CLB(t)K 12

"Kakak?" ucap Annisa sambil menutup mulutnya.

"Hai, kita bertemu lagi dengan cara yang sama ternyata," ucap seseorang di depan Annisa.

"Kak Via bersama siapa?" Annisa bertanya basa-basi, bagaimanapun Annisa tidak enak hati karena bosnya juga ikut berhenti sekarang.

"Aku sendiri, kau sedang makan siang dengan kekasihmu?" Tanya Via pada Annisa.

Annisa melihat ke arah Reenan dan kemudian ke arah Via lalu menggeleng.

"Beliau bosku, aku hari ini mulai bekerja di perusahaan beliau," ucap Annisa menjelaskan.

"Kalau begitu kami permisi dulu kak, semoga kita bertemu lagi," Annisa berpamitan pada Via.

"Beri aku nomor telepon mu, aku ingin berbincang lagi denganmu," Via kemudian menyodorkan handphonenya ke hadapan Annisa.

Setelah menuliskan nomor handphonenya Annisa segera bergegas pergi bersama dengan Reenan.

"Maaf bapak jadi harus menunggu saya," ucap Annisa merasa tak enak hati.

"Lain kali jangan menunduk kalau sedang berjalan!" tegur Reenan.

"Baik pak," jawab Annisa lirih.

Saat makan siang, Reenan dan Joshua tidak henti-hentinya berbicara tentang pekerjaan, Annisa hanya menyimak dan makan dengan tenangnya tanpa terusik pembicaraan mereka.

"Menikah saja dengan Annisa!" ucap Joshua tiba-tiba.

Annisa terlalu fokus pada makanannya hingga tidak tau kemana arah pembicaraan bosnya itu.

"Maaf?" tanya Annisa bingung.

"Reenan di paksa menikah, kakeknya hampir membunuhnya setiap melihatnya datang sendiri ke rumah kakeknya," ucap Joshua.

"Dia belum genap satu hari bekerja, aku akan membunuhmu jika dia sampai tidak betah gara-gara ucapan konyol mu itu!" Reenan menatap Joshua malas.

"Baiklah, tapi aku berani bertaruh tidak akan sampai 1 tahun kalian pasti akan saling jatuh cinta," ucap Joshua yakin.

"Makan! Jangan berkhayal!" Reenan memukul Joshua dengan sendok yang direbutnya dari tangan Joshua.

"Annisa, apa kau memiliki trauma dengan pernikahan?" Joshua bertanya iseng pada Annisa.

Annisa hanya tersenyum dan menggeleng.

"Coba saja berbicara santai dengannya, mungkin kalian akan tertarik satu sama lain," saran Joshua. Reenan hanya mendengus dan mengabaikan kalimat-kalimat omong kosong Joshua.

...****************...

Di lain tempat, seorang laki-laki tengah bekerja dengan sibuknya tanpa lelah.

Bayang-bayang mantan istrinya lama kelamaan masuk ke dalam pikiran dan mimpinya.

Oleh sebab itu ia bekerja tanpa kenal lelah agar bisa melepaskan diri dari bayang-bayang wanita yang sudah mendampinginya selama 1 tahun lebih itu.

"Kau mau mati di telan pekerjaan?" ucap Kevin yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Damar.

"Kenapa?" tanya Damar tanpa mengalihkan pandangan dari kertas-kertas yang ada di depannya saat ini.

"Kau seperti lupa dunia setelah bercerai," ungkap Kevin jujur.

"Pekerjaanku hanya sedang banyak," Damar akhirnya mengalah, ia beranjak dari kursi kerjanya dan melangkah duduk di depan Kevin yang saat ini tengah duduk di sofa.

"Kau tau, kemarin Via datang ke tempatku," Kevin menatap Damar serius.

"Lalu apa hubungannya denganku?" Damar bertanya acuh.

"Dia ingin bertemu denganmu, jika bisa dia juga ingin kembali padamu,"

"Jika bertemu lagi dengannya, katakan jangan pernah bermimpi untuk kembali lagi bersamaku!" ucap Damar menahan amarah.

"Setidaknya kalian harus duduk berdua, selesaikan secara baik-baik! Kalian bukan bocah yang harus ajari tentang hal seperti ini!" ucap Kevin kesal.

"Bahkan melihat wajahnya membuat emosiku tidak terkendali, bagaimana bisa duduk berdua dengannya?"

"Coba saja, aku tidak ingin perempuan itu datang ke tempatku lalu minum sampai mabuk belum lagi meracau tentangmu dan berakhir merepotkan ku!" ucap Kevin jujur.

"Akan ku pikirkan," jawab Damar asal.

