Bocil

Morena sedang duduk di sofa ruang tengah kediaman keluarga Atmadja. Perempuan paruh baya yang masih terlihat muda itu membolak balikan majalah di tangannya dengan serius. Namun, kegiatan itu terganggu begitu anak laki-laki yang kadar ketampanannya mampu menyaingi anggota Boy Band itu tiba-tiba menyerukan kepala di antara tangan dan majalah yang ia lihat, lalu menggunakan paha ibunya itu sebagai bantalan.

"Kaiiii!" sungut Morena. "Ngapain sih!"

Kai mengernyit. "Galak banget sih, Mah."

"Pake bantal dong, jangan tiduran di paha Mama gini." Morena berujar dengan wajah sebal.

"Enakan kayak gini, Mah," balas Kai yang mencoba menyamankan posisi kepalanya.

"Berat," protes Morena kesal. "Kamu tuh udah tua, masih aja kayak anak kecil."

Kai tercengang, membuka matanya lebar-lebar. Coba kalian garis bawahi kata tua itu. Benar-benar menjengkelkan.

"Aku belom tua, Mah."

"Anaknya Pak RT, umur 34 tahun itu udah punya anak dua, lah kamu? Istri aja Mama yang cariin." ejek Morena.

"Yaelah Mah, yang pentingkan anak Mama ini tetep tampan dan mempesona, banyak cewek yang rela antri cuma untuk aku jadiin istri."

Sontak Morena langsung memukul kepala anaknya menggunakan majalah dengan keras, hingga Kai meringis kesakitan. "Siapa itu? Bukan anak mama kayaknya!"

"Wah ...," Kai mengusap-usap kepalanya yang sakit. "Bilangin Papa nih aku gak dianggep anak."

"Bilang sana, Papa juga paling gak ngakuin kamu," sahut Morena sembari membuka majalahnya lagi.

Kai merengut, berdecak pelan sebelum akhirnya memejamkan mata di atas paha sang ibu yang terasa menenangkan.

"Gimana sama Airin?" Morena bertanya setelah satu halaman majalah ia buka.

Kai mendelik, lalu mendesah malas. "Gak gimana-gimana."

"Kok gitu?" tanya Morena sambil menutup majalah itu. "Kamu tuh udah tunangan sama dia, Kai. Gak boleh cuek-cuek gitu. Lagian Airin itu anaknya cantik, baik, pinter. Susah tau dapet calon istri kayak dia."

"Mama kalo lihat orang pasti cuma dari luarnya." Kai mencibir, merasa apa yang dikatakan Morena tidak seperti kenyataannya.

"Ya enggak lah, Mama 'kan kenal Tante Maria. Keluarga mereka tuh keluarga terpandang. Bibit, bebet, bobotnya mama udah tahu," jelas Morena sambil meletakan majalah yang ada di tangannya ke atas meja. "Airin udah paling pas deh."

Kai hanya mangut-mangut tanpa bisa protes, karena ia tahu ibunya akan selalu membanggakan Airin di depan dirinya.

Ngomong-ngomong tentang Airin, Kai jadi mengingat Krystal.

"Mah, kenapa sih Mama jodohin aku sama Airin? Kan Tante Maria juga punya anak cewek satu lagi."

"Krystal maksud kamu?" tebak Morena.

Kai mengangguk. "Umur aku sama Krystal juga gak jauh-jauh banget kok, kenapa harus Airin?"

"Emm ... soalnya waktu itu anak Om Ryan yang Mama tau, ya cuma Airin." Morena menunduk menatap Kai. "Emangnya kenapa?"

"Ya, gak pa-pa."

"Kamu suka Krystal?" Morena menerka.

Kai sontak tergelak kecang sambil memegangi perutnya, membuat Morena mengernyit bingung. "Mah, masa aku suka sama anak telat dewasa kayak dia. Gak mungkin lah."

"Biar gitu Krystal cantik loh. Mama kalo lihat dia inget muda, cantiknya juga kayak gitu." Morena terkikik geli, sementara Kai mendengkus malas. "Eh, tapi Kai, Mama kasian loh sama Krystal."

Seketika kening Kai mengkerut. "Kenapa?"

"Iya, ibunya meninggal pas dia masih umur tujuh tahun."

Kai membeliak, mengadah ke atas menatap wajah sang ibu dari bawah. "Loh. Maksudnya?"

