Penjilat

Raisa sudah membersihkan dirinya, namun dia masih terjaga samapi waktu menunjukkan pukul setengah dua belas malam.

Dirinya masih menunggu Adam masuk ke dalam kamarnya lagi. Bukan maksudnya Raisa sengaja menunggu Adam untuk hal lain, dia hanya takut jika Adam datang saat dia sudah memejamkan matanya. Raisa takut jika pria itu melakukan hal-hal yang tak diinginkan lagi.

"Kenapa lama banget sih??"

"Tapi tunggu, kenapa gue harus nungguin dia?? Tinggal kunci aja pintunya, geblek banget gue dari tadi"

Raisa ingin beranjak dari ranjangnya, namun pintu telah terbuka dari luar lebih dulu.

Kedua pasang mata itu langsung bertemu, namun setelah itu Raisa mendengus tak terima karena Adam telah memutusnya terlebih dahulu. Seakan malas menatap Raisa.

Tak ada yang bicara di antara keduanya, Raisa yang kembali bersandar di ranjang dengan ponselnya kemudian Adam yang menuju ruang ganti untuk berganti dengan piyama tidurnya.

Namun Raisa mendadak jadi ketakutan, saat melihat Adam keluar dari ruang ganti.

Meski Raisa tak ingat betul bagaimana kejadian di malam ia melepas kesuciannya untuk Adam, tapi Raisa takut kejadian itu akan terulang lagi. Meski bukan untuk pertama kalinya, tapi Raisa tetap saja takut.

Namun dugaan Raisa jika Adam akan memaksa Raisa untuk tidur bersamanya salah besar. Pria itu justru mengambil posisi berbaring di sofa yang berada di depan ranjang Raisa.

Tubuh jangkung yang di miliki Adam bahkan tak mampu di tampung oleh sofa yang menurut Raisa sudah cukup panjang itu. Kakinya yang panjang tampak menggantung di salah satu ujung sofa.

Raisa yang masih dalam posisi duduk bisa mengamati Adam yang langsung menutup wajahnya dengan salah satu lengannya. Rambutnya yang lurus sedikit panjang itu juga tampak terhempas ke belakang karena posisinya berbaring saat ini.

"Kenapa gue harus mikir berlebihan kaya gini?? Sukur deh kalau dia tau diri"

Raisa langsung bergerak membaringkan tubuhnya. Mencoba memejamkan matanya meski sangat sulit untuk pergi ke alam tidurnya. Karena rasa sedikit khawatir itu masih tetap ada.

Tentu saja Raisa khawatir, dirinya yang begitu menjaga kehormatannya. Harga paling berharga miliknya yang ingin ia hadiahkan untuk suaminya kelak, ternyata harus hilang dalam kejadian yang tak ia ingat sama sekali.

Bukan hanya kehormatannya yang hilang, namun juga hatinya yang hancur. Meski di lihat dari luar, Raisa begitu keras kepala dan kasar. Namun sebenarnya hatinya menangis. Harga dirinya seakan sudah hilang semenjak kejadian itu. Hanya dengan sikap kerasnya itu, dia merasa mampu membangun lagi kepercayaan dirinya atas semuanya yang sudah terenggut.

Raisa kembali membuka matanya, melihat Adam yang tampaknya sudah terlelap di bawah kakinya sana. Raisa bahkan tak peduli sedikitpun pada Adam yang tidur tanpa selimut tipis sekalipun.

*

*

*

Pagi harinya, Raisa sudah tak menemukan Adam tertidur di sofa saat ia membuka mata. Bahkan baju-baju yang berserakan di lantai akibat ulahnya pun sudah tak ada lagi.

"Papa mana Bi??" Raisa mendekat ke meja makan menghampiri Bi Asih.

"Bapak sama Mas Adam sudah berangkat ke pabrik Non"

Raisa menatap heran ke meja makan. Di mana dia menatap keanehan di sana. Biasanya di atas meja itu sudah tersedia berbagai macam sarapan, namun tampak berbeda pagi ini. Meja panjang itu tampak bersih dan rapi.

"Bi, sarapannya mana??"

"Emmm, itu Non"

"Mana Bi??"

"Maaf Non, kata Bapak mulai hari ini Non Raisa harus masak sendiri dan menyiapkan semua keperluan Non sendiri" Bi Asih menatap Raisa dengan takut. Dia mengenal betul sifat Nona mudanya itu. Pasti emosinya akan meledak-ledak saat ada sesuatu yang tidak ia sukai.

Tanpa mengatakan apapun lagi pada Bi Asih. Raisa langsung pergi ke kamarnya.

"Loh Non mau ke mana??" Tanya Bi Asih saat mendapati Raisa kembali turun membawa tasnya.

"Huffff..." Bi Asih menghela nafas beratnya saat Raisa hanya melewatinya dengan wajah ditekuknya.

