Ananda sudah langsung terperangah ketika mereka baru sampai, sementara Jason dengan sigap memboyongnya keluar.
Jason kembali mengemban Ananda layaknya mendekap bantal guling yang benar-benar ringan. Pemuda itu sama sekali tidak terlihat keberatan atau setidaknya merasakan hambatan berarti.
Ini menjadi kali pertama Malini dan Ananda ke sana, tapi mereka sudah langsung mencuri perhatian. Kendati demikian, Malini tidak hanya diam. Tumbuh di lingkungan hangat serta terbiasa menghadapi banyak klien penting, membuat Malini tetap bisa menyikapi keadaan dengan tenang. Jason yang masih clengean dan sesekali mengumbar senyuman kepada setiap orang di sana juga tersenyum santai menyikapi sikap Malini.
Bagi Jason, Malini tipikal wanita yang serba bisa. Selalu bisa tenang dan sangat pandai menjaga sikap. Mungkin karena itu juga, lima tahun menutupi luka perkaranya dengan Devandra, membuat semua orang bahkan keluarga terdekat sekalipun, tidak ada yang mengetahuinya.
“Ini aku enggak salah, kan, Jas? Aku senyum ke mereka, bungkuk-bungkuk dan ibaratnya menyapa,” bisik Malini kepada Jason sambil tersenyum sekaligus menunduk pada setiap orang di sana.
“Santai saja lah Mah. Mereka bukan Tuhan kita dan mereka enggak berhak menghakimi kita. Yang penting kita ‘lurus’ dan selalu melakukan yang terbaik!” balas Jason benar-benar santai.
Mendengar itu, Malini yang masih bertahan melangkah di sebelah Jason berkata, “Memangnya kapan kamu ‘lurus’?”
Detik itu juga Jason langsung merasa tergelitik. Ia menatap Malini sambil tersenyum geli sambil berkata, “Jarang banget sih!”
Melihat kedua sejoli yang ia ketahui sebagai orang tuanya sangat akur dan tampak sangat bahagia, kenyataan tersebut menjadi kebahagiaan tersendiri untuk Ananda. Dalam dekapan Jason, ia juga masih mendekap sang papah.
Jason membuka loker miliknya dengan begitu santai, tapi detik itu juga semua yang menjadi isi di dalam sana memberontak keluar. Malini yang menyaksikan kenyataan itu refleks mencoba menahan, menangkap setiap barang, hingga wanita cantik bertubuh ramping itu kewalahan.
“Biasanya enggak begini ... sumpah!” yakin Jason merasa berdosa karena belum apa-apa, sudah mengejutkan Malini.
“Astaghfirullah ... ini segala barang ditampung jadi satu ... astaghfirullah ... bahkan sampai ada kon*d*om!” lirih Malini mengomel sambil menatap tajam sekaligus penuh peringatan kepada Jason. Namun seperti sebelumnya, pria itu hanya menyikapinya dengan senyum tak berdosa.
“Mah ... Pah ... kon*d*o*m itu, apa?” tanya Ananda penasaran. Ia menatap penasaran kedua wajah di sebelahnya.
“Bukan apa-apa, Sayang,” jawab Malini kepada Ananda. Ia tak mau Ananda mendapatkan penjelasan tak seharusnya dari Jason.
“Tapi yang di sini bukan stok punyaku. Itu ‘pelindung’ titipan punya temen!” yakin Jason dan sebenarnya belum selesai menjelaskan.
“Udah, Papah enggak usah jelasin!” sergahnya lantaran yakin, terbukanya mulut Jason menandakan pemuda itu akan menjelaskan yang tidak-tidak.
Tanpa bisa mengakhiri senyumnya kepada Malini, Jason mengangguk-angguk. “Mamah makin cantik kalau lagi ngambek-ngambek begitu,” ucapnya, antara memuji tapi juga sekaligus menggo*da Malini.
Sempat kikuk menahan tegang sekaligus gugup di tengah jantungnya yang mendadak berdegup lebih kencang, Malini sengaja berdeham guna meredam segala sesuatunya. Tak lupa, ia juga menepis tatapan terbilang na*k*al dari Jason. “Lah ... emang dasarnya aku cantik!” Malini merasa, menghadapi pemuda clengean seperti Jason, harus membuatnya menaikan level kepedean. Lihatlah, bukannya balas menggombali lagi atau malah mel*edek, Jason malah tertawa tiada henti.
“Sudah cepat ganti seragam dulu,” ucap Malini bermaksud membereskan sekaligus menyusun barang-barang milik rekannya itu dengan lebih manusiawi.
“Manusiawi? Loh, memangnya yang tadi enggak manusiawi?” protes Jason.
“Sudah, enggak usah banyak protes. Ini kamu mau pakai seragam yang mana?” Malini sungguh membereskan semuanya. Termasuk seragam basket berwarna oren yang beberapa bagiannya dihiasi bekas sepatu penuh debu. Malini membersihkan seragam itu lebih dulu lantaran Jason hendak memakainya.
