Bab 18 - Terpaksa Menutupinya

Keesokan harinya.

"Apa masih sakit?" tanya Dion seraya tangannya akan menyentuh bibir Berliana namun ditepis secara kasar oleh istrinya itu.

"Enggak perlu sok perhatian, Mas. Aku mau sendiri. Tolong keluar," ucap Berliana seraya memandang ke arah lainnya. Ia masih gamang dengan hatinya dan segudang pertanyaan yang ada dalam benaknya. Seolah dirinya tak mengenal wajah asli suaminya. Rasa kecewa, marah dan sedih menjadi satu.

"Kamu belum sarapan. Makanlah dulu. Mas sudah belikan bubur ayam kesukaanmu," ucap Dion berusaha tak terpancing emosi atas sikap istrinya itu. Dion mengangkat nampan berisi semangkuk bubur ayam hangat dan segelas coklat hangat favorit istrinya.

Ia cukup hafal kesukaan Berliana. Karena sejak di kampus, ia kerap memperhatikan gerak-gerik serta kebiasaan istrinya tersebut. Mulai dari lingkup pertemanan hingga makanan kesukaan.

"Aku enggak lapar. Taruh saja di meja," ketus Berliana dengan masih membuang muka.

"Tapi semalam kamu belum makan. Nanti kalau kamu sa_" ucapan Dion terpotong.

"KELUAR, MAS !! Atau aku yang keluar !" Berliana berteriak lantang padanya. Sorot mata tajam Berliana perlihatkan padanya. Namun ia bisa merasakan tersimpan kerapuhan yang sangat kentara di dalamnya. Bahkan istrinya itu menitikkan air mata di depannya sekarang.

"Baik, aku yang keluar. Kamu tetap istirahat di kamar saja. Jangan lupa makan dan minum obatnya," ucap Dion mengalah seraya berdiri dan keluar dari kamar mereka dengan langkah gontai. Dirinya pun tak tahu mengapa menghadapi Berliana, perasaannya sungguh tak karuan. Padahal sebelum menikah, ia sudah berusaha menjaga jarak dan menata hatinya agar tak melibatkan perasaan pada sosok Berliana, putri dari lelaki yang ia benci dalam hidupnya.

Selepas pintu kamar mereka tertutup rapat sempurna, Berliana menangis sejadi-jadinya. Ia menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya. Punggung cantiknya bergetar. Menumpahkan lara yang berkecamuk sejak semalam.

"Hiks... hiks... hiks... apa yang harus kulakukan ya Tuhan? Papa... Mama, aku rindu kalian." Berliana menangis tersedu-sedu seraya menyimpan kerinduan serta kerisauan.

Tak lama Berliana terkesiap mendengar deru mobil keluar dari kediamannya. Ia lantas menyibak celah korden dan melihat ternyata suaminya pergi. Namun pergi ke mana, ia tak tahu.

Ia pun lantas membersihkan diri ke kamar mandi. Berjalan terseok-seok menahan rasa nyeri di kakinya. Berusaha tertatih-tatih menahan perih kala luka di tubuhnya terkena cairan sabun.

Selepas membersihkan diri, ia tengah berdiri di depan cermin. Sungguh ia tak menyangka, wajahnya penuh lebam dan bibirnya sobek seperti ini akibat ulah suami yang ia cintai.

Sekujur tubuhnya terdapat cukup banyak luka goresan dan cambukan. Yang pastinya tidak akan mudah hilang dalam waktu sekejap.

Ia berusaha menyemangati dirinya. Walaupun masih didera rasa nyeri di beberapa bagian, beruntung dirinya tidak cacat. Sehingga masih bisa melakukan aktivitas sendiri tanpa bantuan orang lain.

Dia berencana hari ini pergi ke kampus dan juga ke suatu tempat lainnya yang cukup penting. Sebelumnya ia memesan baju via online untuk ia jadikan outfitnya siang ini.

