Chapter 6

Empat lagu berhasil Bella bawakan dengan baik,dia menunduk sejenak sambil tersenyum sebelum turun dari panggung tersebut.Bella sengaja tidak menoleh ke arah meja yang tadi menatapnya rendah karna tidak ingin membuat masalah untuk yang ke sekian kalinya.

"Heiiii....J#lang...."Teriak salah satu dari mereka dan cukup membuat emosi Bella tersulut,dia sangat membenci jika ada seseorang yang memanggilnya dengan sebutan tersebut.Sebab dia tidak pernah sekalipun menjual diri seperti apa yang terlintas di fikiran orang-orang yang menatapnya rendah.

Maaf Ronald...Aku ingin bermain dengan ketiga lelaki itu...

Bella tersenyum manis berjalan menuju seseorang yang memanggilnya tadi,bola mata mereka menatap Bella dari atas sampai bawah menjelajahi lekuk tubuh Bella yang sempurna.

"Ada apa memanggilku tuan?"Tersenyum.

"Kau melupakan diriku Arabella Maheswari."Mengedipkan sebelah matanya.

"Ohh astaga...Mana mungkin aku mengingat lelaki buruk rupa macam dirimu haha,itu hanya mengotori otakku saja.."Ucap Bella menahan amarah yang berkecamuk di hatinya.

"Hahaha.... Bukannya kau memang wanita kotor,jadi sudah seharusnya seperti itu bukan?Apa kamu tetap tidak mengingatku Bella?Aku Kevin,teman baik David mantan suamimu..."

Deg...!!!

Aku mengingatnya...

"Apa kamu mengingat itu Bella?"

"Hmm .. si br#ngsek itu kan?!Jangan mencari masalah di sini Kevin,pergilah sebelum sesuatu terjadi padamu."Jawab Bella berusaha memberikan penawaran bagus.

"Aku pengunjung di sini Bella,bukankah seharusnya kau melayaniku selayaknya seorang pelayan..!!"Semua pengunjung kini menonton drama kolosal yang terjadi di dalam kafe tersebut.Sedikitpun Bella tidak merasa malu atas semua ini,namun dia lebih cenderung tidak dapat mengontrol emosi yang sangat mudah tersulut.

"Jika kamu menyebutku j#lang lantas kenapa kamu memanggilku tadi?Carilah wanita yang menurutmu bersih sesuai dengat otakmu itu..!"Jawab Bella penuh dengan penekanan.

"Aku hanya penasaran tentang apa yang kamu lakukan pada David malam itu Bella,kenapa dia bisa kabur dari wanita secantik dirimu."Menyentuh dagu Bella sebentar namun Bella menampis kasar tangan Kevin.

"Bella sudah..Tidak perlu memperdulikan mereka,ayo kita pergi dari sini,kamu sudah selesai kan."Ucap Karin memegang lembut pundak bella berharap bisa mendinginkan hati Bella saat ini.

"Layani aku malam ini Bella,akan ku berikan uang berapapun yang kamu mau,"

"Apa aku harus pergi setelah mendengar ucapan tersebut Karin."Ucap Bella menatap sahabatnya.

"Tapi Bella...."

"Duduklah aku akan membereskan ini sebentar saja,"Karin dengan terpaksa menuruti kata-kata Bella sebab dia juga merasa jika ucapan lelaki tersebut sangat keterlaluan.

"Aku menyerah tuan..Aku terima tawaranmu,aku sangat membutuhkan itu sekarang.."Ucap Bella dengan nada mengoda.

"Astaga Bella...Aku sudah lama menyukaimu,aku ingin kamu melayani kita bertiga sekaligus,apa kamu mampu Bella??"Ketiganya tertawa penuh dengan hinaan.

Ya tertawa saja sesuka kalian..Aku akan membuat kalian terus tertawa hingga mengeluarkan air mata...

"Tentu tuan.."Mengedipkan sebelah matanya.

"Kita menyewa tempat atau bagaimana Bella??"

"Nikmati dulu pertunjukanku di sini,"Bella tersenyum sambil mengangkat kaki kanannya ke atas dan menumpukan sepatu mengkilapnya pada meja,Kevin dan kedua temannya menatap paha Bella dengan tatapan t#lol,dan hal itu membuat emosi Bella makin naik ke ubun-ubun.

"Ini sangat indah Bella,boleh aku menyentuhnya..."Ucap Kevin dengan nada berat.

"Benarkan tuan .. Ini baru pemanasan saja tuan,kita belum mencapai inti dari semua ini,ayo sentuhlah tuan..."

Tangan Kevin bergerak perlahan dan akan menyentuh paha Bella namun Bella mencengkram tangan Kevin erat.

