Janji Raisa

Setelah kembali dari paviliun Adam tadi, Raisa mengurungkan niatnya untuk berangkat ke kantor. Pikirannya terus di penuhi oleh Adam. Lebih tepatnya rasa bersalah yang lebih mendominasi.

Sekarang, dia bingung sendiri dengan apa yang harus dilakukan saat ini. Ingin meminta maaf pun rasanya malu. Mau menemani Adam di sana, rasanya juga tak mungkin.

Raisa hanya bisa duduk di balik jendela kamarnya, ditemani matahari yang beranjak naik meski terasa sangat lama. Memandang jauh ke paviliun yang memang bisa terlihat jelas dari kamarnya di lantai dua itu.

"Apa gue emang udah kelewatan??"

"Apa gue harus meminta maaf??"

Tapi lagi-lagi Raisa mendengar bisikan dari sisi dirinya yang lain. Mengingatkan kembali siapa Adam di hidupnya. Apa pengaruh pria itu di hidupnya.

Mata yang penuh rasa bersalah itu kembali memicing. Menatap paviliun itu dengan pandangan penuh aura kebencian.

"Enggak, dia emang pantas di perlakukan kaya gitu. Salahnya sendiri masuk ke dalam hidup gue yang udah nyaman"

Raisa sebenarnya juga membenci dua perasannya yang sering bertolak belakang. Seperti ada yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu meski hatinya tak ingin.

Membuatnya menjadi wanita tak punya pendirian. Terombang-ambing dengan perasaannya sendiri. Entah sampai kapan dia bisa bertahan melawan dirinya sendiri. Rasanya sudah tak nyaman terus terjebak dalam perasaannya yang membelenggu.

Raisa mengotak atik ponselnya, mencari nama Rio di sana. Dia belum meminta maaf pada kekasihnya itu setelah Adam dengan paksa membawanya pulang ke rumah.

"Halo??" Sahut Rio di seberang sana.

"Aku mau ketemu kamu"

"Mau apa lagi?? Bukannya kamu lebih memilih pergi sama suami kamu itu??"

Riasan bisa membaca kemarahan Rio melalui suaranya itu.

"Aku minta maaf Rio, tak ada pilihan lain. Makanya aku sekarang mau ketemu sama kamu. Kita makan siang bareng ya??"

"Hemm"

"Kita ke cafe yang biasa aja ya?? Setengah jam lagi aku sampai"

Mood Raisa langsung berubah setelah mendengar suara Rio. Dia merapikan kembali bajunya, lalu melenggang pergi.

"Bodo amat sama dia. Ngapain juga gue peduli sama orang yang nggak ada artinya buat gue"

*

*

*

"Kamu bahagia sama dia??" Pertanyaan Rio membuat Raisa mengentikan mulutnya yang sedang mengunyah.

"Apa aku terlihat bahagia??"

Rio hanya tersenyum tipis mendengar jawaban Raisa. Wanita cantik yang telah menjadi miliknya satu tahun ini.

"Kenapa nggak cerai aja??"

Deg..

Telinga Raisa masih sangat awam mendengar kata itu. Meski dia sendiri pernah mengatakannya secara langsung kepada Adam.

"Masih aku pikirkan, lagi pula tak bisa secepat itu" Raisa kembali menyendokkan makanan ke dalam mulutnya.

Tentu saja Raisa memikirkan bagaimana tanggapan Papanya dan bagaimana pengaruh perceraiannya terhadap nama baik Papanya juga semua yang di miliki Papanya saat ini. Rasanya tidak akan segampang yang Raisa bayangkan sebelumnya.

"Jangan terlalu lama, nanti terlanjur nyaman"

"Tidak akan" Sahut Raisa dengan cepat.

"Kamu yakin?? Apa kamu nggak pernah punya dikit aja perasaan buat tukang pukul Papa kamu itu??"

Ada rasa tak suka pada Rio saat menyebut Adam sebagai tukang pukul.

"Dia kan ganteng, pinter, badannya bagus, jago bela di..."

"Stop Rio!! Aku ke sini karena kangen sama kamu. Bukan mau bahas dia!!" Kesal Raisa. Dia meletakkan sendok dan guru di atas piringnya. Nafsu makannya mendadak hilang begitu saja.

