Ketidakadilan

"Mba Winda, perusahaan ini mulai dibangun tahun berapa?" tanya Krystal pada perempuan yang sedang duduk di depan meja kerjanya.

Perempuan bernama Winda itu menoleh, mengalihkan pandangannya dari layar laptop, dan menatap Krystal sesaat.

Krystal sendiri saat ini sedang duduk di meja kosong sebelah meja perempuan itu dengan sebuah laptop di atasnya.

"Hm ... seingat saya itu tahun 1992."

"Wah, aku belom lahir dong." Krystal membulatkan matanya, lalu mulai mengetik sesuatu di atas laptopnya. "Kalo pendirinya siapa, Mba?"

"Bapak Wira Atmadja, kakeknya Pak Kaisar."

Krystal mengangguk sambil kembali mengetik. "Kalo Mba Winda udah berapa tahun kerja di sini?"

"Kalo jadi sekretaris Pak Kaisar sih baru dua tahun. Sebelumnya saya kerja sama Pak Kevin, jadi sekertarisnya, kurang lebih selama empat tahun." Winda kembali memfokuskan pandangannya ke arah layar laptop. "Jadi kalo dihitung-hitung sudah enam tahunan kerja di sini."

Bola mata Krystal membulat. "Wah ... lama juga ya, Mba."

"Hem."

Krystal beringsut meninggalkan kursinya, ia lalu menghampiri Winda dan bersimpuh dengan lutut sebagai penyanggah di depan meja perempuan itu.

"Mba. Si bos galak gak?" tanya ya kemudian.

"Duh," Winda tersenyum kaku. "Pak Kaisar?"

Krystal mengangguk.

"Gimana ya." Perempuan yang lebih tua dari Krystal itu terdiam sebentar, sebelum kembali melanjutkan kalimatnya. "Tapi jangan bilang-bilang, ya?"

"Janji, aku gak akan bilang," balas Krystal dengan mengacungkan dua jarinya berbentuk huruf V.

"Pak Kaisar itu orangnya tegas dan emosian, sekilas kita lihat sih kayaknya galak. Apa lagi kalo dapet kerjaan banyak dari Pak Kevin, Pak Kai bisa ngamuk-ngamuk nyuruh kita lembur."

"Tuh kan ...," Krystal menyipitkan matanya. "Aku udah ngira Kak Kai itu emang galak kalo jadi bos."

"Tapi Pak Kai tuh baik loh, dia sering beliin karyawan lain makan siang, kadang juga suka kasih tiket jalan-jalan gitu." Winda membela.

"Hmm, pasti ada maunya! Kalo sama aku juga gitu, baik banget tapi pasti dia minta sesuatu," keluh Krystal.

"Masa sih? Tapi enggak, ah. Pak Kai gak pernah minta yang macem-macem."

Krystal semakin mencondongkan tubuhnya ke arah Winda, lalu berbisik. "Mba Winda gak tau aja, si Bos sebenernya pelit."

Winda terkekeh kecil menanggapi itu, sebelum akhirnya membulatkan mata saat melihat orang yang berdiri di belakang punggung Krystal itu. Buru-buru ia langsung mengalihkan perhatiannya dan kembali menatap layar laptop untuk berpura-pura mengetik sesuatu di sana.

"Kemarin aku makan mekdi, dibayarin sih sama dia, tapi—"

"Mba Krystal ...," Winda menginterupsi sambil mengedipkan matanya ke arah Krystal. Ia mengisyaratkan sesuatu pada gadis itu.

Krystal terlihat bingung. "Kenapa sih, Mba?"

Winda mengarahkan matanya ke arah belakang tubuh Krystal, dan gadis itu mengikuti arah pandangnya. Ia berbalik dan mendapati mata hitam pekat sedang menatapnya tajam.

Gadis itu terkejut dengan mulut terbuka lebar, lalu ia menyengir kaku sambil mengumpat dalam hati.

"Eh, Pak Bos." Krystal buru-buru berdiri, membersihkan lututnya. "Udah selesai meeting-nya? Kapan dateng? Kok gak kedengeran?"

Krystal memainkan kakinya saat cowok itu tidak memberi tanggapan apapun.