Sambil menunggu kurir datang, ia mengambil kaosnya di lemari. Namun saat mengambil, tanpa sengaja ia menjatuhkan sesuatu di lantai.

"Amplop apaan itu?" batinnya bertanya-tanya saat melihat sebuah amplop terjatuh.

Lantas tangannya pun terulur mengambilnya lalu ia duduk di sofa kamarnya. Ia baca dengan seksama amplop dengan kop surat dari salah satu rumah sakit di kota Bandung.

Deg...

"Jadi, Mas Dion melakukan vas*ektomi diam-diam di belakangku? Apa maksudnya? Apa memang ia tidak menginginkan anak di pernikahan ini?" batin Berliana. Da-danya penuh sesak dengan fakta baru yang ia dapati sekaligus berbagai pertanyaan berkecamuk dalam otaknya yang ia tidak tahu apa jawabannya.

Akhirnya, ia mengambil amplop tersebut dan memasukkan ke dalam tas yang akan ia bawa nantinya. Tak berselang lama, kurir pakaian pun datang. Bergegas ia berganti baju agar orang lain di luaran sana nantinya tak melihat luka yang ia alami.

Dirinya terpaksa mengubah penampilannya seratus delapan puluh derajat. Sangat berbeda dari kebiasaannya sehari-hari.

Hal ini terpaksa ia lakukan untuk sejenak, sampai semua pertanyaan di benaknya terjawab sempurna sekaligus menemukan solusi terbaik untuk rumah tangganya yang baru seumur jagung ini.

Ia teringat dengan pesan Mamanya, bahwa aib suami adalah aibnya juga. Jadi apapun masalahnya jangan sampai kita sebagai istri dengan mudahnya mengumbar aib suami jika memang masih bisa kita cari jalan keluar bersama.

Pukul sebelas siang, Berliana pun pergi. Ia menuju kampusnya dan langsung masuk ke ruang Dekan khusus. Dirinya sudah membuat janji dengan Dekan khusus tersebut sebelum datang ke kampus.

Setibanya di sana, ia langsung to the point mengutarakan keinginannya. Bahwa sebelum KKN dua bulan lagi, ia tidak bisa lagi untuk datang ke kampus. Walaupun masih tersisa lima kali pertemuan kelas sebelum KKN.

Dirinya meminta dispensasi khusus pada pihak kampusnya untuk menjalani sisa pertemuan tatap muka tersebut secara virtual atau online. Sebab dirinya mendadak terkena alergi debu. Sehingga tak bisa keluar rumah secara sembarangan atau terlalu lama.

"Saya mohon, Pak. Tolong kabulkan pengajuan saya tadi. Dan jangan beritahu pada pihak manapun termasuk orang tua dan suami saya. Karena saya enggak ingin mereka cemas dengan sakit saya," pinta Berliana dengan sangat memohon.

"Huft... baiklah. Saya terima. Mengenai kelas virtual, nanti kamu langsung menghubungi dosen yang bersangkutan saja. Semoga lekas sembuh Ber," jawab Pak Dekan.

"Terima kasih banyak, Pak." Berliana menjawabnya dengan sumringah sebab satu urusannya berjalan lancar.

Usai berpamitan dengan Dekan khusus, ia bergegas pergi ke sebuah klinik. Sejak semalam ia sudah memikirkan matang-matang. Dan jawabannya ia harus meyakinkan diri untuk mengunjungi klinik tersebut. Supaya ada jalan keluar bagi masalah rumah tangganya.

Setelah berputar mencarinya, akhirnya dirinya tiba di depan klinik yang ia cari sejak tadi. Langkah kakinya berjalan perlahan memasuki klinik tersebut dan menuju meja resepsionis. Tatapan tak biasa terpancar dari orang lain yang melihatnya terutama para pengunjung klinik.

Hal itu sebenarnya sudah ia rasakan sejak di kampus maupun saat ini. Sebab ia tengah memakai pakaian secara tertutup dari atas kepala hingga kakinya dan berkacamata hitam.

