Drrrtttt...Drrrtttt....Drrrttttt...
Bella ingin membuka matanya namun rasanya sangat sulit,keringat kembali membanjiri tubuhnya pagi ini.Dia dapat mendengar suara ponselnya yang terus bergetar namun dia masih tidak bisa membuka kelopak matanya seolah ada yang menahannya.Bella baru bisa membuka kelopak matanya saat adegan di mimpi itu berakhir.Nafasnya kembali memburu,sprei yang baru di gantinya kemarin harus di ganti lagi sebab sudah basah karena keringat.
Bella mengusap keringat yang ada di sekitar wajahnya lalu mengambil ponsel dan segera melihat siapa yang menelfonnya tadi.
Drrrttttt...Drrrttttt...Drrrtttt...
"Ya Rin?"
"Kamu nggak kerja bell?"
"Kerja kok,memangnya kenapa?"Bella belum sadar jika jam sudah menunjukkan pukul sembilan.
"Kenapa kamu belum sampai sini?"
"Maksudnya?"
"Apa kamu baru bangun tidur Bella."
"Hmm iya maaf.."
"Pantas saja..Lihatlah jam,ini sudah jam sembilan bell."
"Hah...Serius.."Bella melihat ke arah jam dinding."Astaga...Aku langsung berangkat Rin,tolong bilang si Aldo aku datang telat sebab ada keperluan."
"Okay."
Bella meletakkan ponselnya sembarangan dan segera berlari ke arah kamar mandi untuk cuci muka.Dia berdandan seadanya sebab dia sudah sangat terlambat pagi ini,tidak lupa dia memesan sebuah taksi agar dia bisa cepat sampai di tempat kerjanya,meski harus menghabiskan rupiah yang cukup banyak di bandingkan dengan naik bus.
Setibanya di tempat kerja,Bella berjalan masuk ke dalam mall lewat jalan belakang,bersamaan dengan datangnya Bastian yang langsung berjalan sejajar dengan Bella.
"Pagi Bella."Sapa Bastian ramah dan hal itu sangat membuat Bella terkejut.
"Ehh pak bas...Maaf saya terlambat."Ucap Bella gugup.
"Kenapa kamu ketakutan Bella?"
"Saya terlambat pak, harusnya tadi saya datang pukul Setengah sembilan tapi ini sudah hampir jam sepuluh."
"Astaga saya pikir kenapa,tidak masalah Bella,kamu datang nanti sore juga bukan masalah besar buat saya."Jawab Bastian ramah.
Suara pak Bastian lembut dan manis mirip es krim hahaha...
"Saya yang merasa tidak enak jika seperti itu,baik pak saya permisi dulu mau menaruh tas ini di loker."Bella menunduk sebentar dan berjalan terpisah dengan Bastian.
Bastian sendiri masih melihat ke arah Bella,memperhatikan setiap inci lekuk tubuh Bella dari belakang.
"Astaga...Masih pagi begini dia sudah mengodaku seperti itu."Bastian menarik nafas panjang sambil mengigit bibir bawahnya sendiri.Dia beranjak dari tempatnya ketika melihat Bella sudah masuk ke dalam ruang karyawan.
***
Dengan riasan wajah natural Bella berjalan ke arah Karin yang sedang melayani satu orang customer.Bella berdiri di samping Karin yang tengah membuatkan nota untuk customernya.
"Ini ibu silahkan,langsung menuju ke Kasir nomer 2."Ucap Karin serayap memberikan kertas Nota pada ibu-ibu tersebut.
"Baik terimakasih."Jawab ibu itu tersenyum dan pergi.
"Sudah kamu izinin ke Aldo tadi??"
"Hmm beres."Meletakan Alat tulis pada tempatnya.
"Aku sampai tidak sempat mandi dan berdandan,aku pikir tadi masih pagi."Tutur Bella menjelaskan.
"Nggak mandi sama dandan juga tetep cantik kok haha,kok tumben kesiangan,bukannya kemarin kita pulang bareng ya?"
"Hmm ya,cuma ada something sih hehe."
"Apaan...Jadi penasaran nih."Tersenyum.
"Nanti saja...Aku tidak mau membuat masalah lagi,lihatlah Aldo sedang menuju ke sini."
"Mungkin dia mencarimu bell,soalnya tadi kamu di suruh ke kantornya kalau sudah datang."
