Minta maaf

Raisa menarik nafasnya dengan dalam sebelum keluar dari dari mobil Adam. Dia harus siap menanggung masalahnya seorang diri kali ini. Tak ada yang membelanya, tak ada yang melindunginya bahkan memberikan solusi atas masalahnya sendiri.

Adam berjalan jauh di depan. Meninggalkan Raisa yang berjalan diiringi dengan tatapan menghakimi dari semua orang yang di lewatinya. Jika saat ini Raisa dalam kondisi baik-baik saja, dia pasti akan mencaci mereka yang berani melepaskan tatapan sepeti itu kepada pewaris perusahaan tempat mereka bekerja.

Tapi saat ini berbeda, Raisa layaknya seorang wanita yang di anggap sebagai biang masalah. Mau lari dari semuanya pun Raisa tak bisa. Raisa hanyalah gadis manja yang tak bisa apa-apa tanpa uang Ayahnya. Terbiasa hidup mewah membuat Raisa merasa tak mampu hidup sendiri di luar sana.

Raisa mencoba mengabaikan orang-orang di sekitarnya. Terus mengikuti langkah Adam sampai ke ruangannya.

"Pagi Pak Adam." Sapa Gaby dengan senyum cantiknya.

"Hemm"

Adam hanya bergumam lalu masuk ke ruangannya meninggalkan Raisa di luar.

"Pagi Bu" Gaby terlihat masih mengembangkan senyumnya pada Raisa.

"Pagi Bu Gaby" Balas Raisa dengan lesu.

"Apa kamu sudah melihat berita tentang saya pagi ini" Raisa menatap Gaby setelah duduk di kursinya.

"Emm, s-sudah" Jawab Gaby gugup. Mungkin karena dia tak enak dengan Raisa.

"Hufff.. Aku tau beritanya sudah sebesar itu"

"Tapi kenapa Bu Raisa nekat menemui pria itu sedangkan sudah ada Pak Adam sebagai suami Bu Raisa"

Anggapan Raisa ternyata salah. Gaby tanpa rasa sungkan justru langsung menjurus ke inti permasalahannya saat ini.

"Saya rasa kamu nggak perlu tentang alasan saya" Raisa berubah memandang Gaby dengan sinis.

"Maaf Bu"

Kriingg...

Telepon di meja Gaby yang berbunyi memutus ketegangan yang baru saja tercipta di antara mereka berdua.

"Iya Pak, ada yang bisa saya bantu??"

Raisa mendengarkan dengan seksama. Karena dia yakin kalau yang menghubungi Gaby itu adalah Adam.

"Baik Pak, ada lagi??" Raisa mendengus mendengar manisnya Gaby saat berbicara dengan Adam.

"Kecentilan"

"Ditunggu ya Pak"

Gaby tampak beranjak dari kursinya setelah menutup teleponnya.

"Mau kemana??"

"Maaf Bu, Pak Adam meminta saya membuatkan teh. Jadi saya ke pantry dulu" Raisa melihat seulas senyum penuh kemenangan dari Gaby.

"Kenapa sama tante-tante satu ini?? Dia suka sama laki gue??"

"Tunggu Bu Gaby!!" Raisa menahan kepergian Gaby. Ada rasa tak terima di hati Raisa jika dia di kalahkan oleh wanita lain.

"Ada apa Bu??"

"Kembali ke meja kamu. Biar saya yang buat teh untuk SUAMI saya"

"T-tapi Bu.."

"Kamu lupa siapa saya??" Raisa sedikit melebarkan matanya menatap wanita menor di hadapannya.

"Baik Bu" Gaby hanya bisa menurut. Dia berbalik kembali ke mejanya.

Raisa secepat mungkin menuju pantry membuatkan minuman sesuai pesanan Adam. Dia tau kalau suaminya itu sedang marah kepadanya makanya dia lebih memilih menyuruh Gaby dari pada dirinya. Padahal Adam sendiri yang mengatakan jika membuat minum termasuk tugas Raisa.

Raisa memang jarang masuk dapur. Segala sesuatunya juga selalu di siapkan oleh Bi Asih sejak dulu. Namun bukan berarti untuk membuat secangkir teh saja tidak bisa.

Dengan senyum merekahnya, Raisa membawa nampan berisi secangkir teh untuk Adam. Teh itu juga yang akan mengantarkan dirinya masuk ke dalam ruangan Adam.

