Malini sudah langsung menyimpulkan, wanita bernama Gissel dan disebut oleh sopir yang mengurus Ananda sebagai pelaku penabrak Ananda, justru merupakan calon istri Devandra. Wanita yang juga berdalih akan bertanggung jawab penuh, sekaligus menyelesaikan kelalaiannya dalam mengemudi hingga membuat Ananda kritis, secara kekeluargaan. Gissel berjanji akan menanggung semua biaya, bahkan menganggap Ananda sebagai keluarganya.
Hanya saja, Malini tidak bisa memaafkan siapa pun yang telah melukai bahkan membuat nyawa putranya terancam. Malini sungguh akan memberi wanita seperti Gissel yang bisa saja membahayakan nyawa lain di luar sana, hanya karena kelalaiannya, pelajaran.
Bagi Malini, uang dan kedudukan benar-benar tidak akan menyelesaikan perkara apalagi mengembalikan nyawa, termasuk itu nyawa Ananda. Harus ada tindakan nyata agar bisa meninggalkan efek jera. Karena jika kata maaf sekaligus penyelesaian secara kekeluargaan bisa menyelesaikan masalah, kenapa harus ada polisi, penjara, dan juga aparat hukum lainnya?
Renungan yang baru saja Malini lakukan sukses membuat tubuhnya seolah dipanggang. Malahan andai menimbulkan efek karena emosi yang telanjur pecah terlebih kelalaian Gissel benar-benar tidak bisa ditoleransi, tubuh Malini pasti sudah mengobarkan api.
“Pak Devandra, saya ingin bicara!” tegas Malini yang sudah menatap Devandra dengan tatapan marah.
Devandra sendiri tidak berani menatap Malini terlebih dengan keadaannya yang sedang berpelukan dengan wanita lain.
Terkejut, itulah yang Gissel rasakan lantaran wanita yang baru keluar dari IGD bocah yang ia tabrak ditangani, justru memanggil nama Devandra. “Kok wanita ini kenal Dev? Dia tahu nama Dev? Tapi jika melihat penampilannya yang mirip wanita karier, sepertinya mereka kenal karena mereka rekan bisnis. Iya, semoga mereka memang rekan bisnis agar aku bisa lebih mudah keluar dari zona enggak nyaman ini. Sumpah aku beneran enggak mau berurusan dengan polisi dan bisa bikin karier aku terancam!” batin Gissel. Devandra baru saja menepuk-nepuk punggungnya kemudian menyusul Malini yang sudah lebih dulu melangkah pergi menuju lorong sebelah.
Melihat dari gaya Malini yang bertubuh mungil dan memiliki tatapan sangat dingin, Gissel yakin, Malini merupakan wanita karier dan memiliki perjalanan karier yang cemerlang. Selain itu, Gissel juga yakin, Devandra calon suaminya bisa meyakinkan Malini untuk menyelesaikan kasusnya secara kekeluargaan.
Malini sengaja berhenti di depan tangga darurat. Ia masih membelakangi kedatangan Devandra di tengah suasana yang sepi dan dirasanya cukup aman untuk menyelesaikan perkara mereka. Meski Malini juga sadar, perkara mereka tidak akan langsung selesai dalam sekali temu. Terlepas dari semuanya, Malini juga tidak percaya jika pertemuan mereka setelah lima tahun berlalu, justru karena tragedi yang menjadikan nyawa Ananda sebagai taruhannya.
Melihat punggung mungil Malini yang tetap agak membungkuk membelakangi kedatangannya, dan makin lama makin memenuhi pelupuk matanya, perasaan seorang Devandra makin campur aduk. Namun, Devandra juga sudah langsung tak percaya ketika Malini yang akhirnya balik badan menghadapnya, mendadak berlutut.
Tanpa menatap Devandra karena Malini yang sampai detik ini masih berlinang air mata memilih menunduk, wanita berwajah dingin itu berkata, “Aku mohon, tolong sumbangkan darahmu. Anakku sedang kritis dan sekarang dia sangat butuh darah kamu. Hanya kamu yang bisa menolongnya karena donor darah untuk golongan darah spesial yang dia miliki stoknya sedang habis.” Namun tanpa direncanakan, tatapan dendam yang juga menahan rasa putus asanya, berangsur naik. Dada bidang milik Devandra memenuhi tatapannya, tapi yang langsung ia tuju adalah kedua mata tajam Devandra. Kedua mata yang dulu pernah menatapnya penuh cinta sekaligus emosi itu, kini menatapnya dengan tatapan yang sulit ia artikan. Kali ini, tatapan Devandra kepadanya cenderung tak sudi. Dan lagi-lagi Devandra menepis tatapannya. “Dia memiliki golongan darah spesial sepertimu. Bahkan dia mengidap katarak kontinental, ... sepertimu ....”
