Setelah pintu terbuka, dan mereka masuk ke dalam. Kai segera melempar tubuh Krystal ke atas sofa di ruang tengah. Lalu ia merenggangkan otot tangan dan pinggangnya yang terasa kaku karena membawa tubuh Krystal dari parkiran basement hingga sampai ke dalam apartemennya.
"Kan aku udah bilang sama kamu, turunin aku. Tapi kamu malah maksa mau gendong sampe sini."
"Lo kebanyakan makan mekdi kali ya, jadi berat gini." Kai memijit-mijit pundaknya. "Badan doang keliatan kecil, tapi pas diangkat berat banget."
Kai lalu menghempaskan tubuhnya di samping Krystal. Nafasnya terengah, dengan mata terpejam.
"Biasa aja dong bilang beratnya!" Gadis itu mencebik, membuat Kai membuka mata dan menoleh ke arahnya.
"Kenapa? Lo mau nangis lagi?"
Bibir Krystal mengerucut sebal. "Enggak!"
"Terus kenapa muka lo ditekuk kayak gitu, pakek maju-majuin bibir segala?"
"Gak ngerti banget orang lagi patah hati!"
"Santai aja, cil. Gak usah lebay. Cowok banyak di luar sana. Mati satu tumbuh seribu."
Krystal menoleh cepat ke arah Kai, menatap cowok itu dengan raut kesal. "Percuma ngomong sama kamu! Cowok yang gak punya hati! Kamu gak akan ngerti, karena kamu gak pernah jatuh cinta!"
Kai tergelak kencang sembari membalas tatapan Krystal penuh ejek. Jatuh cinta? tunggu, itu binatang sejenis apa ya? Kai tidak pernah tau tentang itu.
"Lo ngomongin jatuh cinta sama gue? pftt.. geli gue dengernya."
"Yakan, kamu emang gak punya hati, jadi gak akan tau apa itu jatuh cinta!"
Tawa Kai sedikit terkesiap. "Nah.. ini yang bikin gue gak mau jatuh cinta. Jadi lebay, bentar-bentar sakit hati, bentar-bentar nangis, abis itu bunuh diri." Kai menjeda kalimatnya. "Gue kasih tau sama lo, jatuh cinta itu pembodohan!"
"Jatuh cinta itu manusiawi, kak."
"Jatuh cinta itu omong kosong!"
"Kamu gak akan bisa ngerasain cinta karena kamu egois."
"Gue gak egosi, lo aja yang berlebihan memandang cinta sebagai sebuah kesempurnaan, nyatanya gak ada orang yang bener-bener jatuh cinta. Gue yakin, banyak cewek-cewek di luar sana yang rela dinikahin hanya untuk harta."
Krystal terdiam. Mengatur nafasnya yang putus-putus karena menahan kesal pada cowok yang duduk di sebelahnya ini.
"Emang percuma ngomong sama kamu!" Lantas dengan hentakan kesal, ia berdiri mengambil tasnya dan siap melangkah pergi dari apartemen itu.
Kai menahan tangan Krystal. "Kok lo marah?"
"Aku ke sini bukan untuk berantem sama kamu."
"Siapa yang ngajakin lo berantem?"
Krystal mendengkus. "Kamu! Kamu tuh bikin aku kesel!"
Kai menghela, menarik Krystal untuk kembali duduk di sebelahnya. Ia mengangkat sedikit dagu Krystal agar mata mereka saling bertemu. "Bukan maksud gue mau bikin lo kesel. Gue cuma gak mau lo nangisin cowok brengsek kayak si Rendi."
"Krystal..." Kai menarik nafasnya dalam. "Gue emang gak ngerti perasaan lo, tapi gue gak suka lo buang-buang air mata cuma untuk satu cowok yang mungkin gak pernah mikirin perasaan lo."
Gadis itu bergeming, semacam tersihir dengan sorot mata Kai yang menatapnya tajam hingga mampu membuat jantungnya berdesir. Ini pertama kali ia melihat keseriusan dari wajah Kai.
Sedang kemasukan setan mungkin.
"Kak.."
"Hem?"
"Kamu gak marah karena kak Airin sama mas Rendi."
"Enggak." Balas Kai santai.
Krystal tampak bingung. "Kak Airin kan tunangan kamu, dan sebentar lagi dia bakalan jadi istri kamu."
"Gue gak pernah peduli sama penikahan ini. Asal lo tau, pernikahan gue sama kakak lo itu cuma salah satu dari beberapa cara untuk melebarkan usaha bisnis."
Lagi-lagi Krystal terdiam tidak mengerti.
"Semacam menggabungkan satu perusahaan agar lebih besar. Gak ada cinta." Jelas Kai.
"Terus kenapa kamu mau?"
"Kalaupun gue gak mau, bokap bakalan maksa gue. Apalagi nyokap yang tiap hari nyuruh gue nikah terus. Sebagai anak yang baik, gue hanya menuruti keinginan kedua orang tua gue."
Krystal mencebik, dengan raut wajah marah. "Kalo gitu kasian kak Airin dong, cuma kamu mainin?"
