CLB(t)K 5

Malam menjelang, Annisa sudah duduk di sofa depan televisi dengan Damar di sampingnya. Setelah makan malam Annisa mengajak Damar untuk berbicara, dan disinilah mereka sekarang.

"Kak?" Panggil Annisa memulai percakapan.

Damar menoleh dengan alis terangkat sebelah.

"Kenapa?" Hanya pertanyaan singkat itu yang mampu Annisa ucapkan.

Damar menghela nafas panjang.

"Dengarkan aku! Aku akan menceritakan semuanya, jangan menyela ku!" Ucap Damar memperingatkan.

"Aku memiliki kekasih saat akhir masa SMA, tidak mudah mendekatinya apapun usahaku dia selalu menghindar dan menjauhiku, hingga saat kelulusan SMA aku sekali lagi bertanya padanya apa dia mau menjadi kekasihku? Dan dia menjawab iya." Damar berhenti sebentar, matanya terpejam membayangkan bagaimana ia menaklukan gadis cantik yang sudah lama ia tak jumpai.

"Aku tidak tau bagaimana aku harus mengekspresikan kebahagiaanku hari itu, gadis yang kusukai sejak lama akhirnya menjadi kekasihku aku terlampau bahagia saat itu, kami melakukan semua hal bersama hingga memutuskan satu universitas bersama, aku bahkan rela menentang orang tuaku yang ingin aku meneruskan kuliahku ke luar negeri, ku lakukan semua hal demi dirinya tidak ada yang bisa menghentikan ku saat aku sedang jatuh cinta. Kami berpacaran selayaknya sepasang kekasih yang sedang kasmaran, hingga suatu ketika kami melewati batasan kami tepat saat libur semester 1, kami sadar bahwa kami sudah melewati batas dan jika kami tidak berhati-hati itu akan menghasilkan sesuatu pasti." Damar kembali terdiam, ia sedang berusaha untuk menata hatinya karena mengingat hal yang sudah sangat ingin ia lupakan.

"Dia hamil," ungkap Damar "Saat memasuki semester ke dua, dia memberitahuku bahwa dia hamil anakku, tentu saja aku percaya karena aku yang pertama dan satu-satunya yang pernah menidurinya, aku berusaha untuk menenangkannya berusaha meyakinkannya bahwa aku akan bertanggung jawab dengan anak kami dan aku juga berjanji tidak akan meninggalkannya aku bahkan berani bersumpah agar dia yakin padaku, tapi yang aku terima dia panik dia merasa bahwa kebahagiaannya akan terenggut oleh bayi di kandungannya, ia masih ingin bebas bermain dan berkumpul bersama teman-temannya dia menyalahkan ku menyalahkan anak kami karena baginya aku dan bayi di kandungannya adalah pembawa sial untuknya. Aku berusaha menenangkannya semampuku, aku mengajaknya pergi menemui orang tuaku untuk meyakinkannya bahwa aku benar-benar akan bertanggung jawab dan tetap memberinya waktu untuk bersenang-senang dengan teman-temannya," suara Damar samar-samar menjadi bergetar menahan tangis.

"Aku tidak marah walau aku harus menerima hukuman bahkan pukulan dari ayahku, yang aku pikirkan hanyalah kebahagiaannya dan bayi kami, singkat cerita orang tuaku akhirnya luluh dan menyerah karena aku juga tidak mau jika harus di pisahkan darinya, setelah mendapat persetujuan orang tuaku aku pergi ke rumahnya untuk menemuinya berharap restu orang tuaku dapat meluluhkan sedikit egonya, tapi ternyata dia pergi entah kemana, aku berusaha mencarinya berhari-hari, ku tanya temannya satu persatu mereka juga tidak tau kemana perginya kekasihku saat itu lama kelamaan aku putus asa, aku sudah berupaya mencarinya tapi gagal, aku seperti sudah kehilangan arah hidupku saat itu, kemudian saat aku sudah mulai kembali ke rutinitas ku dia tiba-tiba muncul lagi di hadapanku, tentu saja aku bahagia aku memeluknya dan bertanya kabarnya tetapi dia hanya diam saja, hingga dia berkata bahwa dia akan pindah ke luar negeri entah kemana, aku bertanya lalu bagaimana aku dan anak kami, tetapi dia diam tidak menjawab apapun," air mata yang Damar tahan akhirnya terjatuh dengan sendirinya tanpa bisa di cegah.

"Dia bilang bahwa saat dia menghilang dia sedang......" kata-kata Damar tercekat di tenggorokannya seakan enggan menceritakan luka lamanya, Annisa dengan iba mengelus pundak Damar untuk menenangkan.

