Keterlaluan

"masih ada nasi kan??"

"Masih Non, mau masak ya??"

Raisa memang tidak jago masak, namun dia pernah mencoba memasak beberapa kali.

"Iya, mau masak buat suami. Makanan yang spesial" Senyum licik Raisa membuat Bi Asih bergidik ngeri. Bahkan Wati, anak Bi Asih yang juga bekerja di sana pun ikut merasakan aura tidak mengenakkan dari wajah Raisa.

"Mau saya bantu Non??" Tawar Bi Asih.

"Nggak perlu Bi, aku bisa sendiri kok"

Bi Asih hanya melihat apa yang sedang di lakukan Raisa dari kejauhan saja.

Selang tiga puluh menit, Raisa kembali ke meja makan dengan dua piring nasi goreng seafood ditangannya.

Raisa hanya melihat Adam yang masih menunggunya duduk di sana tanpa Papanya lagi. Namun itu justru membuat Raisa senang karena bisa memuluskan rencananya.

"Nih, habisin. Jangan sia-siakan masakan ISTRINYA" Raisa sengaja menekan akhir kalimatnya.

"Makasih" Ucap Adam singkat.

Adam mulai meraih satu piring nasi goreng yang porsinya lebih banyak dari punya Raisa. Tanpa menunggu Raisa yang hanya duduk diam sambil menatapnya, Adam mulai menyendok nasi ke dalam mulutnya.

"Satu..dua...ti..."

Raisa menatap Adam tak percaya, karena dari penglihatannya sekarang. Adam sama sekali tak menunjukkan reaksi apapun seperti yang di harapkan Raisa.

"Kamu nggak makan??" Tanya Adam.

"I-ini makan" Raisa menyendok nasinya sendiri. Merasakan makanannya yang menurutnya memiliki rasa yang agak hambar, kurang garam dan kecap sepertinya.

Tapi yang lebih aneh lagi ialah Adam, pria itu terus saja memasukkan nasi goreng itu ke dalam mulutnya hingga sudah hampir habis setengah porsinya.

"Sudah nggak usah di makan lagi!!" Raisa menarik piring Adam dengan paksa.

"Kenapa?? Aku lapar Sa!! Biar ku habiskan dulu!!" Adam menarik lagi piringnya dari tangan Raisa.

Semula Raisa yang berniat menjahili Adam kini justru merasa bingung dengan dirinya sendiri. Dia merasa bersalah pada pria itu.

"Nggak usah!! Makan punya gue aja!!" Raisa menukar piring milik Adam dengan miliknya.

"Kamu kenapa sih Sa??" Adam beranjak dari kursinya. Meninggalkan Raisa yang menatap kepergian Adam dengan rasa bersalah.

Raisa kembali menatap nasi goreng milik Adam tadi. Dengan menatapnya saja Raisa sudah merinding mengingat banyaknya bubuk cabai yang ia masukkan kedalam nasi goreng itu.

Mengingat Adam yang tak berekspresi apapun, tetap diam menikmati nasi gorengnya membuat Raisa semakin merasa bersalah.

"Lagian dia bego banget sih!! Udah tau pedes kaya gini masih di makan aja. Kenapa juga dia nggak marah sama sekali??"

Raisa masih tetap diam di meja makan tanpa berniat memakan nasi goreng hambar miliknya. Perutnya tiba-tiba saja kenyang melihat wajah tenang Adam tadi.

Setelah satu jam lebih, Raisa akhirnya memutuskan naik ke kamarnya. Namun Raisa sama sekali tak menemukan Adam di sana. Padahal tadi Raisa melihat Adam naik ke lantai dua.

"Kemana dia??" Raisa melihat kamar mandinya juga kosong.

"Udahlah, ngapain juga gue peduli"

Pagi harinya saat Raisa bangun, dia tidak menemukan Adam di kamarnya. Di saat dia turun, dia juga tidak melihat Adam dan Papanya di meja makan.

"Papa udah berangkat Bi??"

"Bapak sudah berangkat subuh tadi karena harus keluar kota. Katanya beberapa hari baru pulang" Jawab Bi Asih.

Raisa hanya diam setelah itu. Tak berniat menanyakan Adam juga, karena menurutnya kepergian pria itu tidak penting. Bahkan mau ikut Papanya ke luar kota saja dia tak peduli.

