Berliana telah selesai mengambil barang ke unitnya dan saat ini berjalan ke lobby apartemen guna menuju parkiran mobil. Tiba-tiba ada yang memanggilnya, sontak ia menoleh ke belakang. Dan dirinya cukup terkejut melihat sosok lelaki muda berseragam cokelat yang tak disangka berdiri di hadapannya sekarang.
"Mas Hamid," cicit Berliana terkejut.
Ya, pria itu adalah Hamid. Dia yakni putra Pak Sukoco, rekan sejawat Arjuna, yang akan dijodohkan dengannya namun tidak jadi. Karena dirinya hanya mencintai dan ingin menikah dengan Dion.
"Hai, Ber. Apa kabar?" sapa Hamid dengan sopan.
"Ba_ik Mas Hamid," jawab Berliana dengan nada terbata-bata karena masih terkejut melihat Hamid ada di lobby apartemennya. Beruntung dirinya memakai masker dari Reni tadi sehingga Hamid tidak melihat bibirnya yang masih bengkak sekaligus reaksi terkejutnya.
"Tumben masih rajin pakai masker segala. Bukankah sudah enggak wajib pakai masker atau kamu tetap ingin terlihat modis nih," ledek Hamid seraya tersenyum.
"Hehe... biar enggak kena debu, Mas. Oh ya, Mas Hamid tumben ke sini. Ada apa?" tanya Berliana to the point.
"Ini ada kado dariku untuk pernikahanmu. Maaf waktu acara pernikahanmu, aku sedang ada tugas ke luar kota jadi enggak bisa datang. Semoga pernikahanmu langgeng selalu dan segera diberikan momongan," ucap Hamid tulus seraya memberikan sebuah paper bag berwarna pink pada Berliana yang berisi kado pernikahan. Hamid sangat tahu Berliana suka dengan warna pink.
"Eh, makasih banyak Mas Hamid. Tapi sejujurnya enggak perlu repot-repot begini," cicit Berlian tak enak hati tetapi ia tetap menerima hadiah tersebut. Karena ia ingat pesan orang tuanya bahwa tak baik menolak rezeki atau pemberian orang lain yang tulus padanya.
"Kamu ke sini sendirian atau sama suamimu?" tanya Hamid seraya celingak-celinguk.
"Sendirian, Mas. Kebetulan suamiku masih ada rapat. Jadi enggak bisa anter aku ke apartemen," jawab Berliana apa adanya.
"Apa boleh traktir kamu minum kopi di cafe seberang?" ajak Hamid yang cukup tahu bahwa Berliana pecinta latte.
"Ehm, gimana ya Mas. Aku masih banyak urusan. Lagipula untuk hal itu aku belum izin ke suamiku. Jadi maaf jika aku tolak," jawab Berliana dengan sopan.
"Ya sudah enggak apa-apa. Mungkin lain waktu saja sekalian sama suami kamu," ucap Hamid.
"Aku mau pamit pulang dulu ya, Mas. Takut kesorean. Terima kasih banyak atas kadonya. Dan semoga Mas Hamid segera dipertemukan dengan jodohnya," ucap Berliana seraya berpamitan.
"Aminn... makasih banyak Ber, atas doanya. Aku antar kamu ke parkiran. Toh kita juga sama arahnya," ucap Hamid.
"Oke, Mas." Berliana mengiyakan karena memang benar Hamid juga searah jalan mau ke parkiran mobil seperti dirinya.
Keduanya berjalan berdampingan sangat serasi seperti sepasang kekasih. Satunya cantik dan satunya gagah serta tampan. Terlebih Hamid tengah mengenakan seragam kedinasan lengkap.
Keduanya berjalan perlahan seraya berbincang-bincang ringan. Dan entah apa yang Hamid dan Berliana bicarakan, namun gelak tawa tiba-tiba muncul di bibir dan wajah Berliana. Sepertinya Hamid sedang menceritakan kisah lucu padanya sehingga membuat wanita cantik satu ini tertawa lepas.
Namun dari kejauhan di sudut tersembunyi area parkir apartemen Berliana, tatapan tajam bak mata elang tengah fokus menatap interaksi keduanya. Seakan tatapan tajam itu ingin menghunus keduanya. Terlebih pada Berliana.
Bahkan ketika Hamid membukakan pintu mobil Berliana lalu melambaikan tangan berpamitan, membuatnya semakin meradang. Tangannya mengepal kuat menyaksikan interaksi istrinya bersama lelaki lain berseragam lengkap kepolisian. Yang ia ketahui lelaki yang bersama istrinya itu yakni Hamid, pria yang yang akan dijodohkan dengan istrinya.
"Brengsek !!" umpat Dion dalam hati. Ia pun bergegas pergi meninggalkan apartemen istrinya dengan memesan taksi online.