"Iya maaf. Aku percaya kok sama kamu. Yang penting kamu jangan tinggalin aku demi dia ya??" Rio menggenggam tangan Raisa yang berada di atas meja. Mengusap punggung tangan milik kekasihnya itu dengan lembut.

"Aku janji Rio, tapi apa kamu bisa menerima aku yang udah nggak sempurna ini??" Raisa menunduk sedih.

Rio beralih duduk di samping Raisa. Satu tangannya beralih kebelakang merangkul pundak Raisa. Rio membawa kepala Raisa untuk bersandar di bahunya.

"Aku mencintaimu Sa. Jadi aku akan menerima apapun keadaan kamu. Kamu tetap wanita paling sempurna di mataku" Rio mengusap lembut kepala Raisa untuk menenangkannya.

Namun berbeda dengan yang di rasakan Raisa. Usapan lembut itu justru terasa hambar, bahkan Raisa merasa risih dan tidan tenang. Perasaannya mengatakan jika dirinya sedang di awasi seseorang saat ini.

"Tapi Rio" Raisa mengangkat kepalanya, dan duduk agak menjauh dari Rio.

"Bagaimana jika aku hamil??"

Raisa sempat lupa satu kenyataan itu. Dimana dia melewati sebuah proses pembuahan yang kemungkinan besar bisa menghasilkan benih di dalam rahimnya.

"Aku memilih kamu, itu artinya aku juga siap menerima anak-anak mu walau bukan darah daging ku" Raisa menatap dalam manik mata Rio. Melihat kejujuran dari mata hitam itu.

"Tapi Papa kamu gi.."

"Ssstttt...." Rio menempelkan telunjuknya pada bibir Raisa.

"Itu urusan ku. Yang penting kamu bisa menjaga hati kamu untukku. Jangan biarkan laki-laki miskin itu menguasai hati kamu"

Ucapan Rio membuat Raisa kembali mengingat Adam yang sedang sakit di rumah akibat ulahnya.

"Itu Pasti. Tapi kayaknya aku harus pulang sekarang"

Raisa melihat jam di ponselnya. Sudah lebih dari tiga jam dia keluar tanpa ijin dari Adam.

"Tapi ini masih siang sayang. Aku masih kangen sama kamu" Rio tidak rela melepaskan genggaman tangannya pada Raisa.

"Kapan-kapan kita bisa ketemu lagi Rio. Aku juga harus istirahat, besok aku sudah harus kerja lagi"

"Kamu kerja??" Rio tak tau perihal Raisa yang menjadi PA bagi Adam.

"Iya, aku kerja di kantor Papa"

"Kamu mulai handel perusahaan Papa kamu??" Rio tampak bahagia mendengar Raisa mulai bekerja.

"Bukan, aku hanya menjadi PA di sana. Adamlah yang memegang kendali perusahaan Papa"

"Apa!! Kenapa bisa??" Reaksi Rio sama persis dengan reaksi Raisa saat mengetahui keputusan Papanya waktu itu.

Akhirnya Riasan menceritakan semua yang terjadi kepadanya dan perusahaannya kepada Rio.

"Aku hanya sementara saja sampai aku mendapatkan bukti kejahatan Adam. Jadi kamu jangan khawatir ya" Raisa tau pasti Rio akan cemburu karen Raisa akan bersama dengan Adam selama 24 jam nonstop.

"Oke, aku percaya sama kamu"

Raisa yang ada di hadapan Adam dan di hadapan Rio sungguh berbeda. Raisa benar-benar menjadi gadis lembut jika di hadapan pria berjambang halus itu.

"Ya sudah aku pulang dulu"

"Ayo aku antar" Rio mengandeng tangan Raisa saat keluar dari cafe tanpa penolakan sedikitpun dari Raisa. Wanita bersuami itu merasa aman dari sorotan orang-orang karena memakai topi dan juga masker untuk menyamarkan wajahnya.

"Kenapa??" Rio menoleh pada Raisa saat kekasihnya itu tiba-tiba menghentikan langkahnya.

"Ah, enggak. Ayo jalan" Raisa dan Rio kembali berjalan menuju mobil milik Rio.

Tadi Raisa tak sengaja melihat mobil yang sangat mirip dengan milik Adam keluar dari cafe itu. Makanya Raisa sempat membeku beberapa saat.