"Aku berangkat dulu Bi" Tapi langkahnya terhenti dapat melihat seseorang dadi arah belakang.

"Dokter Wira?? Kok pagi-pagi udah di sini?. Emangnya siapa yang sakit??"

Raisa sangat mengenal dokter Wira karena dari Raisa kecil dokter yang seusia dengan Papanya itu sudah menjadi dokter pribadi keluarganya.

"Pak Adam yang sakit" Sahut dokter Wira.

"Sakit??"

"Iya Non, tadi sebelum Bapak berangkat, beliau minta Bibi untuk menghubungi Pak dokter"

"Emangnya dia sakit apa dok??"

"Pak Adam diare parah, juga alerginya kambuh"

"Alergi??" Tanya Raisa lagi.

"Iya, Pak Adam itu alergi seafood. Sepertinya dia tidak hati-hati memilih makanan"

Degg....

"Diare?? Alergi??"

Raisa langsung di serang rasa bersalah. Karena semua yang di jelaskan dokter wira tadi adalah salahnya tadi malam yang sengaja menambahkan bubuk cabai di nasi gorengnya. Tapi kalau masalah alergi seafood, Raisa tidak tau sama sekali.

"T-terus sekarang dia gimana dok?? Apa perlu di bawa ke rumah sakit??" Raisa menggenggam kedua tangannya karena ketakutan.

"Kita lihat saja dulu, sekarang sudah saya meresepkan obat. Kalau sampai nanti siang diarenya belum juga berhenti. Langsung saja di bawa ke rumah sakit. Ini resep untuk obat yang tidak saya bawa, bisa di tebus ke apotek sekarang supaya Pak Adam segera meminumnya"

"Biar Bibi yang tebus obatnya Non"

Raisa hanya mengangguk karena saat ini pikirannya hanya ingin segera ke paviliun melihat keadaan Adam.

"Saya permisi dulu"

"Terimakasih dokter Wira. Maaf saya nggak bisa anyar ke depan"

"Tidak papa, cepat lihat keadaan suami mu" Dokter wira tersenyum penuh arti pada Raisa. Seolah dia sudah tau bagaimana hubungan suami istri itu.

Raisa bergegas ke paviliun belakang. Tempat di mana Adam tinggal selama ini.

"Pantas aja tadi pagi nggak ada di kamar ternyata dia tidur di sini"

Raisa masuk ke dalam kamar Adam yang tidak terkunci. Tepat saat dia melangkah ke dalam, berbarengan pula dengan Adam yang baru keluar dari kamar mandi.

Raisa yang menatap Adam canggung hanya di balas lirikan sekilas saja dari Adam.

Pria itu lalu berjalan ke ranjang sambil memegangi perutnya. Raisa mengamati benar gerak gerik Adam yang kesakitan itu. Bahkan Raisa juga melihat wajah, leher dan tangan Adam yang memerah karena Alergi itu.

Tak ada yang bicara satupun di antara mereka. Adam memilih berbaring, menutup tubuhnya dengan selimut hingga sebatas pinggang. Lalu memejamkan matanya seolah tak melihat Raisa yang ada di dalam sana.

"Kenapa nggak bilang kalau alergi seafood" Akhirnya Raisa membuka suaranya.

Bukan itu yang seharusnya keluar dari bibir Raisa. Namun satu kata maaf saja rasanya sulit untuk lolos dari sana.

"Biar kamu puas" Jawab Adam tanpa membuka matanya.

"Maksudnya??"

"Ya biar kamu puas aja ngerjain aku. Emang ini kan yang kamu mau sampai harus rela masak sendiri. Anggap aja aku membantu mu memuluskan rencana mu"

Raisa di buat bungkam oleh Adam. Biar bagaimana pun dia tetap bersalah. Tak seharusnya rasa bencinya pada Adam membuatnya berbuat nekat sampai mencelakai Adam seperti itu.

"Sudahlah, lebih baik kamu keluar saja. Bukankah kamar ini menjijikkan, sampai kamu nggak sudi untuk masuk ke sini kan?? Terus kenapa masih di sini??"

