Disebuah penginapan yang berada di ibu kota.
Didalam ruangan penginapan itu ada Xin Qian Li yang sedang makan siang bersama dengan Bingwen.
"Sepertinya aku akan pulang ke kediaman keluarga perdana menteri." Ucap Xin Qian Li di sela makan siangnya.
"Apa aku boleh ikut?" Tanya Bingwen.
"Kau tentu saja akan aku ajak. Tetapi kau akan berada di ruang dimensi dan berbicara lewat telepati saja denganku." Balas Xin Qian Li.
"Begitukah? Ya sudah itu tidak masalah, selama aku masih bisa terus berada di dekatmu." Ucap Bingwen dengan tersenyum manis.
Menganggukkan kepalanya. "Tentu saja! Kau memang harus selalu berada di dekatku." Jedanya. "Cepat selesaikan makan siangnya, aku sudah tidak sabar untuk membuat perhitungan kepada mereka semua." Ucap Xin Qian Li.
"Hm." Balas Bingwen
Setelah beberapa menit mereka berdua selesai dengan makan siang, mereka segera pergi dari penginapan itu.
"Baiklah! Aku sudah siap menghadapi mereka semua." Ucap Xin Qian Li melangkah tanpa ragu menuju kediaman keluarga perdana menteri.
Setelah sekitar 20 menit ia menyusuri jalanan ibu kota yang ada di negeri Anming.
Xin Qian Li sampai di depan kediaman keluarga perdana menteri bermarga Li.
"Huh... Sampai juga di tempat yang seperti neraka ini." Ucapnya dengan malas.
Menarik nafas dalam, lalu ia mengetuk pintu gerbang kediaman keluarga perdana menteri itu dengan sangat keras.
Tuk
Tuk
Tuk
"Apa ada orang? Buka pintunya!" Teriak Xin Qian Li yang kesabarannya sudah mulai menipis.
"Apa kalian tuli?" Teriaknya lagi dengan keras.
Kriet
Pintu gerbang kediaman di buka oleh dua orang penjaga kediaman.
"Dasar anak pembawa sial tidak tahu di untung! Masih berani kau kembali setelah seminggu kabur hah?!" Bentakan keras seorang wanita paruh baya yang tiba-tiba muncul bersama dengan pintu gerbang kediaman yang terbuka lebar.
Tersenyum miring tak terlihat oleh siapapun.
"Jadi, wanita ini yang selalu menyiksa pemilik asli tubuh ini." Gumam Xin Qian Li di dalam hati saat ingatan pemilik tubuh muncul di dalam ingatannya.
Menatap tajam wanita paruh baya yang ada di hadapannya.
"Apa urusannya denganmu? Kau bukan ibuku yang harus aku selalu beritahu di saat aku ingin pergi. Lagipula, bukannya kau senang jika aku pergi dari kediaman?" Ucap Xin Qian Li dengan wajah garang.
Mendengar ucapan Xin Qian Li membuat wanita paruh baya bernama Yu Jie Li itu menggeram marah.
"Kurang ajar! Sudah berani kau menjawab ucapanku!" Ucapnya dengan mengepalkan kedua tangannya marah.
"Untuk apa aku takut denganmu? Memangnya kau siapa?" Balas Xin Qian Li dengan tampang tengilnya.
Semakin tersulut emosi, Yu Jie Li mengeluarkan sihir elemen angin dengan skala besar.
"Aku akan membunuhmu si*lan!" Ucap Yu Jie Li dengan wajah memerah karena marah.
Wus
Sihir elemen angin dengan skala besar yang di ciptakan oleh bibi Yu Jie Li melesat ke arah tubuh Xin Qian Li dengan sangat cepat.
Untungnya Xin Qian Li dapat menghindari serangan dengan lincah.
"Ingin bermain-main denganku? Baiklah, aku akan meladeni mu wanita tua!" Ucap Xin Qian Li dengan lantang.
Dengan segera ia juga menggunakan sihir elemen angin miliknya.
Wus
Wus
Wus
Bruk
Bug
Dengan secepat kilat serangan yang dilancarkan oleh Xin Qian Li melesat mengenai sasaran yaitu bibi Yu Jie Li.
Bibi Yu Jie Li yang terkena serangan dari Xin Qian Li pun terkejut dengan melototkan matanya lebar.
Uhuk... Uhuk...
"Sial! Gerakannya sangat cepat, aku sangat kesulitan untuk menghindari serangan nya. Bagaimana bisa anak pembawa sial itu memiliki sihir elemen? Bukankah dia tidak memiliki sihir elemen apapun di dalam dirinya?" Batin bibi Yu Jie Li dengan perasaan bingung yang penuh tanda tanya di otaknya.
Melihat wanita paruh baya yang tadi menyerangnya terlempar menabrak dinding kediaman membuat Xin Qian Li tersenyum puas.
"Masih ingin bermain dengan ku bibi?" Ucap Xin Qian Li dengan tersenyum mengejek.
Uhuk...
Darah yang keluar dengan deras dari mulutnya, bibi Yu Jie Li bersusah payah untuk mengeluarkan suaranya.
"Ka...kau! A...aku akan mem...balasmu!" Ucapnya pelan dengan perlahan ia mulai kehilangan kesadaran dan akhirnya ia meregang nyawa.
"Baiklah aku tunggu!" Ucap Xin Qian Li dengan tersenyum miring. Kemudian ia melangkah masuk kedalam kediaman.
Belum cukup jauh ia melangkah, kembali ia mendengar suara seorang pemuda berteriak memanggil namanya.
"Xin Qian!" Teriak orang itu dari arah belakang.
