Setelah kepergian Kai beberapa jam yang lalu, Krystal merasa bosan di dalam ruangan yang sangat besar itu sendirian. Ia tidak melakukan apapun selain duduk di kursi kerja Kai sambil berputar-putar dengan mulut berdecak bosan. Sesekali ia mengganggu Winda yang sedang bekerja di depan sana, kadang juga ia turun menuju kafetarian untuk membeli susu stroberi.
Di tengah rasa bosannya menunggu Kai kembali, Krystal memilih untuk membuka pintu kamar yang berada di dalam ruangan itu. Ruangan privasi milik Kai yang ia gunakan sebagai tempat beristirahat. Wangi maskulin yang sering ia hirup dari tubuh Kai langsung menyeruak ke hidungnya.
Ternyata di dalam kamar itu tidak hanya terdapat ranjang dan lemari. Di sudut ruangan, Krystal bisa melihat lemari penyimpanan wine dan juga sebuah meja bar kecil, persis seperti yang ada di hotel-hotel.
Krystal duduk di ranjang sambil mengelus sprei putih yang terasa lembut di tangan. Perlahan ia mulai menaiki ranjang itu dan terlentang menatap langit-langit kamar. Kai bilang ia hanya akan keluar sampai jam tiga, tapi ini sudah lebih dari jam tiga tetapi cowok itu belum juga menunjukan batang hidungnya.
"Aku bosen, kak. Kamu dimana sih?!" Krystal mendengus, menghentak-hentakan kakinya di atas kasur. Gadis itu kesal dengan Kai, tapi masih tetap mencarinya.
Krystal mulai merasa tidak mengerti dengan perasaannya, lalu lantas ia mengeluarkan hape dan mulai menonton drama korea dengan tubuh tengkurap.
Sudah hampir setengah drama itu terputar, pintu kamar tiba-tiba saja terbuka, dan Kai muncul dari balik pintu.
"Gue kira lo pulang." Katanya begitu pintu itu tertutup.
Krystal hanya melirik sekilas tanpa mau menjawab. Biar saja Kai tahu jika ia masih kesal dengan cowok itu.
"Lo marah?" Tanya Kai sembari mendekati kasur dan duduk di tepiannya.
Krystal masih bergeming, mencoba memfokuskan kembali matanya ke layar hape.
"Jelek tau kalo marah gitu."
Cukup sudah rasanya ia mendengar Kai berbicara tanpa tahu dimana salahnya. Lantas Krystal beringsut dari posisinya dan duduk di atas kasur dengan mata menyalak tajam ke arah Kai.
"Siapa yang gak marah sih, kak, dibentak-bentak kayak gitu."
"Gue gak ngebentak lo."
"Kamu bentak aku!"
"Enggak."
"Iya!"
Kai mendengus kasar. "Gak sengaja. Gue cuma lagi kepikiran sesuatu."
Mata Krystal mulai berkaca-kaca, bibirnya bergetar menahan tangis. "Kamu kayanya emang gak pernah ngakuin kesalahan kamu ya? Harusnya tuh kamu minta maaf."
"Yaudah maaf." Ujar Kai asal yang malah membuat Krystal meneteskan air matanya. "Kok malah nangis?"
"Hiks.."
"Kan gue udah minta maaf."
"Kamu gak ikhlas gitu minta maafnya."
Kai mendesah. "Gue ikhlas, Krystal. Lo lihat nih muka gue." Pinta cowok itu. Lantas Krystal membuka matanya dan menatap wajah Kai lamat-lamat. "Ganteng kan?"
"Kak ihh!" Ia memukul lengan Kai dengan keras, melampiaskan rasa kesalnya pada cowok itu setengah hari ini.
Kai meringis bersamaan gelak tawanya yang menggema di dalam kamar. Ia lalu menangkup wajah Krystal dan menghapus air bening itu dengan ibu jarinya.
"Nah.. kan kalo gini cantik." Ujar Kai setelah air mata itu tidak lagi mengenang. "Biar pak Danang (satpam gedung) betah kerja disini."
"Ihh.. gak lucu!" Rengek Krystal yang masih juga diledek oleh Kai.
Cowok itu terkekeh, mengusak puncak kepala Krystal gemas. "Udah makan belom?"
"Udah, tadi dibeliin sama mba Winda."
"Makan apa?"
"Nasi padang."
Kai mangut-mangut sambil membenarkan rambut Krystal yang berantakan. Awalnya hanya merapihkan rambut, lalu tak lama tangan jahil itu turun mengusap pipi Krystal lembut.
"Tadi kemana sama kak Airin?" Tanya Krystal saat tangan Kai turun mengelus tengkuknya. "Kok lama, katanya cuma sampe jam tiga."
"Makan."
"Dimana?" Krystal seketika menahan nafas saat Kai menyerukan wajahnya di perpotongan leher gadis itu. "Kak.."
"Gue gak mau bahas itu."
"Kenapa?" Ada gelenyar aneh begitu bibir Kai menyentuh kulit lehernya. "Kamu cuma makan aja kan sama Kak Airin?"