Sudah dua kalimat Adam yang tak mampu Raisa kembalikan lagi. Rasanya bibirnya kelu, di tambah ada secuil bagian hatinya yang merasa sakit mendengar ucapan Adam. Meski hanya secuil, bahkan sangatlah sedikit dari bagian hati Raisa. Namun rasanya sangat tak nyaman.

Terpopuler

Comments

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Jahat nya Raisa.....😠😠😠

2024-01-25

1

Rambe Rambutan

Rambe Rambutan

biar kamu puaaaaas Raisa....
sekarang pasti kamu belum puas juga....

2023-10-29

2

مي زين الش

مي زين الش

kapok kamu raisa... gantian sekarang yg dikacangin

2023-10-23

0

lihat semua
Episodes
1 Jalan satu-satunya
2 Keras kepala
3 Syarat
4 Tak ada artinya
5 Bertemu kekasih
6 Bukan aku
7 Penjilat
8 Rencana
9 Tetap seperti itu
10 Di luar presdiksi
11 Rencana baru
12 Merendahkan diri
13 Babu
14 Ingatan Adam
15 Makmum
16 Keterlaluan
17 Janji Raisa
18 Kecurigaan Raisa
19 Masalah baru
20 Minta maaf
21 Berkorban lagi
22 Berubah
23 Apa yang harus aku lakukan??
24 Demi kamu
25 Pertemuan
26 Makan siang yang gagal
27 Lihatlah aku!!!
28 Dingin dan hambar
29 Maafkan aku
30 Musuh di balik selimut
31 Cemburu
32 Sudah nggak jijik lagi??
33 Aku mau ini
34 Tak semua hal harus tau
35 Lain di mulut lain di hati
36 Tamu di pagi hari
37 Pening
38 Kecewa
39 Dia harus tau
40 Berbagi beban
41 Ngidam
42 Pikiran liar
43 Orang misterius
44 Munafik
45 Bukan siapa-siapa
46 Sandal jepit
47 Sakit
48 Dua saudara
49 Rencana Adam
50 Bukan siapa-siapa
51 Calon pelakor
52 Kilas masa lalu
53 Calon Kakek
54 Awal kebencian
55 Kita suami istri
56 Beban keluarga
57 Semakin mesra
58 Tempat rahasia
59 Butuh waktu sendiri
60 Tidak benar-benar cinta
61 62. Beberapa hari berpisah
62 Dia wanita itu kan??
63 Yang sesungguhnya
64 Rindu yang terbalaskan
65 Ajun, Adam junior
66 Anggap aku teman mu
67 Terlalu misterius
68 Kalian yang paling ku sayang
69 Kejutan
70 Tertipu
71 Maafkan aku
72 Kebenaran
73 Keadaan yang berbalik
74 Menciptakan jarak
75 Terlalu mencintaimu
76 Kesalahpahaman
77 Menyerah pada takdir
78 Dingin berkali-kali lipat
79 Pamit
80 Pergi
81 Dua sahabat
82 Pembalasan
83 Mbak Yuli
84 Ning dan Ayu
85 Kangen suami
86 Jangan tinggalkan aku
87 Mau pisah kamar??
88 Kisah Adam
89 Coba jadi aku
90 Seandainya
91 Kesempatan
92 Penyesalan keduanya
93 Periksa kandungan
94 Mau di panggil apa??
95 Cinta pandangan pertama
96 Mandi bareng
97 Mandi bareng ll
98 Wanita tak punya malu
99 Bukan pilihan
100 Hanif KWnya Adam
101 Jalan-jalan
102 Nggak pantas cemburu
103 Tidur di luar!!
104 Pasangan bucin
105 Karma Stevi
106 Musibah
107 Menemukan orangnya
108 Malam pertama atau bukan??
109 Sidang
110 Selamat tinggal
111 Pulang
112 Kecurigaan orang tua Stevi
113 Panggilan baru
114 Jangan temui saya lagi!!
115 Kemarahan Fany
116 Takdir Stevi
117 Menemui Stevi
118 Lamaran
119 Malam ke dua
120 Mengajak kencan
121 Kejahatan Sandi
122 Suami takut istri
123 Pernikahan Stevi
124 Hanif atau Arka
125 Penjelasan
126 Batal
127 Benci
128 Mawar tercampakkan
129 Kesepakatan
