CLB(t)K 2

Sebelum subuh Annisa bangun terlebih dahulu, ia mandi dan bersiap untuk solat subuh. Selesai solat subuh Annisa keluar dari kamarnya, ia bersiap-siap untuk membuatkan sarapan seluruh penghuni rumahnya.

Dirumahnya memang ada ART yang bekerja, tapi para ART tidak ada yang menginap di rumahnya, jam kerja mereka hanya dari jam delapan pagi hingga jam empat sore selepas itu semua di lakukan oleh keluarga Annisa.

Saat sedang asik menyiapkan makanan tiba-tiba Annisa mendengar suara kursi yang bergeser dari arah ruang makan, seketika Annisa menoleh dan melihat suaminya sudah duduk di meja makan tak lepas dari ponsel kesayangannya.

Annisa melangkah mendekat untuk bertanya mungkin saja suaminya butuh sesuatu.

"Kak Damar mau kopi?" Ucap Annisa seraya menatap Damar. Damar hanya mengangguk mengiyakan.

Annisa berlalu kembali ke dapur untuk membuatkan kopi suaminya.

"Jam 7 pagi ini kita akan segera berangkat kembali ke apartemenku!" Ucap Damar saat melihat Annisa datang dengan membawa secangkir kopi.

"Apa tidak terlalu pagi?" Tanya Annisa.

"Tidak. Segeralah bersiap!" Damar memerintah Annisa tanpa menoleh ke arahnya sama sekali.

Annisa mendengus pasrah, ia kira bisa sedikit mengulur waktu untuk sekedar membuat kenangan terakhir dengan orang tua dan adik lelakinya sebelum ia pergi mengikuti suaminya.

Tapi keputusan Damar terdengar seperti tidak bisa dibantah dan Annisa hanya bisa mengangguk pasrah.

...****************...

Setelah selesai sarapan Damar meminta ijin mertuanya untuk kembali ke apartemennya dengan Annisa.

"Hati-hati dijalan nak, semoga selamat sampai tujuan," Ujar Lisa, ibu dari Annisa. Damar mengangguk sambil menyalami tangan kedua mertuanya itu.

"Jaga putriku dengan baik, aku titipkan Annisa padamu." Ucap Hendra ayah dari Annisa dengan haru. Damar lagi-lagi hanya bisa mengangguk.

Setelah berpamitan dengan orang tua dan adik Annisa mereka pun berlalu pergi.

Sepanjang perjalanan hanya ada sunyi yang menghampiri kedua suami istri ini. Annisa yang terus-terusan menatap keluar jendela mobil dan Damar yang berfokus untuk menyetir, tidak ada minat dari mereka berdua untuk memulai sebuah percakapan.

Sampai di basement apartemen Damar pun mereka juga tetap saling diam, bahkan saat berjalan menuju unit apartemen Damar tidak ada yang mau membuka percakapan terlebih dahulu.

"Itu kamarmu." Ucap Damar saat mereka telah memasuki apartemen.

"Baiklah," Annisa mengangguk patuh, tanpa berlama-lama Annisa menyeret kopernya ke arah kamar yang telah di tunjuk Damar.

"Tidak usah saling ikut campur, kita menikah bukan atas kemauanku kalau-kalau kau lupa." Ujar Damar mengingatkan Annisa kembali,

Annisa mengangguk dan melanjutkan langkahnya menuju kamarnya. Sebenarnya hatinya sakit mendengar kata-kata yang Damar ucapkan, tapi bagaimana lagi dia sudah setuju menikah dengan laki-laki itu dan segala konsekuensinya akan ia terima dengan besar hati.

Saat malam tiba Annisa sudah berkutat di dapur untuk membuat makan malam dengan bahan makanan seadanya. Annisa maklum bahwa Damar hidup seorang diri apalagi ia juga seorang laki-laki pekerja jadi Annisa maklum jika kulkas Damar hampir tidak ada ada stok bahan makanan sama sekali. Untung saja ada telur dan kornet yang masih layak makan di dalam kulkas hingga Annisa bisa menghidangkan omelet kornet untuk makan malam ia dan suaminya.

Damar mendekati meja makan saat Annisa selesai menyediakan air putih di atas meja. Ia langsung duduk dan menunggu Annisa mengikutinya untuk duduk di depannya.

Tidak ada protes atau komplain yang keluar dari mulut Damar saat ia hanya memakan makanan yang di bilang seadanya sekali.

"Aku ingin berbelanja untuk kebutuhan kulkas," ucap Annisa to the point.

Damar mengeluarkan dompetnya dan menyerahkan salah satu ATM untuk di berikan pada Annisa.

"Gunakan itu termasuk untuk kebutuhanmu dan kuliahmu, PIN nya akan ku kirim lewat pesan nanti." Damar berucap tanpa menoleh ke arah Annisa sama sekali. Annisa mengangguk setelah itu mereka melanjutkan makan malam sampai selesai.