"Gak ada yang serius di antara kita berdua. Perlu lo tau, gue sama kakak lo itu sama-sama rusak. Makanya, gue gak akan merasa bersalah sama sekali dengan pernikahan ini. Mungkin kalo nyokap ngejodohinnya sama lo, gue juga gak akan gini-gini amat."
Krystal melebarkan matanya, lalu menggeleng kecil. "Aku gak ngerti sama jalan pikiran kamu."
"Gue juga gak minta lo buat ngerti."
"Tapi kenapa pas di apartemen kak Airin kamu marah-marah."
Kai mengerjap bingung. Mendadak tubuhnya menjadi salah tingkah. Sebenarnya itu juga yang menjadi pertanyaan Kai sejak tadi. Kenapa ia marah? Kenapa ia harus menyeret Krystal dari tempat itu?
"Kenapa?" Krystal yang penasaran kembali bertanya, tubuhnya bergeser lebih dekat ke arah Kai, seolah memojokan cowok itu dengan pertanyaannya.
"G-gue? nggak."
"Bo'ong.. tadi kamu bilang kalo kamu gak suka aku nangisin mas Rendi, yakan?" Krystal semakin mencondongkan tubuhnya untuk melihat wajah Kai. Gadis itu mengedip-ngedipkan matanya seolah sedang mengejek Kai.
"K-kapan?" Kai beringsut mundur hingga batas sofa. "Lo salah denger kali."
"Ciyee.. yang gak suka aku nangisin cowok lain." Ledek Krystal senang. Jarang-jarang ia bisa membalas Kai seperti ini. Kapan lagi bisa meledek cowok galak dan mesum yang ada di depannya ini?
"Pede banget lo!" Kai mendorong dahi Krystal pelan agar gadis itu menjauh darinya. Tubuh Krystal terdorong, dan duduk pada tempatnya seperti semula. "Terserah lo mau nangisin dia apa enggak, gue gak peduli."
Krystal tersenyum sumringah, tidak peduli lagi jika Kai mengelak tentang ucapannya itu. Ia merasa begitu senang saat tahu masih ada orang lain yang peduli dengannya selain sang Ayah dan mungkin setelah Rendi. Krystal perlahan mendekatkan tubuhnya, lalu mengecup pipi Kai cepat.
"Makasih udah peduli sama aku." Bisiknya pelan tepat di telinga Kai, dan membuat cowok itu refleks mememutar kepalanya. Sontak wajah mereka saling berhadapan.
Krystal tiba-tiba terkejut sendiri saat menyadari jaraknya dengan Kai sudah sedekat itu. Dapat Krystal rasakan hembusan nafas yang keluar dari hidung Kai menerpa permukaan kulit wajahnya, dan membuat ia gugup setengah mati.
"Hm.." gadis itu perlahan memundurkan tubuhnya salah tingkah. Lalu menundukan wajah sambil memilin jari tangannya. "Aku... cuma mau bilang makasih."
Kai tahu jika gairahnya selalu diuji saat bersama gadis itu. Bahkan hanya sekedar kecupan terima kasih dari bibir Krystal mampu membuat tubuh Kai bergetar menahan hasrat untuk segera membawanya ke atas ranjang.
"Lo lucu kalo salah tingkah."
Krystal mengangkat wajahnya yang sudah memerah. Menatap lekat mata Kai yang menatapnya penuh seringai.
"Gue pastiin, malem ini gak akan gagal lagi."
Lalu, yang Krystal tau selanjutnya adalah Kai yang merengkuh tubuhnya dan mencium bibirnya dalam.
Meskipun gadis itu tidak menolaknya, namun Kai tetap berhati-hati karena tidak ingin Krystal takut melihat sikap agresifnya. Kai melakukannya dengan perlahan dan lembut, menjadikan ciuman itu begitu dalam dan bergairah.
Darah Kai dengan cepat terpompa naik, membuat jantungnya berdebar tak terkendali begitu Krystal membuka bibirnya untuk menyambut ciumannya. Kai tidak akan lagi menahan diri untuk tidak menarik tubuh Krystal lebih dekat padanya, mencengkram pinggang gadis itu, dan menciumnya penuh serakah.
Ciuman itu terlepas sesaat ketika Kai mengangkat tubuh Krystal ke atas pangkuannya, lalu memberikan kecupan singkat sebelum turun ke lehernya. Berlama-lama di sana, menjilat, menghisap, dan menggigit kecil yang membuat kulitnya memerah.
Krystal melenguh dengan nafas putus-putus begitu tangan Kai menyusup masuk ke balik bajunya. Ini gila, tubuh Krystal seperti tidak bisa menolak apapun yang diberikan oleh cowok itu. Krystal menyukainya.
***
berikan cinta kalian pada penulis dengan menekan vote, like, dan memberikan komentar. ❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments
May Keisya
😂😂😂
2023-01-21
0
May Keisya
kerasukan Kunti😆😂😂
2023-01-03
0
Eria meilina vidi vera
oh... yg ini gk akan gagal. di awal td kan bilang menerahkan dirinya saat stlah melihat airin dan rendi bercumbu.
2022-12-07
0