“Ayo Nanda, Papah mau ganti seragam dulu,” sergah Jason bersemangat.
Berbanding terbalik dengan Jason, ajakan Jason malah membuat Malini panik. “Jangan diajari yang enggak-enggak!” lirihnya wanti-wanti, tapi juga langsung ditanggapi tawa geli oleh Jason.
“Urusan laki-laki ih!” yakin Jason.
“Kamu harus menjelaskan setiap halnya dengan bahasa yang lebih halus! Semuanya harus serba sopan!” mohon Malini.
“Masalahnya di dalam mulutku memang enggak ada blender, Mah. Belum lagi mulutku ini memang nggak punya rem! Jadi semua ucapan yang mau keluar ya keluar saja, enggak ada macet-macetnya karena ucapan dari bibirku memang bukan arus mudik!” jujur Jason dan sudah langsung membuat Malini merengut.
“Ya sudah Sayang, kalau Papah na*kal, nanti Nanda yang kasih tahu kalau Papah enggak boleh begitu,” ucap Malini sengaja berpesan kepada putranya. Karena ketimbang kepada Jason, baginya, Ananda memang jauh lebih bisa dipercaya.
Tak lama kemudian, Malini sudah membersihkan loker Jason menggunakan tisu basah kemudian dikeringkan menggunakan tisu kering. Beberapa camilan sekaligus kertas gulungan menyerupai samp*ah, sengaja Malini sisihkan, kantongi tanpa membuangnya.
Malini segera bergabung masuk ke dalam stadium lapangan basket. Ternyata di sana baru akan mulai latihan. Membuat Malini buru-buru turun menghampiri Jason yang baru akan menurunkan Ananda.
“Cepat banget, Mah? Beneran sudah beres?” heran Jason.
“Kekuatan ibu-ibu kan, lebih ngeri dari angin ribut!” ujar Malini yang kemudian dibalas tawa terbahak-bahak oleh Jason.
“Aku latihan dulu, ya!” pamit Jason kepada Malini. Kemudian ia mengelus kepala Ananda yang ia biarkan duduk sendiri di bekas ia duduk.
Baik Malini, Jason, bahkan Ananda tahu, hampir semua mata mengawasi mereka. Namun mereka sudah mempelajari jurus masa bod*o.
“Bismillah jadi anggota inti lagi. Bismilah jadi ketua lagi. Yang penting lebih disiplin lagi. Tunjukkan kalau kamu menyesal. Kamu belum minta maaf juga, kan?” ucap Malini.
Detik itu juga Jason terdiam dan tak berani menatap Malini. Kenyataan yang membuat Malini yakin, Jason memang belum minta maaf kepada anggota basket maupun pelatih basketnya.
“Enggak apa-apa. Enggak ada salahnya meniru filosofi padi. Makin menunduk meski makin berisi. Lagian kan, sanksi yang kamu dapat murni karena kamu yang kurang disiplin. Ya sudah, semangat! Nanda, ayo kasih papah semangat!” ucap Malini yang kemudian bersiap duduk di sebelah sang putri.
“Malini memang beda sih. Bisa dilihat dari Nanda juga. Nanda yang genius dan paham sopan santun layaknya orang dewasa. Semua itu tentu karena didikan Malini yang waras. Kesannya jadi lucu sih, aku yang melenceng ke sana kemari kok sampai berhenti di garis lurus sekelas Malini yang waw sekali,” batin Jason sudah bergegas pergi. Ia turun menuju lapangan.
“Apa lagi yang dia buat. Beritanya sudah memenuhi portal berita online. Astaga untung dia bukan anggota inti apalagi ketua di sini,” gun*jing setiap anggota basket, tapi Jason sama sekali tidak peduli, bahkan mesk Jason mendengarnya.
“Maaf-maaf saja, kalian bukan Tuhan apalagi orang yang kasih aku makan. Dan mohon maaf juga karena aku bakalan tetap jadi yang paling bersinar!” batin Jason dengan sangat percaya diri. Ia segera menengadah, kemudian membentuk hati menggunakan kedua jemari tangannya yang ia tempelkan ke pipi, sebagai balasannya kepada dukungan Ananda.
“Papah Jason semangat!” itulah yang Ananda teriakan sambil bertepuk tangan dan tampak sangat semangat empat lima.
Ketika Jason dengan bangga memberikan sederet perwakilan hatinya kepada Ananda, yang lain termasuk pelatih di sana malah jadi bengong. Terlebih, Ananda terus memanggil Jason “papah”.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
sepertinya beban yang selama ini memerangkap Malini karena ulah Devandra mulai menguap dengan kebersamaan dia dan Jason sih🤩🤩😛
2023-12-10
5
Sandisalbiah
setiap manusia hidupmu punya masalah sendiri² ,bahkan sekelas bayi yg baru lahir juga bisa memilikinya, intinya sikap dan cara kita menghadapi dan menyelesaikan masalah itu yg menjadi perbedaannya...
2023-11-05
1
Firli Putrawan
wow semngat buat Jason dr malini sm ananda
2023-10-14
0