"Dia sedang menggugurkan anaknya...." pecah sudah air mata Damar dan Annisa saat itu, Annisa tidak menyangka bahwa Damar memiliki masa lalu seperti itu, Annisa dan Damar sama-sama tergugu dalam tangis mereka.

"Tidakkah dia melihat kesungguhanku dan kebahagiaanku saat itu? Tidakkah dia tau masa depan yang sudah ku rancang untuknya dan anak kami? Kenapa dia tega sekali membunuh bayi yang bahkan belum sempat lahir ke dunia ini? Jika dia tidak menginginkannya setidaknya dia bilang saja padaku dan serahkan anak itu padaku tapi jangan membunuhnya, aku akan merawatnya jika dia tidak mau merawat anak itu aku yang akan merawatnya Annisa! Aku bersedia merawat anakku." Annisa menghambur memeluk Damar, ia berusaha menenangkan Damar walau air matanya sendiri berjatuhan tidak mau berhenti.

"Kakak sudah! Jangan di teruskan, maafkan aku yang sudah membuat kakak harus mengingat kembali luka lama kakak," ucap Annisa masih terisak sambil memeluk Damar.

"Karena hal itu aku sudah tidak ingin lagi jatuh cinta, aku sudah tidak bisa lagi jatuh cinta, aku sudah mematikan dan membuang cinta itu sendiri, jadi maafkan aku jika selama ini aku tidak bisa membalas perasaanmu, kau terlalu baik untuk bajingan sepertiku!" Ucap Damar sambil menatap Annisa.

"Kak......" ucapan Annisa terpotong oleh perkataan Damar.

"Jika kau pikir aku tidak pernah bersentuhan dengan wanita, itu benar! Tapi itu di kampus, di luar sana aku sudah berkali-kali tidur dengan wanita lain untuk melampiaskan rasa sakit hatiku Nisa, jadi jangan berharap lebih padaku, kau gadis baik seharusnya kau juga mendapat lelaki yang baik jangan sepertiku, aku terlalu banyak dosa jika di banding dirimu." Damar menatap Annisa dengan mata sembabnya.

"Jadi kakak ingin kita bercerai?" Belum hilang rasa kaget Annisa saat mendengar cerita Damar sekarang rasa kaget yang ia rasakan bertambah dengan kata-kata Damar barusan.

"Keputusan ada di tanganmu, kau yang mempunyai hak menentukan, aku menuruti keinginanmu apapun itu, tapi pikirkanlah baik-baik sebelum menentukan pilihanmu!" Ucap Damar serius.

"Kakak ingin berpisah denganku?" Tanya Annisa memastikan kembali.

Damar diam, dia tidak membalas perkataan Annisa. Dia sendiri tidak tau harus melakukan apa semua keputusan ia serahkan pada Annisa.

"Kak Damar jawab aku!" Annisa mengguncang tubuh Damar, ia ingin mendengar jawaban pasti dari suaminya, ia juga tidak rela jika harus bercerai dari Damar, tapi Annisa pikir Damar pasti menginginkan ini.

"Tidurlah, kita bahas hal ini lain kali!" Damar memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan ini.

Annisa berdiri dari duduknya ia menatap tidak percaya ke arah suaminya, suami yang ia kira akan berubah ternyata malah memberikan pilihan sulit untuknya.

Annisa kira ia akan mendapat perhatian dari Damar setelah Damar menceritakan kisahnya, ia kira Damar akan memohon agar ia tetap disisinya sampai Damar bisa mencintainya seperti ia mencintai Damar.

Tapi semua itu hanya pemikirannya sendiri, semua itu hanya khayalannya saja. Damar ternyata benar- benar sudah mati rasa bahkan untuk istrinya sekalipun.

Terpopuler

Comments

Isnaaja

Isnaaja

pasti melakukan hubungan diluar nikah.

2024-03-13

1

Isnaaja

Isnaaja

kayanya dioalog di sini ada yang salah.