"Tadi aku lagi nanya sama Mba Winda tentang perusahaan ini. Katanya berdiri tahun 1992, Kakek kamu kan pendirinya. Ternyata sebelum aku lahir ya, keren loh, udah lama gitu ya. Hehe."

Kai menatapnya tajam, menampilkan aura yang menyeramkan. "Serius lo nanya itu?"

"Serius kak," balas Krystal cepat.

"Bukannya lo lagi sibuk ngomongin gue." Kai bersidekap dengan wajah angkuh. "Apa tadi, pelit?"

Krystal melipat bibirnya, kemudian tersenyum kecil sambil menggaruk kepalanya. "Kakak denger ya?"

"Menurut lo?"

Gadis itu menunduk sambil memainkan jari-jari tangannya yang bertautan, bibirnya bergerak gelisah karena sudah tertangkap basah sedang membicarakan Kai di depan orangnya.

"Masuk ke ruangan gue!" perintah Kai tegas.

Sementara Krystal memberengut takut, berbalik sebentar untuk menatap Winda yang juga menatapnya dengan senyum kasihan. Ia lantas segera masuk ke dalam menyusul Kai yang sudah berada di dalam lebih dulu.

"Kak, tadi aku—"

"Nih lo pilih." Kai menyela sembari melempar beberapa gambar gedung apartemen beserta isinya ke atas meja kaca.

Krystal membelalak, lalu berbinar begitu menyadari maksud Kai memberikan gambar tersebut kepadanya. "Apartemen aku?" tanyanya.

"Iya. Lo pilih satu, nanti sore pulang kantor kita ke sana."

"Wah ..." Krystal berteriak senang. "Akhirnya aku punya apartemen juga."

Gadis itu langsung duduk di atas sofa panjang dan mulai meneliti semua gambar apartemen yang ada di meja. "Yang ini keren. Yang ini juga. Aku suka yang ini gak terlalu besar." Krystal terkekeh sendiri sambil membalik-balikan gambar itu.

"Kalo menurut kamu yang mana, Kak?" Krystal mendongak untuk menjangkau pandangannya dengan Kai.

Cowok itu tersenyum. Ternyata sejak tadi Kai sedang asik menatap Krystal yang terlihat begitu semangat dan antusias.

"Lo se-seneng itu ya?"

Krystal mengangguk cepat. "Banget kak. Aku udah ngebayangin ini dari lama, aku kira cuma mimpi bisa punya apartemen kayak Kak Airin." Lagi, gadis itu tersenyum penuh binar.

Kai jadi mengingat ucapan ibunya kemarin. Krystal bukan anak tante Maria. Ibunya meninggal sejak ia masih berumur tujuh tahun. Tiba-tiba dada Kai bergemuruh seolah ikut merasakan apa yang Krystal rasakan.

Gadis kecil berumur tujuh tahun yang tiba-tiba kehilangan ibunya dan harus tinggal di dalam rumah yang rasanya seperti neraka. Kai benar-benar tidak bisa membayangkan betapa beratnya hidup Krystal.

"Semuanya bagus," ujarnya sembari menghampiri Krystal dan duduk di sebelahnya. "Gue sih lebih suka yang ini." Tunjuk Kai pada salah satu gambar. "Minimalis, tapi kelihatan mewah."

"Aku juga lebih suka yang ini, Kak." Krystal tersenyum ke arah Kai. "Ternyata selera kita sama. Ya udah ambil yang ini aja."

"Oke," sahut Kai.

Krystal yang merasa begitu senang refleks langsung memeluk Kai erat, melingkarkan tangannya di pundak cowok itu. "Makasih, Kak. Makasih banget," ujarnya semakin mengeratkan pelukan itu.

Sedangkan Kai yang merasa situasi seperti ini sangat berbahaya untuknya, terutama untuk Jerry, buru-buru ingin melepaskan pelukan itu.

"Iya-iya, gak usah peluk-peluk gini." Kai mendorong pundak Krystal untuk menjauh, namun gadis itu menahannya cepat.

"Jangan dilepas dulu. Sebentar aja kayak gini," pinta Krystal dengan lirih.

Suara gadis itu bergetar dengan nada sendu. Kai sudah bisa menebak jika Krystal sedang menahan tangisnya.