Mendengar itu, lantas Kai menarik wajahnya menjauh membuat mata Krystal yang tadinya terpejam sekarang terbuka sayu menatapnya. "Kalo gak cuma makan, emang kenapa?"
Krystal menggeleng, "gak pa-pa, cuma..." kalimatnya tertahan di ujung lidah. Entah kenapa, memikirkan Kai yang pergi dengan Airin, Krystal merasa ada sesuatu yang tidak mengenakan di hatinya. Tapi, ia bingung untuk mengutarakannya.
"Cuma apa?" Kai bertanya sembari menyelipkan rambut Krystal di balik telinga. "Hmm? Lo gak suka?"
Lagi-lagi Krystal menggelengkan kepalanya. "Bukan.. hm, maksud aku ... gak tau."
Kai terkekeh pelan. "Bilang aja kalo lo gak suka gue pergi sama Airin."
"E-enggak kok, bukan gitu." Jawab Krystal salah tingkah.
"Tapi gue suka kalo lo bilang kayak gitu."
"Ha?"
"Gue suka lo marah kalo gue deket cewek lain."
"Tapi ini Kak Airin?"
"Airin kan juga cewek."
Krystal menunduk. Ragu-ragu untuk mengatakan apa yang ada di hatinya.
"Mulai hari ini, lo bebas mengatakan apapun yang mengganjal di hati lo, termasuk ketidaksukaan lo saat gue sama cewek lain." Kai menarik dagu Krystal, membuat mata mereka bertemu. "Gue pun akan ngelakuin hal yang sama buat lo."
Lalu, dengan amat sangat perlahan Kai mulai mengecupi rahang Krystal, berlama-lama di sana hingga kemudian turun menuju leher gadis itu. Kai mengecup bagian itu berulang-ulang lalu menggigitnya pelan.
"Akh.." Krystal melenguh gusar. Tangannya mulai sibuk mencari pegangan karena cumbuan itu lama kelamaan berubah menjadi lebih menuntut.
Krystal tersentak begitu merasakan tangan Kai mengangkat tubuhnya untuk duduk di atas pangkuan cowok itu. Hawa panas yang keluar dari hidung Kai dapat Krystal rasakan menerpa permukaan kulit wajahnya, membuat dirinya gugup setengah mati.
Dalam perasaan gugup, gadis itu menundukan wajahnya, menolak menatap mata Kai yang bisa saja membuatnya semakin salah tingkah.
"Gue gak minta itu sekarang." Bisik Kai lembut di telinganya. "Gue cuma mau cium lo."
Lantas yang Krystal tau selanjutnya, Kai menarik dagunya ke atas, membuat mata mereka bertemu dalam satu garis lurus. Kecupan itu ia berikan mulai dari pipi, telinga, leher, dan turun berhenti di dekat tukang selangka.
Kancing baju milik Krystal sudah ia lepas semua, hingga tubuh bagian atas Krystal hanya tertutupi kain berenda warna hitam. Tubuh gadis itu bergetar saat benda kenyal dan dingin itu menyentuh dada bagian atasnya. Mengecupnya berulang-ulang.
"Boleh gue buka?"
Bibir Krystal terkatub, ia tidak cukup bodoh untuk mengerti apa yang akan Kai lakukan padanya. "Kamu bilang cuma cium?"
"Cium ini." Tunjuknya pada dua gundukan sintal milik Krystal.
Gadis itu masih terdiam. Tidak tahu harus merespon seperti apa, karena ia masih belum siap dengan semua itu.
"Oke, gue bakalan nunggu." Balas Kai mengalah.
Perlahan ia mulai menempelkan bibirnya di atas bibir Krystal. Mengecupnya, memaksa bibir Krystal untuk terbuka dan membiarkan ia leluasa menghisap itu semua.
Tangan Krystal yang semula berada di lengan Kai, perlahan naik untuk melingkar semua di leher cowok itu. Sedangkan tangan Kai meremas payudara Krystal pelan hingga erangan tertahan di mulut gadis itu dapat ia dengar.
Saat semuanya terasa begitu gila, dan Kai tidak mengerti dengan cara kerja jantungnya yang tiba-tiba berdebar, saat itu juga tangannya menyelusup masuk ke bawa rok pendek Krystal, merambat ke paha dan terus naik hingga sentuhannya mulai mencari di balik celana tipis itu.
Krystal mendorong tubuh Kai cepat. Bukan karena tangan cowok itu yang hampir masuk pada balik celananya, tapi pada suara di depan pintu kamar yang nyaring.
"Kai.."
Krystal membelalak dengan napas terengah, sedangkan Kai memejamkan matanya erat menahan rasa kesal karena kegiatannya harus terganggu.
Lagi.
"Kak.. itu?"
"Bokap gue." Jawab Kai santai yang malah membuat Krystal semakin blingsatan mendengarnya.
***
berikan cinta kalian pada penulis dengan menekan vote, like, dan memberikan komentar..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments
kakaika
player kelas tinggi memang ini. bisa bikin yg baca panas dingin 😆
2023-06-28
5
anja
si jerry lagi lagi harusss sabar🤣🤣🤣
2022-05-25
0
Kimyumi
gagal lagi
2021-12-28
0