...****************...

Hari berganti hari,

Minggu berganti minggu,

Bulan berganti bulan,

Bahkan tidak ada kemajuan dalam hubungan pernikahan Damar dan Annisa, pernikahan yang telah berjalan satu tahun itu nyatanya sama sekali tidak membuahkan apapun di dalamnya. Mereka berinteraksi seperlunya jika tidak ada hal penting mereka berdua hanya akan diam tidak pernah bertegur sapa.

Lelah? Annisa sudah sangat lelah sebenarnya dengan keadaan rumah tangganya, sudah berbagai cara ia coba untuk membuat Damar setidaknya melihat atau menganggapnya ada, tapi hasilnya nihil.

Damar tetap dingin, tidak pernah ada usaha Damar untuk sekiranya memperhatikan sang istri, ia tetap bersikap acuh tak acuh bahkan saat ia tau istrinya berusaha mencairkan suasana rumah tangganya.

"Kak sarapan sudah siap," ucap Annisa seperti biasa. Komunikasi Annisa hanya sekedar mengingatkan Damar untuk sarapan dan makan malam, jika Damar libur ia juga akan menawari makan siang.

Tak pernah sekalipun Damar berterima kasih dengan apa yang Annisa lakukan dan Annisa pun tidak pernah berharap lebih pada suaminya.

"Apa hari ini kakak ada waktu?" Tanya Annisa saat melihat Damar sudah siap untuk berangkat kerja.

"Kenapa?" Tanya Damar penasaran.

"Malam ini temanku mengadakan pesta kelulusannya sekaligus resepsi pernikahannya, jika kakak punya waktu luang, bisakah menemaniku ke acara temanku?" Ucap Annisa takut-takut. Ia tidak berharap lebih pada suaminya, tapi jika suaminya bisa ikut tentu senang sekali rasanya.

"Jam berapa acaranya?" Damar kembali bertanya.

"Jam tujuh malam ini," ucap Annisa antusias.

"Aku tidak berjanji, tapi akan ku usahakan." Jawab Damar sambil berlalu pergi. Annisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya berkali-kali.

Sesampainya di kantor, Damar memanggil sekretarisnya untuk membacakan jadwalnya hari ini.

"Hanya ada pertemuan dengan investor setelah jam makan siang pak," ucap Vina sang sekertaris dengan sopan.

"Baiklah, kau boleh kembali!" Vina pun menunduk hormat sambil berlalu dari ruangan Damar.

Di sela pekerjaannya Damar teringat permintaan istrinya tadi pagi, ia mulai berfikir bahwa istrinya tidak pernah meminta apapun darinya. Dirinya salah menilai bahwa menikah hanya akan menambah beban dengan mendengar rengekan istrinya.

Annisa tidak pernah meminta atau menuntut apapun darinya, bahkan ia menghargai permintaan Damar tentang batasan-batasan mereka.

"Apa aku keterlaluan?" Gumam Damar pada dirinya sendiri.

Jika Annisa mendengar hal ini pasti ia akan berkata bahwa Damar sangat keterlaluan, bahwa Damar tidak pernah bisa menghargainya sebagai istri, tapi itu akan terjadi jika Annisa punya nyali untuk menyampaikan pada suaminya.

Setelah pertemuan dengan investor Damar tidak kembali ke kantor melainkan langsung pulang ke apartemennya, dalam hatinya ia juga tidak ingin menambah rasa kecewa Annisa oleh sebab itu ia menyempatkan waktunya untuk menemani istrinya ke pesta pernikahan temannya.

"Kakak sudah pulang?" Annisa terperanjat kaget saat suaminya sudah menginjakkan kaki di dalam apartemen.

Ia bolak balik melihat jam dinding dan Damar dengan rasa tidak percaya. Selama ini Damar selalu pulang di atas jam enam sore dan hari ini waktu masih menunjukan jam lima sore dan batang hidung Damar sudah sampai di dalam apartemen.

"Kenapa kaget begitu?" Ucap Damar.

"Tidak, hanya saja tumben kakak sudah pulang jam segini," jawab Annisa.

"Kau minta di temani ke pesta temanmu bukan?" Annisa hanya mengangguk.

"Kau tidak ingin terlambat kan?" Annisa kembali mengangguk.

"Lalu apa yang aneh dengan aku pulang sore ini?" Tanya Damar memastikan.

"Tidak ada yang aneh, terima kasih kakak sudah mau menyempatkan waktu menemaniku," Annisa berujar tulus.

Damar hanya mengangguk dan melanjutkan langkahnya menuju kamar Damar.