Seorang pria yang mengenakan seragam basket merah hitam, dan tengah duduk di anak tangga darurat, sudah langsung terusik hanya karena nada putus asa dari Malini. Pria bermata biru dan rambutnya yang ikal mirip jambul buah nanas, sudah langsung melongok dan membuatnya mendapati punggung mungil Malini yang dibalut jas abu-abu. Kemudian, tatapan penasarannya berangsur teralih pada sosok di hadapan Malini.
“Tes DNA dan buktikan jika itu memang anakku karena saat malam pertama saja, ternyata kamu sudah tidak perawan!” marah Devandra kepada Malini yang mendadak berlutut sekaligus memohon kepadanya. Balasan yang juga masih sama persis dengan lima tahun lalu, ketika Malini mengabarkan kehamilannya.
Mendengar itu, Malini terdiam membeku menatap Devandra layaknya patung hidup. “Golongan darah sama dan penyakit keturunan juga masih sama, ... semua itu belum cukup?” ucapnya tak habis pikir dengan suara yang tertahan di tenggorokan. Setelah kedua matanya yang menatap tak habis pikir Devandra mengerjap, butiran bening mendadak berjatuhan lebih sering, dari kedua ujung matanya.
Pria di anak tangga belakang Malini dan dahinya diplester, berangsur berdiri meski hal itu membuatnya terpincang-pincang. Namun pria bernama Jason itu langsung tercengang ketika Malini yang berangsur berdiri, menarik sebelah lengan Devandra, tapi dengan cepat tubuh Malini terban*ting karena Devandra menghempaskannya dengan kasar. Padahal untuk menyingkirkan tangan Malini yang bertubuh mungil, tanpa harus mengeluarkan tenaga, bagi Jason itu sudah lebih dari cukup. Alasan itu juga yang membuatnya maju karena hatinya tergerak seiring tatapannya yang menatap miris kejadian di hadapannya.
“Aku sudah akan menikah dan aku yakin kamu tahu itu. JADI TOLONG, JANGAN MENGGANGGU KEBAHAGIAAN YANG SUSAH PAYAH AKU BANGUN!” marah Devandra.
Kemarahan Devandra benar-benar mencabik hati Malini. “Darah dagingmu sedang kritis dan itu karena ditabrak oleh calon istrimu, Dev! Di mana hati nurani kamu, sementara orang lain saja menangis melihat keadaannya!”
“Apa golongan darahnya?” Jason sengaja menyela ucapan Malini. “Aku memiliki banyak kenalan manusia dengan golongan darah yang berbeda, termasuk golongan darah spesial maupun langka.” Jason bahkan sengaja menuntun Malini. “Jangan pernah berurusan apalagi memohon kepada manusia yang tidak punya hati sepertinya. Cukup lempar saja kasus ini ke polisi. Dari kasus calon istrinya yang telah menabrak darah dagingmu, juga kasusnya yang telah menelantarkan darah daging sendiri. Jangan lupa diviralkan biar mereka juga mendapatkan sangsi sosial! Biar mereka diawasi sekaligus dihakimi oleh seluruh dunia!” Jason mengakhiri ucapannya dengan menatap tajam Devandra. Detik itu juga dunia mereka mendadak berputar lebih lambat layaknya adegan slow motion.
Sekitar setengah jam kemudian, Jason sungguh sudah mendatangkan temannya yang memiliki golongan darah sama, dengan Ananda. Malini merasa sangat bersyukur atas kenyataan tersebut, meski wanita itu tetap belum bisa bernapas lega apalagi baik-baik saja karena sang putra belum melewati masa kritis. Ananda masih di ruang operasi.
Sampai detik ini, di ruang tunggu, Malini tidak hanya sendiri. Malini ditemani keluarganya yang di Jakarta, selain Devandra yang juga masih ada di sana. Hanya saja, alasan Devandra di sana bukan untuk Ananda apalagi Malini. Melainkan untuk menemani Gissel dan sampai detik ini masih menempel, memeluk erat Devandra.
Sekitar satu jam kemudian, selain Ananda yang akhirnya keluar dari ruang operasi, polisi yang Malini panggil atas kasus anaknya, juga datang. Polisi tersebut langsung menghampiri Gissel, memboyongnya pergi. Malini mengirim Tuan Mahesa dan sopir Ananda, untuk ikut serta memberikan kesaksian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Nur Azizah
hmm seorang ayah yg tk bertamggung jawab akan menerima
karmanya ,,malini tenang saja
2025-03-02
0
Nartadi Yana
bagus jangan diampuni manusia nggak punya hati kaya giseel.dan devandra dianggap semua bisa selesai hanya dengan uang semoga aja giseel lebih parah dari Malini malah seperti.pelacur untuk tenar tidur sama atasannya
2024-10-28
0
Sweet Girl
Bagus deh.... penjaraken saje....
2024-10-14
0