Jantungnya berdebar-debar seolah sedang tertangkap suaminya karena selingkuh dengan pria lain.

"Nggak mungkin, itu pasti cuma mirip aja. Lagian orangnya kan lagi sakit, mana mungkin sampai ke sini"

Terpopuler

Comments

Maliq Ebrahim

Maliq Ebrahim

jangan terlalu benci karena benci dan cintatu beda tipis

2024-01-25

0

YK

YK

entah bloon atau bego ya si Raisa ini. kalo memang benci adam, setidakknya dia tidak mempermalukan bapaknya dong... 🤦🏻‍♀️

2024-01-20

1

Nonna Mel

Nonna Mel

munafik lu raisa

2023-12-20

1

lihat semua
Episodes
1 Jalan satu-satunya
2 Keras kepala
3 Syarat
4 Tak ada artinya
5 Bertemu kekasih
6 Bukan aku
7 Penjilat
8 Rencana
9 Tetap seperti itu
10 Di luar presdiksi
11 Rencana baru
12 Merendahkan diri
13 Babu
14 Ingatan Adam
15 Makmum
16 Keterlaluan
17 Janji Raisa
18 Kecurigaan Raisa
19 Masalah baru
20 Minta maaf
21 Berkorban lagi
22 Berubah
23 Apa yang harus aku lakukan??
24 Demi kamu
25 Pertemuan
26 Makan siang yang gagal
27 Lihatlah aku!!!
28 Dingin dan hambar
29 Maafkan aku
30 Musuh di balik selimut
31 Cemburu
32 Sudah nggak jijik lagi??
33 Aku mau ini
34 Tak semua hal harus tau
35 Lain di mulut lain di hati
36 Tamu di pagi hari
37 Pening
38 Kecewa
39 Dia harus tau
40 Berbagi beban
41 Ngidam
42 Pikiran liar
43 Orang misterius
44 Munafik
45 Bukan siapa-siapa
46 Sandal jepit
47 Sakit
48 Dua saudara
49 Rencana Adam
50 Bukan siapa-siapa
51 Calon pelakor
52 Kilas masa lalu
53 Calon Kakek
54 Awal kebencian
55 Kita suami istri
56 Beban keluarga
57 Semakin mesra
58 Tempat rahasia
59 Butuh waktu sendiri
60 Tidak benar-benar cinta
61 62. Beberapa hari berpisah
62 Dia wanita itu kan??
63 Yang sesungguhnya
64 Rindu yang terbalaskan
65 Ajun, Adam junior
66 Anggap aku teman mu
67 Terlalu misterius
68 Kalian yang paling ku sayang
69 Kejutan
70 Tertipu
71 Maafkan aku
72 Kebenaran
73 Keadaan yang berbalik
74 Menciptakan jarak
75 Terlalu mencintaimu
76 Kesalahpahaman
77 Menyerah pada takdir
78 Dingin berkali-kali lipat
79 Pamit
80 Pergi
81 Dua sahabat
82 Pembalasan
83 Mbak Yuli
84 Ning dan Ayu
85 Kangen suami
86 Jangan tinggalkan aku
87 Mau pisah kamar??
88 Kisah Adam
89 Coba jadi aku
90 Seandainya
91 Kesempatan
92 Penyesalan keduanya
93 Periksa kandungan
94 Mau di panggil apa??
95 Cinta pandangan pertama
96 Mandi bareng
97 Mandi bareng ll
98 Wanita tak punya malu
99 Bukan pilihan
100 Hanif KWnya Adam
101 Jalan-jalan
102 Nggak pantas cemburu
103 Tidur di luar!!
104 Pasangan bucin
105 Karma Stevi
106 Musibah
107 Menemukan orangnya
108 Malam pertama atau bukan??
109 Sidang
110 Selamat tinggal
111 Pulang
112 Kecurigaan orang tua Stevi
113 Panggilan baru
114 Jangan temui saya lagi!!
115 Kemarahan Fany
116 Takdir Stevi
117 Menemui Stevi
118 Lamaran
119 Malam ke dua
120 Mengajak kencan
121 Kejahatan Sandi
122 Suami takut istri
123 Pernikahan Stevi
124 Hanif atau Arka
125 Penjelasan
126 Batal
127 Benci
128 Mawar tercampakkan
129 Kesepakatan
130 Sikap aneh Stevi
