Rencana

Raisa tidak kembali ke rumahnya setelah itu. Dia memilih menuju apartemen Stevi. Hanya itu tempat yang saat ini bisa ia tuju untuk mendinginkan kepalanya.

Sejak kedatangannya ke apartemen itu pun Raisa hanya terdiam. Namun Stevi, sahabat yang mengenal benar siapa itu Raisa bisa melihat rahang wanita itu mengeras. Stevi yakin saat ini Raisa sedang mengendalikan dirinya yang diliputi kemarahan.

Stevi sendiri belum berani menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, dia menunggu sahabatnya itu lebih tenang dan menceritakan sendiri masalahnya.

"Minun dulu" Stevi mengulurkan segelas air putih pada Raisa.

"Thanks"

"Hemm"

Raisa langsung meneguk air putih itu sampai tandas.

"Nggak minum dua hari lo??" Canda Stevi yang melihat cara minum Raisa.

"Berisik lo!!" Lirik Raisa dengan tajam pada Stevi.

Stevi hanya terkekeh melihat lirikan maut dari Raisa itu.

"Stev"

"Hemm" Stevi masih fokus pada ponsel di tangannya.

"Ternyata dugaan gue benar selama ini"

"Maksud lo??" Stevi mulai tertarik dengan arah pembicaraan Raisa.

"Dia benar-benar penjilat"

"Dia maksudnya??"

"Cecunguk itu" Jawab Raisa dengan kesal karena Stevi tak kunjung paham.

"Oh, suami lo?? Emang dia kenapa??"

Raisa mendengus mendengar kata suami dari Stevi.

"Lo tau apa yang bikin gue stres dari tadi pagi??" Stevi menggeleng.

"Mulai ini, Papa mencabut semua fasilitas gue. Nggak ada lagi mobil, nggak ada kartu credit card, nggak ada uang jajan, gue juga di paksa apa-apa sendiri. Bahkan kata Papa, pria itu yang akan menafkahi gue, karena sekarang gue bukan tanggungjawab Papa lagi"

"Dan parahnya lagi, Papa menyerahkan pabriknya sama cowok belagu itu Stev. Udah jelas kan apa tujuan dia selama ini?! Dia cuma mau menguasai harta Papa aja"

"Hah, kenapa bisa?? Kan lo anaknya Sa, masa dia malah lebih percaya sama Mas Adam itu"

"Gue juga nggak tau gimana caranya dia menghasut Papa, otak Papa kayaknya udah di cuci sama dia"

Raisa jelas tak bisa menerima keputusan Papanya itu. Adam bukanlah siapa-siapa, tapi dia mendapatkan kuasa yang lebih besar dari semua harta yang harusnya jatuh ke tangannya sendiri.

"Terus sekarang hidup lo gimana Sa?? Nggak ada uang sama sekali lo??"

"Ada sih, tapi cuma dikit. Itu tabungan gue sendiri"

Raisa menyesal karena tidak menabung dari dulu, tapi Raisa juga tidak menyangka jika akan menghadapi situasi seperti ini.

"Terus kedepannya? Nggak mungkin kan lo bisa hidup hanya dengan uang tabungan lo aja"

Raisa menatap Stevi, membenarkan apa yang di katakan sahabatnya itu.

"Lo nggak mungkin kan diam aja kaya gini??"

Raisa hanya terdiam, meski dia setuju dengan apa yang Stevi katakan dari tadi.

Dia tidak mungkin diam saja di saat ada orang lain menjajah dirinya. Dia tidak mungkin diam saja saat dirinya di injak-injak seperti itu.

*

*

*

Malam harinya, saat Riasan tiba di rumah. Raisa sudah melihat mobil Papanya ada di rumah. Itu tandanya, Papanya dan suaminya sudah ada di rumah.

Itulah waktu yang di tunggu Raisa sejak tadi. Ia ingin menyampaikan sesuatu yang telah ia pikirkan dengan matang di sejak di apartemen Stevi tadi.

"Papa mana Bi??" Raisa melihat Bi Asih membawa nampan berisi dua cangkir teh.

"Di ruang kerja sama Mas Adam Non"

"Kesempatan gue nih"

"Sini biar aku yang bawa" Raisa meraih nampan yang di bawa Bi Asih dengan paksa.

Raisa juga tak mempedulikan tatapan Bi Asih yang penuh tanda tanya.

"Pa, aku masuk!!" Seru Raisa dari luar lali mendorong pintu kerja Papanya tanpa menunggu jawaban dari dalam.

