Di luar presdiksi

Pagi harinya Raisa tak mendapati Adam berada di kamarnya. Sejak ucapannya yang membuat Adam memilih keluar dari kamar, Raisa tak mendapati Adam masuk kembali untuk tidur di kamarnya. Entah pria itu tidur di mana.

"Apa dia tersinggung tadi malam?? Tidur di paviliun lagi kali ya??"

Raisa ingat jika Adam tadi malam sempat membalas semua kata-kata pedas yang keluar dari bibirnya tanpa terkendali dari bibirnya.

"Udah ah, ngapain juga gue mikirin dia"

Tapi nyatanya Raisa kembali teringat saat Adam menciumnya dengan paksa. Tangan Raisa berlahan menyentuh bibirnya sendiri. Rasanya seperti bibir Adam masih menempel di sana jika membayangkannya.

"Mikir apa sih gue??" Raisa memukul kepalanya sendiri.

Raisa segera beranjak dari ranjangnya untuk bersiap ke kantor. Dia harus tampil sebaik mungkin karena ini hari pertamanya bekerja.

Raisa turun ke bawah setelah rapi dengan rok span sedikit di atas lutut berwarna putih yang memperlihatkan kaki jenjangnya serta blouse berenda berwarna cream. Rambutnya yang di biarkan tergerai serta polesan make up sederhana membuatnya tampak begitu cantik.

"Mana Papa Bi??" Bi Asih terlihat sedang membersihkan area dapur"

"Sudah berangkat pagi-pagi sekali Non"

Raisa hanya manggut-manggut, mungkin Papanya ada urusan penting sehingga berangkat lebih pagi dari biasanya.

"Terus sarapannya mana Bi??" Perut Raisa rasanya sudah sangat melilit.

Belum sempat Bi Asih menjawab, Raisa menoleh pada langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Dimana dari kejutan Adam datang dengan penampilannya yang seperti kemarin. Pria itu tapak sengaja mengubah penampilannya sejak kemarin. Setelah sebelumnya, selama menjadi bodyguard Papanya, Adam hanya mengenakan pakaian serba hitam di kesehariannya.

Raisa masih terus menatap Adam sampai pria itu duduk di kursi meja makan memang biasanya di tempati olehnya.

Pria itu masih tetap acuh dan terlihat tak peduli pada Raisa sedikitpun.

"Apa dia marah karena semalam?? Tapi kan harusnya gue yang marah karena berani cium gue"

"Tapi kan dia biasanya emang jaya gitu, kaku kaya kanebo kering"

Raisa menepis pikirannya itu lalu beralih kembali pada Bi Asih.

"Mana Bi??"

"Maaf Non, kan sesuai pesan Bapak, kalau Non Raisa harus menyiapkan semuanya sendiri termasuk juga membuatkan untuk Mas Adam"

Raisa langsung menoleh pada Adam yang juga sedang menatapnya.

"Ya Allah, Bi. Tapi ini kan cuma sarapan, aku juga udah dandan cantik gini masa ya mau masak. Kalau dia kan bisa bikin sendiri, kenapa harus aku??" Keluh Raisa pada wanita paruh baya yang sudah begitu lama bekerja di rumahnya.

"Maaf Non, itu pesan Bapak. Dan Bapak juga pesan kalau melayani Mas Adam adalah kewajiban Non Raisa"

Raisa mengepalkan tangannya, meredam amarahnya yang ingin meledak. Sepertinya hari ini tidak akan berjalan dengan baik karena di pagi harinya Raisa sudah di buat naik darah.

"Ini Non, biasanya Mas Adam akan minum teh panas saat pagi. Gulanya dikit aja jangan manis-manis" Bi Asih mengulurkan sebuah cangkir pada Raisa.

"Bodo amat!! Suruh dia bikin sendiri!!"

Raisa tak peduli sama sekali jika Adam akan menceramahinya atau akan melaporkannya pada Papanya.

"Mau sarapan kek, enggak kek gue nggak peduli"

Raisa menuju ke kulkas mengambil sebuah susu kotak, dan kembali ke meja makan. Meraih selembar roti tanpa harus mengolesinya dengan selai atau apapun. Baginya sudah cukup sarapan dengan itu saja tanpa harus repot-repot memasak.

Raisa juga mencoba tak peduli dengan Adam yang berada di hadapannya. Pria itu masih tetap diam tanpa makanan di hadapannya.

"Bi, saya berangkat dulu ya"

Perhatian Raisa beralih pada Adam yang beranjak dari kursinya tanpa minum atau makan apapun.