"Krystal 'kan bukan anaknya Tante Maria."

Refleks Kai beringsut dari tidurannya, dan duduk tegak dengan wajah terkejut. "Terus anaknya siapa?"

"Selingkuhannya Om Ryan."

Kai terkejut dengan kerjapan mata aneh."M—maksud Mama?"

"Om Ryan selingkuh sama gadis kampung waktu bangun perusahaan di Bandung. Terus hamil, ya anaknya si Krystal itu."

Kai hanya terdiam bingung. Ia masih memproses setiap kalimat yang masuk ke dalam kepalanya, lalu mengaitkan semua kejadian yang ia lihat di dalam rumah Krystal kemarin.

"Mama sih juga baru tau dari Tante Indah."

Kai sudah tahu alasan Maria selalu membedakan Airin dengan Krystal. Pantas saja gadis itu selalu dilarang untuk bergaul, bahkan untuk pergi keluar rumah pun ia tidak diperbolehkan.

"Eh tapi ... kamu gak usah ungkit ini sama Airin ya. Mama takut Airin tersinggung," ujar Morena lagi yang mungkin tidak terdengar oleh Kai.

Cowok itu menggeleng dengan hembusan napas panjang. "Pantes ...."

"Hah? Kamu bilang apa?"

Kai tersadar, lalu menoleh. "Nggak, aku cuma lagi mikirin sesuatu."

"Mikir apa?" Morena menyipit. "Awas ya kalo kamu mikir buat kabur dari pernikahan."

"Kok Mama tahu?" Kai meledek.

"Kaiiii!" Morena mencubit perut anaknya dengan gemas. Ia benar-benar telah mengenal anaknya dengan sangat baik. Kai memang sulit untuk diatur, makanya menyangkut pernikahan Kai dengan Airin, Morena selalu mewanti-wanti anak itu agar tidak berbuat yang macam-macam.

"Jangan malu-maluin Mama di depan keluarganya Airin. Muka mama mau ditaro dimana! Awas ya kalo kamu berani!" ancam Morena.

Sementara itu, Kai hanya terkikik geli.

"Nggak, Mah. Aku gak akan kabur. Tapi palingan pas mau nikah ada cewek yang dateng sambil nangis-nangis," ledeknya lagi.

Dahi Morena mengernyit bingung. "Kenapa?"

"Minta tanggung jawab sama aku." Kai terkekeh geli sambil beringsut menghilang dari ruangan itu dan langsung membuat Morena berteriak kencang.

"KAIIIIIII!!!" Perempuan paruh baya itu menggeleng sambil memijat keningnya yang berdenyut. "AMPUN DEH! Anak cuma satu, tapi kelakuannya bikin kepala pusing terus."

***

Krystal sibuk menggerakan bola matanya ke segala arah begitu tubuhnya diajak masuk ke dalam ruangan kerja Kai. Decak kagum dari bibirnya tidak berhenti terdengar semenjak ia menginjakan kakinya di dalam gedung perusahaan itu.

Kai sendiri hanya mampu menggelengkan kepalanya tidak habis pikir melihat kelakuan Krystal yang terbilang sangat norak.

"Lo kan udah pernah ke sini."

"Iya, tapi aku gak sadar kalo ruangan kamu sebagus ini," sahut Krystal sambil terus memandang interior ruangan Kai yang memang di desain bergaya modern klasik dan begitu luas dengan satu buah sofa panjang dan dua sofa kecil, lalu lemari kaca yang besar serta meja kerja yang terlihat sangat maskulin bersama kursi hitam mewah.

"Ruangan ini juga bakalan jadi ruangan lo." Kai berjalan menuju kursinya. "Di depan sana, meja yang tadi kita lewatin. Cewek itu namanya Winda, dia yang bakalan bantuin lo selama observasi di sini."

Suara Kai terus terdengar di telinganya, sedangkan Krystal sedang sibuk mengelilingi ruangan luas itu sampai berhenti di depan jendela kaca besar dengan pemandangan langit Kota Jakarta.

"Wah ... keren banget ternyata kalo dilihat dari sini," ujar Krystal kagum.

Sementara itu, Kai masih berusaha menjelaskan tentang tata kerja selama Krystal di sini.