Niat hati ingin memberi kejutan pada sang istri dengan datang ke apartemen, dikarenakan rapat dengan Dekan diundur. Bahkan ia sengaja meninggalkan mobilnya di kampus lalu menaiki taksi online ke apartemen Berliana.
Berharap nantinya pulang berdua ke rumah dengan mobil pribadi Berliana dan dirinya yang mengemudikan. Namun tak disangka dia melihat kejadian tak terduga yang membuatnya marah. Lebih terkesan cemburu tak kasat mata.
Walaupun dirinya mengklaim belum mencintai Berliana, tetapi ia tetap tidak suka jika apa yang sudah menjadi hak miliknya berada dekat dengan lelaki lain.
Di dalam taksi online sepanjang perjalanan pulang dari apartemen Berliana ke rumahnya, Dion terus mengumpati istrinya dalam hati. Ia merasa Berliana telah berselingkuh di belakangnya. Ketiga mantan istrinya tak pernah kedapatan bersama lelaki lain selama menikah dengannya walau hanya pernikahan seumur jagung.
Akan tetapi dengan Berliana yang baru beberapa hari menikah, istrinya ini sudah berani bertemu lelaki lain di belakangnya. Terlebih lelaki itu yakni Hamid. Sosok yang ia tidak suka karena Hamid adalah calon menantu idaman Arjuna.
Setibanya di rumah, ia membuka pintu utama secara kasar.
BRAKK !!
"Berliana... Berliana !!" teriak Dion.
Langkah kakinya bergegas naik ke kamar utama. Sebab di ruang tamu dan dapur, ia tak menemukan istrinya itu. Saat membuka pintu kamarnya, ia juga tak menemukan sang istri. Di kamar mandi pun tak ada.
Lantas bergegas kakinya dengan cepat dan nafas memburu guna menuruni tangga menuju garasi. Lalu ia membuka pintu kecil penghubung garasi yang terletak dekat ruang tamu.
BRAKK !!
Pintu penghubung itu pun dibuka secara kasar olehnya.
"Sial !! Ke mana dia? Jam segini masih belum pulang juga. Apa jangan-jangan mereka berdua janjian kencan di suatu tempat?" curiga Dion seraya mendengus sebal sebab tak mendapati mobil istrinya di dalam garasi tertutupnya. Padahal tingkat kemarahannya saat ini sudah berada di ubun-ubun ingin meledak dan menghukum istrinya itu.
Brum...
Tak berselang lama, tiba-tiba terdengar deru mobil memasuki rumahnya.
"Sepertinya dia baru saja datang. Lihat saja pelajaran apa yang akan aku berikan padamu. Dasar istri tukang selingkuh !!" batin Dion seraya mengepalkan tangannya saat mendengar deru mobil. Lalu ia melihat dari balik korden ruang tamu. Dan memang benar, Berliana baru saja tiba di rumahnya.
Dion tengah berdiri di ruang tamu menghadap pintu utama dengan kedua tangan bersedekap dan tatapan tajam melekat pada wajahnya saat ini. Bersiap menyambut kedatangan istrinya itu.
Ceklek...
Derit pintu utama terbuka, dan menampilkan Berliana yang baru saja tiba di rumahnya dengan menenteng paper bag warna pink pemberian Hamid. Seketika...
Bersambung...
🍁🍁🍁
Pertanyaan dari salah satu pembaca setiaku yang keren.
*Apa Sadisme ini termasuk K D R T?
Jawaban othor : Iya, sangat masuk.
Jenis K D R T yang othor tahu :
1. Kekerasan Fisik.
2. Kekerasan Psikis.
3. Kekerasan Sek*sual.
4. Penelantaran Rumah Tangga.
Nah pada karya ini, Sadismenya fokus utamanya pada poin ketiga yakni Kekerasan Sek*sual. Tetapi juga mencakup kekerasan fisik dan psikis yang dialami oleh tokoh utama wanita dari suaminya yakni tokoh utama pria. Detailnya seperti apa, ikuti terus kisah mereka hingga tamat ya.
Poin penting lainnya seperti yang pernah saya utarakan sebelumnya yakni Sadisme ini bisa sembuh. Jika mendapat terapi yang sesuai dan paling penting keinginan kuat si penderita untuk sembuh dan dukungan orang terdekat seperti keluarga itu sangat penting guna mempercepat kesembuhannya.
Semoga dipahami. ^^
Love kalian semua pembaca setiaku dan semoga bermanfaat ilmunya.💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Danny Muliawati
dewa ini salah asuh JD bgn
2025-01-22
1
Katherina Ajawaila
Berliana jd sasaran nya Dewa 🤫
2024-09-23
1
Zerazat
kasihan Dion itu emang sakit semoga saja Berliana menjadi obat karena mencintai dengan tulus
2024-08-28
1