Keras kepala

Pagi harinya Raisa keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi. Wajah ayunya itu juga tak pernah luput dari sentuhan make up meski masib terlihat agak sembab karena menangis semalaman.

Gadis yang baru saja menyelesaikan kuliahnya itu berjalan melewati meja makan tanpa sudi menoleh sedikitpun ke samping. Di mana ada Papanya dan juga Adam yang berada di sana.

"Mau kemana kamu Raisa??" Suara Satya menghentikan langkah Raisa.

"Keluar, suntuk di rumah" Jawabnya acuh dan tak mau berbalik sedikitpun.

"Sarapan dulu, tadi malam kamu juga melewatkan makan malam kan?? Apa kamu tidak lapar??"

Raisa tersenyum sinis meski kedua orang di belakangnya tak melihatnya sama sekali.

"Papa tidak udah sok perhatian seperti itu. Bukankah Papa sudah tidak menyayangiku lagi??"

"Apa yang kamu katakan Raisa. Papa tentu sangat menyayangi mu. Maafkan Papa tadi malam, Papa sedang kalut sayang"

"Sudahlah Pa, aku juga nggak mau makan satu meja dengan orang miskin itu"

Raisa langsung kembali melangkah setelah satu kalimat penghinaan ia berikan kepada Adam yang sejak tadi tak pernah menyentil Raisa sedikitpun.

"Raisa!! Tunggu Raisa!!" Teriakan Satya sama sekali tak menghentikan Raisa.

"Apa lagi Pa!!!!" Kali ini Raisa menatap Papanya dengan kemarahan.

"Jangan berulah di luar sana karena besok hari pernikahan mu!!"

"Apa!!!" Raisa tak habis pikir, setelah penolakannya tadi malam, ternyata Papanya itu masih terus saja memaksanya menikah dengan pria yang tak pernah masuk dalam list pria idamannya.

"Raisa udah bilang Pa, kalau Raisa tidak akan pernah menikah dengan pria sialan ini!!"

Mata Raisa yang memerah karena amarah tak sengaja bersinggungan dengan mata tajam milik Adam.

Raisa segera memutus kontak mata itu. Raisa begitu membenci sorot mata tajam penuh intimidasi itu. Raisa benci semua yang ada pada diri Adam.

"Terserah apa yang katakan Raisa, yang jelas kamu akan tetap menikah besok atau kamu tidak akan pernah bisa keluar rumah lagi karena malu!!"

Satya memilih pergi sebelum menerima bantahan dari putrinya lagi. Menurutnya keputusan yang dia ambil sudah sangat benar.

"Heh!!"

Adam masih diam dan hanya melirik Raisa tanpa ekspresi.

"Bisu lo ya?? Kenapa lo diam aja?? Kenapa lo nggak berusaha menolak pernikahan ini??"

"Untuk apa saya harus menolak?? Saya memang harus bertanggung jawab"

Satu kalimat yang baru keluar dari bibir Adam membuat Raisa mendengus dengan kesal.

"B****sek belagu banget nih laki!!"

"Gue semakin yakin kalau lo terlibat dengan semua ini" Raisa melirik sinis pada Adam lalu kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda beberapa menit dengan pembicaraan yang memuakkan menurutnya.

Raisa mengendarai mobilnya menuju cafetaria, kedua sahabatnya sejak di bangku SMA juga sudah menunggu dia sana. Dia memang sengaja meminta bertemu dengan kedua sahabatnya itu karena ingin mengurangi sedikit saja beban yang ada dalam pikirannya saat ini.

"Sorry, gue telat. Tadi ada maslah dikit" Raisa duduk dengan asal dekat Stevia.

Suasana di sana masih sepi, jadi Raisa merasa sedikit aman tanpa harus menutupi wajahnya karena malu.

"Ya elah, lama banget lo Sa. Gue udah nggak sabar pingin dengar cerita lo. Berita itu nggak bener kan Sa?? Lo nggak mungkin sama dia emmm, itu beneran kan??"

Raisa memejamkan matanya dengan malas karena dia saja baru datang namun pertanyaan Fany menjurus ke akar permasalahan Raisa saat ini.

"Tapi emang kenyataannya begitu" Jawab Raisa dengan malas namun berhasil membuat Stevi dan Fany menganga tak percaya.

"Kenapa bisa?? Kok nggak cerita sama kita??Atau kalian sama-sama su.."

"Enggak!! Mana sudi gue sama laki-laki miskin kaya dia!! Gue di jebak!! Makanya gue nggak mau cerita sama kalian"

Stevi dan Fany yang sudah beberapa kali bertemu dengan Adam justru beranggapan sebaliknya.

"Dijebak??" Kompak mereka berdua.

