Nathan mengikuti langkah Bella yang seperti sengaja di percepat untuk menghindarinya,saat Bella hendak melangkah menyebrang jalan tangan Nathan dengan sigap meraih jemari Bella dan menariknya lembut,hal tersebut membuat Bella menghentikan langkahnya dengan terpaksa hingga tubuhnya berputar dan menghadap ke arah Nathan.
"Apa..!! Aku mau pulang...jangan mengangguku."Ucap Bella melepaskan cengkraman tangan Nathan.
"Aku antar pulang."Ucap Nathan yang tahu jika saat ini perasaan Bella sedang tidak baik.
"Tidak perlu,aku sedang malas berdebat,pergilah aku pulang sendiri."Bella akan melenggang pergi namun Nathan kembali meraih lengan Bella untuk mencegahnya.
"Lepas.."Menampis tangan Nathan kasar,sehingga Nathan merasakan nyeri yang berkedut pada lengannya sekarang.
Rasanya cukup aneh,sangat tidak masuk akal,lengan sekecil itu bisa menimbulkan rasa yang cukup menyakitkan seperti ini.
Nathan mengebas-gebas tangannya dan hal itu membuat Bella merasa kasian sehingga dia mematung dan melihat ke arah Nathan,padahal sebelumnya dia tidak pernah mempunyai rasa kasihan terutama terhadap seorang lelaki.
"Kenapa tanganmu bisa sekuat itu?"Tanya Nathan serayap melihat ke arah Bella yang masih berdiri di hadapannya.
"Itu karena aku sebangsa siluman dan iblis."Ucap Bella asal menjawab serayap melihat ke arah lengan Nathan karena ikut merasa bersalah."Sudahlah aku akan memesan taksi saja,kau pulanglah.."Bella mengambil ponsel di tasnya dan hendak memesan taksi online namun Nathan langsung mengambil ponsel tersebut dan memasukkanya pada saku celananya."Haiii anak kecil...!! apa maksudmu??"Teriak Bella geram.
"Aku antar pulang bell,"Jawab Nathan tegas.
"Kembalikan ponselku anak kecil..!!"Akan meraih kantung celana Nathan namun Nathan menghindar.
"Apa salahnya menuruti ucapanku Bella Astaga..Aku berniat baik padamu..."
"Baik hah..! tapi mulutmu seperti itu.."Sambil melirik malas ke arah Nathan yang mempunyai tubuh lebih tinggi darinya."Jika aku tidak baik aku akan menghabisimu sekarang juga Nath...!"Imbuh Bella kesal.
"Ya silahkan habisin saja..Itu berarti kamu memang sejenis siluman,entah siluman apa aku juga tidak mengetahuinya."
"Maksudnya apa ngomong seperti itu padaku,"
"Aku berniat baik ingin mengantarmu pulang tapi kenapa kamu seperti ini."
"Itu hak ku heii anak kecil..!!"
"Aku bukan anak kecil..!! Sudahlah ku antarkan kau pulang baru aku kembalikan ponselmu,jika kau bersih keras mengambilnya sekarang,ayoo hajarlah aku seperti yang kau lakukan di kafe kemarin."Tantang Nathan pada Bella."Aku menghormatimu heii Bella,apa kau tega menghajar pria yang ingin berniat baik padamu."Imbuh Nathan yang masih tanpa ekspresi meski sudah berbicara panjang lebar kali tinggi.
"Kau itu anak kecil tapi mengaku-ngaku jadi pria.."Tersenyum mengejek.
"Ya terserah kau mau berkata apa?aku antar pulang.."
"Ya sudah ayo...!!!"Jawab Bella dengan nada tinggi.
"Astaga ...Kau wanita apa sih sekasar itu..?"Ucap Nathan melihat ke arah Bella.
"Ya teruslah berprotes,aku akan pulang sendiri.."Jawab Bella tidak mau kalah.
"Oke fine..!! Mobilku di sana,tunggu di sini aku akan mengambilnya."
"Hmmm..."
Nathan begegas pergi untuk mengambil mobil tersebut.
Kenapa aku jadi lemah seperti ini sih,aku bisa saja merebut ponsel itu dengan mudah tapi...aku tahu maksud Nathan baik hanya saja aku tidak mau mengulang kesalahan yang sama seperti dulu,menerima kebaikan seorang lelaki itu rasanya hanya membuat luka lama yang terbuka kembali..
Bella bergegas masuk saat mobil Nathan sudah berada di hadapannya,dia duduk dan langsung memakai sabuk pengaman.Nathan tidak langsung melajukan mobilnya namun malah melihat ke arah paha Bella sambil mendecak lembut.
"Mau protes lagi...!!"
"Hmm aku tidak bisa berfikir bagaimana bisa kamu nyaman memakai baju seperti itu."Nathan meraih jaket di jog belakang dan melemparkan jaket tersebut pada paha Bella agar tertutup."Meski kau tidak menyukai dengan sikapku ini tapi tetap saja aku akan berprotes soal baju yang kau pakai sekarang."Ucap Nathan mulai melajukan mobilnya.
"Aahhhh... Sial..!!!"Mengumpat sambil melihat ke arah kaca jendela."Bagaimana mungkin aku bisa terlibat dengan anak kecil yang sok benar seperti dirimu!"