Sejak tadi Raisa memang mencari waktu yang pas untuk bicara Adam. Pikirannya sedang buntu saat ini, dia tidak tau bagaimana cara menyelesaikan masalahnya jika tidak meminta bantuan pada Adam.

"Oke, kali ini gue benar-benar merendahkan harga diri gue di depan pria kaku ini. Tapi nggak papa, yang penting masalah gue selesai"

Tok..

Tok..

"Masuk!!"

Raisa sudah mendengar suara berat itu dari dalam.

"Saya mau antar tehnya Pak"

Adam mengangkang kepalanya, melihat Raisa yang sudah ada di dalam ruangannya. Mungkin dia heran kenapa bukan Gaby yang membuat teh untuknya.

"Kemana Gaby??"

"Maaf Pak, saya yang meminta pada Gaby untuk membuahkan teh untuk Pak Adam" Raisa mengerti apa maksud pertanyaan Adam itu.

"Letakkan saja di meja" Adam kembali berlalih pada pekerjaannya. Terlihat jelas sangat malas menatap Raisa.

"Dingin banget sih"

"Silahkan di minum Pak"

Adam tersenyum sinis mendengar suara Raisa yang berbeda dengan biasanya. Adam sepertinya tau tujuan Raisa datang ke ruangannya.

"Hemm, kamu boleh keluar"

Raisa membatu, dia tidak menuruti perintah Adam dan tetap berdiri di tempatnya.

"Gue mau ngomong sama lo"

Adam langsung menatap Raisa karena dia tidak bersikap formal lagi.

"I-ini soal kemarin" Raisa terlihat gugup karena tatapan menyeramkan dari Adam.

"Maaf Pak, di depan sudah banyak wartawan. Mereka ingin bertemu dengan Bapak" Tiba-tiba saja Gaby menyela tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Mendengar itu, Adam tentu saja kembali menatap Raisa. Seolah-olah menyalahkan Raisa karena kedatangan wartawan-wartawan itu.

"Keluarlah, temui mereka sendiri. Aku tidak mau ikut campur"

Deg...

Bagaimana mungkin Adam menyerahkan semuanya pada Raisa begitu saja. Adam seolah benar-benar lepas tangan atas Raisa.

"T-tapi..."

"Itu semua akibat dari perbuatan kamu sendiri!! Sudah di kasih tau, tapi malah pergi seenaknya sendiri di saat suami lagi sakit di rumah"

Deg..

Lagi-lagi Raisa di buat kesakitan karena pernyataan Adam. Ia tak tau dari mana datangnya rasa sakit itu. Yang jelas, mendengar kalimat-kalimat Adam yang seolah sudah tak peduli padanya itu justru membuta hati Raisa sakit.

"Gue minta maaf"

Akhirnya satu kalimat itu terdengar juga dari bibir Raisa. Salah satu kalimat yang amat haram Raisa ucapkan untuk Adam Si gadis angkuh dan manja, gadis yang selalu egois dalam segala hal, telah menurunkan harga dirinya untuk meminta maaf pada Adam.

Tak pernah terbayangkan sama sekali bagi Raisa tiba di suatu hari seperti ini. Setelah dia menganggap jika Adam hanyalah manusia rendahan. Pria penjilat yang hanya menginginkan harta Papanya. Kini justru Raisa merendah dari di hadapan pengawal Papanya.

"Gue salah karena nggak dengerin ucapan lo sama Papa"

Tes..

Setitik air mata mengiringi penyesalan Raisa. Dia sudah tak peduli lagi jika Adam akan menertawakan dirinya.

"Gue nggak tau apa yang harus gue lakukan sekarang" Suara Raisa terdengar bergetar menahan tangisnya.

"Keluarlah!!"

Raisa mengangkat kepalanya menatap tak percaya pada Adam. Rasanya sia-sia dia meminta maaf penuh belas kasihan di hadapan Adam jika akhirnya Adam tetap saja tidak mempedulikannya.

"Lo nggak mau bantu gue??" Mata basah milik Raisa perlahan berubah menjadi kilatan kemarahan.

"Keluarlah, dan hadapi mereka sebelum Papa dan dan Partainya menerima dampak dari perbuatan mu!!"

"Kemana sikap lembutnya kemarin itu??"

