CLB(t)K 20

Annisa dan Reenan menikmati beberapa wahana bermain, hingga saat sore menjelang Annisa dan Reenan beranjak pergi.

Tidak langsung pulang. Reenan kembali mengajak Annisa untuk ke tepi pantai sekalian untuk makan malam disana.

Reenan dan Annisa banyak bercerita tentang masa kecil mereka, tentang bagaimana nakalnya mereka, tentang segala hal yang membuat mereka akan semakin dekat.

"Mari berbicara tentang masa sekarang," ucap Annisa mendahului.

"Apa yang ingin kau tau?" tanya Reenan.

"Maaf jika menyinggung, tapi aku ingin tau dimana orang tuamu, kenapa hanya ada tuan besar di sisimu dan juga makhluk menyebalkan Joshua namanya,"

Reenan mematung, entah bagaimana ia harus menjelaskan tentang itu pada Annisa, bahkan dirinya saja tidak bisa berdamai dengan cerita itu.

"Reenan?" panggil Annisa "Jika membebani mu jangan bercerita, aku tidak akan memaksa" ucap Annisa memberi pengertian.

"Maafkan aku, aku tidak bisa menceritakannya untuk saat ini!" ucap Reenan.

Annisa mengangguk maklum, tidak semua hal yang terjadi dalam hidup sesuai dengan apa yang kita inginkan, apalagi hidup juga tidak hanya diisi dengan bahagia, ada sedih, duka dan luka yang mengambil posisi dalam perjalan hidup manusia dan Annisa sadar akan hal itu.

"Tidak apa-apa, jangan terbebani!" ucap Annisa maklum.

"Sekarang bolehkah aku bertanya?" Reenan balik mengajukan pertanyaan.

"Boleh" jawab Annia enteng.

"Bagaimana pernikahanmu dulu?"

"Hambar" jawab Annisa cepat.

"Kau tidak mau berpikir dulu sebelum menjawab?" tanya Reenan heran.

"Untuk apa? Memang kenyataannya seperti itu," Annisa kembali menjawab.

"Maksudku, pasti kau merasa sesuatu tentang perceraian kan?"

"Aku harus menjawab apa? Kau ingin aku menjawab sangat menyedihkan aku seperti hidup sendiri aku merasa tidak diinginkan lalu menangis sesenggukan?" ucap Annisa geli

"Terserah padamu saja" ucap Reenan pasrah.

Annisa menatap Reenan dan menceritakan pengalaman rumah tangganya secara lengkap dan rinci, tidak ada tangis yang mengiringi cerita Annisa, Annisa ingin memulai semuanya dengan jujur dan tidak ada yang dia tutupi.

Bagaimana ia bertahan dalam rumah tangga yabg tidak diinginkan suaminya, bagaimana ia harus berjuang agar suaminya mau sedikit saja menganggapnya ada, semuanya Annisa ceritakan kecuali tentang masa lalu Damar, baginya itu bukan haknya untuk membuka cerita itu pada orang lain.

"Aku juga ingin bertanya tentang hal ini,"

"Apa?" sahut Reenan cepat.

"Bukankah awalnya kau ingin menikahi ku 3 bulan lagi jika aku setuju untuk dekat denganmu, kenapa semalam berubah menjadi bulan depan?" tanya Annisa gamblang.

"Sebenarnya aku berkata 3 bulan lagi bukan karena aku ingin, tapi aku hanya memberikanmu waktu lebih lama untuk bersiap berumah tangga lagi denganku, tapi kejadian semalam di luar prediksiku, mantan suamimu kembali, dan seketika aku takut jika tiba-tiba kau berpikir untuk kembali bersama dengannya" ucap Damar jujur.

"Lalu?"

"Aku berpikir bahwa waktu 3 bulan bisa saja menggoyahkan mu, aku tidak ingin kehilanganmu, tiba-tiba rasa takut jika kau pergi bersamanya hinggap di pikiranku, akhirnya aku mengganti keputusanku untuk menikahi mu bulan depan saja,"

Annisa tertawa mendengar kalimat Reenan, bahkan setitik air mata sampai keluar dari mata Annisa.

"Kau seperti orang yang sangat jatuh cinta padaku," ucap Annisa.

"Memang" balas Reenan.

Tawa Annisa berhenti seketika, ia pikir sedang salah dengar saat ini, tidak mungkin sekali Reenan jatuh cinta padanya secepat itu,

"Jika kau berpikir semua ini karena kakek itu juga tidak salah sepenuhnya, yang kau tidak tau adalah aku juga memperjuangkan rasaku sendiri padamu,"

Annisa terpaku menatap Reenan dalam, tidak mungkin sekali pikir Annisa.

"Jangan menga......."

"Aku tidak mengarang dan tidak berbohong padamu, apa yang aku katakan jujur" ucap Reenan memotong ucapan Annisa.

"Reenan!"

"Aku tidak bercanda!" ucap Reenan lagi.

"Aku tau, tapi kenapa rasanya aku takut sekali," Annisa tiba-tiba memeluk dirinya sendiri.