"Namaku Nathan bukan anak kecil..!!"
"Bagiku kau itu cuma anak kecil tauk....."Melihat sebentar ke arah Nathan lalu memalingkan wajahnya lagi.
"Ahhh...aku sangat membenci panggilan itu.."Runtuk Nathan kesal.
"Aku juga membenci saat kau terlalu mengaturku."
"Itu Demi kebaikanmu Bella Astaga ..."
"Panggilan itu juga cocok denganmu Nath.."Menarik nafas panjang."Sudahlah aku lelah,no komen ya,jangan berbicara apapun."
"Aku baru menjumpai wanita aneh seperti dirimu."
"Hmm terus..."Melihat ke arah Nathan.
"Entahlah...Apa kau mengunakan sesuatu Bella?"Fokus melihat jalan.
"Ya aku selalu mengunakan baju yang ku pakai sekarang,pertanyaanmu sangat aneh Nath?Sesuatu seperti apa maksudmu?"
"Susuk, pelet atau semacamnya?"
Bella terkekeh mendengar pertanyaan konyol dari Nathan,wajah Nathan semakin terlihat datar sebab tidak suka dengan nada tertawa Bella.
"Kau berfikir aku menggunakan hal seperti itu Nath "Bella makin tertawa sambil menepuk-nepuk lembut bahu Nathan.
"Aku hanya bertanya?Apa aku salah?"Melirik kesal.
"Ya nggak juga sih,emm cuman,kenapa kamu punya fikiran seperti itu?Apa aku terlalu ehmmm cantik hahahaha."Goda Bella yang memang mempunyai sifat yang cepat akrab terhadap seseorang.
"Tidak biasa saja."Balas Nathan singkat.
"Ulu..ulu gitu saja malu..Dasar anak kecil."Tersenyum.
"Jangan manggilku anak kecil..! Tubuhku bahkan lebih besar darimu."
"Umurmu kan masih muda Nath."
"Panggil Nathan saja."
"Hmm okay...."Tersenyum.
"Aku serius dengan pertanyaanku tadi,emm hanya sekedar ingin tahu saja."
"Menurutmu bagaimana??"Memutar tubuhnya dan menghadap ke arah Nathan.
"Kenapa kau malah bertanya padaku?"
"Karena kalaupun aku kasih jawaban pasti kamu tidak percaya,sudah banyak yang bertanya hal seperti itu padaku."Kembali duduk tegap.
"Aku akan percaya tenanglah."Wajah Nathan masih tanpa ekspresi.
"Aku tidak pernah berhubungan dengan hal seperti itu Nath,ini wajah asliku dari kecil memang sudah seperti ini,tapi banyak yang tidak percaya jika aku menjawab seperti itu.Mereka bilang kecantikanku terlihat tidak wajar,bahkan ada yang bilang jika aku mempunyai ilmu pemikat atau semacamnya padahal aku tidak pernah paham dengan dunia seperti itu,tapi ya sudahlah..Aku nggak masalah jika mereka menganggapku begitu."Ucap Bella menjelaskan.
"Aku percaya padamu."Masih dengan wajah yang datar.
"Terima kasih,antar aku sampai rumah,aku mau mengambil jaket milikmu."
"baik..."
Nathan memasuki gang dan berhenti tepat di depan rumah kecil sederhana milik Bella,rumah tersebut berada di ujung gang yang di sampingnya hanya terdapat sebuah tanah lapang yang penuh dengan pohon pisang.Bella memilih rumah tersebut sebab dia tidak ingin ada orang mendengar teriakannya saat dia bermimpi soal gelandangan yang setiap malam selalu menerornya.
"Kamu tidak takut tinggal di sini sendiri?Kenapa rumah kontrakan kamu terpisah dari yang lain?"Tanya Nathan sambil berdiri di belakang Bella yang sedang berusaha membuka pintu rumahnya.
"Ada something soal itu Nath dan kamu tidak perlu tahu hal itu,silahkan masuk."Membuka pintu dan Nathan pun ikut masuk."Apa mau ku buatkan minum?"
"Tidak perlu bell,ini sudah terlalu malam jadi setelah ini aku langsung pulang saja."Memberikan ponsel milik Bella.
"Hmm Sebentar aku ambilkan."Tersenyum sebentar
Bella berjalan masuk sementara Nathan duduk di sofa kecil milik Bella,Dia memperhatikan sekitar dan terlihat ada yang ganjal,terlalu banyak lampu di rumah Bella,sehingga udaranya terasa panas,bahkan di ruang tamu yang hanya berukuran 4×5 itu sudah terpasang 4 buah lampu namun Nathan hanya terdiam sebab dia tahu alasan Bella melakukan itu.
Tiba-tiba....
Bluuuuppppppp.......
Lampu pun mati...
Apa yang terjadi selanjutnya?
ikuti terus ceritanya...
Silahkan like 👍
Komentar 💬
Klik♥️
Vote juga boleh 😉
Terimakasih 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Erlina Khopiani
aku berkunjung kembali
2020-09-09
0
🌙Huma✨️
like 💚
2020-08-27
2
Triana R
semangat kak, semoga sehat selalu
salam Antara Dua Hati
2020-08-13
2