"Kalo ada pertanyaan tentang perusahaan ini, lo tanya sama Winda. Kalo ada yang gak lo ngerti tanya dia juga, pokoknya lo tanya dia, jangan tanya gue!"

"—aku bakalan betah banget ada di sini."

"—istirahat dimulai dari jam satu—"

"—ya ampun, ini foto kamu waktu masih kecil?"

"—di bawah ada cafetarian, lo bisa makan di sana—"

"—kamu dulu imut banget sih—"

"—sama karyawan yang lain, sekalian lo bersosialisasi."

"—kenapa sekarang jadi nyebelin kayak gini?"

Krystal tidak memperdulikan apapun yang Kai jelaskan padanya barusan. Ia terus berceloteh dan berjalan berkeliling ruangan, memuaskan mata dengan memandang ke seluruh penjuru.

"Lo dengerin gue gak sih?"

"Denger kak, denger." Krystal berlari ke sudut ruangan dengan satu pintu yang tertutup rapat. Ia membuka pintu itu dan tiba-tiba saja wajahnya terkejut berbinar. "Kaaakkk ... ini keren."

Kai menghela sambil memijat pangkal hidungnya pelan. Ia lantas melangkah mengikuti keberadaan gadis itu sekarang.

"Jangan ngebuka sembarang pintu!" sergah Kai saat melihat Krystal sedang merebahkan tubuhnya di atas kasur bersprei putih yang ada di dalam ruangan itu.

"Kok bisa ada kamar di sini kak? Kamu tidur di sini? Aku gak tahu kalo di ruang kerja kamu ada kamarnya lagi." Krystal mengguling-gulingkan tubuhnya di atas kasur hingga membuat sprei itu terlihat acak-acakan.

"Bos, ruangan kamu keren."

Kai mengernyit. Bos?

"Apa lo bilang?"

"Bos." ulangnya. Gadis itu tersenyum dan duduk di pinggiran kasur. "Aku kan sekarang kerja di sini, berarti kamu jadi bos aku."

Krystal beringsut, melangkah maju hingga berhenti di depan Kai. "Bos, kerjaan aku apa sekarang?"

"Gue bawa lo keluar dari rumah itu bukan untuk ngasih lo kerjaan di sini," ujar Kai.

"Terus?"

"Di kasur!" Krystal mengerjap. "Inget perjanjian kita?"

Gadis itu menggigit bibir bawahnya. Krystal paham betul kemana arah pembicaraan Kai barusan. Mungkin ia lupa jika mereka masih punya perjanjian yang harus dilakukan sebagai balasan atas jasa Kai yang sudah mengeluarkan dirinya dari rumah itu.

"Inget kok," jawab Krystal sedikit kesal.

"Ya udah, nanti malem. Gue mau nagih itu," ujar Kai seraya berjalan keluar dari kamar itu. Krystal yang terkejut ikut berjalan membuntutinya dari belakang.

"Buru-buru banget sih, Kak? Kasih waktu sehari dong buat aku belajar."

Sontak langkah kaki Kai terhenti tiba-tiba, cowok itu menoleh ke belakang, menatap Krystal yang menatapnya dengan wajah polos menggemaskan.

"Lo mau apa?" tanyanya tidak percaya.

"Belajar," jawab Krystal polos.

Kai menarik napasnya dalam-dalam, meraup udara untuk membantunya bernapas. "Krystal ... seks gak butuh belajar. Itu naluri."

"Tapi 'kan aku belom pernah."

Sahutan itu terdengar sangat polos, membuat Kai kembali menghela. "Lo cukup ikutin naluri yang ada di tubuh lo."

"Emang bisa?"

God! Kai benar-benar dibuat pusing dengan gadis ini. Seharusnya ia menjauh dari Krystal sebelum batas kesabarannya terkuras habis.

"Cium gue," pinta Kai secara tiba-tiba yang sukses membuat Krystal menutup bibirnya. Gadis itu menggeleng. "Cium gue kayak yang lo lakuin di ruang janitor."

"Kak ...."

"Lo bisa ngebales ciuman gue waktu itu." Kai mengingatkan.

Krystal salah tingkah. Gadis itu meremat kedua tangannya gugup. "I-ya. Aku gak tahu kenapa tiba-tiba bisa ngelakuin itu."

"Karena lo ngikutin naluri lo!"

