Anak Genius Dari Istri Yang Tak Perawan
“Pak Riko, saya ini janda. Saya memiliki seorang putra yang kini berusia empat tahun. Selain itu, saat saya masih kecil, saya juga pernah menjadi korban pe*lece*han se*ksu*al oleh ayah tiri saya.”
“Dulu, ... saya pernah menikah, tapi karena saya tidak pe*rawan dan itu efek dari pelecehan seksual yang saya alami sewaktu saya masih kecil, pria yang menikahi saya sengaja membatalkan pernikahan kami, tepat setelah saya mengabarkan kehamilan saya.”
“Jadi, mohon Pak Riko merenungi niat baik Pak Riko karena saya bukan wanita lajang apalagi perawan, seperti yang kebanyakan laki-laki inginkan menjadi pasangan, istri sekaligus ibu dari anak-anak kalian.”
Suara lembut seorang wanita dari salah satu ruang VIP restoran ternama yang tengah Devandra kunjungi, membuat pria itu ingin mengetahui lebih banyak lagi. “Suaranya seperti tidak asing?” yakinnya lirih sembari memutus sepihak sambungan telepon yang masih berlangsung di ponselnya.
Sementara itu, di tempat berbeda, seorang wanita cantik tak kalah necis dari wanita yang sempat menjelaskan panjang lebar kepada pria bernama pak Riko di dalam salah satu ruang VIP restoran Devandra berada, jadi kurang fokus dengan kemudinya.
“Hallo? S-sayang ...? Devandra sayang, kok s-sepi?” keluh wanita cantik bernama Gissel dan berusaha memastikan layar ponselnya, hingga ia tak sengaja menabrak seorang Bocah yang tengah menyeberang.
“Buuuuuuuugggg!” Tubuh bocah laki-laki yang tertabrak Gissel langsung terpental jauh dan berakhir terjatuh di aspal. Bersamaan dengan itu, di dalam salah satu ruang VIP restoran mewah, wanita yang menjadi lawan bicara pak Riko, tak sengaja menyenggol gelas berisi air putih dan berakhir pecah di lantai.
“Nanda sayang, kenapa firasat Mamah mendadak jadi enggak enak begini? Kamu baik-baik saja, kan?” batin wanita bernama Malini dan sudah langsung termangu, menatap pedih pecahan gelas di lantai sebelahnya, seiring hatinya yang terasa teriris. Benar-benar sakit.
“Ibu Malini, Ibu Malini baik-baik saja?” sergah pak Riko—pria berkacamata bening berparas gagah dan kiranya berusia di awal kepala tiga.
Apa yang pak Riko lakukan memang sama sekali tidak membuat Malini terusik. Namun dering tanda telepon masuk dari ponsel yang menghiasi tas hitamnya, sudah langsung mengusik wanita cantik bertubuh mungil itu.
Ketika Malini menjawab telepon masuk, di luar, di depan pintu ruang VIP Malini berada dan memang tidak tertutup rapat hingga seorang Devandra bisa melihat punggung ramping Malini, pria itu juga menerima telepon dari kontak : Gissel ❤️.
“S-sayang ... Devandra sayangku, aku nabrak anak kecil!” ucap suara wanita dari seberang sana dan terdengar sangat panik.
“Apah ...?” ucap Malini yang refleks berdiri dari duduknya. Wanita itu sudah langsung kacau. Butiran bening tak hentinya mengalir dari kedua sudut matanya, membasahi pipi mulusnya. “N-nanda ... N-nanda, kecelakaan?!” Malini sempat hilang arah, gemetaran, bahkan sempoyongan. Namun beberapa detik kemudian, wanita berambut lurus selengan itu segera menenteng tasnya kemudian pergi dari sana.
Malini mengabaikan pak Riko, tapi berakhir menabrak punggung Devandra dan kebetulan tengah mulai melangkah meninggalkan area depan pintu ruangan yang baru Malini tinggalkan.
Tas kerja yang Malini tenteng berakhir terjatuh bersama tubuh Malini yang telanjur lemas setelah mendengar sang putra semata wayang, mengalami kecelakaan.
“Maaf ... maaf!” ucap Devandra buru-buru mengantongi ponselnya ke dalam saku bagian dalam jas abu-abunya. Namun ketika akhirnya tatapannya bertemu dengan sosok wanita yang ia tabrak dan sebelumnya sempat mencuri perhatiannya hanya karena suaranya, ia langsung bingung sebingung-bingungnya.
“M-malini ...?” batin Devandra yang juga jadi tidak berani untuk sekadar melirik Malini.
Bukan hanya Devandra yang seketika merasa dunianya menjadi berhenti berputar. Sebab hal yang sama juga Malini rasakan seiring ingatannya yang dihiasi adegan menyerupai sebuah film lawas. Mereka seolah tengah terjebak dalam adegan slow motion sekaligus interaksi dalam yang benar-benar menyakitkan.
“Kamu sudah enggak perawan? Apa maksud dari semua ini? Kamu menipuku karena ternyata, kamu sudah terbiasa berhubungan s*ek*sua*l dengan sembarang lelaki? Demi apa pun, aku beneran enggak bisa toleransi ini, Malini. Mulai sekarang juga, kamu bukan istriku! Mulai sekarang juga, kita sudah bukan siapa-siapa lagi!”
“Tes DNA dan buktikan jika itu memang anakku karena saat malam pertama saja, ternyata kamu sudah tidak perawan!”
Kedua pernyataan tersebut masih diucapkan oleh sosok sekaligus seorang pria yang masih sama di kesempatan berbeda, dan ditujukan kepada Malini. Seorang pria yang kini ada di hadapan Malini. Iya, pria itu Devandra, yang menjadi tidak berani menatap Malini lagi.