"Pasti lagi cuci otak bokap gue makhluk satu ini"

Raisa langsung menatap tak suka pada Adam yang duduk di hadapan Papanya.

"Mau apa??"

Raisa tampak kesal karena Papanya berubah dingin dan ketus seperti itu.

"Ini tehnya"

Raisa meletakkan kedua cangkir tehnya di hadapan kedua laki-laki itu. Sempat Raisa melirik pada Adam yang sama sekali enggan melihat ke arahnya.

"Sok banget sih, baru dia laki-laki yang menolak pesona gue"

"Tumben. Ada apa di balik teh ini sebenarnya" Sindir Satya.

"Baiklah, karena Papaku ini terlalu pintar menebak. Tentu saja aku ada sesuatu yang ingin aku sampaikan sama Papa"

Satya memandang putrinya dengan alis berkerut, tapi dia masih menunggu ucapan Raisa.

"Sekarang Papa sudah ambil semua fasilitas yang Papa berikan. Aku udah nggak punya apa-apa sekarang. Mobil juga nggak ada, jadi.." Raisa menggantung ucapannya.

"Jadi??"

"Aku butuh pekerjaan Pa!!" Ucap Raisa dengan tegas dan berhasil membuat Adam mendongak menatap Raisa.

"Untuk apa kamu kerja Raisa?? Kamu hanya perlu di rumah menjadi istri yang baik untuk suamimu. Bukannya dari dulu kamu seperti itu?? Susah di ajak kerja keras??" Ucapan Satya berhasil menohok putrinya.

"Kenapa gue jadi di bully bokap gue sendiri"

"Tapi Pa, aku butuh kerjaan. Aku butuh uang"

"Kalau maslah uang, kamu minta aja sama Adam. Papa yakin dia mampu menafkahi kamu. Iya kan Dam??" Raisa ikut menoleh pada Adam.

"Benar Pa"

"Cih, kere aja sok-sokan" Cibir Raisa yang mendapat tatapan tajam dari Papanya.

Raisa terbelalak karena baru kali ini Adam mendengus mendengar ucapannya.

"Raisa, Raisa. Kapa sih kamu bisa menghargai orang?? Terutama Adam itu suami kamu" Satya sampai mengusap wajahnya dengan kasar.

"Udahlah Pa, kita bahas yang tadi aja. Aku mau kerja pokoknya!!"

"Baiklah, asal suami kamu mengijinkan"

Lagi-lagi Raisa di buat kesal karena Papanya terus menyangkut pautkan kehidupannya dengan Adam.

"Bagaimana Dam??"

Raisa menatap Adam dengan malas. Dia merasa jika Adam saat ini pasti besar kepala karena begitu di keistimewaan oleh Papanya.

Adam menatap Raisa sejenak. Bukan seperti tatapan terpana, tapi lebih seperti mencari sesuatu di wajah Raisa.

"Udahlah Pa, dia nggak mungkin kasih ijin. Emang niatnya dari awal mau menindas ku" Cibir Raisa memutus kontak matanya dengan Adam.

"Aku kasih ijin, tapi kamu harus kerja di pabrik sama aku" Ucap Adam.

"Yes!! Akhirnya kemakan juga umpan ku"

"Nggak masalah, tapi gue mau jadi sekretaris lo!!"

Satya dan Adam sama-sama tak menyangka jika Raisa akan begitu mudah menerima tawaran Adam.

"Nggak bisa, posisi sekretaris sudah di isi Gaby, kemarin kamu udah lihat sendiri kan orangnya" Tolak Satya.

Raisa mengingat wanita yang kemarin datang bersama Papanya. Wanita yang seksi dan usianya sedikit di atasnya.

"Dia bisa di ganti posisi lain kan Pa?? Masa aku sebagai anak kandung Papa harus jadi karyawan tanpa berpengaruh sedikitpun. Sedangkan dia yang bukan siapa-siapa malah bisa memegang penuh perusahaan Papa" Raisa menatap tak suka pada Adam.

"Baiklah, masih ada posisi satu lagi. Dan itu jabatan yang cukup tinggi karena kamu akan berurusan langsung dengan Adam sebagai pemimpin. Bagaimana?? Kamu mau??"