2024-03-13

1

lihat semua
Episodes
1 CLB(t)K 1
2 CLB(t)K 2
3 CLB(t)K 3
4 CLB(t)K 4
5 CLB(t)K 5
6 CLB(t)K 6
7 CLB(t)K 7
8 CLB(t)K 8
9 CLB(t)K 9
10 CLB(t)K 10
11 CLB(t)K 11
12 CLB(t)K 12
13 CLB(t)K 13
14 CLB(t)K 14
15 CLB(t)K 15
16 CLB(t)K 16
17 CLB(t)K 17
18 CLB(t)K 18
19 CLB(t)K 19
20 CLB(t)K 20
21 CLB(t)K 21
22 CLB(t)K 22
23 CLB(t)K 23
24 CLB(t)K 24
25 CLB(t)K 25
26 CLB(t)K 26
27 CLB(t)K 27
28 CLB(t)K 28
29 CLB(t)K 29
30 CLB(t)K 30
31 CLB(t)K 31
32 CLB(t)K 32
33 CLB(t)K 33
34 CLB(t)K 34
35 CLB(t)K 35
36 CLB(t)K 36
37 CLB(t)K 37
38 CLB(t)K 38
39 CLB(t)K 39
40 CLB(t)K 40
41 CLB(t)K 41
42 CLB(t)K 42
43 CLB(t)K 43
44 CLB(t)K 44
45 CLB(t)K 45
46 CLB(t)K 46
47 CLB(t)K 47
48 CLB(t)K 48
49 CLB(t)K 49
50 CLB(t)K 50
51 CLB(t)K 51
52 CLB(t)K 52
53 CLB(t)K 53
54 CLB(t)K 54
55 CLB(t)K 55
56 CLB(t)K 56
57 CLB(t)K 57
58 CLB(t)K 58
59 CLB(t)K 59
60 CLB(t)K 60
61 CLB(t)K 61
62 CLB(t)K 62
63 CLB(t)K 63
64 CLB(t)K 64
65 CLB(t)K 65
66 CLB(t)K 66
67 CLB(t)K 67
68 CLB(t)K 68
69 CLB(t)K 69
70 CLB(t)K 70
71 CLB(t)K 71
72 CLB(t)K 72
73 CLB(t)K 73
74 CLB(t)K 74
75 CLB(t)K 75
76 CLB(t)K 76
77 CLB(t)K 77
78 CLB(t)K 78
79 CLB(t)K 79
80 CLB(t)K 80
81 CLB(t)K 81
82 CLB(t)K 82
83 CLB(t)K 83
84 Pengumuman
85 CLB(t)K 84 (Epilog)
Episodes

Updated 85 Episodes

1
CLB(t)K 1
2
CLB(t)K 2
3
CLB(t)K 3
4
CLB(t)K 4
5
CLB(t)K 5
6
CLB(t)K 6
7
CLB(t)K 7
8
CLB(t)K 8
9
CLB(t)K 9
10
CLB(t)K 10
11
CLB(t)K 11
12
CLB(t)K 12
13
CLB(t)K 13
14
CLB(t)K 14
15
CLB(t)K 15
16
CLB(t)K 16
17
CLB(t)K 17
18
CLB(t)K 18
19
CLB(t)K 19
20
CLB(t)K 20
21
CLB(t)K 21
22
CLB(t)K 22
23
CLB(t)K 23
24
CLB(t)K 24
25
CLB(t)K 25
26
CLB(t)K 26
27
CLB(t)K 27
28
CLB(t)K 28
29
CLB(t)K 29
30
CLB(t)K 30
31
CLB(t)K 31
32
CLB(t)K 32
33
CLB(t)K 33
34
CLB(t)K 34
35
CLB(t)K 35
36
CLB(t)K 36
37
CLB(t)K 37
38
CLB(t)K 38
39
CLB(t)K 39
40
CLB(t)K 40
41
CLB(t)K 41
42
CLB(t)K 42
43
CLB(t)K 43
44
CLB(t)K 44
45
CLB(t)K 45
46
CLB(t)K 46
47
CLB(t)K 47
48
CLB(t)K 48
49
CLB(t)K 49
50
CLB(t)K 50
51
CLB(t)K 51
52
CLB(t)K 52
53
CLB(t)K 53
54
CLB(t)K 54
55
CLB(t)K 55
56
CLB(t)K 56
57
CLB(t)K 57
58
CLB(t)K 58
59
CLB(t)K 59
60
CLB(t)K 60
61
CLB(t)K 61
62
CLB(t)K 62
63
CLB(t)K 63
64
CLB(t)K 64
65
CLB(t)K 65
66
CLB(t)K 66
67
CLB(t)K 67
68
CLB(t)K 68
69
CLB(t)K 69
70
CLB(t)K 70
71
CLB(t)K 71
72
CLB(t)K 72
73
CLB(t)K 73
74
CLB(t)K 74
75
CLB(t)K 75
76
CLB(t)K 76
77
CLB(t)K 77
78
CLB(t)K 78
79
CLB(t)K 79
80
CLB(t)K 80
81
CLB(t)K 81
82
CLB(t)K 82
83
CLB(t)K 83
84
Pengumuman
85
CLB(t)K 84 (Epilog)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!