Reenan panik dan duduk di sebelah Annisa.

"Kenapa? Apa yang kau takutkan?" tanya Reenan hati-hati.

"Tiba-tiba pikiranku memutar masa pernikahanku dulu, aku tidak tau tapi aku menjadi takut bagaimana jika itu semua bohong dan kau tidak bisa menghargai kehadiranku," Annisa semakin erat memeluk dirinya sendiri.

Reenan menjadi sadar satu hal, Annisa terluka terlalu dalam dengan pernikahannya dulu, Reenan juga sadar betapa Damar tidak bisa menghargai Annisa dulu, pasti banyan hal yang Annisa korbankan untuk pernikahannya dulu.

"Hey, tenanglah, tari nafas dan keluarkan secara perlahan oke?" instruksi Reenan pada Annisa.

Annisa melakukan apa yang Reenan perintahkan, hingga di rasa sudah tenang Reenan kembali duduk di kursinya, bertepatan dengan itu makanan yang mereka pesan akhirnya datang.

"Makanlah, jangan berpikir macam-macam!"

"Iya," jawab Annisa singkat.

Setelah beberapa saat suasana mulai kembali mencair, Annisa sudah mulai bisa di ajak berbicara dan bercanda lagi.

Reenan berharap jika semuanya berjalan sesuai harapannya Reenan ingin mengganti pengalaman buruk pernikahan Annisa dulu dengan kebahagiaan yang Reenan janjikan untuk Annisa kelak.

"Pulang?" tanya Reenan saat mereka sudah selesai makan malam.

"Ayo" Annisa berdiri dari duduknya.

Reenan mencoba mengulurkan tangannya di hadapan Annisa, Annisa hanya menatap Reenan tapi dengan ragu Annisa menyambut tangan Reenan untuk bergandengan dengannya.

"Jika takut atau merasa tidak nyaman katakan saja" ucap Reenan, Annisa hanya diam.

Hangat. Batin Annisa berbicara, ia bahkan baru mengetahui kalau bergandengan tangan seperti ini sangat nyaman dan hangat.

Annisa diam dan menikmati saat telapak tangannya di genggam oleh telapak tangan besar milik Reenan.

"Tanganku kecil sekali," ucap Annisa tanpa sadar, Reenan hanya tersenyum menanggapi gumaman Annisa.

"Nyaman?" tanya Reenan.

"Iya, eh...." Annisa kaget dengan ucapannya barusan.

"Kenapa kaget?" tanya Reenan heran.

"Harusnya aku jual mahal kan? Kenapa malah gampang meleleh begini?"

Reenan tertawa hingga membentuk gummy smile yang menggemaskan di mata Annisa, baru kali ini ia melihat Reenan tertawa seperti itu.

"Kenapa tertawa?" tanya Annisa cemberut.

"Kau itu polos sekali?" ucap Reenan geli.

"Reenan!" ucap Annisa kesal.

"Iya-iya aku akan diam,"

Reenan berusaha menahan tawanya agar Annisa tidak semakin kesal dengannya.

"Tidak ingin mampir ke suatu tempat?" tawar Reenan saat mereka sudah masuk ke dalam mobil Reenan.

"Tidak, langsung pulang saja aku lelah,"

"Tidurlah, jangan memaksakan diri" perintah Reenan.

Annisa menyamankan duduknya, tidak lama setelah itu Annisa benar-benar tidur lelap.

"Polos sekali," ucap Reenan memandang Annisa penuh arti.

Tepat jam 9 malam mereka sampai di depan rumah Annisa.

"Bangun, sudah sampai" Reenan membangunkan Annisa perlahan.

"Hmm? Sudah sampai?" Annisa bertanya bingung saat bangun dari tidurnya.

"Iya, ayo ku antar sampai depan pintu,"

Reenan dan Annisa turun dan berjalan ke arah rumah Annisa.

"Besok masuklah seperti biasa, aku akan keluar kota selama 4 hari dengan Joshua jika ada sesuatu yang penting atau rindu padaku telfon saja aku," ucap Reenan jahil.

"Aku tidak di ajak?" tanya Annisa.

"Tidak, kau tetap harus mengerjakan pekerjaanmu seperti biasa, jangan sampai lupa mengabari ku!" ingat Reenan. Annisa mengangguk patuh,

"Sepulang ku dari luar kota bolehkah aku kembali kemari bersama kakekku?" tanya Reenan hati-hati.

Annisa tersenyum "Silahkan, aku tunggu kedatanganmu dan tuan besar," jawab Annisa yang membuat Reenan dapat menghembuskan nafas lega.

"Terima kasih, terima kasih, terima kasih" ucap Reenan berulang kali.

Semoga semua berjalan lancar dan sesuai doa-doa yang Reenan panjatkan setiap harinya.