131 Khawatir
132 Perubahan
133 Cemburu
134 Macan tutul
135 Dua pasang suami istri
136 Kebahagiaan
137 Manja
138 Perubahan besar
139 Sore yang panas
140 Seratus persen mirip
141 Baby Kala
142 Akhir
143 CINTA SHERINA (Novel baru)
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Jalan satu-satunya
2
Keras kepala
3
Syarat
4
Tak ada artinya
5
Bertemu kekasih
6
Bukan aku
7
Penjilat
8
Rencana
9
Tetap seperti itu
10
Di luar presdiksi
11
Rencana baru
12
Merendahkan diri
13
Babu
14
Ingatan Adam
15
Makmum
16
Keterlaluan
17
Janji Raisa
18
Kecurigaan Raisa
19
Masalah baru
20
Minta maaf
21
Berkorban lagi
22
Berubah
23
Apa yang harus aku lakukan??
24
Demi kamu
25
Pertemuan
26
Makan siang yang gagal
27
Lihatlah aku!!!
28
Dingin dan hambar
29
Maafkan aku
30
Musuh di balik selimut
31
Cemburu
32
Sudah nggak jijik lagi??
33
Aku mau ini
34
Tak semua hal harus tau
35
Lain di mulut lain di hati
36
Tamu di pagi hari
37
Pening
38
Kecewa
39
Dia harus tau
40
Berbagi beban
41
Ngidam
42
Pikiran liar
43
Orang misterius
44
Munafik
45
Bukan siapa-siapa
46
Sandal jepit
47
Sakit
48
Dua saudara
49
Rencana Adam
50
Bukan siapa-siapa
51
Calon pelakor
52
Kilas masa lalu
53
Calon Kakek
54
Awal kebencian
55
Kita suami istri
56
Beban keluarga
57
Semakin mesra
58
Tempat rahasia
59
Butuh waktu sendiri
60
Tidak benar-benar cinta
61
62. Beberapa hari berpisah
62
Dia wanita itu kan??
63
Yang sesungguhnya
64
Rindu yang terbalaskan
65
Ajun, Adam junior
66
Anggap aku teman mu
67
Terlalu misterius
68
Kalian yang paling ku sayang
69
Kejutan
70
Tertipu
71
Maafkan aku
72
Kebenaran
73
Keadaan yang berbalik
74
Menciptakan jarak
75
Terlalu mencintaimu
76
Kesalahpahaman
77
Menyerah pada takdir
78
Dingin berkali-kali lipat
79
Pamit
80
Pergi
81
Dua sahabat
82
Pembalasan
83
Mbak Yuli
84
Ning dan Ayu
85
Kangen suami
86
Jangan tinggalkan aku
87
Mau pisah kamar??
88
Kisah Adam
89
Coba jadi aku
90
Seandainya
91
Kesempatan
92
Penyesalan keduanya
93
Periksa kandungan
94
Mau di panggil apa??
95
Cinta pandangan pertama
96
Mandi bareng
97
Mandi bareng ll
98
Wanita tak punya malu
99
Bukan pilihan
100
Hanif KWnya Adam
101
Jalan-jalan
102
Nggak pantas cemburu
103
Tidur di luar!!
104
Pasangan bucin
105
Karma Stevi
106
Musibah
107
Menemukan orangnya
108
Malam pertama atau bukan??
109
Sidang
110
Selamat tinggal
111
Pulang
112
Kecurigaan orang tua Stevi
113
Panggilan baru
114
Jangan temui saya lagi!!
115
Kemarahan Fany
116
Takdir Stevi
117
Menemui Stevi
118
Lamaran
119
Malam ke dua
120
Mengajak kencan
121
Kejahatan Sandi
122
Suami takut istri
123
Pernikahan Stevi
124
Hanif atau Arka
125
Penjelasan
126
Batal
127
Benci
128
Mawar tercampakkan
129
Kesepakatan
130
Sikap aneh Stevi
131
Khawatir
132
Perubahan
133
Cemburu
134
Macan tutul
135
Dua pasang suami istri
136
Kebahagiaan
137
Manja
138
Perubahan besar
139
Sore yang panas
140
Seratus persen mirip
141
Baby Kala
142
Akhir
143
CINTA SHERINA (Novel baru)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!