"Sudah bisa di tebak nih, si Non pasti marah-marah nyusulin Bapak sama Mas Adam" Bi Asih terlihat ikut cemas melihat wajah Raisa seperti itu.

"Pak, kunci mobil saya mana??"

Jefri, salah satu pegawai di rumah Raisa buru-buru menghampiri Raisa yang sudah berdiri di pintu garasi.

"Mobil yang mana Ya Non??"

"Ya mobil saya, mana kuncinya. Cepat saya buru-buru"

Jefri hanya meringis sambil menggaruk belakang kepalanya.

"Maaf Non, semua kunci mobilnya di bawa sama Bapak. Katanya Non Raisa tidak boleh lagi bawa mobil. Kalau mau, ada motor bebek itu Non" Tunjuk Jefri pada sebuah motor yang sering di pakai olehnya mengantar Bi Asih ke pasar.

"Whaaatttt!!!"

Raisa menghentakkan kakinya berulang kali dengan keras.

"Sebenarnya apa maunya Papa sih?? Pasti ini ulah cowok kanebo itu"

"Maaf Non, saya cuma menjalankan perintah Bapak saja"

Raisa hanya mendengus kesal, kemudian pergi keluar. Tak ada gaunnya juga dia marah-marah pada Jefri. Orang itu tidak akan menyelesaikan masalah Raisa saat ini.

Satu jam kemudian, Entah bagaimana caranya Raisa akhirnya sampai juga di pabrik kain milik Papanya. Salah satu usaha dari sekian banyak yang di miliki Satya.

Raisa memasuki kawasan pabrik itu dengan penuh percaya diri, meski masih banyak mata yang memandangnya dengan tatapan aneh, namun Raisa tak peduli.

Wanita berparas ayu itu langsung menuju lantai dua di mana bagian kantor di pabrik itu berada.

Braakk....

Raisa membuka pintu ruangan dengan kasar. Seolah menyampaikan kemarahannya yang sedang ia alami saat ini.

Namun di dalam sana Raisa tak menemukan Papanya. Melainkan pria yang biasanya selalu mengenakkan setelan jas serba hitam, namun kali ini begitu tampak berbeda.

Pria itu duduk di kursi kebesaran Satya dengan setelan kerja yang berbeda. Sebuah T-shirt warna putih yang di balut dengan jas serta celana bahan berwarna navy, serta sneaker warna putih, membuat penampilan pria itu begitu berbeda.

"Di mana Papa??" Tanya Raisa setelah menyadari kebodohannya yang sempat terpaku beberapa detik saat melihat bodyguard yang sudah berubah status menjadi suaminya.

"Ada apa??" Raisa menoleh ke belakang, melihat Papanya datang dari sana bersama seorang wanita muda.

"Maksud Papa apa??" Raisa langsung mengutarakan niatnya datang menemui Papanya.

"Kau tunggu di sini!!" Perintah Satya pada wanita itu.

"Baik Pak"

Satya berjalan masuk ke ruangannya dulu sebelum menjawab Raisa. Dia tidak mau Raisa yang sedang marah-marah di lihat karyawan yang lain.

Raisa pun mengikuti Papanya ke dalam, dia tentu ingin mendapat jawaban tentang semua yang ia dapat pagi ini.

"Kamu sudah tau dari Bi Asih dan Jefri kan?? Kenapa masih bertanya lagi??" Satya memilih berdiri di jendela memperhatikan ratusan karyawannya yang sedang bekerja di dalam pabrik.

"Tapi apa maksud Papa sebenarnya?? Bener kan Papa udah nggak sayang sama aku lagi. Makanya Papa tega kaya gini"

"Papa bukan nggak sayang sama kamu Sa. Justru Papa sayang banget sama kamu makanya Papa melakukan semua ini. Papa hanya ingin kamu berubah, kamu sudah dewasa bahkan bersuami. Papa ingin kamu mandiri dan tidak jadi pembangkang. Mulai hari ini kamu harus mengurus diri kamu sendiri termasuk suami kamu. Jalani peran kamu sebagai istri dengan baik"

Raisa langsung menatap tak terima pada Adam. Dia yakin semua ini ada hubungannya dengan pria itu.

"Pa.."

"Semua uang yang Papa kirimkan ke kamu akan Papa hentikan mulai sekarang" Potong Satya dengan cepat.

"Apa?? Nggak bisa dong Pa!! Aku ini anak Papa. Papa mau lari dari tanggungjawab??"

"Papa sudah cukup bertanggungjawab Sa. Tapi sekarang ada Adam yang lebih berhak, dia yang akan menafkahi kamu"

Raisa menggelengkan kepalanya, rasanya tak terima. Ketakutannya ternyata menjadi nyata. Dia akan hidup di bawah kaki Adam. Dia tidak mau di injak seperti itu.