Gadis itu terpaku pada sorot mata yang sedang menatapnya dari atas itu. Kai menghela sambil menggeleng pusing. Seharusnya dari awal ia tidak perlu berharap lebih dengan gadis telat dewasa ini. Nyatanya, meniduri Krystal jauh lebih sulit dibanding diam-diam merokok di dalam kamar saat ia masih sekolah dulu.

"Gue salah berurusan sama anak kecil kayak lo." Kai berbalik, kembali melangkah menuju kursi hitam di belakang meja kerjanya.

Krystal tercengang, mulutnya terbuka lebar tidak terima dengan ucapan Kai barusan. "Apa kamu bilang?"

"Lo anak kecil!" tuduh Kai.

"Aku udah dewasa!"

"Cewek dewasa mana yang gak bisa ciuman?"

Dengan raut wajah marah yang sama sekali tidak terlihat menakutkan itu, Krystal menyentak tangan Kai cepat. Refleks tubuh cowok itu berbalik menghadapnya.

"Kamu pikir aku gak bisa!" tantangnya.

Tanpa pernah Kai duga, dan tak sedikitpun ada di dalam pikirannya. Tiba-tiba Krystal menarik pundaknya, berjinjit lalu menempelkan bibirnya dengan cara yang sangat amatiran.

Krystal memejamkan matanya dengan erat, meremat pundak Kai kuat-kuat untuk melampiaskan degub jantungnya yang menggila karena telah berhasil mencium seorang pria lebih dahulu.

Sedangkan Kai, cowok itu terpaku dengan mata mengerjap terkejut. Cukup lama untuk ia mengembalikan kesadaran, sebelum akhirnya Kai juga ikut memejamkan matanya dan menikmati ciuman Krystal.

Krystal menggerakan bibirnya kaku. Mengecup kecil-kecil bibir bagian bawah Kai, lalu **** bagian atas secara bergantian. Tangan Krystal yang tadinya berada di pundak Kai kini perlahan justru menelusuri dada, tengkuk hingga akhirnya melingkar semua di leher cowok itu.

Pertahanan Kai runtuh, yang tadinya ia ingin membiarkan gadis itu menciumnya tanpa ingin membalas, namun perlahan ikut menggerakan bibirnya.

Ciuman itu beralih menjadi lebih menuntut. Keduanya begitu menikmati bunyi kecupan yang membangkitkan gairah.

Krystal mendorong tubuh Kai pelan, tapi masih bisa membuat ciuman itu terlepas

"Jangan," tolak Krystal dengan napas terengah. "Nanti ada yang lihat." Lanjutnya masih di depan bibir Kai. Hidung mereka saling bergesekan dengan deru napas yang tidak teratur.

Kai terkekeh, mengecup hidung gadis itu gemas. "Pinter. Emang seharusnya cuma gue aja yang boleh lihat."

Lalu mereka saling menjauhkan diri. Krystal mengancingkan kembali kemejanya, sedangkan Kai mengambil jas-nya yang tersampir di kursi.

"Gue mau meeting, lo kalo mau apa-apa minta sama Winda," jelas Kai.

Krystal mengangguk setelah kancing bagian atasnya telah selesai terpasang. Gadis itu menatap Kai malu-malu, lalu beralih menatap ke segala arah.

"Jangan ngegemesin kayak gitu. Kalo gue gak meeting hari ini, bokap bakalan ngomel-ngomel." Lalu Kai mendekat, mengangkat tangannya untuk mengusak kepala gadis itu. "Gue meeting dulu ya, Bocil," ujar Kai lalu menghilang dari ruangan itu.

Dan Krystal sendiri pun tidak bisa lagi menahan degub jantungnya yang menggila. Ia meremat kuat-kuat ujung roknya, menarik napas lalu menghembuskannya dengan kasar.

"Dada aku kenapa?" gumamnya pelan, bahkan hampir seperti bisikan.

****

tolong berikan cinta kalian untuk penulis dengan memberi vote, like dan komen

Terpopuler

Comments

Kelabu Biru

Kelabu Biru

untung ada pertinggallan yg free di sini karya Anna. yg lain pada bayar, walaupun ini cerita uda ku baca bolak-balik tapi aku tetep suka. Semoga aja bisa khilaf kembali kesini sekali aja 🥺

2023-04-18

3

May Keisya

May Keisya

ga mau bgt dibilang tua KAI😂😂...ga jauh2 bgt itu beda 2 Ampe 5 thn kai lah ini🤣🤣🤣

2023-01-24

1

dalla.dalla

dalla.dalla

ya, muka nya bakalan tetep d situ juga mah...