Namun ia berusaha tetap cuek dan lanjut melangkah. Sebab ia merasa tak perlu menanggapi jika ada tanggapan berbeda dari orang lain pada gaya berbusananya itu. Toh hal ini ia lakukan demi menjaga nama baik dan martabat suaminya sendiri.

Tap...tap...tap...

"Permisi, Mbak. Dokter Heninya ada?" tanya Berliana pada resepsionis klinik tersebut.

Bersambung...

🍁🍁🍁

Outfit Berliana hari ini. Semoga dipahami ya💋

Terpopuler

Comments

@⍣⃝కꫝ🎸BuNdAιиɑ͜͡✦🇵🇸

@⍣⃝కꫝ🎸BuNdAιиɑ͜͡✦🇵🇸

berliana bertemu dokter heni

2024-02-23

2

Dewi yulyas

Dewi yulyas

kayak temenku.... cadaran gini, ku kira dia sdh hijrah, di lalah pernah pas main kumpul tmn pingsan, pas aku nolongin masya allah banyak biru2nya, alhamdulillah dia skrg udah cerai, singel parents, tapi bahagia, dr pd jadi samsak tiap hari, laki2 kl sakit gini, susah sembuh, abis mukulin minta maaf nangis2, besoknya gitu lagi

2024-02-12

3

Nendah Wenda

Nendah Wenda

kira kira apa yang akan terjadi selanjutnya

2023-11-17

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Pernikahan Mewah
2 Bab 2 - Perjanjian Pernikahan
3 Bab 3 - Tamparan
4 Bab 4 - Dewa Anggara
5 Bab 5 - Pulang ke Bandung
6 Bab 6 - Aku Menginginkanmu
7 Bab 7 - Menu Pembuka
8 Bab 8 - Frustasi
9 Bab 9 - Tabir Masa Lalu Part 1
10 Bab 10 - Tabir Masa Lalu Part 2
11 Bab 11 - Tabir Masa Lalu Part 3
12 Bab 12 - Anak ?
13 Bab 13 - Rutinitas di Kampus
14 Bab 14 - Terbakar Api Cemburu Tak Kasat Mata
15 Bab 15 - Papah-Mamah, Tolong Aku !
16 Bab 16 - Ada Apa Dengan Suamiku ?
17 Bab 17 - Istriku Tidak Selingkuh
18 Bab 18 - Terpaksa Menutupinya
19 Bab 19 - Menangislah
20 Bab 20 - Konsultasi
21 Bab 21 - Ketahuan
22 Bab 22 - Perubahan Berliana
23 Bab 23 - Menggoda Suami
24 Bab 24 - Test Drive
25 Bab 25 - Belum Sembuh
26 Bab 26 - KKN
27 Bab 27 - Janda Dua Kali
28 INPO RECEH
29 Bab 28 - Pengabdian di Desa Tapal Batas
30 Bab 29 - Mengambil Langkah Seribu
31 Bab 30 - Menguak Tabir
32 Bab 31 - Pertemuan Rahasia
33 Bab 32 - Cinta dan Takdir
34 Bab 33 - Ruang Kerja
35 PROMO KARYA BARU
36 Bab 34 - Duda Tanpa Malam Pertama
37 Bab 35 - Liburan
38 Bab 36 - Demi Istriku
39 Bab 37 - Sayang ?
40 Bab 38 - Upah Jadi Joki
41 Bab 39 - Hukuman
42 Bab 40 - Dua Wanita Cantik Merajuk
43 Bab 41 - Siapa Dia?
44 Bab 42 - Pura-Pura Hamil
45 Bab 43 - Menantu Megalodon
46 Bab 44 - Kedatangan Seseorang
47 Bab 45 - Penuh Ketegangan
48 Bab 46 - Darah ?
49 Bab 47 - Ulah Siapa ?