"Hemm, ini semua ulah saingan bokap gue. Bokap juga udah tau tapi besok dia tetap maksa gue nikah sama tu laki s*alan" Raisa meraih minuman milik Fany lalu menyeruputnya begitu saja.

"Hah?? Kalau di jebak kenapa nggak lapor polisi aja??" Stevy masih sedikit tak percaya dengan apa yang di ceritakan oleh Raisa.

"Lo nggak ingat siapa bokap Raisa Stev?? Bisa makin hancur dong partainya. Lapor polisi justru akan semakin memperkeruh juga masalahnya akan melebar kemana-mana" Ujar Fany yang ternyata sedikit menyentil Raisa.

Raisa diam sejenak, membenarkan apa yang di pikirkan Fany itu. Papanya bukanlah orang sembarangan, pastinya Papanya itu sudah memikirkan dengan matang atas keputusannya itu.

"Terus, lo besok beneran mau nikah sama dia gitu Sa??" Tanya Stevy lagi. Mengingat dia tau betul kalau Raisa sangatlah membenci Adam.

"Tapi kalau gue jadi lo Sa, gue terima aja. Mau gimana lagi, Mas Adam tuh cakep, badannya bagus, karismanya tuh beehhhhhh. Bikin meleleh tau nggak" Fany yang membayangkan bagaimana paras Adam yang Tanon itu sampai pipinya merona dengan sendirinya.

"Benar Sa, terima aja. Kalau lakinya kaya Mas Adam, gue juga mau. Jangan kan di jebak, gue malah dengan suka rela menyerahkan diri" Imbuh Stevy.

"Dasar murahan lo!!" Sinis Raisa.

"Lah, daripada lo di hujat sana-sini. Ngeri baca komen Instagram lo dari semalem. Belum lagi kalau lo hamil"

Deg..

Raisa kembali di ingatkan dengan satu hal itu. Sungguh di dalam hatinya sangat berharap jangan sampai benih dari pria kaku itu tumbuh di rahimnya.

Namun kejadian malam itu membuatnya berpikir kembali.

FLASHBACK ON

Malam ini Raisa tampil begitu cantik dengan gaun hitam yang memamerkan punggung mulusnya. Raisa hadir di pesta itu tentu saja untuk menemani Papanya karena malam ini adalah hari ulang tahun partai Makmur Sentosa. Partai yang di pimpin oleh Papanya sendiri.

Ratusan tamu undangan juga sudah hadir di sebuah auditorium yang sangat besar dalam sebuah gedung yang memang menjadi kantor pusat partai besar itu.

Acara yang di di hadiri petinggi-petinggi partai itu tampak berjalan dengan lancar meski telah memakan waktu beberapa jam. Raisa yang terus menemani Papanya hingga pesta itu berakhir oun tampak begitu kelelahan.

"Kita pulang besok pagi saja. Ini sudah terlalu larut"

"Iya Pa, aku juga sudah sangat lelah"

"Kamu bisa pakai kamar yang bisanya, Papa sudah mengutus orang untuk memberikannya. Kamu juga Dam, beristirahatlah"

"Baik Pak"

Mereka bertiga masuk ke kamar masing-masing. Sudah beberapa kali juga Raisa menginap di sana di saat ada acara sampai larut seperti malam ini.

Raisa melempar tasnya ke ranjang begitu saja, melempar hells yang membuat tumitnya sakit dengan asal.

Kaki polosnya itu melangkah menuju lemari pendingin. Mengambil sebuah botol air mineral yang dingin kemudian meneguknya hingga beberapa kali tegukan.

"Akhhh, akhirnya kerongkongan ku basah juga"

Sejak tadi Raisa memang menahan haus dan lapar karen terus saja meladeni obrolan tamu-tamu Papanya.

"Kenapa dengan kepalaku"

Kepala Raisa terasa berkunang-kunang, bahkan bayangannya di cermin saja terlihat terbelah menjadi beberapa.

Brukk..

Raisa yang sudah tak bisa menyeimbangkan tubuhnya akhirnya terjatuh di ranjang yang empuk di belakangnya.

Meski sudah sangat susah untuk menggerakkan tubuhnya, namun Raisa masih bisa melihat seorang pria berbaju hitam masuk ke dalam kamarnya.

Raisa yang sudah tak berdaya itu tak bisa memberontak saat pria itu menariknya, kemudian memapahnya ke dalam sebuah kamar yang berada di samping kamarnya sendiri.

Setelah itu, pandangan Raisa sudah gelap. Tak lagi bisa melihat sosok pria yang membawanya itu. Dia hanya bisa merasakan di baringkan di sebuah kasur yang empuk dengan bau parfum seseorang yang sangat ia kenali.

