Enam bulan yang lalu, tepatnya setelah Krystal datang menemui Kai di dalam ruang kerja perusahaannya. Cowok itu mengantarnya pulang.
Sepanjang perjalanan, Krystal tak henti-hentinya menangis, ia merasa begitu kecewa dengan Airin dan Rendi. Kai yang berada di sebelahnya berusaha membuat gadis itu berhenti menangis karena jujur, suara tangisan Krystal benar-benar mengganggu konsetrasinya menyetir.
"Udah dong nangisnya, harusnya lo tuh bersyukur ngelihat mereka kaya gitu!"
"Kok bersyukur?" Krystal menoleh dengan hidung merah.
"Iyalah, lo jadi tau 'kan gimana brengseknya si Rendi? Dan lo juga tau 'kan, kalo kakak lo gak baik-baik banget sama lo!"
"Huahhh ...," bukannya berhenti menangis, Krystal malah semakin keras terisak dan air matanya semakin tumpah.
Kai menghela napas bingung menghadapi kelakuan gadis itu. Pasalnya, sejak mereka keluar kantor, Krystal tidak berhenti menangis, membuat para karyawan menatap mereka dengan penuh tanya.
"Lagian, kok lo bisa sih suka sama cowok kayak gitu? Cari yang laen aja, nih ada gue, lebih kaya, lebih ganteng, lebih segala-galanya." Kai berujar sombong.
Krystal mengambil tissue di dashboard, entah sudah yang keberapa kali, hingga mobil itu penuh dengan tissue bekasnya. Ia menekan hidungnya lalu mengeluarkan ingus yang sudah tertahan.
"Iyuh ...," Kai bergumam jijik dengan wajah nyeleneh.
"Kak, beli es krim mekdi."
Kedua alis Kai bertaut, "Apa?"
"Beli es krim mekdi, itu di depan sana ada drive-thru." Tunjuk Krystal pada sebuah restoran cepat saji.
"Lo nyuruh gue?"
"Jadi Kakak gak mau?" Krystal memberengut dengan sisa-sisa air mata yang mengenang di pelupuk. "Apa bedanya sama Mas Rendi kalo gitu!"
"Loh, kok lo jadi nyamain gue sama Rendi, jelas bedalah, gantengan gue kemana-mana." Kai berdecih. "Palingan juga 'jerry'nya gedean punya gue," lanjutnya dengan suara yang pelan.
"Apa?" Krystal menoleh dengan wajah bingung. "Siapa jerry?"
"Nanti lo juga bakalan ketemu, sabar aja." Ia memutar setir kemudi berbelok masuk ke dalam sebuah restoran. Lalu disambut dengan mesin pemesanan.
"MBAK ... MEKFLURY OREO SATU, FRUIT TEA SATU, SAMA BURGER BIG MAC SATU," teriak Krystal dari dalam mobil dengan tubuh condong ke arah pengemudi sampai membuat Kai menyingkir pusing.
"Lo bilang cuma es krim?"
Krystal menyengir. "Laper ...."
Kai menghela, lalu membalas ucapan karyawan Restoran itu saat bertanya lagi. "Udah itu aja, Mbak."
"Eh, tunggu." Krystal mencegat tangan Kai. "TAMBAHANNYA SPICY CHICKEN BITE DUA YA, MBAK." teriak Krystal lagi dan dengan cengiran ke arah Kai.
"Kalo lagi galau bahaya ya lo?" Cowok itu melajukan mobilnya pelan, lalu berhenti di depan kasir.
"Nyenengin aku sekali-kali dong, kak."
Kai melajukan mobilnya lagi menuju tempat pengambilan menu. "Jangankan sekali-kali, berkali-kali juga gue mampu."
Krystal menoleh, memajukan wajahnya ke arah Kai dengan posisi tubuh condong menyentuh tangan cowok itu. "Beneran?"
"Jangan deket-deket, entar jerry bangun." Kai mendorong pelan dahi Krystal menggunakan telujuknya, hingga gadis itu duduk kembali seperti semula.
"Jerry siapa? Aku jadi pengen ketemu," gumam Krystal penasaran.
Kai tergelak, menoleh ke arah Krystal lalu mengacak rambut gadis itu gemas. "Lo jangan sepolos ini ya di depan cowok lain."
"Kenapa?"
"Bahaya. Cukup sama gue aja." Mobil Kai berhenti untuk mengambil pesanan. "Makasih, Mbak." ucapnya pada Karyawan Restoran itu.
Krystal sebenarnya ingin bertanya maksud ucapan Kai barusan, tapi sepertinya es krim yang ia pesan jauh lebih menarik daripada percakapan tidak penting antara dirinya dan Kai.
"Wah ...," teriaknya dengan wajah berbinar. Sepertinya tidak ada yang bisa membuatnya sesenang ini setelah hampir beberapa jam menangis selain es krim.
"Enak?" tanya Kai yang dibalas anggukan oleh Krystal. "Habisin, kalo kurang gue beliin lagi."
"Kak Kai emang paling top," ujarnya dengan mengacungkan satu ibu jari ke arah Kai.
***
Kai sengaja mengambil jalan lebih jauh untuk sampai ke rumah Krystal. Semua ia lakukan hanya agar gadis itu bisa memakan burgernya dan menghilangkan jejak-jejak tangisan yang membuat mata dan hidungnya memerah.
