Saat Nathan berada di rumah Bella tiba-tiba lampu mati,dan hal itu membuat Nathan langsung menyalakan lampu di ponselnya.
Pyaaaarrrrr....
Braaaakkk...
Suara tersebut terdengar dari arah dalam, Nathan segera beranjak dari tempat duduknya sebab mengingat fobia Bella yang di ceritakan Karin tadi.Tanpa merasa takut terluka Nathan segera menuju ke sumber suara itu,suara gaduh tersebut semakin terdengar dan fokus di satu ruangan.
"Tidak....! Kumohon menjauh...! Jangan mendekat..! maaf jika aku mempunyai salah..!"Suara tersebut di iringi dengan suara isakan tangisan memohon,seolah Bella sedang memohon pengampunan pada seseorang.
"Bella..Apa kau baik-baik saja..?"Nathan mengetuk-ngetuk pintu tersebut berniat ingin menenangkan Bella.
"Tidaaaak ..pergi...jangan mendekat...!!! Aku mohon."Bella seakan tidak merespon ucapan Nathan saat ini dan suara gaduhnya semakin terdengar jelas diikuti oleh suara tangisan yang terdengar mirip dengan teriakan.
Tanpa pikir panjang Nathan langsung membuka kamar Bella dan menyorot ruangan Bella dengan ponsel miliknya.Kamar tersebut sangat berantakan,bahkan ranjang tempat tidur Bella sampai terjungkal,dan barang-barang di meja berserakan di lantai namun Nathan belum menemukan Bella di sana.
"Bella kamu di mana??"Ucap Nathan berharap Bella menjawab panggilannya.
Nathan terus masuk setelah mendengar lirih suara tangisan yang berasal dari dalam lemari baju,sebenarnya Nathan sedikit takut saat ini,dia takut jika ada sesuatu hal tak kasat mata yang akan menyerangnya,namun perasaan itu hilang sebab dia lebih merasa khawatir pada keadaan bella saat ini.Tangisan itu semakin terdengar saat Nathan sudah berdiri tepat di depan pintu lemari yang berada di pojokan dekat jendela.
"Bella apa kau di sana?"Ucap Nathan sambil terus menyorot pintu lemari tersebut,dengan mengumpulkan segala keberanian dia pun langsung membuka pintu tersebut dan mendapati Bella meringkuk sambil memeluk kedua kakinya yang di lipat."Bella keluarlah...Ini aku.."Ucap Nathan sambil mengulurkan tangannya.
Bella hanya mengelengkan kepalanya namun matanya tertutup rapat tanpa melihat kearah Nathan saat ini,Saat Nathan akan meraih tangan Bella tiba-tiba tangannya terasa sangat sakit sebab dengan cepat Bella menampis tangannya kasar hingga membentur pintu lemari.
"Aaaaahhhhgggg sakit sekali."Mengebas-gebas tangannya bersamaan dengan menyalanya lampu di rumah Bella.Nathan melihat ke arah Bella yang masih berada di dalam lemari baju dengan keadaan pucat pasi,sehingga Nathan tidak menghiraukan rasa sakit di tangannya lagi.Dia merasa sangat kasihan dengan keadaan Bella yang terlihat tidak baik saat ini."Apa kamu tidak apa-apa Bella?"Tanya Nathan mencoba menahan nyeri di lengannya akibat benturan tadi.
"Maaf...."Ucap Bella lirih dan hampir tidak terdengar.
Ya Tuhan kenapa dia melihat kejadian yang seperti ini,apa akan ada lagi daftar seseorang yang memanggilku wanita sinting?
"Iya tidak apa-apa,Keluarlah..."Bella cepat-cepat keluar dari lemari dan mengusap keringat yang berada di wajahnya dengan lengannya."Emm sebaiknya kamu pulang Nath.."Ucap Bella yang langsung mengambil bungkusan jaket yang tergeletak di depan meja riasnya.
"Aku ingin membantumu membereskan ini."
"Tidak perlu Nath aku sudah terbiasa seperti ini."Bella memegang lengan Nathan dan mengiringnya keluar rumah."Ini jaketmu."Memberikan bungkusan jaket.
"Aku akan membantumu membereskan itu,"
"Sudahlah Nath aku sangat lelah, terimakasih sudah mengantarku pulang..Selamat malam."
Braaaakkkkk....
Bella langsung menutup pintu padahal Nathan belum menjawab ucapan dari Bella tadi."Astaga dia mengusirku padahal aku ingin berniat baik dan membantu membereskan kamarnya."Menarik nafas panjang."Sudahlah terserah jika itu yang dia mau.."Nathan melangkah menuju mobilnya meski dia masih berharap jika Bella memanggilnya dan mempersilakan dia masuk namun hal tersebut hanyalah khayalan saja,sebab Bella sedang berada di kamar serayap menenangkan perasaan takut yang masih menjalar di sekujur tubuhnya.