Tanpa pamit bahkan sekadar basa-basi, Malini yang teringat nasib sang putra, memilih pergi. Namun bersamaan dengan itu, ingatannya terus dihiasi kebersamaan manis antara dirinya dan Devandra, di masa lalu. Ingatan manis yang juga diakhiri dengan hal tragis dan itu mengenai keputusan Devandra menghapus hubungan mereka.
***
Sekitar lima tahun lalu, Malini dan Devandra memang sempat menikah. Namun tepat setelah mereka menjalani malam pertama, Devandra sudah langsung menjatuhkan talak hanya karena Malini sudah tidak perawan. Karena bagi Devandra, keperawanan menjadi harga mati seorang wanita layak dicintai.
Meski Malini sempat berusaha meyakinkan, berusaha mempertahankan hubungan mereka karena Malini sangat yakin, dirinya benar-benar baru melakukan hubungan se*ks*ual dan itu dengan Devandra di malam pertama mereka, fakta bahwa saat masih kecil, Malini pernah menjadi korban pele*ceh*an se*ks*ual oleh ayah tirinya dan baru Malini ketahui setelah Malini sibuk mencari informasi kenapa ia sampai sudah tidak perawan, langsung membuat Malini jijik kepada dirinya sendiri. Karenanya, saat itu Malini menyanggupi perceraian yang Devandra minta, terlebih Malini ingin melihat pria yang sangat ia cintai itu bahagia bersama wanita terbaik.
Namun selang satu bulan setelah pernikahan, Malini justru dinyatakan hamil, sementara proses perceraian juga masih bergulir. Meski karena kehamilan tersebut pula, Devandra justru membatalkan sekaligus meniadakan pernikahan mereka, hanya karena pria itu tidak mau dimanfaatkan statusnya untuk anak yang sedang Malini kandung.
Kini, hampir satu jam berlalu, akhirnya Malini sampai di lorong rumah sakit Ananda ditangani. Sepanjang perjalanan bahkan sampai sekarang, Malini yang sangat kacau dan tak kuasa mengakhiri air matanya, juga masih menempelkan ponselnya di telinga kanan.
Seorang wanita cantik bertubuh semampai dan gaya penampilannya menyerupai model papan atas, ada di depan pintu IGD Ananda tengah ditangani. Itu Gissel yang memang telah menabrak Ananda akibat kelalaiannya dalam mengemudi.
Malini yakin wanita tersebut yang telah menabrak putra semata wayangnya, tapi Malini hanya menatapnya sekilas. Malini memilih buru-buru masuk dan berakhir ambruk ketika mendapati sang putra terbaring tak sadarkan diri, di ranjang rawat.
Seragam pendek berwarna putih kuning yang Ananda pakai sudah tak berupa, benar-benar berwarna darah. Termasuk ketika tatapan Malini naik dan berakhir di wajah tampan sang putra, maupun kepala berambut lurus tebal dan sangat mirip dengan Devandra, kepala dan wajah itu juga sudah berlumur darah segar.
“Bu Malini,” ucap seorang pria paruh baya berseragam biru gelap khas seorang sopir. Ia menghampiri sang majikan yang sudah terlihat sangat kacau, berantakan.
“Ibu, Ibu ini mamahnya pasien? Begini Bu, ... putra Ibu dalam keadaan kritis, selain putra ibu yang kehabisan darah. Sementara setelah kami cek, Ananda memiliki golongan darah spesial dan kabar terbu*ruknya, stok darah yang bisa didonorkan untuk Ananda sedang kosong,” jelas seorang perawat yang sudah langsung menghampiri Malini.
Langit kehidupan Malini seolah langsung runtuh setelah mendengar kabar tersebut. Untuk pertama kalinya, ia merasa benar-benar hancur, meski ia memang sudah berulang kali mengalami cobaan yang membuatnya hancur.
“Mas Devandra ...,” lirih Malini refleks. Benar-benar hanya pria itu yang bisa menyelamatkan putranya karena golongan darah spesial Ananda juga putranya warisi dari pria yang telanjur tidak mengharapkan kehadiran Ananda, hanya karena bocah tak berdosa itu dikandung oleh istri tak perawan layaknya dirinya.
Demi sang putra selaku alasannya bertahan, Malini berniat menemui Devandra detik itu juga, meski Malini juga tahu, kini, Devandra sedang mempersiapkan pernikahan dengan wanita pilihan pria itu. Wanita yang jujur saja belum Malini ketahui sosok maupun asal usulnya.
“Sayang ... akhirnya kamu datang. Aku beneran takut!”
Suara manja seorang wanita, terdengar dari sebelah pintu IGD, bertepatan dengan Malini yang membukanya secara buru-buru dari dalam. Yang membuat jantung Malini seolah diremas, tepat di saat itu juga tatapannya tak sengaja bertemu dengan tatapan mata tajam milik seorang Devandra. Bahkan, wajah mereka berhadapan, sangat dekat. Meski dagu Devandra justru mengunci bahu wanita pelaku penabrak Ananda. Karena kini, Devandra tengah mendekap penuh sayang wanita itu!
Batin Malini benar-benar terguncang. Malini sungguh tidak baik-baik saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Sweet Girl
Bab 1 wes tegang ngene...
2024-10-14
0
IndraAsya
👣👣👣
2024-04-20
0
Noona Han
wkwkwk tp bisa smpe selesai ya Dev, wkwkwk harusnya gak sampai selesai kalau gak terima gimana sih
2024-03-17
0