"Hahahahhahah."
Ledakan tawa dari kedua temannya membuat Kai tidak bisa berhenti mengumpat.
Beberapa jam yang lalu, saat ia tiba di dalam Black Devil dengan wajah kusut, Sean dan Chandra sudah bisa langsung menebak jika Kai belum juga berhasil meniduri seorang bocah kecil yang ia tampung di perusahaannya.
Niat awalnya Kai tidak ingin bercerita soal kejadian malam itu, dimana ia melupakan satu bungkus kondom yang baru dibeli dan mengharuskannya mandi di tengah malam untuk melemaskan hasratnya.
Tapi karena ejekan kedua temannya, Kai mau tidak mau menceritakan itu.
"Terus lo keramas tengah malem?" Tanya Sean meledek sambil menahan tawanya. "Harusnya lo cari pelepasan di tempat Airin, nyet! Gue yakin dia terima-terima aja."
Kai menyulut rokoknya dengan api, lalu melempar korek yang bekas ia pakai ke arah Chandra karena merasa jengkel melihat cowok itu belum juga menghentikan tawanya.
"Diem tai!" Teriak Kai kesal.
Kai jadi teringat kemarin siang saat ia berada di apartemen Airin. Maksud Kai menerima ajakan Airin siang itu adalah untuk melepas gairahnya yang tertahan sejak semalam karena Krystal. Tapi, bukannya mencari pelepasan itu, Kai malah semakin teringat dengan Krystal.
Padahal saat itu mereka sudah sama-sama tanpa busana, namun entah mengapa Kai tiba-tiba saja tidak bergairah begitu wajah Krystal terbayang-bayang di benaknya. Apalagi saat Kai mendengar suara Krystal seperti berputar-putar di telinganya.
Gadis itu memang berbahaya.
Kai bisa merasakan aura Krystal walaupun dirinya tidak sedang bersama gadis itu. Entah mengapa, pikirannya selalu dipenuhi dengan wajah polos Krystal. Bagaimana Krystal cemberut, saat ia merajuk, dan saat gadis itu tidak berhenti berbicara. Semua yang ada pada Krystal seolah mulai terbiasa ada di hidupnya.
"Awas Kai, sperma lo busuk kalo gak lo keluarin." Ejek Sean yang langsung mendapat tos dari Chandra.
"Anjing! Bacot lo berdua minta gue tampol?!" Kai menggeram kepada dua temannya yang tidak berhenti tergelak.
"Bego sih lo!" Chandra terkekeh, meneguk brendy miliknya, lalu kembali berkata. "Cari yang lain makanya, anak kecil mau lo tidurin, ya gitu deh cuma bikin pusing."
"Si Airin kurang apa sih, Kai. Body mantep, muka, jangan ditanya lagi. Model terkenal di Indonesia. Siapa sih yang gak mau nidurin dia?" Tambah Sean.
Kai hanya mendengkus sambil menghembuskan asap rokoknya ke atas. Mungkin jika ia mencari perempuan yang seperti Airin, Kai bisa mendapatkannya lebih banyak, tapi jika sifat dan kelakuannya seperti Krystal, itu sangat langka.
"Lo berdua belom tau aja gimana anehnya ini anak. Bahaya. Ngeselin, tapi bikin kangen."
"Tai banget omongan lo! kangen lo apain emangnya?" Sean menuang sebotol wiskey ke dalam gelas. "Palingan juga dadanya kecil, yakan??"
"Segini, men," balas Kai sambil menunjukan ukuran buah dada Krystal dengan tangannya. "Paslah di tangan gue."
"Setan... udah sejauh itu?" Sean menyahuti dengan kaget.
Kai hanya tersenyum, menghisap rokoknya kembali dan membuang asapnya menjauh. Itu juga belum ia lihat, baru pegang.
"Yang bawah gimana? Rapet banget pasti?" Tanya Chandra penasaran.
"Tck.." Kai berdecak saat mengingat kembali kejadian di dalam kamar ruang kerjanya.
Baru tangannya bersiap untuk mencari sesuatu di balik celana tipis itu. Kevin, ayahnya datang mengganggu kegiatan mereka. Untung saja Kai bergerak cepat untuk menyembunyikan Krystal, jika tidak Kai sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi padanya.
Kemungkinan terbaiknya, Kevin akan memukulnya dengan tongkat baseball. Dan yang paling baik lagi mungkin dirinya akan dinikahkan dengan Krystal.
"Lo berdua tau!" Kai mematikan rokoknya ke dalam asbak. "Pas tangan gue udah mau masuk ke dalam celananya, bokap gue dateng! Anjing gak tuh!"
Gelak tawa itu kembali meledak meski wajah Kai mengeras memperingati kedua temannya untuk berhenti. Chandra bahkan merasa perutnya kaku karena terlalu kencang menertawakan nasib Kai.
Sial mungkin menjadi nama tengah Kai.
"Mampus lo, Kai. Dikutuk malaikat gara-gara mainin anak kecil." Sahut Chandra menahan tawa.
Sean memegangi perutnya, terlalu geli menahan tawa sejak tadi. "Sial emang lo! Gue sumpahin si jerry gak bisa berdiri lagi!"
"Yeh, si tai!" Kai melempar bungkus rokoknya ke wajah Sean dengan kesal, membuat cowok itu meringis. "Gue kasih tau sama lo berdua, Krystal bukan anak kecil. Umurnya udah cukup buat ngelakuin seks, cuma otaknya aja yang masih polos."
"Iya, sebentar lagi kepolosannya bakal lo rusak! Dasar gila! Lo tuh kaya om-om kurang pelepasan tau gak!" Sambar Sean.
Kai hanya mengedikan bahunya acuh, menuang sebotol brendy ke dalam gelas dan meneguknya cepat. Membicarakan Krystal membuat hasrat dalam dirinya kembali berkobar.
"Emang nih kambing aja yang kaga tau diri, Yan! Padahal disini tuh banyak cewek-cewek yang dengan senang hati ngebuka pahanya lebar-lebar cuma untuk dia tidurin, kenapa juga harus susah payah ngejar anak kecil."
"Tck!" Kai berdecak, meminum kembali brendy-nya. "Gue yakin seratus persen, kalo lo berdua lihat nih anak, punya kalian langsung berdiri! Beuh... si jerry aja berdiri mulu."
"Bawa sini!" Tantang Chandra. "gue mau lihat, si tom berdiri apa kaga ngelihat tuh anak."
Sean mengangguk, menyetujui ucapan Chandra. Ia pun ikut berkata. "Gue juga pengen tau, spike bakalan berdiri juga apa enggak!"
Kai sontak menoleh, menatap Sean dengan alis tertaut. Ia sedikit melotot pada cowok yang sedang meminum wisky itu.
"Anjing! Lo namain juga punya lo?" Teriak Kai.
Sean dengan tampang konyol menggerakan kedua alisnya, meledek kedua cowok yang lebih tua setahun darinya itu. "Spike itu lebih gede dari tom and jerry. Punya gue kan lebih gede dari punya lo berdua."
"Tai!" Teriak keduanya.
***
berikan cinta kalian pada penulis dengan menekan vote, like, dan memberikan komentar.. ❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments
Duwi Nurhayati s
anjirrr bener nihh otor.. mlm2 bikin bengek aj
2023-12-16
0
hasna asthyna
obrolannya ya real banget cowo2 dewasa wakakak
2023-10-01
1
Tian™
anjirr ngakak gue🤣🤣🤣🤣🤣
2023-09-12
0