Sistem Pemindai
20 Juli 2030, Ibukota Negara Indonesia, Kota Jakarta, bagian Jakarta Selatan.
Di kost murah yang terletak di Jakarta Selatan, seorang remaja laki-laki terbangun dari tidurnya dalam keadaan linglung. Remaja itu melihat sekeliling dengan mata kebingungan karena melihat kalau dia bangun di ruangan yang asing.
Remaja itu memiliki penampilan yang cukup tampan, bukan karena perawatan tapi memang natural. Tubuhnya cukup atletis dengan potongan rambut pendek tanpa model.
"Di mana ini?" Tiga kata itu terucap dari mulut remaja laki-laki yang bernama Azam Pramudya.
Azam, yang sedang berpikir mengapa dia berada di lingkungan yang asing tiba-tiba merasakan rasa sakit yang parah di kepalanya.
Dia memegangi kepala yang dirasa mau pecah dengan kedua tangannya dan mencoba untuk tidak berteriak sampai banyak keringat keluar dari tubuhnya.
Serangkaian ingatan membanjiri kepala Azam secara tiba-tiba. Baru setelah setengah jam mencerna ingatan yang muncul, Azam mengerti dengan situasi yang menimpanya.
"Aku menyeberang ke dunia paralel?" Itu adalah kesimpulan yang dapat diambil setelah mencerna ingatan yang muncul tadi.
Benar, Azam adalah penduduk dari planet bumi yang menyebrang ke dunia paralel setelah dia tidur larut malam karena mengerjakan tugas kuliah yang super banyak dan super sulit.
Identitasnya sedikit berbeda dari kehidupan sebelumnya. Dulu dia adalah mahasiswa akhir semester yang akan segera lulus sedangkan sekarang dia adalah mahasiswa yang baru saja masuk universitas.
Namun selain itu, semua hal di kehidupannya sama persis mulai dari teman, kenalan, dan yang lain. Azam adalah seorang yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan di Jakarta.
Tapi sebenarnya Azam sama sekali tidak mempunyai teman ataupun kenalan yang dekat karena di kehidupannya yang dulu maupun sekarang, dia adalah seorang penyendiri.
Bukan berarti Azam tidak mau bersosialisasi dengan orang lain, tapi karena dia harus bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kata pengasuhnya, Azam ditinggalkan di terminal bus di dalam sebuah kardus oleh kedua orang tuanya. Karena hal ini, Azam sama sekali tidak tertarik untuk mencari tahu siapa orang tuanya.
"Hm, meskipun aku sudah bisa menerima kenyataan kalau aku menyeberang ke dunia paralel, tapi bagaimana caranya aku pindah?" Azam mengerutkan keningnya dalam-dalam namun ia tidak kunjung mendapatkan jawabannya.
Pada saat ini, pintu kost Azam diketuk dengan keras dan terdengar raungan seorang pria. "Woy, Azam! Kalau kamu tidak bayar uang sewa, lalu pergilah dari sini!"
Azam mengenali pemilik suara itu, dia adalah seorang pria paruh baya dengan perut buncit yang merupakan pemilik kost murah ini. Azam berhutang sewa 2 bulan karena dia hanya bekerja paruh waktu.
"Sial, baru saja menyeberang ke dunia paralel tapi aku langsung dikejar sewa?" Azam menghembuskan napas panjang karena tidak tahu harus bagaimana dengan situasi sekarang.
Dia beranjak dari tempat tidur dan berjalan ke depan untuk membuka pintu. Saat pintu terbuka, muncul wajah pria yang jelek dengan banyak jerawat dan tahi lalat di pipinya yang sedang mengoceh.
"Azam, aku beri kamu waktu tiga hari. Kalau kamu tidak membayar sewa, maka segera kemasi barang-barangmu dan angkat kaki dari sini," kata pemilik kost dengan nada marah.
Azam tersenyum canggung dan hanya bisa mengangguk-anggukkan kepala. Dia sudah muak dengan wajah pemilik kost tapi mau bagaimana lagi karena sewa di sini cukup murah untuk dirinya.
Alasan dia tidak bisa membayar sewa adalah karena uangnya dipinjam oleh teman SMA nya satu bulan lalu namun sampai sekarang masih belum dikembalikan yang membuat kondisi Azam seperti sekarang.
"Sialan, kalau aku bertemu dengan anak itu, akan aku hajar dia," pikir Azam dengan marah karena teman SMA yang selalu bermain bersama malah menipu dirinya dan tidak membayar hutang.
"Iya, terima kasih, Pak." Azam memaksakan senyumnya agar pemilik kost segera pergi karena raungannya cukup mengganggu.
"Huh, semoga saja ada keajaiban sehingga kamu bisa membayar sewa." Pemilik kost mendengus dan berkata dengan nada dingin.
"Hahaha." Azam hanya tertawa canggung menanggapi perkataan pemilik kost.
Setelah melihat pemilik kost pergi, Azam menutup pintu dan berbaring di atas ranjangnya. Sekarang dia sedang pusing memikirkan bagaimana cara mendapatkan uang dengan cepat.
Mungkin karena di kehidupan sebelumnya Azam berbuat baik, ada sesuatu yang muncul di benak Azam yang membuatnya sangat terkejut sekaligus bahagia karena tahu apa itu.
[Terdeteksi ada keinginan asing.... Mencoba untuk mengikat... Pengikatan berhasil... Halo, Host, aku adalah Sistem Pemindai yang bisa memindai lingkungan sekitar.]