"Loh, Mas Adam nggak sarapan dulu?? Bibi buatin tehnya ya??" Bi Asih merasa bersalah pada pria yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri itu.

"Tidak usah Bi, saya tidak lapar"

"Cih, kalau sama orang lain aja. Bisa ya ngomong halus kaya gitu"

"Kamu mau berangkat bareng nggak?? Kamu udah nggak ada mobil lagi, naik taksi juga sudah mepet. Sejam lagi kita ada konversi pers yang aku bilang tadi malam" Adam melirik Raisa yang masih duduk menikmati susu kotaknya.

Raisa berpikir sejenak. Dia kemarin saja datang menyusul Satya harus memesan taksi online dulu.

"Hemm" Raisa hanya bergumam, namun ikut bangkit dari kursinya.

"Jangan ge er dulu, gue ikut sama lo cuma nggak mau di marahin Papa karena telat di hari pertama kerja" Ucap Raisa yang berjalan di belakang Adam.

"Terserah" Jawab Adam acuh.

"Buka pintunya!!" Raisa sedikit berteriak karena Adam yang sengaja mengunci pintu bagian belakang mobilnya.

"Aku bukan sopir mu lagi!!" Balas Adam setelah menurunkan kaca mobilnya.

"Gue nggak mau duduk sebelahan sama lo!!" Sungut Raisa.

"Ya udah, naik taksi aja sana!!"

Raisa tak menyangka jika Adam bisa setengil itu. Rasanya ingin menjambak rambut rapi milik Adam itu.

"Masuk atau aku tinggal!!"

"Ck" Kesal Raisa. Dan dengan terpaksa dia membuka pintu depan. Duduk di samping Adam yang mengemudikan mobilnya.

Raisa duduk dengan kesal, membuang pandangannya kesamping dan melipat kedua tangan di depan dadanya.

"Ayo jalan!! Nanti telat!!" Ucap Raisa karena sudah lebih dari dua menit Adam tak kunjung menekan pedal gasnya. Mau tak mau Raisa pun menoleh pada Adam, melihat apa yang sedang di lakukan pria di sebelahnya itu.

"M-au apa lo??" Namun Raisa langsung di buat gugup karena Adam yang mencondongkan badan kearahnya.

Adam semakin maju ke arah Raisa. Bahkan wajah Adan hanya tinggal berjarak beberapa senti saja dari wajahnya.

Raisa menahan nafasnya, matanya juga terpejam secara spontan. Harum parfum yang di kenakan Adam langsung menusuk ke indera penciumannya dalam jarak sedekat itu.

Klik...

"Kita jalan"

Raisa kembali membuka matanya. Memegang dadanya yang bergemuruh karena apa yang baru saja Adam lakukan. Dia di buat senam jantung oleh Adam yang hanya memasangkan seatbelt untuk Raisa. Namun pikirannya yang sudah kemana-mana itu membuat jantungnya berdetak begitu cepat.

"Mikir apa sih lo Sa!!"

*

*

*

Mereka berdua tiba di kantor sudah di sambut oleh banyaknya wartawan yang siap mengorek informasi tentang pernikahan mereka.

Di dalam sana juga sudah menunggu Satya yang siap mendampingi anak dan menantunya melakukan konferensi pers.

Dia ingin berita tentang anaknya segera hilang setelah melakukan klarifikasi dengan mengundang media dari berbagai stasiun televisi dan juga surat kabar.

"Di dalam sana nggak usah banyak bicara, cukup ikuti saja apa yang aku dan Papa katakan. Jangan membantah agar masalah ini cepat selesai" Pesan Adam sebelum keluar dari mobil.

"Gue bukan anak kecil yang nggak tau apa-apa!!" Kesal Raisa karena Adam menganggapnya tak tau harus berbuat apa.

"Emang kenyataannya begitu" Gumam Adam dengan sangat jelas.

Raisa ingin protes namun Adam sudah terlanjur keluar dari mobil. Dan tanpa Raisa duga, Adam berputar menuju ke arahnya. Membukakan pintu untuknya.

"Oke, akting yang bagus" Raisa yakin kalau itu hanyalah salah satu rencana Adam di depan banyaknya wartawan.

Raisa pun sama mengambil peran seperti Adam. Dia menunjukkan senyum cantiknya pada suaminya itu. Namun yang lebih mengejutkan lagi, dan sungguh di luar prediksi Raisa, Adam membalas senyumannya.