"Ahhh s#al sakit sekali...!!!"Teriak Kevin seketika meronta.

"Bukannya kamu ingin tahu apa yang ku lakukan malam ini tuan..!! Inilah yang ku lakukan..!"Tangan Kevin satunya mencoba melepaskan cengkraman tangan Bella namun tangan Bella terasa seperti sebuah baja yang mencengkram erat.

"Bantu aku s#alan sakit sekali."Teriak Kevin yang hampir meneteskan air mata.

Kedua teman Kevin hendak menyerang Bella secara bersamaan,namun dengan cepat Bella menendang keduanya hingga terpelanting jauh membentur tembok,salah satu mereka langsung tersungkur sebab punggungnya sempat menabrak meja kafe berkali-kali.Mata Kevin terbelalak dengan raut wajah ketakutan,dia baru menyadari jika Bella memang wanita yang sangat mengerikan,kekuatan yang di milikinya sekarang bahkan tidak bisa di terjangkau oleh nalar manusia.Bagaimana mungkin tubuh kecil mungil yang bahkan terlihat lemah bisa menghajar tiga orang lelaki bertubuh besar hanya dengan sekali sentuh.

"Ampun Bella lepaskan aku..."Ucap Kevin meronta menangis sebab pergelangan tangannya terasa remuk.

"Aku akan membunuhmu seketika jika kamu sampai berucap seperti itu lagi Kevin,hidupku sudah berantakan karena ulah temanmu yang pengecut itu,jadi aku tidak masalah jika harus mendekam di penjara,asal aku bisa puas menghabisimu.."Bisik Bella serayap mencengkram rahang Kevin erat.

"Baik aku tidak akan mengganggumu lagi...Lepaskan ku mohon.."Darah segar keluar dari mulut Kevin setelah Bella melepaskan cengkraman tangannya dari sana.Tangan Kevin terkulai lemas seolah tidak bertulang,Bella menatapnya tajam sebelum pergi dari hadapannya.

Ronald menghampiri Bella yang masih berusaha menenangkan perasaannya saat ini.

"Maaf Ronald,aku menghancurkan kafemu,jika kamu ingin memecatku sekarang,aku akan pergi sekarang juga."Tutur Bella yang merasa bersalah atas keonaran yang memang sering di lakukannya.

"Siapa yang ingin memecatmu?Tapi apa salahnya jika kamu memanggil penjaga di depan sana daripada harus menangani mereka sendiri."jawab Ronald yang tidak merasa marah karena dia sadar Bella sudah banyak membantunya dulu,jadi meski bagaimanapun dia tidak ingin melupakan jasa tersebut.

"Itu terlalu lama Ronald,otakku sudah mendidih mendengar celotehan mereka."

"Ini gajimu."Memberikan amplop.

"Tidak perlu Ronald,anggap sebagai ganti rugi tempat ini."Tersenyum.

"Tidak Bella terimalah..Semua kerusakan ini tidak sebanding dengan jasa yang sudah kamu berikan untuk kafeku.."Membalas senyuman Bella.

"Jangan mengungkit-ungkit hal itu Ronald."

"Maka dari itu terimalah ini,"Memberikan amplop itu lagi.

"Baiklah..."Menerima amplop tersebut."Terima kasih Ronald,"

"Sama-sama..Buat dirimu nyaman Bella,aku mau membereskan mereka dulu."Ronald menepuk lembut pundak Bella lalu pergi dari hadapan Bella.

"Pria yang baik,"Mencium amplop sejenak dan bergabung dengan kedua temannya.

Sementara di meja Nathan ketiganya saling bertatapan satu sama lain setelah melihat pertunjukan dari Bella yang cukup membuat perasaan ketiganya bergidik ngeri.

"Aku baru mengerti Alasan kenapa Bella jarang di gangu oleh lelaki di sini,tenyata dia sangat mengerikan."Tutur Rio yang tidak mengetahui soal Bella sama sekali.

"Meski begitu tetep saja dia kelihatan cantik,tapi aneh sekali,dengan badan sekecil itu dia bisa menendang lelaki itu sampai terpental,aku bahkan tidak bisa melakukannya."Ucap Farel heran.

"Dia aneh..!!"Sahut Nathan dan hal itu sontak membuat Farel dan Rio melihat ke arahnya.

"Aneh gimana Nath??"

"Jika dia tidak ingin di rendahkan seperti itu,perbaiki bajunya..! sepenuhnya itu bukan kesalahan lelaki itu?"Jawab Nathan tanpa basa basi.

"Benar juga Nath,tapi dia memang sangat cantik."Farel kembali melihat ke arah Bella.