"Dingin seperti biasa." Ucap Annisa dalam hati

Episodes
1 CLB(t)K 1
2 CLB(t)K 2
3 CLB(t)K 3
4 CLB(t)K 4
5 CLB(t)K 5
6 CLB(t)K 6
7 CLB(t)K 7
8 CLB(t)K 8
9 CLB(t)K 9
10 CLB(t)K 10
11 CLB(t)K 11
12 CLB(t)K 12
13 CLB(t)K 13
14 CLB(t)K 14
15 CLB(t)K 15
16 CLB(t)K 16
17 CLB(t)K 17
18 CLB(t)K 18
19 CLB(t)K 19
20 CLB(t)K 20
21 CLB(t)K 21
22 CLB(t)K 22
23 CLB(t)K 23
24 CLB(t)K 24
25 CLB(t)K 25
26 CLB(t)K 26
27 CLB(t)K 27
28 CLB(t)K 28
29 CLB(t)K 29
30 CLB(t)K 30
31 CLB(t)K 31
32 CLB(t)K 32
33 CLB(t)K 33
34 CLB(t)K 34
35 CLB(t)K 35
36 CLB(t)K 36
37 CLB(t)K 37
38 CLB(t)K 38
39 CLB(t)K 39
40 CLB(t)K 40
41 CLB(t)K 41
42 CLB(t)K 42
43 CLB(t)K 43
44 CLB(t)K 44
45 CLB(t)K 45
46 CLB(t)K 46
47 CLB(t)K 47
48 CLB(t)K 48
49 CLB(t)K 49
50 CLB(t)K 50
51 CLB(t)K 51
52 CLB(t)K 52
53 CLB(t)K 53
54 CLB(t)K 54
55 CLB(t)K 55
56 CLB(t)K 56
57 CLB(t)K 57
58 CLB(t)K 58
59 CLB(t)K 59
60 CLB(t)K 60
61 CLB(t)K 61
62 CLB(t)K 62
63 CLB(t)K 63
64 CLB(t)K 64
65 CLB(t)K 65
66 CLB(t)K 66
67 CLB(t)K 67
68 CLB(t)K 68
69 CLB(t)K 69
70 CLB(t)K 70
71 CLB(t)K 71
72 CLB(t)K 72
73 CLB(t)K 73
74 CLB(t)K 74
75 CLB(t)K 75
76 CLB(t)K 76
77 CLB(t)K 77
78 CLB(t)K 78
79 CLB(t)K 79
80 CLB(t)K 80
81 CLB(t)K 81
82 CLB(t)K 82
83 CLB(t)K 83
84 Pengumuman
85 CLB(t)K 84 (Epilog)
Episodes

Updated 85 Episodes

1
CLB(t)K 1
2
CLB(t)K 2
3
CLB(t)K 3
4
CLB(t)K 4
5
CLB(t)K 5
6
CLB(t)K 6
7
CLB(t)K 7
8
CLB(t)K 8
9
CLB(t)K 9
10
CLB(t)K 10
11
CLB(t)K 11
12
CLB(t)K 12
13
CLB(t)K 13
14
CLB(t)K 14
15
CLB(t)K 15
16
CLB(t)K 16
17
CLB(t)K 17
18
CLB(t)K 18
19
CLB(t)K 19
20
CLB(t)K 20
21
CLB(t)K 21
22
CLB(t)K 22
23
CLB(t)K 23
24
CLB(t)K 24
25
CLB(t)K 25
26
CLB(t)K 26
27
CLB(t)K 27
28
CLB(t)K 28
29
CLB(t)K 29
30
CLB(t)K 30
31
CLB(t)K 31
32
CLB(t)K 32
33
CLB(t)K 33
34
CLB(t)K 34
35
CLB(t)K 35
36
CLB(t)K 36
37
CLB(t)K 37
38
CLB(t)K 38
39
CLB(t)K 39
40
CLB(t)K 40
41
CLB(t)K 41
42
CLB(t)K 42
43
CLB(t)K 43
44
CLB(t)K 44
45
CLB(t)K 45
46
CLB(t)K 46
47
CLB(t)K 47
48
CLB(t)K 48
49
CLB(t)K 49
50
CLB(t)K 50
51
CLB(t)K 51
52
CLB(t)K 52
53
CLB(t)K 53
54
CLB(t)K 54
55
CLB(t)K 55
56
CLB(t)K 56
57
CLB(t)K 57
58
CLB(t)K 58
59
CLB(t)K 59
60
CLB(t)K 60
61
CLB(t)K 61
62
CLB(t)K 62
63
CLB(t)K 63
64
CLB(t)K 64
65
CLB(t)K 65
66
CLB(t)K 66
67
CLB(t)K 67
68
CLB(t)K 68
69
CLB(t)K 69
70
CLB(t)K 70
71
CLB(t)K 71
72
CLB(t)K 72
73
CLB(t)K 73
74
CLB(t)K 74
75
CLB(t)K 75
76
CLB(t)K 76
77
CLB(t)K 77
78
CLB(t)K 78
79
CLB(t)K 79
80
CLB(t)K 80
81
CLB(t)K 81
82
CLB(t)K 82
83
CLB(t)K 83
84
Pengumuman
85
CLB(t)K 84 (Epilog)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!