Babu

"Cih, nggak akan. Apa bagusnya punya suami kaya dia. Udah, kere, kaku, sombong, sok cuek!!"

"Hemm!!!"

Buku kuduk Raisa langsung tersedia karena mendengar suara orang yang sedang di cibirnya.

"Jangan kurang ajar sama suami!!"

Raisa membungkam mulutnya sendiri. Tak menyangka jika Adam sudah ada di sana dan mendengar semua ucapannya itu.

Dia hanya melirik Adam yang duduk di sampingnya dan meletakkan dua bungkus makanan di depan Raisa.

"Ayo makan dulu, tadi cuma sarapan roti kan??"

Raisa lagi-lagi harus terkesiap karena sikap Adam yang berubah kepadanya. Meski pria itu masih terlihat begitu dingin namun sudah berkali-kali Raisa mendengar Adam bertutur kata dengan lembut kepadanya.

"Peduli apa lo!!" Sinis Raisa benar-benar tak pernah bisa menerima niat baik Adam.

"Kamu istriku, tentu saja aku peduli"

Raisa lagi-lagi mengernyitkan keningnya karena sikap Adam itu.

"Kesambet apa nih laki"

"Ayo makan, ini makanan kesukaan mu" Adam bahkan membukakan kotak makan untuk Raisa.

Bibirnya ingin berkhianat mengatakan jika ia tidak lapar. Namun perutnya sejak tadi sudah terasa perih menahan lapar. Saat ini pun sudah menjelang siang, maka pantas jika Raisa sudah kelaparan.

Dengan membuang rasa malunya, Raisa mulai menyantap makanannya yang di bawa Adam tadi. Dia juga tidak menolak atau pun memprotes Adam yang juga duduk menikmati makan siang di sampingnya.

Sekilas Raisa melihat Adam tampak menikmati makanannya. Dan saat itu juga Raisa baru ingat jika Adam belum memakan apapun sejak pagi tadi.

"Nanti kamu mulai mengatur semua jadwalku. Mintalah salinannya sama Gaby. Bedanya kamu sama Gaby kalau dia mengurus jadwalku yang hanya di kantor saja. Kalau kamu, jadwalku maupun di kantor atau di luar, semua kamu yang pegang. Makanya jangan sampai bentrok sama jadwal yassdddng Gaby pegang" Ujar Adam setelah dia menyelesaikan makanannya.

"Hemm" Jawab Raisa acuh.

"Ingat, kamu sebagai PA di sini. Walaupun kamu itu istri ku, tapi kita tetap harus profesional. Kamu tetap menjalankan tugas kamu sesuai dengan perintahku. Tidak ada bantahan atau perlawanan"

"Hemm"

"Kamu juga harus ikut kemanapun aku pergi, menyiapkan apa yang aku butuhkan"

"Kan ada Gaby juga, kenapa harus gue semua??" Kali ini Raisa mencoba menolak.

"Gaby itu sekretaris, kalau kamu kan PA. Ya jelas beda"

"Bilang aja kalau lo sengaja jadiin gue babu. Pakai istilah PA segala" Gumam Raisa dengan mulut penuh makanan.

"Itu kamu sendiri yang bilang, bukan aku loh"

"Ihhh!!" Kesal Raisa.

"Cepat habiskan makannya. Ini masih jam kerja seharunya. Setelah ini kamu atur aja jadwal ku selama satu minggu ini sama Gaby. Meja kamu ada di luar juga sama kaya Gaby"

"Kalau di luar gimana caranya gue ngawasin dia??"

"Kenapa di luar, harusnya di dalam sini juga nggak papa kan??"

Adam memicing menatap Raisa. seperti mencurigai sesuatu pada Raisa.

"Kenapa memangnya?? Nggak mau jauh-jauh dari aku??"

Raisa tersentak ke belakang. Dia terkejut dengan tingkat kepercayaan diri Adam yang terlalu tinggi itu. Ternyata setelah sekian lama Raisa baru mengetahui sifat Adam yang seperti itu.