Sampai akhirnya di pagi hari, dia harus di kejutkan pada kenyataan jika dirinya berada di ranjang yang sama dengan Adam. Bodyguard sang Papa yang begitu ia benci dengan keadaan yang sama-sama polos tanpa sehelai benangpun.

FLASHBACK OFF

"Heh, Sa!! Ngelamun aja lo!!" Stevy menyadarkan Raisa dari kilasan malam yang terkutuk itu.

"Terus gimana keputusan lo??" Raisa menoleh pada Fany yang menunggu jawabannya.

"Gue tetep nggak mau nikah sama dia!! Lebih baik gue kabur ke luar negeri atau kemana kek, asal nggak hidup sama pria menjijikkan kaya dia"

"Ck, keras kepala" Sahut Fany tanpa di pedulikan oleh Raisa.

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀Angell yoland

𝐀⃝🥀Angell yoland

Raisa nih jadi cewek keras kepala banget ya

2024-03-24

0

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

koq ada ya wanita seangkuh n sesombong itu masyaa ALLAH , Yaqin klo ada dlm kenyataan sgt menyinggung hrg diri seorg laki2 dg perkataan p'das bgtu...kecuali laki2 nya punya rasa sabaaaaar seluas samudra ciptaan ALLAH...sungguh itu kata2 yg sgt kasar sbgai seorg wanita....🙄