"Makasih, Kak. Baru kali ini aku ngerasa seseneng ini."

Hembusan napas yang mengenai tengkuknya seolah mengatakan pada Kai jika gadis yang sedang memeluknya ini sedang tidak baik-baik saja.

"Aku selalu ngerasa hidup gak pernah adil buat aku." Gadis itu berucap lirih. "Aku gak bisa melakukan apa yang aku suka, aku gak bisa menyuarakan apa yang aku rasa. Melukis, pergi ke mall, main sama teman-teman, jalan-jalan ke tempat yang aku mau." Ia menarik napasnya sebentar. "Kenapa kak Airin bisa sedangkan aku enggak? Kenapa teman-teman aku bisa pergi ke tempat-tempat yang mereka mau sedangkan aku harus berdiam diri di kamar?"

Kai tertegun. Air mata yang jatuh membasahi bagian atas kemejanya sudah memperjelas kalau gadis itu menangis tanpa isakan.

Bukankah itu terdengar lebih menyakitkan?

"Kesalahan apa yang udah aku lakuin sampai rasanya hidup gak pernah adil untuk aku? Sampai aku ngerasa Mama berbeda dalam memperlakukan aku."

Kai terdiam.

"Papa bilang, Mama akan baik sama aku kalo aku jadi anak yang penurut. Papa bilang juga kalo Mama terlalu sayang sama aku sampe gak izinin aku keluar rumah," ungkap Krystal.

Kai perlahan mengangkat tangannya untuk mengelus punggung gadis itu, sedangkan tangan satunya lagi ia gunakan untuk mempererat pelukan mereka.

Ia benar-benar kehilangan kalimatnya. Karena jujur, Kai sangat terkejut Krystal menceritakan semua itu padanya.

"Aku cuma mau ngerasain kebebasan. Aku juga mau dipeluk saat aku sedih." Krystal semakin mengeratkan tangannya pada pundak Kai.

"Waktu kecil, Mama pasti panik banget kalo lihat Kak Airin jatuh. Mama akan lari dari dalam rumah dan meluk Kak Airin dengan erat,

"Tapi Mama gak pernah seperti itu saat aku sakit. Mama gak pernah peluk aku, padahal aku juga mau dipeluk Mama kayak Mama meluk Kak Airin."

Sial! Kai tidak mengerti kenapa ia bisa semarah ini mendengar perlakuan tidak adil itu.

"Kak ... mungkin aku cuma sebuah kesalahan yang seharusnya gak hadir di dunia—"

"Sstt ...," potong Kai cepat sambil mendorong bahu Krystal pelan untuk menjangkau pandangannya.

Seketika sudut hatinya meringis begitu melihat dua bola mata bulat yang mengenang sedang menatapnya tanpa binar.

"Jangan ngomong gitu. Gak ada anak yang lahir karena kesalahan! Lo juga bisa bahagia tanpa mereka. Lo akan jauh lebih bahagia. Jadi, jangan buang air mata lo untuk orang-orang yang udah nyakitin lo!" Kai menghapus air mata Krystal dengan ibu jarinya. "Lo harus denger ini baik-baik,"

Kai membuang napasnya kasar, menatap lekat-lekat mata Krystal dan menangkup sisi wajah gadis itu agar menatap ke arahnya.

"Gue, akan ngebuat hidup ini gak punya pilihan lain selain berbuat adil sama lo!"

Berikan cinta pada penulis dengan menekan vote, like, dan komentar

Terpopuler

Comments

🦋🦋Lore Cia🦋🦋

🦋🦋Lore Cia🦋🦋

ga ke hitung baca yg ke berapa kali, tapi tetep nyesek tiap nyampek part ini😭😭😭😭

2024-01-08

0

A͠ᴄʜᴀ

A͠ᴄʜᴀ

pengen punya kai di dunia nyata, tapi gak mau terlibat skandalnya😆

2023-07-27

2

Evelyne

Evelyne

nangis gw di part ini Thor... gak ada anak yang lahir dari kesalahan...yang salah tetap emak bapak nya yang berbuat...😢😥😫