Kurang lebih dua jam mereka di tengah jalan, hingga kemudian mobil Kai berhenti tepat di depan gerbang besar berwarna emas.
Krystal membeku saat melihat di depan sana Airin dan Rendi sedang membicarakan sesuatu yang kelihatannya sangat serius.
"Airin sama siapa?" tanya Kai. Merasa tidak ada jawaban, cowok itu menoleh dan melihat Krystal menyendu. "Itu Rendi?" tebaknya.
Krystal mengangguk sambil berusaha menahan air matanya yang mengenang.
"Ayo masuk." Kai melepas seatbeltnya, dan bersiap membuka pintu mobil, namun tangan Krystal tiba-tiba menahannya.
"Gak mau."
"Gak pa-pa, ada gue. Ayo!" ajak Kai lagi sambil membuka pintu mobil.
Airin yang menyadari kehadiran Kai, berubah menjadi gelagapan. Buru-buru cewek itu menghampiri Kai yang sudah melangkah masuk melewati gerbang.
"Kai, kok ke sini gak bilang-bilang aku." sapa Airin berbasa-basi. Ia tersenyum manis, tapi ketika matanya menatap ke belakang punggung Kai, ia semakin terlihat gelisah dan takut. "Loh ... sama Krystal?"
"Iya, tadi gak sengaja ketemu di jalan." Kai menatap Rendi. "Siapa?" tanyanya pada Airin.
Krystal berjalan melewati mereka begitu saja tanpa menyapa, dan masuk ke dalam rumah secepatnya. Rasanya ia ingin menangis lagi saat melihat Airin dan Rendi bersamaan.
"Oh. Kenalin." Airin menggiring Kai untuk mendekati Rendi. "Ini Rendi, tetangga aku. Dulu rumahnya di sebelah, sekarang dia tinggal di Bandung."
Kai berdecih dalam hati, dan barusan lo tidur sama dia.
"Ren, kenalin ini Kai, tunangan gue."
"Calon tunangan," koreksi Kai dengan menekan kata calon.
Airin terkekeh kaku. "Ya bentar lagi 'kan jadi tunangan."
Rendi mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Kai, dan cowok itu menyambutnya dengan cara yang sangat maskulin.
"Rendi."
"Kai." Jabatan tangan itu terlepas. "Lo tinggal di Bandung? Ngapain ada di Jakarta?"
"Urusan kerjaan." jawab Rendi.
"Oh ...," Kai mengangguk. Bukannya mau nidurin calon tunangan gue? tambahnya dalam hati.
"Ya udah, kalo gitu gue balik sekarang aja ya, Rin." uajr Rendi.
"Oh, i—ya." Airin salah tingkah. "Hati-hati, Ren."
Rendi tersenyum ke arahnya, lalu menatap Kai lagi. "Gue duluan Kai."
"Sip," balas Kai santai.
Setelah kepergian Rendi, Kai dan Airin masuk ke dalam rumah. Mata Kai tidak lepas dari pintu kamar di lantai atas yang ia ketahui adalah kamarmya Krystal.
"Kamu tunggu sini dulu ya, aku mau suruh Bik Imah bikinin minum buat kamu."
Kai mengangguk, duduk di salah satu sofa di ruang tamu. Airin bergegas menuju dapur dan meminta Bik Imah membuatkan minum untuk Kai. Setelah selesai dari dapur, Airin buru-buru berlari ke lantai atas menuju kamar Krystal.
Pintu coklat dengan gambar love di depannya itu langsung ia buka, dan ditutup kembali dengan cepat.
"Kok lo bisa pulang sama Kai?" sentaknya.
Krystal berjengit kaget dari tidurnya. Gadis itu seketika duduk di pinggir tempat tidur dengan wajah ditekuk. "Ketemu di jalan," jawabnya malas.
"Lo gak cerita 'kan sama Kai?"
"Emang kenapa kalo aku cerita?" Krystal mencoba seberani mungkin melawan kakaknya.
Sementara Airin terlihat begitu kesal. Wajahnya mengeras menahan emosi. Ia menghampiri Krystal yang berada di pinggir kasur. "Awas aja sampe lo cerita sama Kai. Gue buat lo gak akan bisa lagi keluar dari rumah ini!"
"Kenapa Kakak sukanya ngancem aku? Yang salah kan Kakak, kenapa jadi aku yang harusnya diam."
Satu tamparan berhasil Airin lepaskan ke wajah Krystal. Gadis itu meringis, lalu menangis kecil. Airin sendiri pun terkejut, ia tidak menyangka bisa menampar adiknya seperti itu.
"Pokoknya lo harus rahasiain ini! Gue bisa lebih jahat lagi sama lo kalo ternyata Kai tau!" Ancam Airin yang membuat Krystal menangis lebih keras. Lalu cewek itu pergi begitu saja setelah melampiaskan kekesalannya.
"Aku mau keluar dari rumah ini," lirih Krystal pelan bersama isak tangis yang menyedihkan.
***
berikan cinta yang banyak untuk penulis, vote serta komentar genks! terima kasih sudah membantu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments
Hartiena_19
kePDan loh😂😂😂
2023-03-08
0
anja
baca ke 4kali tapi gak bosen
2022-05-25
0
Ar Saga
bukan mau tapi udah 😁😁
2022-05-10
0