2024-01-25

1

Jully Iswari

Jully Iswari

suer bagus banget ceritanya suka banget

2024-01-06

1

lihat semua
Episodes
1 Jalan satu-satunya
2 Keras kepala
3 Syarat
4 Tak ada artinya
5 Bertemu kekasih
6 Bukan aku
7 Penjilat
8 Rencana
9 Tetap seperti itu
10 Di luar presdiksi
11 Rencana baru
12 Merendahkan diri
13 Babu
14 Ingatan Adam
15 Makmum
16 Keterlaluan
17 Janji Raisa
18 Kecurigaan Raisa
19 Masalah baru
20 Minta maaf
21 Berkorban lagi
22 Berubah
23 Apa yang harus aku lakukan??
24 Demi kamu
25 Pertemuan
26 Makan siang yang gagal
27 Lihatlah aku!!!
28 Dingin dan hambar
29 Maafkan aku
30 Musuh di balik selimut
31 Cemburu
32 Sudah nggak jijik lagi??
33 Aku mau ini
34 Tak semua hal harus tau
35 Lain di mulut lain di hati
36 Tamu di pagi hari
37 Pening
38 Kecewa
39 Dia harus tau
40 Berbagi beban
41 Ngidam
42 Pikiran liar
43 Orang misterius
44 Munafik
45 Bukan siapa-siapa
46 Sandal jepit
47 Sakit
48 Dua saudara
49 Rencana Adam
50 Bukan siapa-siapa
51 Calon pelakor
52 Kilas masa lalu
53 Calon Kakek
54 Awal kebencian
55 Kita suami istri
56 Beban keluarga
57 Semakin mesra
58 Tempat rahasia
59 Butuh waktu sendiri
60 Tidak benar-benar cinta
61 62. Beberapa hari berpisah
62 Dia wanita itu kan??
63 Yang sesungguhnya
64 Rindu yang terbalaskan
65 Ajun, Adam junior
66 Anggap aku teman mu
67 Terlalu misterius
68 Kalian yang paling ku sayang
69 Kejutan
70 Tertipu
71 Maafkan aku
72 Kebenaran
73 Keadaan yang berbalik
74 Menciptakan jarak
75 Terlalu mencintaimu
76 Kesalahpahaman
77 Menyerah pada takdir
78 Dingin berkali-kali lipat
79 Pamit
80 Pergi
81 Dua sahabat
82 Pembalasan
83 Mbak Yuli
84 Ning dan Ayu
85 Kangen suami
86 Jangan tinggalkan aku
87 Mau pisah kamar??
88 Kisah Adam
89 Coba jadi aku
90 Seandainya
91 Kesempatan
92 Penyesalan keduanya
93 Periksa kandungan
94 Mau di panggil apa??
95 Cinta pandangan pertama
96 Mandi bareng
97 Mandi bareng ll
98 Wanita tak punya malu
99 Bukan pilihan
100 Hanif KWnya Adam
101 Jalan-jalan
102 Nggak pantas cemburu
103 Tidur di luar!!
104 Pasangan bucin
105 Karma Stevi
106 Musibah
107 Menemukan orangnya
108 Malam pertama atau bukan??
109 Sidang
110 Selamat tinggal
111 Pulang
112 Kecurigaan orang tua Stevi
113 Panggilan baru
114 Jangan temui saya lagi!!
115 Kemarahan Fany
116 Takdir Stevi
117 Menemui Stevi
118 Lamaran
119 Malam ke dua
120 Mengajak kencan
121 Kejahatan Sandi
122 Suami takut istri
123 Pernikahan Stevi
124 Hanif atau Arka
125 Penjelasan
126 Batal
127 Benci
128 Mawar tercampakkan
129 Kesepakatan
130 Sikap aneh Stevi
131 Khawatir
132 Perubahan
133 Cemburu
134 Macan tutul
135 Dua pasang suami istri
136 Kebahagiaan
137 Manja
138 Perubahan besar
139 Sore yang panas
140 Seratus persen mirip
141 Baby Kala
142 Akhir
143 CINTA SHERINA (Novel baru)
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Jalan satu-satunya
2
Keras kepala
3
Syarat
4
Tak ada artinya
5
Bertemu kekasih
6
Bukan aku
7
Penjilat
8
Rencana
9
Tetap seperti itu
10
Di luar presdiksi
11
Rencana baru
12
Merendahkan diri
13
Babu
14
Ingatan Adam
15
Makmum
16
Keterlaluan
17
Janji Raisa
18
Kecurigaan Raisa
19
Masalah baru
20
Minta maaf
21
Berkorban lagi
22
Berubah
23
Apa yang harus aku lakukan??
24
Demi kamu
25
Pertemuan
26
Makan siang yang gagal
27
Lihatlah aku!!!
28
Dingin dan hambar
29
Maafkan aku
30
Musuh di balik selimut
31
Cemburu
32
Sudah nggak jijik lagi??
33
Aku mau ini
34
Tak semua hal harus tau
35
Lain di mulut lain di hati
36
Tamu di pagi hari
37
Pening
38
Kecewa
39
Dia harus tau
40
Berbagi beban
41
Ngidam
42
Pikiran liar
43
Orang misterius
44
Munafik
45
Bukan siapa-siapa
46
Sandal jepit
47
Sakit
48
Dua saudara
49
Rencana Adam
50
Bukan siapa-siapa
51
Calon pelakor
52
Kilas masa lalu
53
Calon Kakek
54
Awal kebencian
55
Kita suami istri
56
Beban keluarga
57
Semakin mesra
58
Tempat rahasia
59
Butuh waktu sendiri
60
Tidak benar-benar cinta
61
62. Beberapa hari berpisah
62
Dia wanita itu kan??
63
Yang sesungguhnya
64
Rindu yang terbalaskan
65
Ajun, Adam junior
66
Anggap aku teman mu
67
Terlalu misterius
68
Kalian yang paling ku sayang
69
Kejutan
70
Tertipu
71
Maafkan aku
72
Kebenaran
73
Keadaan yang berbalik
74
Menciptakan jarak
75
Terlalu mencintaimu
76
Kesalahpahaman
77
Menyerah pada takdir
78
Dingin berkali-kali lipat
79
Pamit
80
Pergi
81
Dua sahabat
82
Pembalasan
83
Mbak Yuli
84
Ning dan Ayu
85
Kangen suami
86
Jangan tinggalkan aku
87
Mau pisah kamar??
88
Kisah Adam
89
Coba jadi aku
90
Seandainya
91
Kesempatan
92
Penyesalan keduanya
93
Periksa kandungan
94
Mau di panggil apa??
95
Cinta pandangan pertama
96
Mandi bareng
97
Mandi bareng ll
98
Wanita tak punya malu
99
Bukan pilihan
100
Hanif KWnya Adam
101
Jalan-jalan
102
Nggak pantas cemburu
103
Tidur di luar!!
104
Pasangan bucin
105
Karma Stevi
106
Musibah
107
Menemukan orangnya
108
Malam pertama atau bukan??
109
Sidang
110
Selamat tinggal
111
Pulang
112
Kecurigaan orang tua Stevi
113
Panggilan baru
114
Jangan temui saya lagi!!
115
Kemarahan Fany
116
Takdir Stevi
117
Menemui Stevi
118
Lamaran
119
Malam ke dua
120
Mengajak kencan
121
Kejahatan Sandi
122
Suami takut istri
123
Pernikahan Stevi
124
Hanif atau Arka
125
Penjelasan
126
Batal
127
Benci
128
Mawar tercampakkan
129
Kesepakatan
130
Sikap aneh Stevi
131
Khawatir
132
Perubahan
133
Cemburu
134
Macan tutul
135
Dua pasang suami istri
136
Kebahagiaan
137
Manja
138
Perubahan besar
139
Sore yang panas
140
Seratus persen mirip
141
Baby Kala
142
Akhir
143
CINTA SHERINA (Novel baru)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!