2022-08-10

0

lihat semua
Episodes
1 Rahasia Kecil
2 Penawaran
3 Hanya Ciuman
4 Tidak Ada Jalan Keluar
5 Dosa
6 Sakit Hati
7 Kegilaan Ini
8 Anak Anjing
9 Terhipnotis
10 Bocil
11 Ketidakadilan
12 Caranya Sendiri
13 Telepon
14 Shit!
15 Kesal
16 Ngambek
17 Jerry, Tom, Spike
18 Sesuai Permintaan
19 Malu
20 Salah Tingkah
21 Keacuhan
22 Pengacau
23 Black Devil
24 Bahaya
25 Terkejut
26 Tak Bisa Berhenti
27 Ujian
28 Jarum pengendalian diri
29 Partner
30 Terikat
31 Pulang Bareng
32 Sepupu
33 Perasaan Aneh
34 Cemburu
35 Sesuatu
36 A Good Player
37 Berdebar
38 Hancur
39 Menanti
40 Berharap
41 Satu Jam Dua Puluh Menit
42 Yang Terbaik
43 Cantik
44 Di Ujung Jalan
45 Sudah Selesai
46 Hitam Dan Putih
47 Tidak Masuk Akal
48 Terpaksa
49 Touch It
50 Genggaman
51 Perdebatan
52 Ujian Hati
53 Merelakan
54 Merindu
55 Perasaan itu
56 Kesalahan
57 Aku Cinta Kamu
58 Bersalah
59 Besok
60 Besok (2)
61 Kecewa
62 Bantuan
63 Perjuangan
64 So Cute
65 Awal Baru
66 Kerinduan
67 Nasi Gulung Telur
68 Gagal
69 Cinta Buta
70 Usaha
71 Pengampunan
72 Restu
73 Kembali Bertemu
74 Scandal
75 Promosiiiii
76 Bonchap 1
77 Bonchap 2
78 Bonchap 3
79 Bonchap 4
80 Bonchap 5
81 Bonchap 6
82 Bonchap 7
83 Bonchap 8
84 Bonchap 9
85 Bonchap 10
86 Bonchap 11
87 Bonchap 12
88 Bonchap 13
89 Bonchap 14
90 sean
91 sean2
92 Bonchap 15
93 Bonchap 16
94 Sekilas
95 Bonchap 17
96 Bonchap 18
97 Bonchap 19
98 sekilas
99 Bonchap 20
100 T A M A T
101 S2 - Part 1
102 S2 - Part 2
103 S2 - Part 3
104 S2 - Part 4
105 S2 - Part 5
106 S2 - Part 6
107 S2 - Part 7
108 S2 - Part 8
109 S2 - Part 9
110 S2 - Part 10
111 S2 - Part 11
112 S2 - Part 12
113 S2 - Part 13
114 S2 - Part 14
115 S2 - Part 15
116 S2 - Part 16
117 S2 - Part 17
118 S2 - Part 18
119 S2 - Part 19
120 S2 - Part 20
121 S2 - Part 21
122 S2 - Part 22
123 S2 - Part 23
124 S2 - Part 24
125 S2 - Part 25
126 S2 - Part 26
127 S2 - Part 27
128 S2 - Part 28
129 S2 - Part 29
130 S2 - Part 30
131 S2 - part 31
132 S2 - Part 32
133 S2 - Part 34
134 S2 - Part 35
135 S2 - Part 36
136 S2 - Part 37
137 S2 - Part 38
138 Permisi
139 S2 - Part 39
140 S2 - Part 40
141 S2 - Part 41
142 S2 - Part 42
143 S2 - Part 43
144 S2 - Part 44
145 S2 - Part 45
146 S2 - Part 46
147 S2 - Part 47
148 Open PO Novel Scandal
149 A
150 B
151 C
152 C
153 promo lagi
154 D
155 E
156 F
157 G
158 H
159 I
160 J
161 K
162 L
163 M
164 N
165 O
166 P
167 Q
168 R
169 S
170 T
171 U
172 V
173 W
174 X
175 Y
176 Z (1)
177 TAMAT
178 After The Scandal 1
179 After The Scandal 2
180 After The Scandal 3
181 pengumuman
182 Mencintai Ansara
183 inpoohhh
Episodes

