Sepanjang mengikuti pelajaran di kelas, Jason tak kalah antusias dari Ananda. Malahan Jason dan Ananda menjadi pelopor keceriaan sekaligus kehebohan di sana.
“Ya Tuhan, usiaku sudah mau genap dua puluh sembilan tahun, tapi pelajaran TK sekolah internasional saja, kok harus dikasih tahu terus jawabannya sama Nanda. Kalau aku sampai dilepas jadi murid di sini, asli aku enggak lulus!” batin Jason sambil tertawa lepas dan lagi-lagi berpelukan, merayakan kemenangan mereka. Meski seperti yang baru Jason bahas dalam hatinya, pemuda itu hanya nebeng kecerdasan kepada Ananda.
Ananda kembali mendapatkan bintang sebagai hasil nilainya. Lagi-lagi, Ananda menempelkan bintang keemasan itu di pipi Jason. Kini, pipi Jason, kening, bahkan hidung dan dagu Jasin, sudah penuh bintang penghargaan dari guru di sana dan memang ditujukan kepada Ananda.
“Kalian pasti iri dan ingin punya papah seperti papahku juga, kan? Iya lah, kan papahku keren!” ucap Ananda sengaja memamerkan Jason kepada teman-temannya yang tak lagi berani mengeje*knya. Bahkan meski mereka tahu, mata Ananda masih bermasalah, selain kedua kaki Ananda yang tidak bisa bergerak, adanya Jason di sana, membuat teman-teman Ananda tak lagi berani mengej*ek.
“Keren banget. Iya, kan? Papah kan keren banget!” ucap Jason dengan bangganya. Ia tersenyum tulus seiring dadanya yang menjadi hangat, hanya karena bibir mungil Ananda menempel di pipi kirinya.
“Kalau yang lain ingin punya papah keren juga kayak papahnya Nanda, gimana caranya?” tanya Jason benar-benar manis kepada Ananda.
Setelah terdiam sejenak dan tampak merenung serius, dengan polosnya Ananda berkata, “Beli di sopi!”
“Hahahaha ... wajib jadi brand ambasador kalau gini caranya. Besok kalau Papah dapat job endorse, Ananda mau joint, ya, sama Papah?” ucap Jason. Kelas sudah usai dan ia segera mengemban Ananda, apalagi Ananda dengan cekatan sudah menyusun sekaligus menyimpan setiap barang ke dalam tas, meski ia tak sampai membantunya.
Kelas sudah usai. Selain setiap murid segera pamit sambil menjabat tangan guru yang mengajar, guru wanita yang sempat merekam Jason secara diam-diam, juga sengaja memohon izin untuk berfoto dengan Jason.
Malini yang awalnya siap menyambut, sengaja memberi Jason kesempatan untuk melaya*ni fansnya berfoto bersama.
“Halo, Mamah ....” Jason sudah langsung cerewet kemudian melepas setiap bintang, dan menempelkannya ke wajah Malini.
Malini yang tidak melawan, dengan senang hati menerima setiap bintang dari Jason. Apalagi sepanjang Jason melakukannya, sang putra yang masih mendekap Jason dan memang masih diemban, tak hentinya cekikikan.
“Anak-anak Mamah belajarnya keren-keren, ya. Sampai panen bintang!” ucap Malini sambil mengelus dagu kedua laki-laki di hadapannya. Ia sengaja bersikap manis karena Jason saja sudah memperlakukannya dengan manis.
Akan tetapi, ada perubahan mencolok dari Jason yang detik itu juga menjadi menahan tawa. Pipi Jason jadi merah merona! “Papah kenapa?” tanya Malini yang kemudian menertawakan Jason. Ia tertawa gemas sekaligus lepas.
“Pengin dici*um kayaknya,” jujur Jason dan mulutnya mendadak tidak memiliki rem.
Bukan hanya Malini yang kebingungan atas permintaan Jason barusan. Karena Jason yang melakukannya juga tak kalah parah.
“Ya sudah, aku tutup mata. Mamah c*iu*m Papah, ya!” Ananda sangat bersemangat dan menggunakan kedua tangannya untuk menutupi wajah. Namun sambil merenggangkan jarak jemarinya, ia yang penasaran juga sengaja mengintip perihal apa yang terjadi.
Karena mamah papahnya hanya diam dan malah terlihat kikuk, Ananda sengaja bertanya, “Kalau Mamah ci*u*m Papah, bisa jadi dedek bayi, enggak?”