"Najis!!" Raisa memungut tas dan laptop yang sengaja ia bawa dari rumah untuk menunjang pekerjaannya.

Dia memilih pergi menuju mejanya yang katanya ada diluar, memikirkan lagi bagaimana caranya agar bisa terus mengawasi kinerja Adam. Daripada harus terus berada di ruangan itu membuat hatinya panas.

"Satu lagi Sa!!" Seru Adam membuat Raisa berhenti di depan pintu.

"Di sini aku atasan kamu. Jadi yang sopan kalau ngomong. Tinggalkan dulu bahasa gaul kamu itu. Panggil aku dengan benar, Pak Adam atau Mas Adam juga boleh"

Rasanya Raisa ingin menimpuk wajah Adam yang terlihat tenang saat mengaturnya seperti itu.

"Bodo amat!!" Sahut Raisa langsung melesat pergi dari ruangan suaminya itu.

"Udah berani perintah-perintah gue sekarang, mentang-mentang udah jadi bos. Lihat aja nanti, gue bakalan buat lo di tendang dari sini!!"

"Bu Raisa, silahkan duduk Bu. Mejanya sudah saya siapkan"

Raisa merasa aneh di panggil seperti itu oleh Gaby yang usianya terlihat beberapa tahun berada di atasnya.

"Iya, terimakasih"

Meja Raisa berada tepat di samping meja Gaby yang letaknya ada di sisi kanan pintu ruangan Adam.

"Huffftt.."

Raisa melepaskan nafas beratnya setelah dirinya duduk di kursi yang entah sampai kapan akan ia tempati itu.

"Gue nggak mau lama-lama jadi babunya pria itu. Jadi secepatnya gue harus mencari bukti yang bisa membuat Papa percaya kalau dia tidak sebaik yang Papa kira selama ini"

"Ada yang Bu Raisa butuhkan?? Mungkin saya bisa bantu" Suara Gaby menyadarkan Raisa dari lamunannya.

"Oh ya, Bu Gaby. Gu.. maksud saya, saya butuh jadwal Pak Adam untuk satu minggu ke depan" Raisa mengingat apa pesan Adam tadi.

"Kalau bukan karena ada maunya, ogah banget gue nurut sama dia kaya gini"

"Ini Bu, jadi........" Gaby pun menjelaskan semua yang Raisa butuhkan. Mulai dari jadwal hingga pekerjaan apa saja yang Raisa harus tangani untuk menjadi PA seorang pemimpin perusahaan.

Kriing....

Dering telepon di meja Raisa membuat konsentrasi Raisa terpecah.

"Halo??" Sapa Raisa dengan ramah karena dia belum paham betul telepon di mejanya itu terhubung dengan siapa saja.

"Bawakan aku teh yang dingin"

"Kan bisa suruh OB" Sahut Raisa begitu tau siapa yang meneleponnya.

"Kamu itu kerjanya jadi apa??"

"PA bukan babu" Ketus Raisa.

"Tapi tadi kamu bilang sendiri kalau PA itu babu"

"Ihhhhhh!!!!! Bentar!!" Kesal Raisa langsung meletakkan gagang teleponnya dengan keras.

"Kenapa Bu Raisa??" Tanya Gaby yang terkejut dengan tingkah Raisa itu.

"Nggak Papa. Saya ke pantry dulu" Raisa meninggalkan Gaby yang terlihat bingung dengan cara bicara Raisa kepada Adam.

"Apa mereka benar tidak saling mencintai??"

"Sayang banget, lelaki kaya Pak Adam kok di sia-siakan" Gaby terus menatap Raisa yang berjalan menjauh.

Terpopuler

Comments

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

cuma bisa blg Gemeeesh sama Raisa...

2024-01-25

0

YK

YK

mending dimatiin auto textnya. ganggu banget...