50 Bab 48 - Menguak Tabir Sebenarnya
51 Bab 49 - Saya Suaminya
52 Bab 50 - Dibuat Tak Berkutik
53 Bab 51 - Siuman
54 Bab 52 - Tak Mau Bertemu
55 Bab 53 - Penjelasan
56 Bab 54 - Mimpi Indah
57 Bab 55 - Kepergian Berliana
58 Bab 56 - Empat Bulanan
59 Bab 57 - Mertua vs Menantu
60 Bab 58 - Gelayut Mendung
61 Bab 59 - Kritis
62 Bab 60 - Buka Puasa
63 Bab 61 - Bahagia Bersama (Ending)
64 PROMO KARYA BARU
65 PROMO KARYA BARU
66 PROMO KARYA BARU
67 Launching Novel Baru
68 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab 1 - Pernikahan Mewah
2
Bab 2 - Perjanjian Pernikahan
3
Bab 3 - Tamparan
4
Bab 4 - Dewa Anggara
5
Bab 5 - Pulang ke Bandung
6
Bab 6 - Aku Menginginkanmu
7
Bab 7 - Menu Pembuka
8
Bab 8 - Frustasi
9
Bab 9 - Tabir Masa Lalu Part 1
10
Bab 10 - Tabir Masa Lalu Part 2
11
Bab 11 - Tabir Masa Lalu Part 3
12
Bab 12 - Anak ?
13
Bab 13 - Rutinitas di Kampus
14
Bab 14 - Terbakar Api Cemburu Tak Kasat Mata
15
Bab 15 - Papah-Mamah, Tolong Aku !
16
Bab 16 - Ada Apa Dengan Suamiku ?
17
Bab 17 - Istriku Tidak Selingkuh
18
Bab 18 - Terpaksa Menutupinya
19
Bab 19 - Menangislah
20
Bab 20 - Konsultasi
21
Bab 21 - Ketahuan
22
Bab 22 - Perubahan Berliana
23
Bab 23 - Menggoda Suami
24
Bab 24 - Test Drive
25
Bab 25 - Belum Sembuh
26
Bab 26 - KKN
27
Bab 27 - Janda Dua Kali
28
INPO RECEH
29
Bab 28 - Pengabdian di Desa Tapal Batas
30
Bab 29 - Mengambil Langkah Seribu
31
Bab 30 - Menguak Tabir
32
Bab 31 - Pertemuan Rahasia
33
Bab 32 - Cinta dan Takdir
34
Bab 33 - Ruang Kerja
35
PROMO KARYA BARU
36
Bab 34 - Duda Tanpa Malam Pertama
37
Bab 35 - Liburan
38
Bab 36 - Demi Istriku
39
Bab 37 - Sayang ?
40
Bab 38 - Upah Jadi Joki
41
Bab 39 - Hukuman
42
Bab 40 - Dua Wanita Cantik Merajuk
43
Bab 41 - Siapa Dia?
44
Bab 42 - Pura-Pura Hamil
45
Bab 43 - Menantu Megalodon
46
Bab 44 - Kedatangan Seseorang
47
Bab 45 - Penuh Ketegangan
48
Bab 46 - Darah ?
49
Bab 47 - Ulah Siapa ?
50
Bab 48 - Menguak Tabir Sebenarnya
51
Bab 49 - Saya Suaminya
52
Bab 50 - Dibuat Tak Berkutik
53
Bab 51 - Siuman
54
Bab 52 - Tak Mau Bertemu
55
Bab 53 - Penjelasan
56
Bab 54 - Mimpi Indah
57
Bab 55 - Kepergian Berliana
58
Bab 56 - Empat Bulanan
59
Bab 57 - Mertua vs Menantu
60
Bab 58 - Gelayut Mendung
61
Bab 59 - Kritis
62
Bab 60 - Buka Puasa
63
Bab 61 - Bahagia Bersama (Ending)
64
PROMO KARYA BARU
65
PROMO KARYA BARU
66
PROMO KARYA BARU
67
Launching Novel Baru
68
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!