Mendengar suara di benaknya, Azam yang tertegun sejenak menjadi sangat gembira karena tahu apa itu sistem karena dia biasanya membaca novel online yang ada di aplikasi NovelToon.
"Sistem, bisakah kamu memberitahuku apa fungsimu?" Azam mencoba berkomunikasi dengan sistem karena yang ia tahu ada sistem seperti mesin ada juga sistem yang memiliki kecerdasan.
[Host tidak perlu khawatir, Sistem memiliki kecerdasan, anggap saja seperti kecerdasan buatan yang lebih canggih dari yang ada di zaman ini.]
[Jadi, fungsiku ada dua. Pertama adalah pemindaian, Host bisa memindai apa saja yang Host inginkan, tapi masih ada batasan. Jadi Host harus meningkatkan level Sistem agar bisa mencari apa yang Host inginkan.]
Azam mengangguk dengan cepat seperti burung pelatuk, dia paham dengan penjelasan Sistem tentang fungsi pertama Sistem yaitu pemindaian sesuai apa yang dia mau, tapi ini ada batasannya.
[Kemudian fungsi yangbkeuda adalah gacha, Host pasti tahu gacha, kan? Host bisa memutar gacha yang berisi skill, ini bisa diputar sekali dalam seminggu.]
"Baiklah, aku sudah paham dengan dua fungsimu. Lalu, bisakah kamu jelaskan lebih detail tentang fungsi pertama? Seperti batasan apa yang kamu maksud," kata Azam kepada Sistem.
Kemudian Sistem menjelaskan kalau batasan di fungsi pemindaian adalah jarak dan perintah. Untuk saat ini, Sistem masih level satu sehingga jarak pemindaian hanya sampai 10 meter.
10 meter ini berpusat di lokasi Azam dan menyebar seperti lingkaran sampai 10 meter entah itu ke samping, ke bawah, ataupun ke atas.
Lalu batasan perintah, untuk saat ini Azam hanya bisa memindai uang tunai saja. Jadi Azam tidak bisa memberi perintah untuk mencari barang ataupun orang.
Azam mengelus dagunya sebelum berkata, "Aku paham dengan batasannya. Lalu, bagaimana cara meningkatkan level Sistem?"
[Menggunakan poin, atau jika di dalam game, ini bisa disebut dengan experience. Exp ini dihasilkan dari sesuatu yang dipindai, poin exp acak sesuai dengan nilai dari sesuatu yang dipindai.]
"Baiklah, yang penting aku memindai sesuatu yang memiliki nilai tinggi." Azam mengangguk paham dengan penjelasan Sistem, lalu dia memberi perintah untuk memindai uang tunai dalam jarak 10 meter.
Setelah perkataan Sistem selesai, muncul layar hologram berwarna biru muda transparan di depan mata Azam. Hologram itu menampilkan sesuatu yang mirip dengan mesin radar.
[Mulai memindai... Pemindaian selesai... Silakan diperiksa.]
Muncul banyak titik merah di layar hologram tersebut. Azam bingung mengapa ada banyak uang disekitarnya dan segera bertanya kepada Sistem.
[Itu karena host mengatakan untuk mencari uang. Jadi, semua rumah di sana yang masih berpenghuni tentu saja mempunyai banyak uang. Itulah mengapa tolong berikan perintah yang rinci.]
Azam mengangguk paham. Dia pun segera berkata, "Kalau begitu, tolong cari uang tanpa pemilik dalam radius 10 meter."
[Mulai memindai... Pemindai selesai... Host, ditemukan uang tanpa pemilik di jarak 7 meter dari pintu kost Host.]
Azam terkejut dan sebesar melihat yang ditunjukkan oleh Sistem. Kemudian tiba-tiba saja layar hologram menampilkan tampilan tiga dimensi seperti permainan.
Di layar hologram yang ini, Sistem menuntun penggunanya untuk sampai ke tujuan yang dipilih. Azam melihat arahan dari Sistem dan ternyata lokasi yang tanpa pemilik ada di dekat kostnya.
Azam keluar dari kost dan mengikuti arahan Sistem. Di sana merupakan tong sampah yang sampahnya menumpuk sampai membuat warga resah saat melihatnya.
Meskipun enggan, tapi Azam ingin mencoba keefektifan Sistem yang dia dapatkan itu. Azam mengorek-ngorek isi tong sampah dengan serius sampai menemukan kertas persegi panjang berwarna merah dengan gambar dua orang sedang tersenyum di kertas tersebut.
"Ketemu!" Azam menemukan uang yang dicari oleh Sistem yang ternyata adalah uang senilai seratus ribu rupiah.
Setelah itu Azam memberi perintah yang sama kepada Sistem, yaitu memindai uang tanpa pemilik dalam jarak 10 meter dari lokasinya.
"Gila, dengan ini, aku tidak perlu khawatir akan ada barang yang hilang di masa depan, hahaha!" Azam tertawa lepas yang membuat tetangga yang lewat menganggapnya orang gila.
"Ngomong-ngomong, apakah kamu bisa memindai makhluk hidup kan?" tanya Azam kepada Sistem.
[Bisa, tapi itu perlu level yang lebih tinggi.]
"Aku tahu. Itu artinya kamu tidak hanya bisa memindai benda mati saja, melainkan segala sesuatu yang ada ya," kata Azam sambil menganggukkan kepalanya.
[Tepat sekali.]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
PHOENIX UNGU
saya ingatkan klo MC nya ada di kost murah ,biar nanti tambah bab author GK ada bilang klo MC punya apartemen
2023-12-07
0
Ambar Wati
👍
2023-12-06
0
Nurul Hikmah
awal yang bagus
2023-11-29
0