"Bella sini kamu..!"Teriak Aldo menatap tajam ke arah Bella.
Bella pun langsung berjalan ke arah Aldo."Hmm ya pak ada apa?"Tanya Bella dengan nada sopan.
"Kamu baru datang?"
"Hmm ya pak."Tersenyum melihat ke arah masker yang di kenakan Aldo.
"Kalau besok kamu telat lagi,gaji kamu bakal saya potong."
"Hmm oke pak."
"Kamu pergi ke gudang,siapkan baju-baju yang akan di diskon siang ini."
"Apa saya sendiri?"
"Sudah ada Dika di sana."
"Hmm baik pak saya akan kesana,permisi."Bella menunduk sedikit dan berjalan ke arah belakang.
Dengan tatapan t#lol manik Aldo masih saja melihat lekat ke arah lekuk tubuh Bella. Meskipun kamu menghajarku kemarin,tapi tetep saja Bella,aku masih menginginkanmu...
***
Bella bersenandung kecil serayap berjalan menuju gudang belakang yang tepat berada di depan ruang karyawan.Entah sengaja atau tidak,saat Bella melewati ruangan Bastian yang tertutup kurang sempurna,Bella melihat seorang wanita berdiri di samping meja milik Bastian.Untuk memastikan hal tersebut Bella berhenti dan memincingkan matanya melihat di sela pintu tersebut.Wanita itu tertunduk,dengan rambut sebahu yang terlihat sedikit berantakan,baju yang di pakainya juga terlihat sangat tidak modis seolah wanita itu datang dari sebuah perdesaaan atau semacamnya.
Apa itu kekasih pak Bastian?Kenapa seperti itu dandanannya?Astaga... Saat Bella fokus mengintip,seseorang menepuk pundaknya dari belakang.Sontak hal itu membuat Bella kaget dan berbalik badan.
"Dika...Astaga..."Mengusap-usap dadanya.
"Aku menunggumu di gudang,kata pak Aldo kamu akan datang,aku tidak bisa menyiapkan semuanya sendiri.Ternyata kamu sedang mengintip bos baru kita.."Bisik Dika tersenyum tipis.
"Aku cuma memastikan wanita yang berada di dalam sana bersama..."
Ckleeekkkk...
Pintu kantor Bastian terbuka lebar,sehingga ruangan tersebut dapat terlihat sangat jelas.
Wanita itu kok nggak ada... Bola mata Bella mencari keberadaan wanita tersebut di setiap sudut ruangan Bastian.Dika menyentuh lembut lengan Bella membuat dia tersadar jika Bastian sedang berada di hadapannya sekarang.
"Ada perlu dengan saya?"Tanya Bastian lembut.
"Haha tidak pak...Itu kebetulan tadi aku akan menuju gudang untuk membantu Dika menyiapkan barang yang akan di diskon nanti."Tutur Bella sedikit gugup karena merasa kaget.
"Iya pak..emm yuk Bell."
"Iya ayo Dik..Permisi pak."Menunduk dan tersenyum.
"Sebentar Bella.."
"Hmm ya pak,"Bella kembali berdiri di hadapan Bastian.
"Nanti siang mau menemaniku makan siang?"
"Emm itu pak tapi..."
"Saya tidak menyukai penolakan Bella."Tersenyum manis.
"Baiklah pak."
"Oke sampai jumpa nanti,sekarang saya ada perlu keluar sebentar."Bastian menyentuh puncak kepala Bella sebentar dan berjalan pergi.
"Apa aku salah lihat tadi."Bella membuka pintu ruangan Bastian.
"Bella apa yang kamu lakukan."
"Sebentar Dik aku hanya memastikan sesuatu."Bella menjelajahi setiap sudut ruangan namun tidak ada apapun di sana,sehingga dia kembali menutup ruangan tersebut.
"Kamu mencari Apa bell?"
"Aku tadi melihat seorang wanita berdiri di samping pak Bastian."Ucap Bella mulai melangkahkan kakinya.
"Wanita mana bell,pak Bas keluar sendiri kan tadi."Berjalan sejajar dengan Bella.
"Mangkanya itu Dik,kan aneh..! Mata aku nih belum rabun ya,tadi pintu pak Bastian kan nggak tertutup sempurna jadi aku nggak sengaja lihat keadaan di dalam.Sumpah Dik aku tadi lihat wanita berdiri di samping meja pak Bastian."Kata Bella menjelaskan dengan wajah serius.