Rasanya Raisa ingin melempar hellsnya ke wajah Adam yang tetap tenang tanpa rasa kasihan pada Raisa itu.

Tapi nyatanya Raisa hanya bisa menuruti apa kata Adam. Dia berbalik meninggalkan Ruangan Adam dengan air mata yang masih terus membasahi pipinya.

"Dasar cowok nyebelin!! S*alan!!"

Terpopuler

Comments

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Hadapilah kmu yg buat masalah RAISA slesekan sndri sekrg tnpa bantuan suami mu...kmu sdh sgt menyakitkan hati nya maka terimalah akibat nya....!! !

2024-01-26

0

Maliq Ebrahim

Maliq Ebrahim

tau rasa lu ngga menyadari perasaan sendiri lo

2024-01-25

1

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

membuta😌 harusnya membuat

2023-11-12

2

lihat semua
Episodes
1 Jalan satu-satunya
2 Keras kepala
3 Syarat
4 Tak ada artinya
5 Bertemu kekasih
6 Bukan aku
7 Penjilat
8 Rencana
9 Tetap seperti itu
10 Di luar presdiksi
11 Rencana baru
12 Merendahkan diri
13 Babu
14 Ingatan Adam
15 Makmum
16 Keterlaluan
17 Janji Raisa
18 Kecurigaan Raisa
19 Masalah baru
20 Minta maaf
21 Berkorban lagi
22 Berubah
23 Apa yang harus aku lakukan??
24 Demi kamu
25 Pertemuan
26 Makan siang yang gagal
27 Lihatlah aku!!!
28 Dingin dan hambar
29 Maafkan aku
30 Musuh di balik selimut
31 Cemburu
32 Sudah nggak jijik lagi??
33 Aku mau ini
34 Tak semua hal harus tau
35 Lain di mulut lain di hati
36 Tamu di pagi hari
37 Pening
38 Kecewa
39 Dia harus tau
40 Berbagi beban
41 Ngidam
42 Pikiran liar
43 Orang misterius
44 Munafik
45 Bukan siapa-siapa
46 Sandal jepit
47 Sakit
48 Dua saudara
49 Rencana Adam
50 Bukan siapa-siapa
51 Calon pelakor
52 Kilas masa lalu
53 Calon Kakek
54 Awal kebencian
55 Kita suami istri
56 Beban keluarga
57 Semakin mesra
58 Tempat rahasia
59 Butuh waktu sendiri
60 Tidak benar-benar cinta
61 62. Beberapa hari berpisah
62 Dia wanita itu kan??
63 Yang sesungguhnya
64 Rindu yang terbalaskan
65 Ajun, Adam junior
66 Anggap aku teman mu
67 Terlalu misterius
68 Kalian yang paling ku sayang
69 Kejutan
70 Tertipu
71 Maafkan aku
72 Kebenaran
73 Keadaan yang berbalik
74 Menciptakan jarak
75 Terlalu mencintaimu
76 Kesalahpahaman
77 Menyerah pada takdir
78 Dingin berkali-kali lipat
79 Pamit
80 Pergi
81 Dua sahabat
82 Pembalasan
83 Mbak Yuli
84 Ning dan Ayu
85 Kangen suami
86 Jangan tinggalkan aku
87 Mau pisah kamar??
88 Kisah Adam
89 Coba jadi aku
90 Seandainya
91 Kesempatan
92 Penyesalan keduanya
93 Periksa kandungan
94 Mau di panggil apa??
95 Cinta pandangan pertama
96 Mandi bareng
97 Mandi bareng ll
98 Wanita tak punya malu
99 Bukan pilihan
100 Hanif KWnya Adam
101 Jalan-jalan
102 Nggak pantas cemburu
103 Tidur di luar!!
104 Pasangan bucin
105 Karma Stevi
106 Musibah
107 Menemukan orangnya
108 Malam pertama atau bukan??
109 Sidang
110 Selamat tinggal
111 Pulang
112 Kecurigaan orang tua Stevi
113 Panggilan baru
114 Jangan temui saya lagi!!
115 Kemarahan Fany
116 Takdir Stevi
117 Menemui Stevi
118 Lamaran
119 Malam ke dua
120 Mengajak kencan
121 Kejahatan Sandi
122 Suami takut istri
123 Pernikahan Stevi
124 Hanif atau Arka