Updated 183 Episodes

1
Rahasia Kecil
2
Penawaran
3
Hanya Ciuman
4
Tidak Ada Jalan Keluar
5
Dosa
6
Sakit Hati
7
Kegilaan Ini
8
Anak Anjing
9
Terhipnotis
10
Bocil
11
Ketidakadilan
12
Caranya Sendiri
13
Telepon
14
Shit!
15
Kesal
16
Ngambek
17
Jerry, Tom, Spike
18
Sesuai Permintaan
19
Malu
20
Salah Tingkah
21
Keacuhan
22
Pengacau
23
Black Devil
24
Bahaya
25
Terkejut
26
Tak Bisa Berhenti
27
Ujian
28
Jarum pengendalian diri
29
Partner
30
Terikat
31
Pulang Bareng
32
Sepupu
33
Perasaan Aneh
34
Cemburu
35
Sesuatu
36
A Good Player
37
Berdebar
38
Hancur
39
Menanti
40
Berharap
41
Satu Jam Dua Puluh Menit
42
Yang Terbaik
43
Cantik
44
Di Ujung Jalan
45
Sudah Selesai
46
Hitam Dan Putih
47
Tidak Masuk Akal
48
Terpaksa
49
Touch It
50
Genggaman
51
Perdebatan
52
Ujian Hati
53
Merelakan
54
Merindu
55
Perasaan itu
56
Kesalahan
57
Aku Cinta Kamu
58
Bersalah
59
Besok
60
Besok (2)
61
Kecewa
62
Bantuan
63
Perjuangan
64
So Cute
65
Awal Baru
66
Kerinduan
67
Nasi Gulung Telur
68
Gagal
69
Cinta Buta
70
Usaha
71
Pengampunan
72
Restu
73
Kembali Bertemu
74
Scandal
75
Promosiiiii
76
Bonchap 1
77
Bonchap 2
78
Bonchap 3
79
Bonchap 4
80
Bonchap 5
81
Bonchap 6
82
Bonchap 7
83
Bonchap 8
84
Bonchap 9
85
Bonchap 10
86
Bonchap 11
87
Bonchap 12
88
Bonchap 13
89
Bonchap 14
90
sean
91
sean2
92
Bonchap 15
93
Bonchap 16
94
Sekilas
95
Bonchap 17
96
Bonchap 18
97
Bonchap 19
98
sekilas
99
Bonchap 20
100
T A M A T
101
S2 - Part 1
102
S2 - Part 2
103
S2 - Part 3
104
S2 - Part 4
105
S2 - Part 5
106
S2 - Part 6
107
S2 - Part 7
108
S2 - Part 8
109
S2 - Part 9
110
S2 - Part 10
111
S2 - Part 11
112
S2 - Part 12
113
S2 - Part 13
114
S2 - Part 14
115
S2 - Part 15
116
S2 - Part 16
117
S2 - Part 17
118
S2 - Part 18
119
S2 - Part 19
120
S2 - Part 20
121
S2 - Part 21
122
S2 - Part 22
123
S2 - Part 23
124
S2 - Part 24
125
S2 - Part 25
126
S2 - Part 26
127
S2 - Part 27
128
S2 - Part 28
129
S2 - Part 29
130
S2 - Part 30
131
S2 - part 31
132
S2 - Part 32
133
S2 - Part 34
134
S2 - Part 35
135
S2 - Part 36
136
S2 - Part 37
137
S2 - Part 38
138
Permisi
139
S2 - Part 39
140
S2 - Part 40
141
S2 - Part 41
142
S2 - Part 42
143
S2 - Part 43
144
S2 - Part 44
145
S2 - Part 45
146
S2 - Part 46
147
S2 - Part 47
148
Open PO Novel Scandal
149
A
150
B
151
C
152
C
153
promo lagi
154
D
155
E
156
F
157
G
158
H
159
I
160
J
161
K
162
L
163
M
164
N
165
O
166
P
167
Q
168
R
169
S
170
T
171
U
172
V
173
W
174
X
175
Y
176
Z (1)
177
TAMAT
178
After The Scandal 1
179
After The Scandal 2
180
After The Scandal 3
181
pengumuman
182
Mencintai Ansara
183
inpoohhh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!