"Atau jangan-jangan kau malah jatuh cinta pada mantan istrimu?" tebak Kevin asal-asalan.

Damara hanya diam, pandangannya lurus seperti sedang membayangkan sesuatu. Kevin yang melihat hal itu semakin menduga bahwa temannya ini sedang jatuh cinta juga patah hati di saat yang bersamaan.

"Cinta memang datang terlambat bukan?" ucap Kevin dan diangguki Damar. Kevin yang awalnya hanya menebak asal-asalan akhirnya mendapat jawaban kenapa temannya seperti orang yang sedang kesurupan pekerjaan.

Patah hati memang merepotkan!

"Permisi pak," Vina sekertaris Damar masuk ke dalam ruangan.

"Malam ini pihak Adhiyaksa ingin bertemu terkait pembicaraan final tentang proyek mereka," ucap Vina membacakan jadwal Damar.

"Baiklah, kau bisa ikut denganku!"

Setelah mendengar jawaban Damar, Vina mengangguk dan segera keluar dari ruangan bosnya untuk menyiapkan hal-hal yang akan di bicarakan saat pertemuan malam nanti.

...****************...

"Malam ini temani aku bertemu dengan pihak Win's Group!" ucap Reenan saat mereka sudah sampai di kantor.

"Baik pak," Annisa mengangguk patuh, walau di hatinya terasa tidak nyaman.

Annisa tau apa itu Win's Group, juga pimpinan nya, hal itu membuatnya sedikit tidak nyaman di hari pertamanya bekerja, tapi mau bagaimana lagi yang memberikan perintah adalah bosnya dan ia tidak mungkin bisa menolak.

"Kau ikut!" Reena berkata pada Joshua, senyum yang hampir terbit di wajah Joshua seketika menghilang.

"Kenapa tidak kalian berdua saja?" Joshua merengek pada Reenan yang tidak memperdulikan rengekan Joshua.

"Annisa, apa kau bisa mengatasi hal ini sendiri? Aku sangat merindukan istriku," Joshua menatap Annisa penuh harap.

"Tapi aku juga belum mahir dalam hal ini, jadi maaf jika pak Joshua ikut aku akan sangat terbantu sekali," balas Annisa halus dan sukses membuat Joshua menggerutu.

Annisa melihat jam yang ada di pergelangan tangannya, waktu cepat sekali berlalu batin Annisa meronta-ronta.

Ia tidak sanggup jika harus bertemu dengan mantan suaminya itu, ia masih ingin menata hati dan pikirannya saat ini, tapi malah pekerjaan yang membuatnya mau tidak mau membuatnya harus bertemu dengan mantan suaminya.

"Tidak apa-apa, aku harus profesional, aku harus profesional" ucap Annisa berulang kali pada dirinya sendiri.

Tibalah saat dua perusahaan bertemu, Annisa yang sudah sangat gugup dan cemas semakin bertambah karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan Damar mantan suaminya.

"Jangan grogi, santai saja oke?" ucap Joshua yang sadar bahwa perempuan di depannya sedang tidak nyaman.

"Baik pak," Annisa menganggu kaku.

"Jika pertemuan ini berjalan lancar, aku akan bilang pada Reenan untuk menambah bonus lembur mu," Joshua kembali berbisik pada Annisa, setidaknya Annisa menjadi tidak terlalu tegang saat ini.

Mereka telah sampai di tempat pertemuan yang di sepakati. Reenan, Joshua dan Annisa melangkah dengan pasti ke tempat yang sudah di reservasi.

Mata bertemu mata, raut wajah kaget tidak bisa Damar sembunyikan saat melihat mantan istrinya berjalan di belakang rekan kerjanya.

Mereka semakin mendekat, hingga akhirnya mereka semua saling berhadapan, Reenan dan Damar saling berjabat tangan, tapi mata Damar sesekali mencuri pandang pada Annisa.

Damar tidak menyangka bahwa istri yang pernah ia ceraikan bisa terlihat secantik dan semenarik ini sekarang, rasa kecewa Damar begitu besar ia rasakan sekarang.