130 Sikap aneh Stevi
131 Khawatir
132 Perubahan
133 Cemburu
134 Macan tutul
135 Dua pasang suami istri
136 Kebahagiaan
137 Manja
138 Perubahan besar
139 Sore yang panas
140 Seratus persen mirip
141 Baby Kala
142 Akhir
143 CINTA SHERINA (Novel baru)
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Jalan satu-satunya
2
Keras kepala
3
Syarat
4
Tak ada artinya
5
Bertemu kekasih
6
Bukan aku
7
Penjilat
8
Rencana
9
Tetap seperti itu
10
Di luar presdiksi
11
Rencana baru
12
Merendahkan diri
13
Babu
14
Ingatan Adam
15
Makmum
16
Keterlaluan
17
Janji Raisa
18
Kecurigaan Raisa
19
Masalah baru
20
Minta maaf
21
Berkorban lagi
22
Berubah
23
Apa yang harus aku lakukan??
24
Demi kamu
25
Pertemuan
26
Makan siang yang gagal
27
Lihatlah aku!!!
28
Dingin dan hambar
29
Maafkan aku
30
Musuh di balik selimut
31
Cemburu
32
Sudah nggak jijik lagi??
33
Aku mau ini
34
Tak semua hal harus tau
35
Lain di mulut lain di hati
36
Tamu di pagi hari
37
Pening
38
Kecewa
39
Dia harus tau
40
Berbagi beban
41
Ngidam
42
Pikiran liar
43
Orang misterius
44
Munafik
45
Bukan siapa-siapa
46
Sandal jepit
47
Sakit
48
Dua saudara
49
Rencana Adam
50
Bukan siapa-siapa
51
Calon pelakor
52
Kilas masa lalu
53
Calon Kakek
54
Awal kebencian
55
Kita suami istri
56
Beban keluarga
57
Semakin mesra
58
Tempat rahasia
59
Butuh waktu sendiri
60
Tidak benar-benar cinta
61
62. Beberapa hari berpisah
62
Dia wanita itu kan??
63
Yang sesungguhnya
64
Rindu yang terbalaskan
65
Ajun, Adam junior
66
Anggap aku teman mu
67
Terlalu misterius
68
Kalian yang paling ku sayang
69
Kejutan
70
Tertipu
71
Maafkan aku
72
Kebenaran
73
Keadaan yang berbalik
74
Menciptakan jarak
75
Terlalu mencintaimu
76
Kesalahpahaman
77
Menyerah pada takdir
78
Dingin berkali-kali lipat
79
Pamit
80
Pergi
81
Dua sahabat
82
Pembalasan
83
Mbak Yuli
84
Ning dan Ayu
85
Kangen suami
86
Jangan tinggalkan aku
87
Mau pisah kamar??
88
Kisah Adam
89
Coba jadi aku
90
Seandainya
91
Kesempatan
92
Penyesalan keduanya
93
Periksa kandungan
94
Mau di panggil apa??
95
Cinta pandangan pertama
96
Mandi bareng
97
Mandi bareng ll
98
Wanita tak punya malu
99
Bukan pilihan
100
Hanif KWnya Adam
101
Jalan-jalan
102
Nggak pantas cemburu
103
Tidur di luar!!
104
Pasangan bucin
105
Karma Stevi
106
Musibah
107
Menemukan orangnya
108
Malam pertama atau bukan??
109
Sidang
110
Selamat tinggal
111
Pulang
112
Kecurigaan orang tua Stevi
113
Panggilan baru
114
Jangan temui saya lagi!!
115
Kemarahan Fany
116
Takdir Stevi
117
Menemui Stevi
118
Lamaran
119
Malam ke dua
120
Mengajak kencan
121
Kejahatan Sandi
122
Suami takut istri
123
Pernikahan Stevi
124
Hanif atau Arka
125
Penjelasan
126
Batal
127
Benci
128
Mawar tercampakkan
129
Kesepakatan
130
Sikap aneh Stevi
131
Khawatir
132
Perubahan
133
Cemburu
134
Macan tutul
135
Dua pasang suami istri
136
Kebahagiaan
137
Manja
138
Perubahan besar
139
Sore yang panas
140
Seratus persen mirip
141
Baby Kala
142
Akhir
143
CINTA SHERINA (Novel baru)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!