"Salah lihat mungkin."
"Ya Ampun Dik aku tadi itu nggak niat ngintipin pak Bas,tapi aku ingin mastiin kalau itu bener-bener wanita,tapi bener Dik,aku lihat wanita itu cuma agak aneh juga sih soalnya wajahnya menunduk terus bajunya mirip orang kampung gitu."
Dika seketika bergidik ngeri mendengar cerita Bella."Mungkin yang kamu lihat bukan orang Bell."Tutur Dika melotot ke arah Dika.
"Ish Dik kok aku jadi merinding begini sih?"Bella mengusap tengkuknya yang terasa dingin.
"Nggak usah di bahas Bell,di sini kan masih benyak yang begituan,mungkin itu tadi salah satunya.."Berbisik.
"Ihh ngeri Dik,"Bella memegang lengan Dika lembut.
"Sebaiknya kita selesaikan ini,biar kita bisa gabung dengan yang lain.."Dika tersenyum dengan perlakuan Bella kepadanya saat ini.
Aku yakin Bella.. Sebenarnya kamu wanita yang baik, Andai saja aku belum mempunyai tunangan bell..Aku mau jadi kekasihmu..Aku akan mencoba menerima soal fobiamu yang sudah menghancurkan hidupmu itu.Tapi sayangnya aku sudah mempunyai dia,aku hanya bisa berharap semoga masalahmu cepat berlalu...
🍽️🍽️🍽️*
Nathan menunggu kedatangan bastian di sebuah restoran,15 menit kemudian Bastian datang dan langsung duduk di hadapan Nathan.
"Apa kabar adik kesayangannyaku."Ucap Bastian dengan wajah yang sulit di artikan.
"Hmm baik kak,aku baru saja tiba kemarin siang."Jawab Nathan mencoba menyapa kakaknya dengan baik.
"Ada apa mengajakku ketemuan seperti ini."
"Ayah memintamu pulang,dia merindukanmu,"Ucap Nathan tegas.
"Aku malas bertemu si tua Bangka itu..!"Suara Bastian terdengar lembut namun terasa sangat menyakitkan.
"Dia ayahmu kak,bagaimana mungkin kamu meninggalkan dia dalam keadaan sakit seperti itu."Jawab Nathan kesal.
"Aku tidak menyukainya...Dia terlalu banyak aturan sehingga tidak membuatku bebas,jadi aku menyewa orang untuk mengurus hidupnya di sana,bukannya itu sudah sangat baik adikku,daripada aku langsung meracuni dia agar dia tidak bisa berbicara untuk selamanya."
Nathan menarik nafas lembut mencoba mengatur emosinya yang mulai terasa."Pulanglah sebentar saja..Setelah itu terserah jika kau ingin pergi lagi,sebab aku akan menetap di sini sambil mengurus perusahaan ayah."
"Memang seharusnya itu yang harus di lakukan seorang anak kesayangan."
"Hmmmzzz terserah jika kamu masih berfikiran seperti itu!"
"Aku tadi tidak menyangka jika itu kamu adikku, sekarang kamu terlihat lebih dewasa dan semakin tampan tapi tetap saja aku rasa kamu masih payah dalam persoalan cinta.."
Tangan Nathan mengepal kuat sebab dia mengingat kejadian silam yang sudah membuat perasaannya hancur berkeping-keping."Sudahlah... Aku pergi."Berdiri."Aku harap kamu menemui ayah nanti."Tutur Nathan tanpa melihat ke arah Bastian dan pergi begitu saja.
"Hahaha dasar saudara s#alan..!!"Umpat Bastian kasar."Aku akan merebut segala sesuatu yang kau sukai Nath...Lihat saja nanti aku tidak akan membiarkanmu bahagia atas hidupmu.."Ucap Bastian lantang sehingga membuat semua orang menatap ke arahnya saat ini.-
Apa yang sebenarnya terjadi?
ikuti terus ceritanya 😁
Holla 🙋
Minta likenya donk👍
Komentar💬
Klik ♥️
Vote juga please 😘
Terimakasih 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
🌙Huma✨️
like 💚💚
2020-08-23
2
Wirdah K 🌹
hadiiiiirrrrr😊
2020-08-15
2
Triana R
likeeee
2020-08-11
1