"Apapun asal jangan masukan aku ke bagian produksi"

"Dengan gue yang selalu ada di dekat lo, gue pasti bakalan cari bukti kalau lo emang mau menguasai perusahaan Papa gue"

"Oke, mulai besok pagi kamu mulai bekerja. Bimbing dia dengan baik Dam, jangan beri keistimewaan kepadanya walau dia anak Papa"

"Baik Pa" Ucap Adam dengan santai. Seperti tak keberatan dengan keputusan Satya sama sekali.

"Memang bagian apa yang harus aku tempati Pa??"

Satya dan Adam saling berpandangan, seolah mengirimkan pesan melalui tatapan mata mereka.

"PA, personal assistant utuk Adam"

"HAH!!!!!"

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀Angell yoland

𝐀⃝🥀Angell yoland

dasar su raisha engga sadar kalo semua di lakukan demi raisha sendiri agar lebih baik

2024-03-24

0

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Hmm...coba buktikan omongan mu Raisa , klo mmg suami mu menguasai harta pa2 mu buktikan dulu....! ! !

2024-01-25

0

YK

YK

siapa yg nginjak2? sama aja lo maki2 bapak lo sendiri.

2024-01-20

1

lihat semua
Episodes
1 Jalan satu-satunya
2 Keras kepala
3 Syarat
4 Tak ada artinya
5 Bertemu kekasih
6 Bukan aku
7 Penjilat
8 Rencana
9 Tetap seperti itu
10 Di luar presdiksi
11 Rencana baru
12 Merendahkan diri
13 Babu
14 Ingatan Adam
15 Makmum
16 Keterlaluan
17 Janji Raisa
18 Kecurigaan Raisa
19 Masalah baru
20 Minta maaf
21 Berkorban lagi
22 Berubah
23 Apa yang harus aku lakukan??
24 Demi kamu
25 Pertemuan
26 Makan siang yang gagal
27 Lihatlah aku!!!
28 Dingin dan hambar
29 Maafkan aku
30 Musuh di balik selimut
31 Cemburu
32 Sudah nggak jijik lagi??
33 Aku mau ini
34 Tak semua hal harus tau
35 Lain di mulut lain di hati
36 Tamu di pagi hari
37 Pening
38 Kecewa
39 Dia harus tau
40 Berbagi beban
41 Ngidam
42 Pikiran liar
43 Orang misterius
44 Munafik
45 Bukan siapa-siapa
46 Sandal jepit
47 Sakit
48 Dua saudara
49 Rencana Adam
50 Bukan siapa-siapa
51 Calon pelakor
52 Kilas masa lalu
53 Calon Kakek
54 Awal kebencian
55 Kita suami istri
56 Beban keluarga
57 Semakin mesra
58 Tempat rahasia
59 Butuh waktu sendiri
60 Tidak benar-benar cinta
61 62. Beberapa hari berpisah
62 Dia wanita itu kan??
63 Yang sesungguhnya
64 Rindu yang terbalaskan
65 Ajun, Adam junior
66 Anggap aku teman mu
67 Terlalu misterius
68 Kalian yang paling ku sayang
69 Kejutan
70 Tertipu
71 Maafkan aku
72 Kebenaran
73 Keadaan yang berbalik
74 Menciptakan jarak
75 Terlalu mencintaimu
76 Kesalahpahaman
77 Menyerah pada takdir
78 Dingin berkali-kali lipat
79 Pamit
80 Pergi
81 Dua sahabat
82 Pembalasan
83 Mbak Yuli
84 Ning dan Ayu
85 Kangen suami
86 Jangan tinggalkan aku
87 Mau pisah kamar??
88 Kisah Adam
89 Coba jadi aku
90 Seandainya
91 Kesempatan
92 Penyesalan keduanya
93 Periksa kandungan
94 Mau di panggil apa??
95 Cinta pandangan pertama
96 Mandi bareng
97 Mandi bareng ll
98 Wanita tak punya malu
99 Bukan pilihan
100 Hanif KWnya Adam
101 Jalan-jalan
102 Nggak pantas cemburu
103 Tidur di luar!!
104 Pasangan bucin
105 Karma Stevi
106 Musibah
107 Menemukan orangnya
108 Malam pertama atau bukan??
109 Sidang
110 Selamat tinggal
111 Pulang
112 Kecurigaan orang tua Stevi
113 Panggilan baru
114 Jangan temui saya lagi!!
115 Kemarahan Fany
116 Takdir Stevi