"Enggak Pa!! Aku nggak mau!!"

"Terserah kamu Sa. Yang jelas Papa sudah melepaskan tanggungjawab Papa sama Adam. Dan setelah ini, Adam juga tidak akan menjadi bodyguard Papa lagi. Dia menantu Papa, jadi dia yang akan memegang pabrik ini dan juga beberapa pabrik Papa yang lain"

"Apa!!!!!"

Raisa tak cukup di kejutkan dengan satu masalah pagi ini. Namun masalah lain yang lebih besar justru datang kepadanya.

"Ternyata benar kan dugaan gue selama ini kalau lo cuma mau menguasai harta keluarga gua aja!! Dasar penjilat" Hardik Raisa pada Adam. Namun pria itu sedari tadi hanya diam menatap Riasan tanpa melayangkan protes apapun.

"Jaga bicara kamu Sa, dia suami kamu. Hormati dia!!"

"Cihh, aku nggak sudi Pa!!"

Dengan kemarahannya yang masih meluap-luap, Raisa pergi dari ruangan Papanya.

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀Angell yoland

𝐀⃝🥀Angell yoland

saat nya belajar sederhana 🤣🤣🤣

2024-03-24

0

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

papa nya sdh sgt baik , mengajarkan anak nya menjadikan Raisa wanita tggung jwb juga sbgai seorg istri....nyaho loe sekrg sdh tdak ada lgi duit dari ayah nya dan beralih pada Adam suaminya yg mmg sdh selayak nya dia sbgai suami utk menafkahi istri nya , good Adam...👍👍👍

2024-01-25

0

Lisa Aulia

Lisa Aulia

dasar kepala batu....