Episodes
1 CLB(t)K 1
2 CLB(t)K 2
3 CLB(t)K 3
4 CLB(t)K 4
5 CLB(t)K 5
6 CLB(t)K 6
7 CLB(t)K 7
8 CLB(t)K 8
9 CLB(t)K 9
10 CLB(t)K 10
11 CLB(t)K 11
12 CLB(t)K 12
13 CLB(t)K 13
14 CLB(t)K 14
15 CLB(t)K 15
16 CLB(t)K 16
17 CLB(t)K 17
18 CLB(t)K 18
19 CLB(t)K 19
20 CLB(t)K 20
21 CLB(t)K 21
22 CLB(t)K 22
23 CLB(t)K 23
24 CLB(t)K 24
25 CLB(t)K 25
26 CLB(t)K 26
27 CLB(t)K 27
28 CLB(t)K 28
29 CLB(t)K 29
30 CLB(t)K 30
31 CLB(t)K 31
32 CLB(t)K 32
33 CLB(t)K 33
34 CLB(t)K 34
35 CLB(t)K 35
36 CLB(t)K 36
37 CLB(t)K 37
38 CLB(t)K 38
39 CLB(t)K 39
40 CLB(t)K 40
41 CLB(t)K 41
42 CLB(t)K 42
43 CLB(t)K 43
44 CLB(t)K 44
45 CLB(t)K 45
46 CLB(t)K 46
47 CLB(t)K 47
48 CLB(t)K 48
49 CLB(t)K 49
50 CLB(t)K 50
51 CLB(t)K 51
52 CLB(t)K 52
53 CLB(t)K 53
54 CLB(t)K 54
55 CLB(t)K 55
56 CLB(t)K 56
57 CLB(t)K 57
58 CLB(t)K 58
59 CLB(t)K 59
60 CLB(t)K 60
61 CLB(t)K 61
62 CLB(t)K 62
63 CLB(t)K 63
64 CLB(t)K 64
65 CLB(t)K 65
66 CLB(t)K 66
67 CLB(t)K 67
68 CLB(t)K 68
69 CLB(t)K 69
70 CLB(t)K 70
71 CLB(t)K 71
72 CLB(t)K 72
73 CLB(t)K 73
74 CLB(t)K 74
75 CLB(t)K 75
76 CLB(t)K 76
77 CLB(t)K 77
78 CLB(t)K 78
79 CLB(t)K 79
80 CLB(t)K 80
81 CLB(t)K 81
82 CLB(t)K 82
83 CLB(t)K 83
84 Pengumuman
85 CLB(t)K 84 (Epilog)
Episodes

Updated 85 Episodes

1
CLB(t)K 1
2
CLB(t)K 2
3
CLB(t)K 3
4
CLB(t)K 4
5
CLB(t)K 5
6
CLB(t)K 6
7
CLB(t)K 7
8
CLB(t)K 8
9
CLB(t)K 9
10
CLB(t)K 10
11
CLB(t)K 11
12
CLB(t)K 12
13
CLB(t)K 13
14
CLB(t)K 14
15
CLB(t)K 15
16
CLB(t)K 16
17
CLB(t)K 17
18
CLB(t)K 18
19
CLB(t)K 19
20
CLB(t)K 20
21
CLB(t)K 21
22
CLB(t)K 22
23
CLB(t)K 23
24
CLB(t)K 24
25
CLB(t)K 25
26
CLB(t)K 26
27
CLB(t)K 27
28
CLB(t)K 28
29
CLB(t)K 29
30
CLB(t)K 30
31
CLB(t)K 31
32
CLB(t)K 32
33
CLB(t)K 33
34
CLB(t)K 34
35
CLB(t)K 35
36
CLB(t)K 36
37
CLB(t)K 37
38
CLB(t)K 38
39
CLB(t)K 39
40
CLB(t)K 40
41
CLB(t)K 41
42
CLB(t)K 42
43
CLB(t)K 43
44
CLB(t)K 44
45
CLB(t)K 45
46
CLB(t)K 46
47
CLB(t)K 47
48
CLB(t)K 48
49
CLB(t)K 49
50
CLB(t)K 50
51
CLB(t)K 51
52
CLB(t)K 52
53
CLB(t)K 53
54
CLB(t)K 54
55
CLB(t)K 55
56
CLB(t)K 56
57
CLB(t)K 57
58
CLB(t)K 58
59
CLB(t)K 59
60
CLB(t)K 60
61
CLB(t)K 61
62
CLB(t)K 62
63
CLB(t)K 63
64
CLB(t)K 64
65
CLB(t)K 65
66
CLB(t)K 66
67
CLB(t)K 67
68
CLB(t)K 68
69
CLB(t)K 69
70
CLB(t)K 70
71
CLB(t)K 71
72
CLB(t)K 72
73
CLB(t)K 73
74
CLB(t)K 74
75
CLB(t)K 75
76
CLB(t)K 76
77
CLB(t)K 77
78
CLB(t)K 78
79
CLB(t)K 79
80
CLB(t)K 80
81
CLB(t)K 81
82
CLB(t)K 82
83
CLB(t)K 83
84
Pengumuman
85
CLB(t)K 84 (Epilog)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!