
33
Bab 32 - Cinta dan Takdir
34
Bab 33 - Ruang Kerja
35
PROMO KARYA BARU
36
Bab 34 - Duda Tanpa Malam Pertama
37
Bab 35 - Liburan
38
Bab 36 - Demi Istriku
39
Bab 37 - Sayang ?
40
Bab 38 - Upah Jadi Joki
41
Bab 39 - Hukuman
42
Bab 40 - Dua Wanita Cantik Merajuk
43
Bab 41 - Siapa Dia?
44
Bab 42 - Pura-Pura Hamil
45
Bab 43 - Menantu Megalodon
46
Bab 44 - Kedatangan Seseorang
47
Bab 45 - Penuh Ketegangan
48
Bab 46 - Darah ?
49
Bab 47 - Ulah Siapa ?
50
Bab 48 - Menguak Tabir Sebenarnya
51
Bab 49 - Saya Suaminya
52
Bab 50 - Dibuat Tak Berkutik
53
Bab 51 - Siuman
54
Bab 52 - Tak Mau Bertemu
55
Bab 53 - Penjelasan
56
Bab 54 - Mimpi Indah
57
Bab 55 - Kepergian Berliana
58
Bab 56 - Empat Bulanan
59
Bab 57 - Mertua vs Menantu
60
Bab 58 - Gelayut Mendung
61
Bab 59 - Kritis
62
Bab 60 - Buka Puasa
63
Bab 61 - Bahagia Bersama (Ending)
64
PROMO KARYA BARU
65
PROMO KARYA BARU
66
PROMO KARYA BARU
67
Launching Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!