2023-10-16

2

lihat semua
Episodes
1 Jalan satu-satunya
2 Keras kepala
3 Syarat
4 Tak ada artinya
5 Bertemu kekasih
6 Bukan aku
7 Penjilat
8 Rencana
9 Tetap seperti itu
10 Di luar presdiksi
11 Rencana baru
12 Merendahkan diri
13 Babu
14 Ingatan Adam
15 Makmum
16 Keterlaluan
17 Janji Raisa
18 Kecurigaan Raisa
19 Masalah baru
20 Minta maaf
21 Berkorban lagi
22 Berubah
23 Apa yang harus aku lakukan??
24 Demi kamu
25 Pertemuan
26 Makan siang yang gagal
27 Lihatlah aku!!!
28 Dingin dan hambar
29 Maafkan aku
30 Musuh di balik selimut
31 Cemburu
32 Sudah nggak jijik lagi??
33 Aku mau ini
34 Tak semua hal harus tau
35 Lain di mulut lain di hati
36 Tamu di pagi hari
37 Pening
38 Kecewa
39 Dia harus tau
40 Berbagi beban
41 Ngidam
42 Pikiran liar
43 Orang misterius
44 Munafik
45 Bukan siapa-siapa
46 Sandal jepit
47 Sakit
48 Dua saudara
49 Rencana Adam
50 Bukan siapa-siapa
51 Calon pelakor
52 Kilas masa lalu
53 Calon Kakek
54 Awal kebencian
55 Kita suami istri
56 Beban keluarga
57 Semakin mesra
58 Tempat rahasia
59 Butuh waktu sendiri
60 Tidak benar-benar cinta
61 62. Beberapa hari berpisah
62 Dia wanita itu kan??
63 Yang sesungguhnya
64 Rindu yang terbalaskan
65 Ajun, Adam junior
66 Anggap aku teman mu
67 Terlalu misterius
68 Kalian yang paling ku sayang
69 Kejutan
70 Tertipu
71 Maafkan aku
72 Kebenaran
73 Keadaan yang berbalik
74 Menciptakan jarak
75 Terlalu mencintaimu
76 Kesalahpahaman
77 Menyerah pada takdir
78 Dingin berkali-kali lipat
79 Pamit
80 Pergi
81 Dua sahabat
82 Pembalasan
83 Mbak Yuli
84 Ning dan Ayu
85 Kangen suami
86 Jangan tinggalkan aku
87 Mau pisah kamar??
88 Kisah Adam
89 Coba jadi aku
90 Seandainya
91 Kesempatan
92 Penyesalan keduanya
93 Periksa kandungan
94 Mau di panggil apa??
95 Cinta pandangan pertama
96 Mandi bareng
97 Mandi bareng ll
98 Wanita tak punya malu
99 Bukan pilihan
100 Hanif KWnya Adam
101 Jalan-jalan
102 Nggak pantas cemburu
103 Tidur di luar!!
104 Pasangan bucin
105 Karma Stevi
106 Musibah
107 Menemukan orangnya
108 Malam pertama atau bukan??
109 Sidang
110 Selamat tinggal
111 Pulang
112 Kecurigaan orang tua Stevi
113 Panggilan baru
114 Jangan temui saya lagi!!
115 Kemarahan Fany
116 Takdir Stevi
117 Menemui Stevi
118 Lamaran
119 Malam ke dua
120 Mengajak kencan
121 Kejahatan Sandi
122 Suami takut istri
123 Pernikahan Stevi
124 Hanif atau Arka
125 Penjelasan
126 Batal
127 Benci
128 Mawar tercampakkan
129 Kesepakatan
130 Sikap aneh Stevi
131 Khawatir
132 Perubahan
133 Cemburu
134 Macan tutul
135 Dua pasang suami istri
136 Kebahagiaan
137 Manja
138 Perubahan besar
139 Sore yang panas
140 Seratus persen mirip
141 Baby Kala
142 Akhir
143 CINTA SHERINA (Novel baru)
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Jalan satu-satunya
2
Keras kepala
3
Syarat
4
Tak ada artinya
5
Bertemu kekasih
6
Bukan aku
7
Penjilat
8
Rencana
9
Tetap seperti itu
10
Di luar presdiksi
11
Rencana baru
12
Merendahkan diri
13
Babu
14
Ingatan Adam
15
Makmum
16
Keterlaluan
17
Janji Raisa
18
Kecurigaan Raisa
19
Masalah baru
20
Minta maaf
21
Berkorban lagi
22
Berubah
23
Apa yang harus aku lakukan??
24
Demi kamu
25
Pertemuan
26
Makan siang yang gagal
27
Lihatlah aku!!!
28
Dingin dan hambar
29
Maafkan aku
30
Musuh di balik selimut
31
Cemburu
32
Sudah nggak jijik lagi??
33
Aku mau ini
34
Tak semua hal harus tau
35
Lain di mulut lain di hati
36
Tamu di pagi hari
37
Pening
38
Kecewa
39
Dia harus tau
40
Berbagi beban
41
Ngidam
42
Pikiran liar
43
Orang misterius
44
Munafik
45
Bukan siapa-siapa
46
Sandal jepit
47
Sakit
48
Dua saudara
49
Rencana Adam
50
Bukan siapa-siapa
51
Calon pelakor
52
Kilas masa lalu
53
Calon Kakek
54
Awal kebencian
55
Kita suami istri
56
Beban keluarga
57
Semakin mesra
58
Tempat rahasia
59
Butuh waktu sendiri
60
Tidak benar-benar cinta
61
62. Beberapa hari berpisah
62
Dia wanita itu kan??
63
Yang sesungguhnya
64
Rindu yang terbalaskan
65
Ajun, Adam junior
66
Anggap aku teman mu
67
Terlalu misterius
68
Kalian yang paling ku sayang
69
Kejutan
70
Tertipu
71
Maafkan aku
72
Kebenaran
73
Keadaan yang berbalik
74
Menciptakan jarak
75
Terlalu mencintaimu
76
Kesalahpahaman
77
Menyerah pada takdir
78
Dingin berkali-kali lipat
79
Pamit
80
Pergi
81
Dua sahabat
82
Pembalasan
83
Mbak Yuli
84
Ning dan Ayu
85
Kangen suami
86
Jangan tinggalkan aku
87
Mau pisah kamar??
88
Kisah Adam
89
Coba jadi aku
90
Seandainya
91
Kesempatan
92
Penyesalan keduanya
93
Periksa kandungan
94
Mau di panggil apa??
95
Cinta pandangan pertama
96
Mandi bareng
97
Mandi bareng ll
98
Wanita tak punya malu
99
Bukan pilihan
100
Hanif KWnya Adam
101
Jalan-jalan
102
Nggak pantas cemburu
103
Tidur di luar!!
104
Pasangan bucin
105
Karma Stevi
106
Musibah
107
Menemukan orangnya
108
Malam pertama atau bukan??
109
Sidang
110
Selamat tinggal
111
Pulang
112
Kecurigaan orang tua Stevi
113
Panggilan baru
114
Jangan temui saya lagi!!
115
Kemarahan Fany
116
Takdir Stevi
117
Menemui Stevi
118
Lamaran
119
Malam ke dua
120
Mengajak kencan
121
Kejahatan Sandi
122
Suami takut istri
123
Pernikahan Stevi
124
Hanif atau Arka
125
Penjelasan
126
Batal
127
Benci
128
Mawar tercampakkan
129
Kesepakatan
130
Sikap aneh Stevi
131
Khawatir
132
Perubahan
133
Cemburu
134
Macan tutul
135
Dua pasang suami istri
136
Kebahagiaan
137
Manja
138
Perubahan besar
139
Sore yang panas
140
Seratus persen mirip
141
Baby Kala
142
Akhir
143
CINTA SHERINA (Novel baru)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!