"Hmm terserah pendapatmu jika seperti itu."Meskipun Nathan berkata demikian tapi bola matanya sesekali melihat ke arah Bella yang sedikit mengusik perasaannya.

Kenapa dia sekuat itu?Semua itu di luar nalar manusia,aku bahkan tidak bisa berfikir bagaimana dia bisa menghajar ketiganya tanpa memakai tenaga sedikitpun...

Di meja Bella dia meneguk minuman di depannya hanya sekali nafas,beberapa kali dia menarik nafas panjang agar otaknya bisa sedikit dingin.Karin mengusap lembut punggung Bella sebab dia tahu ada yang sedang panas di dalam sana.

"Kamu harus bisa lebih mengatur emosimu bell."Ucap Karin lembut.

"Hmm aku ingin begitu,tapi darahku langsung mendidih jika aku mendengar kata-kata seperti itu."Menyadarkan punggungnya di sofa kafe.

"Untung saja pemiliknya Ronald,jadi nggak masalah bell."Ucap Lena menimpali."Ronald pernah berkata padaku,jika seandainya dia belum menikah,dia sangat mau menikahimu bell."Goda Lena berharap perasaan Bella kembali baik.

"Aku mual mendengar soal pernikahan, jangan membahasnya di hadapanku Len,ini membuatku gatal haha."Jawab Bella mulai tersenyum.

"Bagian mana yang gatal hahaha,"Lena terkekeh karena gagal fokus dengan ucapan Bella.

"Telingaku bell ish.... Kalian menikahlah,cari lelaki yang mencintai kalian apa adanya agar tidak gagal terus seperti diriku."Tersenyum tipis.

"Kita satu hati Bella...Kalau kamu nikah kita baru nikah.."

"Keburu jadi perawan tua nanti.."

"Ya nggak masalah bell daripada kamu yang janda tua hahaha."Ucap Karin meledek Bella."Jangan menyerah Bella,kita selalu ada buat kamu okay."Tersenyum menyemangati Bella.

"Meski aku mulai lelah,aku tidak akan menyerah dengan semua ini,jika aku sampai menyerah aku tidak tahu lagi hidupku akan seperti apa jadinya.."Membalas senyuman Karin.

"Ohhh astaga.."Ucap Lena yang baru menyadari keberadaan Nathan yang duduk bersama Farel.

"Ada apa Len??"

"Kamu lihat teman pengemar kamu yang selalu lihatin kamu sampai matanya copot."

Bella segera menoleh ke arah Farel sebab dia tahu siapa yang di maksud Lena."Lantas kenapa Len?"Melihat ke arah Nathan yang melirik ke arahnya.

"Aku baru melihatnya hari ini,lelaki itu sangat tampan Bella,"

"Uhhhh seperti masih bocah Len,"Mengabaikan lirikan Nathan.

"Hmm sepertinya begitu,"Karin ikut memperhatikan Nathan.

"Masa sih beb? Kelihatannya sudah dewasa kok,kamu lihat otot tangannya seperti itu apalagi otot yang lain hahaha."

"Dasar genit..."Bella tersenyum.

"Aku tidak bisa lama bell,biasa ada janji dengan si dia."

"Hmm okay Rin aku ngerti kok,kalau kalian pulang aku juga cabut kok,besok kan masih kerja."

"Makin semangat kerjanya karena ada pak Bastian ya.."Sahut Lena.

"Berhentilah membahas lelaki Len,kita di sini untuk nongkrong bukan membahas soal itu..!"

Karin menyentuh lembut bahu Lena agar Lena Menganti topik pembicaraannya."Iya maaf...."Ucap Lena lirih.

Bola mata Bella kembali beradu dengan manik milik Nathan,dan hal tersebut berlangsung berulang-ulang namun tidak ada yang berkomentar.Bella hanya merasa ada sesuatu yang membuatnya ingin berkali-kali menatap ke arah Nathan seperti sekarang.-

Holla🙋

silahkan like👍

Komentar💬

klik♥️.. please 😉

Vote juga ya😘

Terimakasih sudah membaca😘

♥️Salam sayang♥️

Terpopuler

Comments

Erlina Khopiani

Erlina Khopiani

cemangat kakka

2020-08-29

1

🌙Huma✨️

🌙Huma✨️

like 💚💚💚💚💚

2020-08-23

1

Nay⚘

Nay⚘

2 like buat kamu

2020-08-21

1

lihat semua
Episodes
1 chapter 1 perkenalan..
2 chapter 2
3 chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 End
99 Pengumuman
Episodes

Updated 99 Episodes

1
chapter 1 perkenalan..
2
chapter 2
3
chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
End
99
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!