125 Penjelasan
126 Batal
127 Benci
128 Mawar tercampakkan
129 Kesepakatan
130 Sikap aneh Stevi
131 Khawatir
132 Perubahan
133 Cemburu
134 Macan tutul
135 Dua pasang suami istri
136 Kebahagiaan
137 Manja
138 Perubahan besar
139 Sore yang panas
140 Seratus persen mirip
141 Baby Kala
142 Akhir
143 CINTA SHERINA (Novel baru)
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Jalan satu-satunya
2
Keras kepala
3
Syarat
4
Tak ada artinya
5
Bertemu kekasih
6
Bukan aku
7
Penjilat
8
Rencana
9
Tetap seperti itu
10
Di luar presdiksi
11
Rencana baru
12
Merendahkan diri
13
Babu
14
Ingatan Adam
15
Makmum
16
Keterlaluan
17
Janji Raisa
18
Kecurigaan Raisa
19
Masalah baru
20
Minta maaf
21
Berkorban lagi
22
Berubah
23
Apa yang harus aku lakukan??
24
Demi kamu
25
Pertemuan
26
Makan siang yang gagal
27
Lihatlah aku!!!
28
Dingin dan hambar
29
Maafkan aku
30
Musuh di balik selimut
31
Cemburu
32
Sudah nggak jijik lagi??
33
Aku mau ini
34
Tak semua hal harus tau
35
Lain di mulut lain di hati
36
Tamu di pagi hari
37
Pening
38
Kecewa
39
Dia harus tau
40
Berbagi beban
41
Ngidam
42
Pikiran liar
43
Orang misterius
44
Munafik
45
Bukan siapa-siapa
46
Sandal jepit
47
Sakit
48
Dua saudara
49
Rencana Adam
50
Bukan siapa-siapa
51
Calon pelakor
52
Kilas masa lalu
53
Calon Kakek
54
Awal kebencian
55
Kita suami istri
56
Beban keluarga
57
Semakin mesra
58
Tempat rahasia
59
Butuh waktu sendiri
60
Tidak benar-benar cinta
61
62. Beberapa hari berpisah
62
Dia wanita itu kan??
63
Yang sesungguhnya
64
Rindu yang terbalaskan
65
Ajun, Adam junior
66
Anggap aku teman mu
67
Terlalu misterius
68
Kalian yang paling ku sayang
69
Kejutan
70
Tertipu
71
Maafkan aku
72
Kebenaran
73
Keadaan yang berbalik
74
Menciptakan jarak
75
Terlalu mencintaimu
76
Kesalahpahaman
77
Menyerah pada takdir
78
Dingin berkali-kali lipat
79
Pamit
80
Pergi
81
Dua sahabat
82
Pembalasan
83
Mbak Yuli
84
Ning dan Ayu
85
Kangen suami
86
Jangan tinggalkan aku
87
Mau pisah kamar??
88
Kisah Adam
89
Coba jadi aku
90
Seandainya
91
Kesempatan
92
Penyesalan keduanya
93
Periksa kandungan
94
Mau di panggil apa??
95
Cinta pandangan pertama
96
Mandi bareng
97
Mandi bareng ll
98
Wanita tak punya malu
99
Bukan pilihan
100
Hanif KWnya Adam
101
Jalan-jalan
102
Nggak pantas cemburu
103
Tidur di luar!!
104
Pasangan bucin
105
Karma Stevi
106
Musibah
107
Menemukan orangnya
108
Malam pertama atau bukan??
109
Sidang
110
Selamat tinggal
111
Pulang
112
Kecurigaan orang tua Stevi
113
Panggilan baru
114
Jangan temui saya lagi!!
115
Kemarahan Fany
116
Takdir Stevi
117
Menemui Stevi
118
Lamaran
119
Malam ke dua
120
Mengajak kencan
121
Kejahatan Sandi
122
Suami takut istri
123
Pernikahan Stevi
124
Hanif atau Arka
125
Penjelasan
126
Batal
127
Benci
128
Mawar tercampakkan
129
Kesepakatan
130
Sikap aneh Stevi
131
Khawatir
132
Perubahan
133
Cemburu
134
Macan tutul
135
Dua pasang suami istri
136
Kebahagiaan
137
Manja
138
Perubahan besar
139
Sore yang panas
140
Seratus persen mirip
141
Baby Kala
142
Akhir
143
CINTA SHERINA (Novel baru)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!