2024-01-20

0

Fitrianinaim_queen03

Fitrianinaim_queen03

iiiihhhhhh !!!! pengen ku ulek mulutnya di Raisa mah

2024-01-18

2

lihat semua
Episodes
1 Jalan satu-satunya
2 Keras kepala
3 Syarat
4 Tak ada artinya
5 Bertemu kekasih
6 Bukan aku
7 Penjilat
8 Rencana
9 Tetap seperti itu
10 Di luar presdiksi
11 Rencana baru
12 Merendahkan diri
13 Babu
14 Ingatan Adam
15 Makmum
16 Keterlaluan
17 Janji Raisa
18 Kecurigaan Raisa
19 Masalah baru
20 Minta maaf
21 Berkorban lagi
22 Berubah
23 Apa yang harus aku lakukan??
24 Demi kamu
25 Pertemuan
26 Makan siang yang gagal
27 Lihatlah aku!!!
28 Dingin dan hambar
29 Maafkan aku
30 Musuh di balik selimut
31 Cemburu
32 Sudah nggak jijik lagi??
33 Aku mau ini
34 Tak semua hal harus tau
35 Lain di mulut lain di hati
36 Tamu di pagi hari
37 Pening
38 Kecewa
39 Dia harus tau
40 Berbagi beban
41 Ngidam
42 Pikiran liar
43 Orang misterius
44 Munafik
45 Bukan siapa-siapa
46 Sandal jepit
47 Sakit
48 Dua saudara
49 Rencana Adam
50 Bukan siapa-siapa
51 Calon pelakor
52 Kilas masa lalu
53 Calon Kakek
54 Awal kebencian
55 Kita suami istri
56 Beban keluarga
57 Semakin mesra
58 Tempat rahasia
59 Butuh waktu sendiri
60 Tidak benar-benar cinta
61 62. Beberapa hari berpisah
62 Dia wanita itu kan??
63 Yang sesungguhnya
64 Rindu yang terbalaskan
65 Ajun, Adam junior
66 Anggap aku teman mu
67 Terlalu misterius
68 Kalian yang paling ku sayang
69 Kejutan
70 Tertipu
71 Maafkan aku
72 Kebenaran
73 Keadaan yang berbalik
74 Menciptakan jarak
75 Terlalu mencintaimu
76 Kesalahpahaman
77 Menyerah pada takdir
78 Dingin berkali-kali lipat
79 Pamit
80 Pergi
81 Dua sahabat
82 Pembalasan
83 Mbak Yuli
84 Ning dan Ayu
85 Kangen suami
86 Jangan tinggalkan aku
87 Mau pisah kamar??
88 Kisah Adam
89 Coba jadi aku
90 Seandainya
91 Kesempatan
92 Penyesalan keduanya
93 Periksa kandungan
94 Mau di panggil apa??
95 Cinta pandangan pertama
96 Mandi bareng
97 Mandi bareng ll
98 Wanita tak punya malu
99 Bukan pilihan
100 Hanif KWnya Adam
101 Jalan-jalan
102 Nggak pantas cemburu
103 Tidur di luar!!
104 Pasangan bucin
105 Karma Stevi
106 Musibah
107 Menemukan orangnya
108 Malam pertama atau bukan??
109 Sidang
110 Selamat tinggal
111 Pulang
112 Kecurigaan orang tua Stevi
113 Panggilan baru
114 Jangan temui saya lagi!!
115 Kemarahan Fany
116 Takdir Stevi
117 Menemui Stevi
118 Lamaran
119 Malam ke dua
120 Mengajak kencan
121 Kejahatan Sandi
122 Suami takut istri
123 Pernikahan Stevi
124 Hanif atau Arka
125 Penjelasan
126 Batal
127 Benci
128 Mawar tercampakkan
129 Kesepakatan
130 Sikap aneh Stevi
131 Khawatir
132 Perubahan
133 Cemburu
134 Macan tutul
135 Dua pasang suami istri
136 Kebahagiaan
137 Manja
138 Perubahan besar
139 Sore yang panas
140 Seratus persen mirip
141 Baby Kala
142 Akhir