117 Menemui Stevi
118 Lamaran
119 Malam ke dua
120 Mengajak kencan
121 Kejahatan Sandi
122 Suami takut istri
123 Pernikahan Stevi
124 Hanif atau Arka
125 Penjelasan
126 Batal
127 Benci
128 Mawar tercampakkan
129 Kesepakatan
130 Sikap aneh Stevi
131 Khawatir
132 Perubahan
133 Cemburu
134 Macan tutul
135 Dua pasang suami istri
136 Kebahagiaan
137 Manja
138 Perubahan besar
139 Sore yang panas
140 Seratus persen mirip
141 Baby Kala
142 Akhir
143 CINTA SHERINA (Novel baru)
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Jalan satu-satunya
2
Keras kepala
3
Syarat
4
Tak ada artinya
5
Bertemu kekasih
6
Bukan aku
7
Penjilat
8
Rencana
9
Tetap seperti itu
10
Di luar presdiksi
11
Rencana baru
12
Merendahkan diri
13
Babu
14
Ingatan Adam
15
Makmum
16
Keterlaluan
17
Janji Raisa
18
Kecurigaan Raisa
19
Masalah baru
20
Minta maaf
21
Berkorban lagi
22
Berubah
23
Apa yang harus aku lakukan??
24
Demi kamu
25
Pertemuan
26
Makan siang yang gagal
27
Lihatlah aku!!!
28
Dingin dan hambar
29
Maafkan aku
30
Musuh di balik selimut
31
Cemburu
32
Sudah nggak jijik lagi??
33
Aku mau ini
34
Tak semua hal harus tau
35
Lain di mulut lain di hati
36
Tamu di pagi hari
37
Pening
38
Kecewa
39
Dia harus tau
40
Berbagi beban
41
Ngidam
42
Pikiran liar
43
Orang misterius
44
Munafik
45
Bukan siapa-siapa
46
Sandal jepit
47
Sakit
48
Dua saudara
49
Rencana Adam
50
Bukan siapa-siapa
51
Calon pelakor
52
Kilas masa lalu
53
Calon Kakek
54
Awal kebencian
55
Kita suami istri
56
Beban keluarga
57
Semakin mesra
58
Tempat rahasia
59
Butuh waktu sendiri
60
Tidak benar-benar cinta
61
62. Beberapa hari berpisah
62
Dia wanita itu kan??
63
Yang sesungguhnya
64
Rindu yang terbalaskan
65
Ajun, Adam junior
66
Anggap aku teman mu
67
Terlalu misterius
68
Kalian yang paling ku sayang
69
Kejutan
70
Tertipu
71
Maafkan aku
72
Kebenaran
73
Keadaan yang berbalik
74
Menciptakan jarak
75
Terlalu mencintaimu
76
Kesalahpahaman
77
Menyerah pada takdir
78
Dingin berkali-kali lipat
79
Pamit
80
Pergi
81
Dua sahabat
82
Pembalasan
83
Mbak Yuli
84
Ning dan Ayu
85
Kangen suami
86
Jangan tinggalkan aku
87
Mau pisah kamar??
88
Kisah Adam
89
Coba jadi aku
90
Seandainya
91
Kesempatan
92
Penyesalan keduanya
93
Periksa kandungan
94
Mau di panggil apa??
95
Cinta pandangan pertama
96
Mandi bareng
97
Mandi bareng ll
98
Wanita tak punya malu
99
Bukan pilihan
100
Hanif KWnya Adam
101
Jalan-jalan
102
Nggak pantas cemburu
103
Tidur di luar!!
104
Pasangan bucin
105
Karma Stevi
106
Musibah
107
Menemukan orangnya
108
Malam pertama atau bukan??
109
Sidang
110
Selamat tinggal
111
Pulang
112
Kecurigaan orang tua Stevi
113
Panggilan baru
114
Jangan temui saya lagi!!
115
Kemarahan Fany
116
Takdir Stevi
117
Menemui Stevi
118
Lamaran
119
Malam ke dua
120
Mengajak kencan
121
Kejahatan Sandi
122
Suami takut istri
123
Pernikahan Stevi
124
Hanif atau Arka
125
Penjelasan
126
Batal
127
Benci
128
Mawar tercampakkan
129
Kesepakatan
130
Sikap aneh Stevi
131
Khawatir
132
Perubahan
133
Cemburu
134
Macan tutul
135
Dua pasang suami istri
136
Kebahagiaan
137
Manja
138
Perubahan besar
139
Sore yang panas
140
Seratus persen mirip
141
Baby Kala
142
Akhir
143
CINTA SHERINA (Novel baru)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!