Bibir yang biasanya hanya membentuk satu garis lurus kini berubah menjadi sebuah lengkungan yang sangat indah.

Raisa bahkan sampai tak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah yang pagi ini terlihat begitu tampan itu. Sampai Raisa pun tak sadar jika Adam telah menggenggam erat tangannya.

"Kenapa?? Terpesona??" Bisik Adam membuat Raisa tersadar. Dia juga baru menyadari tangannya sudah berada di genggaman Adam.

"Pagi-pagi nggak usah mimpi" Raisa membuang mukanya, menyembunyikan wajahnya yang memerah.

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀Angell yoland

𝐀⃝🥀Angell yoland

yooo semangat sha 🤣🤣🤣

2024-03-24

0

Maliq Ebrahim

Maliq Ebrahim

bakal bucin banget tu siraisa kayanya

2024-01-25

0

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

mati kutu loe Raisa...terllu sombong jadi seorang wanita...ayo Adam Pepet trs Raisa biar dia sadar kodrat nya sbgai seorg wanita & istri dari Adam....🙄

2024-01-25

0

lihat semua
Episodes
1 Jalan satu-satunya
2 Keras kepala
3 Syarat
4 Tak ada artinya
5 Bertemu kekasih
6 Bukan aku
7 Penjilat
8 Rencana
9 Tetap seperti itu
10 Di luar presdiksi
11 Rencana baru
12 Merendahkan diri
13 Babu
14 Ingatan Adam
15 Makmum
16 Keterlaluan
17 Janji Raisa
18 Kecurigaan Raisa
19 Masalah baru
20 Minta maaf
21 Berkorban lagi
22 Berubah
23 Apa yang harus aku lakukan??
24 Demi kamu
25 Pertemuan
26 Makan siang yang gagal
27 Lihatlah aku!!!
28 Dingin dan hambar
29 Maafkan aku
30 Musuh di balik selimut
31 Cemburu
32 Sudah nggak jijik lagi??
33 Aku mau ini
34 Tak semua hal harus tau
35 Lain di mulut lain di hati
36 Tamu di pagi hari
37 Pening
38 Kecewa
39 Dia harus tau
40 Berbagi beban
41 Ngidam
42 Pikiran liar
43 Orang misterius
44 Munafik
45 Bukan siapa-siapa
46 Sandal jepit
47 Sakit
48 Dua saudara
49 Rencana Adam
50 Bukan siapa-siapa
51 Calon pelakor
52 Kilas masa lalu
53 Calon Kakek
54 Awal kebencian
55 Kita suami istri
56 Beban keluarga
57 Semakin mesra
58 Tempat rahasia
59 Butuh waktu sendiri
60 Tidak benar-benar cinta
61 62. Beberapa hari berpisah
62 Dia wanita itu kan??
63 Yang sesungguhnya
64 Rindu yang terbalaskan
65 Ajun, Adam junior
66 Anggap aku teman mu
67 Terlalu misterius
68 Kalian yang paling ku sayang
69 Kejutan
70 Tertipu
71 Maafkan aku
72 Kebenaran
73 Keadaan yang berbalik
74 Menciptakan jarak
75 Terlalu mencintaimu
76 Kesalahpahaman
77 Menyerah pada takdir
78 Dingin berkali-kali lipat
79 Pamit
80 Pergi
81 Dua sahabat
82 Pembalasan
83 Mbak Yuli
84 Ning dan Ayu
85 Kangen suami
86 Jangan tinggalkan aku
87 Mau pisah kamar??
88 Kisah Adam
89 Coba jadi aku
90 Seandainya
91 Kesempatan
92 Penyesalan keduanya
93 Periksa kandungan
94 Mau di panggil apa??
95 Cinta pandangan pertama
96 Mandi bareng
97 Mandi bareng ll
98 Wanita tak punya malu
99 Bukan pilihan
100 Hanif KWnya Adam
101 Jalan-jalan
102 Nggak pantas cemburu
103 Tidur di luar!!
104 Pasangan bucin
105 Karma Stevi
106 Musibah
107 Menemukan orangnya
108 Malam pertama atau bukan??
109 Sidang
110 Selamat tinggal
111 Pulang
112 Kecurigaan orang tua Stevi
113 Panggilan baru
114 Jangan temui saya lagi!!
115 Kemarahan Fany
116 Takdir Stevi
117 Menemui Stevi
118 Lamaran
119 Malam ke dua
120 Mengajak kencan
121 Kejahatan Sandi
122 Suami takut istri
123 Pernikahan Stevi
124 Hanif atau Arka
125 Penjelasan
126 Batal
127 Benci
128 Mawar tercampakkan
129 Kesepakatan
130 Sikap aneh Stevi
131 Khawatir
132 Perubahan
133 Cemburu
134 Macan tutul
135 Dua pasang suami istri
136 Kebahagiaan
137 Manja
138 Perubahan besar
139 Sore yang panas
140 Seratus persen mirip
141 Baby Kala
142 Akhir
143 CINTA SHERINA (Novel baru)
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Jalan satu-satunya
2
Keras kepala
3
Syarat
4
Tak ada artinya
5
Bertemu kekasih
6
Bukan aku
7
Penjilat
8
Rencana
9
Tetap seperti itu
10
Di luar presdiksi
11
Rencana baru
12
Merendahkan diri
13
Babu
14
Ingatan Adam
15
Makmum
16
Keterlaluan
17
Janji Raisa
18
Kecurigaan Raisa
19
Masalah baru
20
Minta maaf
21
Berkorban lagi
22
Berubah
23
Apa yang harus aku lakukan??
24
Demi kamu
25
Pertemuan
26
Makan siang yang gagal
27
Lihatlah aku!!!
28
Dingin dan hambar
29
Maafkan aku
30
Musuh di balik selimut
31
Cemburu
32
Sudah nggak jijik lagi??
33
Aku mau ini
34
Tak semua hal harus tau
35
Lain di mulut lain di hati
36
Tamu di pagi hari
37
Pening
38
Kecewa
39
Dia harus tau
40
Berbagi beban
41
Ngidam
42
Pikiran liar
43
Orang misterius
44
Munafik
45
Bukan siapa-siapa
46
Sandal jepit
47
Sakit
48
Dua saudara
49
Rencana Adam
50
Bukan siapa-siapa
51
Calon pelakor
52
Kilas masa lalu
53
Calon Kakek
54
Awal kebencian
55
Kita suami istri
56
Beban keluarga
57
Semakin mesra
58
Tempat rahasia
59
Butuh waktu sendiri
60
Tidak benar-benar cinta
61
62. Beberapa hari berpisah
62
Dia wanita itu kan??
63
Yang sesungguhnya
64
Rindu yang terbalaskan
65
Ajun, Adam junior
66
Anggap aku teman mu
67
Terlalu misterius
68
Kalian yang paling ku sayang
69
Kejutan
70
Tertipu
71
Maafkan aku
72
Kebenaran
73
Keadaan yang berbalik
74
Menciptakan jarak
75
Terlalu mencintaimu
76
Kesalahpahaman
77
Menyerah pada takdir
78
Dingin berkali-kali lipat
79
Pamit
80
Pergi
81
Dua sahabat
82
Pembalasan
83
Mbak Yuli
84
Ning dan Ayu
85
Kangen suami
86
Jangan tinggalkan aku
87
Mau pisah kamar??
88
Kisah Adam
89
Coba jadi aku
90
Seandainya
91
Kesempatan
92
Penyesalan keduanya
93
Periksa kandungan
94
Mau di panggil apa??
95
Cinta pandangan pertama
96
Mandi bareng
97
Mandi bareng ll
98
Wanita tak punya malu
99
Bukan pilihan
100
Hanif KWnya Adam
101
Jalan-jalan
102
Nggak pantas cemburu
103
Tidur di luar!!
104
Pasangan bucin
105
Karma Stevi
106
Musibah
107
Menemukan orangnya
108
Malam pertama atau bukan??
109
Sidang
110
Selamat tinggal
111
Pulang
112
Kecurigaan orang tua Stevi
113
Panggilan baru
114
Jangan temui saya lagi!!
115
Kemarahan Fany
116
Takdir Stevi
117
Menemui Stevi
118
Lamaran
119
Malam ke dua
120
Mengajak kencan
121
Kejahatan Sandi
122
Suami takut istri
123
Pernikahan Stevi
124
Hanif atau Arka
125
Penjelasan
126
Batal
127
Benci
128
Mawar tercampakkan
129
Kesepakatan
130
Sikap aneh Stevi
131
Khawatir
132
Perubahan
133
Cemburu
134
Macan tutul
135
Dua pasang suami istri
136
Kebahagiaan
137
Manja
138
Perubahan besar
139
Sore yang panas
140
Seratus persen mirip
141
Baby Kala
142
Akhir
143
CINTA SHERINA (Novel baru)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!