Ia berbalik untuk mengetahui siapa yang sudah berteriak memanggil namanya.
"Ck! Ingin masuk kedalam kediaman saja harus banyak sekali pengganggu, nasib-nasib." Gumamnya didalam hati.
Dengan bersedekap dada. "Ada apa?" Ucapnya kepada pria itu.
"Apa yang kau lakukan pada ibuku! Kau membunuhnya sialan!" Ucap pria bernama Changyi Li itu dengan mata melotot merah dan tangan yang mengepal kuat.
"Ibumu yang menyerangku lebih dulu. Jadi, jangan salahkan aku, jika aku membalas menyerangnya." Ucap Xin Qian Li dengan santainya tanpa rasa takut sedikitpun.
"Dasar gadis pembawa sial! Tidak mungkin ibuku menyerang mu kalau kau tidak membuat ulah!" Ucap pemuda bernama Changyi Li itu.
"Cih! Aku tidak melakukan apapun, aku hanya ingin masuk ke kediaman, tapi ibumu menghalangi jalan ku dan menyerangku!" Ucap Xin Qian Li yang mulai kesal.
Tanpa berkata apa-apa lagi, Changyi Li menyerang Xin Qian Li dengan tiba-tiba menggunakan sihir elemen api yang memiliki kekuatan sangat besar.
Wus
Wus
Menyerang dua kali Xin Qian Li dengan sihir elemen api miliknya.
"Wow, santai dong!" Ucap Xin Qian Li setelah ia berhasil menghindari serangan itu dengan cepat.
"Mari bermain-main!" Ucap Xin Qian Li dengan riang.
Wus
Wus
Boomm
Boomm
Wus
Wus
Boomm
Boomm
Visual Xin Qian Li
Pertarungan hebat yang terjadi antara Xin Qian Li dan Changyi Li berhasil membuat kediaman keluarga perdana menteri itu hancur berantakan. Serangan berbagai macam sihir elemen yang mereka gunakan untuk saling menyerang.
Separuh dari kediaman itu hancur. Bahkan para penjaga dan pelayan yang ada di sana banyak yang terluka akibat dari pertarungan itu.
Wus
Serangan mematikan sangat dasyat dari Xin Qian Li berhasil membuat Changyi Li terpental dengan memuntahkan darah segar dari mulutnya.
Bruk
Bug
Uhuk... Uhuk...
Changyi Li akhirnya mati di tangan Xin Qian Li.
"Aku hanya ingin masuk dengan tenang, tetapi selalu ada saja orang yang menggangu ku! Tak peduli siapa orang itu jika sudah berani mengusikku, maka ia akan aku habisi!" Ucap lantang Xin Qian Li.
Ia sudah cukup lelah, energinya terkuras karena menggunakan sihir elemen yang baru dua hari ini ia pelajari.
Flashback on
Di sebuah rumah makan terbesar yang ada di tengah kota.
Terdapat tiga orang gadis cantik yang sedang menikmati makanan di sebuah ruangan khusus di rumah makan itu.
"Makanan disini sangat enak." Ucap Xia He Tang saat ia mengunyah makanan yang ia suapkan kedalam mulutnya.
"Tentu saja. Koki disini adalah koki pilihan bukan sembarang koki abal-abal." Ucap Xin Qian Li dengan bangga.
"Benarkah? Pantas saja makanannya enak begini. Apa aku boleh nambah? Hehe..." Ucap Xia He Tang dengan cengiran khas miliknya.
"Kau kalian berdua bebas memilih ingin makan apa saja disini. Karena ini rumah makan milikku." Ucap Xin Qian Li dengan tersenyum bangga.
"Woah! Apa kau bercanda? Rumah makan terbesar yang ada di ibu kota ini milikmu?" Ucap Xia He Tang terkejut.
"Tentu saja aku tidak bercanda. Lagi pula, untuk apa aku membohongi kalian." Ucap Xin Qian Li lagi mencoba meyakinkan kedua sahabatnya.
Dengan mata berbinar.
"Wow, kau pasti sangat kaya!" Jedanya. "Apa hanya aku dan ka Ela ya yang miskin di dunia ini?" Ucapnya dengan lesu.
"Kalian tenang saja, soal koin untuk berbelanja aku ada banyak di ruang dimensi. Nanti aku akan memberikan kalian koin emas yang banyak." Ucap Xin Qian Li.
"Benarkah? Terimakasih Xin, kau sahabatku yang sangat baik." Ucap Xia He Tang dengan perasaan senang.
"Sebelum kau kembali ke kediaman perdana menteri itu, kau akan berlatih kultivasi bersama aku dan Xia." Ucap Xiu He Tang tiba-tiba.
"Ha-hah?" Kaget Xin Qian Li. "Ma-maksudmu berlatih kultivasi bagaimana?" Tanya Xin Qian Li yang kebingungan.
"Ikuti saja, nanti akan ka Ela ajarkan cara berkultivasi untuk membentuk sihir elemen di dalam tubuh dengan mantra-mantra yang akan ka Ela beritahukan nanti." Jedanya. "Nanti kau juga akan tau setelah ka Ela mengajarimu, karena aku juga awalnya bingung tapi kelamaan akan mengerti dan dapat menggunakan sihir elemen dengan baik." Ucap Xia He Tang mencoba untuk menjelaskan kepada sahabatnya itu.
Menganggukkan kepalanya tanda setuju.
"Baiklah, aku akan ikut dengan kalian." Ucap Xin Qian Li dengan yakin.
Setelah selesai dengan makanan yang mereka santap, mereka pun pergi dari sana menuju hutan kematian untuk melatih Xin Qian Li berkultivasi.
Flashback off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments