CLB(t)K 10

Damar benar-benar menepati janjinya, ia dan Annisa pergi ke rumah orang tua Annisa.

Damar dengan berani menanggung segala resiko seorang diri, ia sadar bahwa karena dirinya membuat semuanya menjadi rumit.

Di rumah orang tua Annisa pun ibu Annisa sudah menduga apa yang akan di bicarakan anak dan menantunya.

Damar mengutarakan maksud tujuannya, menyampaikan semuanya tanpa ia tutupi, walau amarah dan makian yang di lontarkan ayah Annisa ia tetap menerimanya.

"Aku pulang dulu, semuanya akan di urus pengacaraku," pamit Damar pada Annisa setelah ayah dan ibu Annisa akhirnya pergi dari hadapan mereka.

"Kakak tidak apa-apa?" Tanya Annisa khawatir. Damar tersenyum lalu menggeleng perlahan.

"Istirahatlah, kau masih harus menjelaskan kembali pada orang tuamu nanti," Damar mengacak rambut Annisa perlahan.

Tanpa di sadari air mata Damar jatuh walau hanya setetes, bagaimanapun ini juga berat baginya, tapi dadu sudah di gulirkan jadi ia tetap harus melanjutkan langkahnya.

"Apa terlambat jika aku berkata kalau sebenarnya aku tidak ingin berpisah dari kakak?" Tanya Annisa.

"Carilah lelaki yang baik, jangan mau jika di jodohkan kembali," ucap Damar sambil menoel hidung mancung Annisa.

"Untuk terakhir kalinya, bolehkan aku memeluk kakak?" Pinta Annisa penuh harap.

Tanpa menunggu lama Damar merengkuh Annisa dalam pelukannya, di usapnya punggung perempuan yang ada di dalam dekapannya.

Annisa semakin terisak dalam pelukan Damar, air mata Damar pun melesak keluar tanpa bisa di cegah.

"Maafkan aku tidak bisa menjadi apa yang kau harapkan, maafkan aku Nisa," ucap Damar di sela tangisnya. Annisa pun mengangguk.

"Maafkan aku juga kalau tidak bisa menjadi istri seperti yang kakak harapkan, maafkan aku kak!" Ucap Annisa.

Damar mengurai pelukannya, walau tidak rela Annisa akhirnya juga melepaskan pelukannya pada Damar. Mereka berdua mencoba tersenyum di antara air mata yang jatuh membasahi pipi.

Annisa mengambil dompet yang ada di tasnya dan mengembalikan ATM milik Damar.

"Pakai saja dulu, jika kita sudah benar-benar berpisah kau bisa mengembalikan padaku" ucap Damar.

"Tidak, ini milik kakak jadi aku akan mengembalikan pada kakak," Annisa mengambil sebelah tangan Damar dan meletakkan ATM milik Damar di telapak tangan laki-laki itu.

"Aku pergi dulu, jaga diri baik-baik, jangan lupa makan dan jangan sakit lagi," ucap Damar sebelum masuk ke dalam mobilnya.

Setelah Damar tidak terlihat lagi Annisa kembali masuk ke dalam rumah.

Annisa berniat masuk ke dalam kamar tetapi panggilan ayah ibunya menghentikannya untuk melangkah ke kamar.

"Kenapa tidak pernah bilang pada ayah apa yang kau alami nak?" Tanya Hendra pada anak perempuannya.

"Annisa sudah besar ayah, Annisa tidak mungkin membeberkan aib rumah tangga Annisa sendiri," jelas Annisa.

"Harusnya Damar menolaknya dari awal saja jika tidak suka padamu!" ibu Lisa ikut menimpali.

"Semua sudah terjadi bu, disesali juga percuma," jawab Annisa.

"Bahkan umurmu belum genap 25 tahun tapi kau sudah harus menjadi janda," ratap ayah Annisa memikirkan nasib anak perempuannya.

"Ayah!" Annisa kehabisan kata-kata untuk ayahnya, walau itu benar tapi Annisa tidak ingin mendengarnya apalagi kalimat seperti itu keluar dari mulut orang tuanya.

Annisa membalikkan badan dan masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan dirinya di atas kasur.

Annisa melihat cincin pernikahan yang masih menghiasi jari manisnya, ia menyentuhnya perlahan seolah-olah cincin itu adalah barang yang mudah hancur.

Perceraian bukan hal mudah baginya, tapi jika harus satu atap dengan lelaki yang bahkan tidak pernah menganggapnya ada itu akan lebih menyakitkan lagi.

...****************...

3 bulan kemudian, Annisa dan Damar sudah resmi bukan suami istri lagi.

Damar dan Annisa sama-sama melempar senyum saat keluar dari ruang sidang.

Damar mengulurkan tangannya yang di sambut baik oleh Annisa, walau sudah bukan suami istri mereka berdua tetap berharap hubungan mereka tetap baik-baik saja.

Kabar perceraian mereka langsung melesat ke segala penjuru kota, apalagi Damar sebagai pengusaha muda sering muncul di televisi hanya untuk sekedar wawancara atau memberi motivasi pada anak-anak muda.

Banyak yang bertanya-tanya kenapa seorang gadis seperti Annisa bisa di ceraikan oleh pengusaha muda yang banyak diincar wanita.

Kabar itu juga sampai di hadapan Via, ia ternganga tidak percaya saat menonton televisi pagi ini.

Mantan kekasihnya adalah suami dari gadis yang pernah menabrak trolinya di supermarket waktu itu.

"Baguslah, tidak ada yang menghalangiku untuk kembali pada Damar," ucap Via di iringi senyum bahagianya.

Via segera mandi dan berganti baju, ia ingin bertemu Damar hari ini. Di pikirannya pasti Damar sedang membutuhkan seseorang di sampingnya, dan hal itu yang akan Via lakukan untuk langkah pertama menaklukan kembali mantan pacarnya.

Via segera menuju basement apartemennya dan mengendarai mobilnya menuju ke arah kantor Damar.

"Maaf tapi hari ini bapak tidak masuk bu," ucap sang resepsionis saat Via bertanya apa Damar ada di ruangannya.

"Jangan berbohong padaku!" Ucap Via kesal.

"Silahkan ibu bisa bertanya pada karyawan disini jika ibu tidak percaya pada saya," balas sang resepsionis.

Via kemudian melengos pergi dari hadapan resepsionis itu, ia kembali ke mobilnya dan berfikir dimana sekarang keberadaan Damar.

...****************...

Malam hari

Hingar bingar sebuah club malam tidak menyurutkan langkah seorang lelaki untuk terus melangkah menuju salah satu ruang VIP di dalam club itu.

"Apa sang casanova sudah kembali?" Ucap seorang lelaki yang sudah ada di sana sejak tadi.

Kevin. Pemilik club yang sedang Damar datangi, ia juga sahabat setia Damar dari masa kuliah dulu.

Damar, Kevin, Mario juga Justin adalah 4 casanova yang tidak ada satupun wanita mampu menolak pesona mereka, apalagi mereka juga tau bahwa 4 sahabat ini berkantong sangat tebal.

"Aku bosan melihatmu di televisi setiap hari," ucap Kevin lagi.

"Diamlah!" Ucap Damar pada akhirnya.

"Kenapa membuang gadis seperti itu?" Kevin menghiraukan ucapan Damar.

"Aku juga tidak tau, dia meminta bercerai dan aku setuju," Damar mengambil gelas minuman beralkohol di depannya.

"Aku kaget saat mendapat telfon darimu setelah satu tahun ini kau bersemedi entah dimana," sambung Kevin.

"Kau butuh wanita?" tanya Kevin kembali.

"Adakah wanita baru?" Timpal Damar.

Kevin bergegas bangkit dan keluar dari ruangan, tapi tidak lama Kevin kembali lagi dengan menggandeng satu wanita yang akan di berikan pada Damar.

Damar menatap wanita yang ada di depannya dengan pandangan menelisik. Sepertinya ia mengenal wanita ini.

"Kau teman Annisa bukan?" Tanya Damar pada wanita di depannya.

Wanita itu mengangguk dan menatap Damar dengan tatapan menggoda.

"Ini pekerjaanmu?" Tanya Damar sambil mengangkat sebelah alisnya.

Wanita ini kemudian mendekati Damar dengan langkah menggoda.

"Aku sudah melihat berita kalian, bukankah dia begitu membosankan?" Tanya wanita yang di ketahui sebagai teman Annisa.

Damar hanya terdiam tidak berniat menjawabnya, ia tidak ingin terpancing emosi di tempat seperti ini.

"Aku Gita, asal anda tau ini bukan pekerjaan utamaku, tapi uang yang aku kumpulkan dari sini bisa melebihi gajiku di kantor jika aku memberikan pelayanan terbaikku, ingin mencobanya?" Tawar Gita pada Damar dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Apa tidak ada yang sedikit berkelas?" tanya Damar pada Kevin.

Tanpa sepengetahuan mereka, Gita mengambil handphonenya dan diam-diam mengambil foto saat dirinya menempel pada Damar.

Klik.

Satu jepretan saja menurutnya itu sudah akan membuat teman yang tidak pernah di sukainya itu merana.

Gita tidak pernah mau berteman dengan Annisa yang hidupnya lurus jika bukan karena uangnya, ia butuh teman yang mudah memanfaatkannya dan Annisa masuk ke dalam jebakan Gita.

[Mantan suamimu aman bersamaku!]

Itu pesan yang Gita kirim bersama dengan foto yang ia ambil tadi. Ia akan senang jika Annisa setelah ini akan meratapi nasibnya.

Episodes
1 CLB(t)K 1
2 CLB(t)K 2
3 CLB(t)K 3
4 CLB(t)K 4
5 CLB(t)K 5
6 CLB(t)K 6
7 CLB(t)K 7
8 CLB(t)K 8
9 CLB(t)K 9
10 CLB(t)K 10
11 CLB(t)K 11
12 CLB(t)K 12
13 CLB(t)K 13
14 CLB(t)K 14
15 CLB(t)K 15
16 CLB(t)K 16
17 CLB(t)K 17
18 CLB(t)K 18
19 CLB(t)K 19
20 CLB(t)K 20
21 CLB(t)K 21
22 CLB(t)K 22
23 CLB(t)K 23
24 CLB(t)K 24
25 CLB(t)K 25
26 CLB(t)K 26
27 CLB(t)K 27
28 CLB(t)K 28
29 CLB(t)K 29
30 CLB(t)K 30
31 CLB(t)K 31
32 CLB(t)K 32
33 CLB(t)K 33
34 CLB(t)K 34
35 CLB(t)K 35
36 CLB(t)K 36
37 CLB(t)K 37
38 CLB(t)K 38
39 CLB(t)K 39
40 CLB(t)K 40
41 CLB(t)K 41
42 CLB(t)K 42
43 CLB(t)K 43
44 CLB(t)K 44
45 CLB(t)K 45
46 CLB(t)K 46
47 CLB(t)K 47
48 CLB(t)K 48
49 CLB(t)K 49
50 CLB(t)K 50
51 CLB(t)K 51
52 CLB(t)K 52
53 CLB(t)K 53
54 CLB(t)K 54
55 CLB(t)K 55
56 CLB(t)K 56
57 CLB(t)K 57
58 CLB(t)K 58
59 CLB(t)K 59
60 CLB(t)K 60
61 CLB(t)K 61
62 CLB(t)K 62
63 CLB(t)K 63
64 CLB(t)K 64
65 CLB(t)K 65
66 CLB(t)K 66
67 CLB(t)K 67
68 CLB(t)K 68
69 CLB(t)K 69
70 CLB(t)K 70
71 CLB(t)K 71
72 CLB(t)K 72
73 CLB(t)K 73
74 CLB(t)K 74
75 CLB(t)K 75
76 CLB(t)K 76
77 CLB(t)K 77
78 CLB(t)K 78
79 CLB(t)K 79
80 CLB(t)K 80
81 CLB(t)K 81
82 CLB(t)K 82
83 CLB(t)K 83
84 Pengumuman
85 CLB(t)K 84 (Epilog)
Episodes

Updated 85 Episodes

1
CLB(t)K 1
2
CLB(t)K 2
3
CLB(t)K 3
4
CLB(t)K 4
5
CLB(t)K 5
6
CLB(t)K 6
7
CLB(t)K 7
8
CLB(t)K 8
9
CLB(t)K 9
10
CLB(t)K 10
11
CLB(t)K 11
12
CLB(t)K 12
13
CLB(t)K 13
14
CLB(t)K 14
15
CLB(t)K 15
16
CLB(t)K 16
17
CLB(t)K 17
18
CLB(t)K 18
19
CLB(t)K 19
20
CLB(t)K 20
21
CLB(t)K 21
22
CLB(t)K 22
23
CLB(t)K 23
24
CLB(t)K 24
25
CLB(t)K 25
26
CLB(t)K 26
27
CLB(t)K 27
28
CLB(t)K 28
29
CLB(t)K 29
30
CLB(t)K 30
31
CLB(t)K 31
32
CLB(t)K 32
33
CLB(t)K 33
34
CLB(t)K 34
35
CLB(t)K 35
36
CLB(t)K 36
37
CLB(t)K 37
38
CLB(t)K 38
39
CLB(t)K 39
40
CLB(t)K 40
41
CLB(t)K 41
42
CLB(t)K 42
43
CLB(t)K 43
44
CLB(t)K 44
45
CLB(t)K 45
46
CLB(t)K 46
47
CLB(t)K 47
48
CLB(t)K 48
49
CLB(t)K 49
50
CLB(t)K 50
51
CLB(t)K 51
52
CLB(t)K 52
53
CLB(t)K 53
54
CLB(t)K 54
55
CLB(t)K 55
56
CLB(t)K 56
57
CLB(t)K 57
58
CLB(t)K 58
59
CLB(t)K 59
60
CLB(t)K 60
61
CLB(t)K 61
62
CLB(t)K 62
63
CLB(t)K 63
64
CLB(t)K 64
65
CLB(t)K 65
66
CLB(t)K 66
67
CLB(t)K 67
68
CLB(t)K 68
69
CLB(t)K 69
70
CLB(t)K 70
71
CLB(t)K 71
72
CLB(t)K 72
73
CLB(t)K 73
74
CLB(t)K 74
75
CLB(t)K 75
76
CLB(t)K 76
77
CLB(t)K 77
78
CLB(t)K 78
79
CLB(t)K 79
80
CLB(t)K 80
81
CLB(t)K 81
82
CLB(t)K 82
83
CLB(t)K 83
84
Pengumuman
85
CLB(t)K 84 (Epilog)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!