143 CINTA SHERINA (Novel baru)
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Jalan satu-satunya
2
Keras kepala
3
Syarat
4
Tak ada artinya
5
Bertemu kekasih
6
Bukan aku
7
Penjilat
8
Rencana
9
Tetap seperti itu
10
Di luar presdiksi
11
Rencana baru
12
Merendahkan diri
13
Babu
14
Ingatan Adam
15
Makmum
16
Keterlaluan
17
Janji Raisa
18
Kecurigaan Raisa
19
Masalah baru
20
Minta maaf
21
Berkorban lagi
22
Berubah
23
Apa yang harus aku lakukan??
24
Demi kamu
25
Pertemuan
26
Makan siang yang gagal
27
Lihatlah aku!!!
28
Dingin dan hambar
29
Maafkan aku
30
Musuh di balik selimut
31
Cemburu
32
Sudah nggak jijik lagi??
33
Aku mau ini
34
Tak semua hal harus tau
35
Lain di mulut lain di hati
36
Tamu di pagi hari
37
Pening
38
Kecewa
39
Dia harus tau
40
Berbagi beban
41
Ngidam
42
Pikiran liar
43
Orang misterius
44
Munafik
45
Bukan siapa-siapa
46
Sandal jepit
47
Sakit
48
Dua saudara
49
Rencana Adam
50
Bukan siapa-siapa
51
Calon pelakor
52
Kilas masa lalu
53
Calon Kakek
54
Awal kebencian
55
Kita suami istri
56
Beban keluarga
57
Semakin mesra
58
Tempat rahasia
59
Butuh waktu sendiri
60
Tidak benar-benar cinta
61
62. Beberapa hari berpisah
62
Dia wanita itu kan??
63
Yang sesungguhnya
64
Rindu yang terbalaskan
65
Ajun, Adam junior
66
Anggap aku teman mu
67
Terlalu misterius
68
Kalian yang paling ku sayang
69
Kejutan
70
Tertipu
71
Maafkan aku
72
Kebenaran
73
Keadaan yang berbalik
74
Menciptakan jarak
75
Terlalu mencintaimu
76
Kesalahpahaman
77
Menyerah pada takdir
78
Dingin berkali-kali lipat
79
Pamit
80
Pergi
81
Dua sahabat
82
Pembalasan
83
Mbak Yuli
84
Ning dan Ayu
85
Kangen suami
86
Jangan tinggalkan aku
87
Mau pisah kamar??
88
Kisah Adam
89
Coba jadi aku
90
Seandainya
91
Kesempatan
92
Penyesalan keduanya
93
Periksa kandungan
94
Mau di panggil apa??
95
Cinta pandangan pertama
96
Mandi bareng
97
Mandi bareng ll
98
Wanita tak punya malu
99
Bukan pilihan
100
Hanif KWnya Adam
101
Jalan-jalan
102
Nggak pantas cemburu
103
Tidur di luar!!
104
Pasangan bucin
105
Karma Stevi
106
Musibah
107
Menemukan orangnya
108
Malam pertama atau bukan??
109
Sidang
110
Selamat tinggal
111
Pulang
112
Kecurigaan orang tua Stevi
113
Panggilan baru
114
Jangan temui saya lagi!!
115
Kemarahan Fany
116
Takdir Stevi
117
Menemui Stevi
118
Lamaran
119
Malam ke dua
120
Mengajak kencan
121
Kejahatan Sandi
122
Suami takut istri
123
Pernikahan Stevi
124
Hanif atau Arka
125
Penjelasan
126
Batal
127
Benci
128
Mawar tercampakkan
129
Kesepakatan
130
Sikap aneh Stevi
131
Khawatir
132
Perubahan
133
Cemburu
134
Macan tutul
135
Dua pasang suami istri
136
Kebahagiaan
137
Manja
138
Perubahan besar
139
Sore yang panas
140
Seratus persen mirip
141
Baby Kala
142
Akhir
143
CINTA SHERINA (Novel baru)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!