2023-01-19

0

lihat semua
Episodes
1 Rahasia Kecil
2 Penawaran
3 Hanya Ciuman
4 Tidak Ada Jalan Keluar
5 Dosa
6 Sakit Hati
7 Kegilaan Ini
8 Anak Anjing
9 Terhipnotis
10 Bocil
11 Ketidakadilan
12 Caranya Sendiri
13 Telepon
14 Shit!
15 Kesal
16 Ngambek
17 Jerry, Tom, Spike
18 Sesuai Permintaan
19 Malu
20 Salah Tingkah
21 Keacuhan
22 Pengacau
23 Black Devil
24 Bahaya
25 Terkejut
26 Tak Bisa Berhenti
27 Ujian
28 Jarum pengendalian diri
29 Partner
30 Terikat
31 Pulang Bareng
32 Sepupu
33 Perasaan Aneh
34 Cemburu
35 Sesuatu
36 A Good Player
37 Berdebar
38 Hancur
39 Menanti
40 Berharap
41 Satu Jam Dua Puluh Menit
42 Yang Terbaik
43 Cantik
44 Di Ujung Jalan
45 Sudah Selesai
46 Hitam Dan Putih
47 Tidak Masuk Akal
48 Terpaksa
49 Touch It
50 Genggaman
51 Perdebatan
52 Ujian Hati
53 Merelakan
54 Merindu
55 Perasaan itu
56 Kesalahan
57 Aku Cinta Kamu
58 Bersalah
59 Besok
60 Besok (2)
61 Kecewa
62 Bantuan
63 Perjuangan
64 So Cute
65 Awal Baru
66 Kerinduan
67 Nasi Gulung Telur
68 Gagal
69 Cinta Buta
70 Usaha
71 Pengampunan
72 Restu
73 Kembali Bertemu
74 Scandal
75 Promosiiiii
76 Bonchap 1
77 Bonchap 2
78 Bonchap 3
79 Bonchap 4
80 Bonchap 5
81 Bonchap 6
82 Bonchap 7
83 Bonchap 8
84 Bonchap 9
85 Bonchap 10
86 Bonchap 11
87 Bonchap 12
88 Bonchap 13
89 Bonchap 14
90 sean
91 sean2
92 Bonchap 15
93 Bonchap 16
94 Sekilas
95 Bonchap 17
96 Bonchap 18
97 Bonchap 19
98 sekilas
99 Bonchap 20
100 T A M A T
101 S2 - Part 1
102 S2 - Part 2
103 S2 - Part 3
104 S2 - Part 4
105 S2 - Part 5
106 S2 - Part 6
107 S2 - Part 7
108 S2 - Part 8
109 S2 - Part 9
110 S2 - Part 10
111 S2 - Part 11
112 S2 - Part 12
113 S2 - Part 13
114 S2 - Part 14
115 S2 - Part 15
116 S2 - Part 16
117 S2 - Part 17
118 S2 - Part 18
119 S2 - Part 19
120 S2 - Part 20
121 S2 - Part 21
122 S2 - Part 22
123 S2 - Part 23
124 S2 - Part 24
125 S2 - Part 25
126 S2 - Part 26
127 S2 - Part 27
128 S2 - Part 28
129 S2 - Part 29
130 S2 - Part 30
131 S2 - part 31
132 S2 - Part 32
133 S2 - Part 34
134 S2 - Part 35
135 S2 - Part 36
136 S2 - Part 37
137 S2 - Part 38
138 Permisi
139 S2 - Part 39
140 S2 - Part 40
141 S2 - Part 41
142 S2 - Part 42
143 S2 - Part 43
144 S2 - Part 44
145 S2 - Part 45
146 S2 - Part 46
147 S2 - Part 47
148 Open PO Novel Scandal
149 A
150 B
151 C
152 C
153 promo lagi
154 D
155 E
156 F
157 G
158 H
159 I
160 J
161 K
162 L
163 M
164 N
165 O
166 P
167 Q
168 R
169 S
170 T
171 U
172 V
173 W
174 X
175 Y
176 Z (1)
177 TAMAT
178 After The Scandal 1
179 After The Scandal 2
180 After The Scandal 3
181 pengumuman
182 Mencintai Ansara
183 inpoohhh
Episodes