"Apa aku benar-benar gila Tuhan,aku melihatnya jelas sosok itu di kegelapan,dia seolah menungguku dan akan menangkapku.Aku tidak tahu apa kesalahan yang sudah ku perbuat pada orang itu,kenapa dia menghantuiku seperti ini hingga membuat hidupku jadi berantakan.Jika boleh berkata jujur,aku sudah lelah dengan semuanya,sampai kapan ini akan terus seperti ini."Ucap Bella lirih serayap memungguti barang-barang yang tercecer di lantai.
***
🏠🏠🏠
Mobil Nathan terlihat baru saja memasuki halaman rumahnya,dia masih memegang pergelangan tangannya yang terasa nyeri akibat perbuatan Bella tadi.Saat dia masuk ke dalam rumah terlihat sang ayah masih belum tidur dan duduk di ruang tamu dengan kursi rodanya.Nathan langsung memutar arah dan menghampiri sang ayah.
"Kenapa ayah belum tidur?"Ucap Nathan mencium tangan sang ayah dan duduk.
"Ayah menunggu kedatanganmu Nath."Tersenyum memandangi anaknya laki-lakinya yang sudah menjadi dewasa.
"Maaf ayah,aku tadi keluar bersama Farel jadi pulang selarut ini."Tutur Nathan menjelaskan.
"Ayah tidak mempermasalahkan hal itu Nath,tadi kakakmu pulang tapi hanya beberapa menit saja."
"Astaga...."Menarik nafas panjang.
"Ayah sudah cukup senang bertemu dia tadi,emm hanya saja saat ayah meminta tolong padanya dia tidak mau melakukannya."
"Minta tolong saja padaku ayah,sebutkan apa yang bisa aku bantu?"Tanya Nathan yang merasa iba pada sang ayah.
"Proyek kita yang di Palembang mengalami masalah serius Nath,tadi Efan mengabari soal itu pada ayah."
"Kenapa dia tidak menghubungiku saja?"
"Mungkin dia belum tahu jika ayah sakit seperti ini."Tersenyum.
"Apa yang bisa aku bantu ayah?"
"Pergilah ke sana selama tiga atau empat hari Nath,Bantu Efan mencari solusi dari masalah tersebut."Pinta pak Salim.
"Baik ayah aku akan pergi besok pagi,sekarang ayah bisa tidur."Nathan berdiri dan mendorong kursi roda sang ayah menuju ke arah kamarnya.
Setelah mengantarkan sang ayah ke kamar, Nathan pergi ke arah dapur dan memasak sedikit air untuk mengompres pergelangan tangannya.
"Aku tidak mempunyai nomer Bella,aku tidak akan bisa menemuinya selama beberapa hari kedepan."Menarik nafas panjang."Biar saja seperti ini dulu,biar dia bisa menenangkan perasaanya.Aku sungguh merasa iba padamu Bella,aku akan mencoba mencari solusi untuk permasalahanmu."Nathan mengambil baskom dan menuangkan air panas ke dalamnya lalu mencampurkannya dengan sedikit air keran,dia melepaskan jaketnya dan terlihat pergelangan tangannya yang lebam berwarna kebiruan,Nathan memasukkan tangannya pada air hangat tersebut agar tangannya tidak bengkak besok pagi."Ahhhhh sakit sekali...Aku sangat tidak paham kenapa tangan sekecil itu terasa sangat menyakitkan seperti ini,semoga saja tidak bengkak besok."Gumah Nathan memijat-mijat tangannya serayap membayangkan wajah cantik Bella yang perlahan-lahan mulai merasuk di dalam fikirannya.
***
🎤Tempat karaoke****🎤
Seorang wanita sedang berprotes pada bosnya atas sesuatu,dengan wajah yang penuh dengan air mata dia memohon pada atasannya untuk tidak melayani seseorang yang saat ini ada di ruangan nomer 66.
"Aku mohon om,kenapa aku lagi?Aku tidak mau jika melayani dia lagi, dia gila...!!"Tuturnya menangis.
"Dia menginginkamu Catrin,dia hanya ingin di temani oleh kamu saat ini,aku mohon turuti saja kamu tahu dia bisa marah besar jika keinginannya tidak di turuti."Ucap pemilik tempat karaoke menjelaskan.
Ya Tuhan...Aku sudah mengetahui semuanya...Aku sangat takut jika dia melakukan sesuatu padaku,aku menyesal sudah terlalu banyak ingin tahu soal dia,aku berfikir dia lelaki yang manis dan lembut jadi aku ingin mengenal dia lebih jauh,tapi ternyata hal itu membuat aku mengetahui semua rahasia tentang dia,Astaga Tuhan...Tolong aku,aku sangat takut..-
**Makasi yang sudah dukung cerita aku😉
Tetep setia ya....
Silahkan like 👍
Komentar 💬
Klik♥️
Vote juga please 😚
Terimakasih
♥️Salam sayang ♥️**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Elly Watty
pasti bastian deh yg mnta dilayani di karaoke
2022-09-23
0
Erlina Khopiani
semangat bel...♥️
2020-09-10
0
🌙Huma✨️
like 💚💚
2020-08-27
2