Pertanyaan Ananda kali ini dan terdengar sangat polos, sudah langsung membuat mulut Jason maupun Malini melafalkan o kecil. Mereka benar-benar terkejut, kemudian menatap satu sama lain.
Lagi-lagi, tanpa Malini maupun Jason sadari, ada kamera yang terus diam-diam mengabadikan setiap kebersamaan mereka. Namun, Ananda mengabarkannya.
“Papah, Mamah, ... itu ada yang foto-foto. Dari sana ada, dari sana juga ada!” ucap Ananda mengabarkannya.
Detik itu juga, Jason menatap Malini yang sudah langsung ia rangkul kemudian bawa melalui langkah cepat. Mereka buru-buru masuk ke dalam mobil yang terparkir di tempat parkir bagian depan sekolah Jason. Namun sampai detik ini, mereka tak sampai menjalani penyamaran khusus.
“Bahaya, kah?” tanya Malini setelah ia duduk di sebelah Jason yang siap mengemudi. Ananda sengaja ditaruh di belakang agar lebih nyaman.
Sambil memasang sabuk pengamannya sendiri, Jason berkata, “Aku hanya enggak mau kamu jadi enggak nyaman. Apalagi Nanda.”
“Enggak apa-apa sih. Asal mereka enggak ambil momen kebersamaan kita yang lebih privasi,” balas Malini berusaha memberi pengertian. Ia mencoba menenangkan Jason yang sudah langsung menunjukan emosi bahwa pemuda itu jadi kurang nyaman.
“Sebentar lagi pasti akan ada berita yang tidak-tidak,” ujar Jason.
“Mulai sekarang, kamu wajib belajar masa bodo biar kamu enggak benar-benar gi*l*a karena duniamu akan selalu bikin kamu dalam situasi ini,” balas Malini lagi berusaha memberikan perhatiannya.
“Mereka orang jahat, ya?” ucap Ananda yang sedari tadi memang menyimak obrolan sekaligus kedua orang dewasa di hadapannya, dengan saksama.
Detik itu juga, baik Jason maupun Malini terdiam. Keduanya sempat bertatapan sejenak, tapi dengan cepat Jason berkata, “Jangan takut, Nanda punya Papah keren yang lebih hebat dari supermen!”
Mendengar itu, Ananda sudah langsung tersenyum ceria. “Oh iya, ya ... kan Papah juga baru bilang. Papah lebih keren dari supermen atau Superman. Karena dari segi pakai celana saja, Superman sudah salah—” Ananda jadi tidak berani melanjutkan ucapannya lantaran di hadapannya, Jason jadi sibuk mendelik-mendelik sambil menggeleng, dan itu jelas kode keras.
“Ini aku salah, ya, Pah? Yang itu rahasia, ya?” ucap Ananda yang tak segan meminta maaf kepada Jason. Namun yang diminta maafi justru terbahak-bahak.
“Ini ada apa? Papah bilang apa? Coba, Mamah juga ingin tahu. Papah bilang, Mamah boleh tahu!” yakin Malini sudah langsung heboh lantaran curiga, sang putra sudah mendengar atau malah mengetahui hal yang tak sepan*t*asnya.
“Eh, Mamah ... itu Mamah bawa bekal. Papah lapar ih. Nanda juga lapar, kan? Kita makan biar pas latihan basket nanti, kita kuat, ya! Yuk Mah, ... makan ... makan ... makan!” ucap Jason sengaja mengalihkan perhatian Malini. Lebih mendukung lagi, Ananda juga sudah langsung heboh menirukannya.
“Makan ... makan ... makan.”
Menyuapi dua laki-laki sekaligus dan tingkah lakunya mendadak mirip layaknya sekarang, membuat Malini merasa seperi memiliki anak kembar beda generasi.
“Mamah juga sambil makan!” ucap Jason sengaja mengingatkan sambil terus fokus dengan kemudinya.
“Andai besok atau malah sebentar lagi, ada berita tidak jelas, ... ya sudahlah ... go publik saja!” pikir Jason tak mau ambil pusing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Alanna Th
iya nie author gk kupas ttg khdpn jason, asal mn kq bule?
2024-04-12
0
Sugiharti Rusli
sebenarnya seterkenal apa yah si Jason itu
2023-12-10
2
~ янιєz🖤 ²²¹º
pantesan.. ternyata beli nya di toko sopi toh.. kemaren aq cari papah keren di toko lahdalah emang ga ada di jual🤭🤣🤣
2023-11-30
2