Episodes
1 CLB(t)K 1
2 CLB(t)K 2
3 CLB(t)K 3
4 CLB(t)K 4
5 CLB(t)K 5
6 CLB(t)K 6
7 CLB(t)K 7
8 CLB(t)K 8
9 CLB(t)K 9
10 CLB(t)K 10
11 CLB(t)K 11
12 CLB(t)K 12
13 CLB(t)K 13
14 CLB(t)K 14
15 CLB(t)K 15
16 CLB(t)K 16
17 CLB(t)K 17
18 CLB(t)K 18
19 CLB(t)K 19
20 CLB(t)K 20
21 CLB(t)K 21
22 CLB(t)K 22
23 CLB(t)K 23
24 CLB(t)K 24
25 CLB(t)K 25
26 CLB(t)K 26
27 CLB(t)K 27
28 CLB(t)K 28
29 CLB(t)K 29
30 CLB(t)K 30
31 CLB(t)K 31
32 CLB(t)K 32
33 CLB(t)K 33
34 CLB(t)K 34
35 CLB(t)K 35
36 CLB(t)K 36
37 CLB(t)K 37
38 CLB(t)K 38
39 CLB(t)K 39
40 CLB(t)K 40
41 CLB(t)K 41
42 CLB(t)K 42
43 CLB(t)K 43
44 CLB(t)K 44
45 CLB(t)K 45
46 CLB(t)K 46
47 CLB(t)K 47
48 CLB(t)K 48
49 CLB(t)K 49
50 CLB(t)K 50
51 CLB(t)K 51
52 CLB(t)K 52
53 CLB(t)K 53
54 CLB(t)K 54
55 CLB(t)K 55
56 CLB(t)K 56
57 CLB(t)K 57
58 CLB(t)K 58
59 CLB(t)K 59
60 CLB(t)K 60
61 CLB(t)K 61
62 CLB(t)K 62
63 CLB(t)K 63
64 CLB(t)K 64
65 CLB(t)K 65
66 CLB(t)K 66
67 CLB(t)K 67
68 CLB(t)K 68
69 CLB(t)K 69
70 CLB(t)K 70
71 CLB(t)K 71
72 CLB(t)K 72
73 CLB(t)K 73
74 CLB(t)K 74
75 CLB(t)K 75
76 CLB(t)K 76
77 CLB(t)K 77
78 CLB(t)K 78
79 CLB(t)K 79
80 CLB(t)K 80
81 CLB(t)K 81
82 CLB(t)K 82
83 CLB(t)K 83
84 Pengumuman
85 CLB(t)K 84 (Epilog)
Episodes

Updated 85 Episodes

1
CLB(t)K 1
2
CLB(t)K 2
3
CLB(t)K 3
4
CLB(t)K 4
5
CLB(t)K 5
6
CLB(t)K 6
7
CLB(t)K 7
8
CLB(t)K 8
9
CLB(t)K 9
10
CLB(t)K 10
11
CLB(t)K 11
12
CLB(t)K 12
13
CLB(t)K 13
14
CLB(t)K 14
15
CLB(t)K 15
16
CLB(t)K 16
17
CLB(t)K 17
18
CLB(t)K 18
19
CLB(t)K 19
20
CLB(t)K 20
21
CLB(t)K 21
22
CLB(t)K 22
23
CLB(t)K 23
24
CLB(t)K 24
25
CLB(t)K 25
26
CLB(t)K 26
27
CLB(t)K 27
28
CLB(t)K 28
29
CLB(t)K 29
30
CLB(t)K 30
31
CLB(t)K 31
32
CLB(t)K 32
33
CLB(t)K 33
34
CLB(t)K 34
35
CLB(t)K 35
36
CLB(t)K 36
37
CLB(t)K 37
38
CLB(t)K 38
39
CLB(t)K 39
40
CLB(t)K 40
41
CLB(t)K 41
42
CLB(t)K 42
43
CLB(t)K 43
44
CLB(t)K 44
45
CLB(t)K 45
46
CLB(t)K 46
47
CLB(t)K 47
48
CLB(t)K 48
49
CLB(t)K 49
50
CLB(t)K 50
51
CLB(t)K 51
52
CLB(t)K 52
53
CLB(t)K 53
54
CLB(t)K 54
55
CLB(t)K 55
56
CLB(t)K 56
57
CLB(t)K 57
58
CLB(t)K 58
59
CLB(t)K 59
60
CLB(t)K 60
61
CLB(t)K 61
62
CLB(t)K 62
63
CLB(t)K 63
64
CLB(t)K 64
65
CLB(t)K 65
66
CLB(t)K 66
67
CLB(t)K 67
68
CLB(t)K 68
69
CLB(t)K 69
70
CLB(t)K 70
71
CLB(t)K 71
72
CLB(t)K 72
73
CLB(t)K 73
74
CLB(t)K 74
75
CLB(t)K 75
76
CLB(t)K 76
77
CLB(t)K 77
78
CLB(t)K 78
79
CLB(t)K 79
80
CLB(t)K 80
81
CLB(t)K 81
82
CLB(t)K 82
83
CLB(t)K 83
84
Pengumuman
85
CLB(t)K 84 (Epilog)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!