Updated 183 Episodes

1
Rahasia Kecil
2
Penawaran
3
Hanya Ciuman
4
Tidak Ada Jalan Keluar
5
Dosa
6
Sakit Hati
7
Kegilaan Ini
8
Anak Anjing
9
Terhipnotis
10
Bocil
11
Ketidakadilan
12
Caranya Sendiri
13
Telepon
14
Shit!
15
Kesal
16
Ngambek
17
Jerry, Tom, Spike
18
Sesuai Permintaan
19
Malu
20
Salah Tingkah
21
Keacuhan
22
Pengacau
23
Black Devil
24
Bahaya
25
Terkejut
26
Tak Bisa Berhenti
27
Ujian
28
Jarum pengendalian diri
29
Partner
30
Terikat
31
Pulang Bareng
32
Sepupu
33
Perasaan Aneh
34
Cemburu
35
Sesuatu
36
A Good Player
37
Berdebar
38
Hancur
39
Menanti
40
Berharap
41
Satu Jam Dua Puluh Menit
42
Yang Terbaik
43
Cantik
44
Di Ujung Jalan
45
Sudah Selesai
46
Hitam Dan Putih
47
Tidak Masuk Akal
48
Terpaksa
49
Touch It
50
Genggaman
51
Perdebatan
52
Ujian Hati
53
Merelakan
54
Merindu
55
Perasaan itu
56
Kesalahan
57
Aku Cinta Kamu
58
Bersalah
59
Besok
60
Besok (2)
61
Kecewa
62
Bantuan
63
Perjuangan
64
So Cute
65
Awal Baru
66
Kerinduan
67
Nasi Gulung Telur
68
Gagal
69
Cinta Buta
70
Usaha
71
Pengampunan
72
Restu
73
Kembali Bertemu
74
Scandal
75
Promosiiiii
76
Bonchap 1
77
Bonchap 2
78
Bonchap 3
79
Bonchap 4
80
Bonchap 5
81
Bonchap 6
82
Bonchap 7
83
Bonchap 8
84
Bonchap 9
85
Bonchap 10
86
Bonchap 11
87
Bonchap 12
88
Bonchap 13
89
Bonchap 14
90
sean
91
sean2
92
Bonchap 15
93
Bonchap 16
94
Sekilas
95
Bonchap 17
96
Bonchap 18
97
Bonchap 19
98
sekilas
99
Bonchap 20
100
T A M A T
101
S2 - Part 1
102
S2 - Part 2
103
S2 - Part 3
104
S2 - Part 4
105
S2 - Part 5
106
S2 - Part 6
107
S2 - Part 7
108
S2 - Part 8
109
S2 - Part 9
110
S2 - Part 10
111
S2 - Part 11
112
S2 - Part 12
113
S2 - Part 13
114
S2 - Part 14
115
S2 - Part 15
116
S2 - Part 16
117
S2 - Part 17
118
S2 - Part 18
119
S2 - Part 19
120
S2 - Part 20
121
S2 - Part 21
122
S2 - Part 22
123
S2 - Part 23
124
S2 - Part 24
125
S2 - Part 25
126
S2 - Part 26
127
S2 - Part 27
128
S2 - Part 28
129
S2 - Part 29
130
S2 - Part 30
131
S2 - part 31
132
S2 - Part 32
133
S2 - Part 34
134
S2 - Part 35
135
S2 - Part 36
136
S2 - Part 37
137
S2 - Part 38
138
Permisi
139
S2 - Part 39
140
S2 - Part 40
141
S2 - Part 41
142
S2 - Part 42
143
S2 - Part 43
144
S2 - Part 44
145
S2 - Part 45
146
S2 - Part 46
147
S2 - Part 47
148
Open PO Novel Scandal
149
A
150
B
151
C
152
C
153
promo lagi
154
D
155
E
156
F
157
G
158
H
159
I
160
J
161
K
162
L
163
M
164
N
165
O
166
P
167
Q
168
R
169
S
170
T
171
U
172
V
173
W
174
X
175
Y
176
Z (1)
177
TAMAT
178
After The Scandal 1
179
After The Scandal 2
180
After The Scandal 3
181
pengumuman
182
Mencintai Ansara
183
inpoohhh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!