Ileana masuk ke ruang ICU. Tadi perawat mengabarkan jika putrinya telah sadar. Wanita itu dengan tergesa masuk ke ruang tempat putrinya terbaring lemah.
Almira tampak terbaring lemah di tempat tidurnya, dengan tubuh kecilnya yang pucat di bawah selimut putih. Ileana, ibunya, duduk di tepi ranjang, tangannya mengepalkan tangan di pangkuannya.
Ileana menarik napas dalam-dalam. Dia memandang wajah Almira, tangannya menggenggam tangan kecil anaknya. Dia berdoa dengan keras di dalam hatinya dan berjanji bahwa dia akan melakukan segala yang dia bisa untuk menyembuhkan kembali anaknya.
"Sayang ...," panggil Ileana dengan suara serak menahan tangis.
Almira membuka matanya dan tersenyum melihat Ileana. Dia membalas genggaman tangan sang ibu.
"Sayang, apa yang kamu rasakan, Nak?" tanya Ileana.
"Bu, aku ingin bertemu ayah," ucap Almira.
Mendengar permintaan putrinya Ileana menarik napas dalam. Berpikir, kenapa Almira masih ingin bertemu ayahnya Calvin. Jason yang baru masuk mendengar permintaan bocah itu.
"Om Jason, aku ingin bertemu ayah sebelum pulang," ucapnya lagi.
Jason mendekati ranjang di mana Almira terbaring. Dia tersenyum dengan gadis cilik itu. Tadi Jason telah bicara dengan dokter. Mereka saat ini sedang mencari pendonor jantung untuk Almira. Pria itu akan membayar berapa saja untuk kesembuhan putri Ileana itu.
"Kamu ingin bertemu ayah, atau ingin pulang?" tanya Jason.
"Bertemu ayah sebelum aku pulang. Aku capek di sini. Aku ingin pulang," ucap Almira lemah.
"Kamu pasti segera pulang, Sayang. Nanti Ibu hubungi ayahmu untuk segera datang," ucap Ileana.
"Biar aku yang menghubungi Calvin," ucap Jason.
Jason pamit dari ruang ICU. Dia meminta Jino segera mencari keberadaan Calvin.
"Setelah bertemu, bawa dia ke rumah sakit segera!" perintah Jason.
Jino dan anak buah Jason yang lain menyebar mencari keberadaan pria itu. Ileana telah keluar dari ruang ICU, karena dokter dan bidan akan memberikan obat.
Dua jam berlalu, akhirnya Jino dapat menemukan keberadaan Calvin. Awalnya pria itu tidak mau di bawa ke rumah sakit. Dia takut itu hanya akal-akalan mereka. Calvin berpikir jika mereka akan membawanya ke kantor polisi.
Jason meminta seorang anak buahnya untuk terus mengawasi keberadaan Calvin. Setelah menemui Almira, pria itu meminta agar Calvin di bawa ke markas.
Dengan terpaksa Calvin setuju di bawa ke rumah sakit. Sampai di depan ruang ICU, dia melihat Ileana dan Jason yang sedang berpelukan. Pria itu mengepalkan tangannya menahan amarah.
Walau dia setuju dan tahu kerja Ileana, tapi sebagai suami, Calvin tetap memiliki rasa cemburu. Apa lagi istrinya bertambah cantik semenjak bersama Jason.
"Eehhmmm ...," dehem Calvin.
Ileana memandangi asal suara, dan melepaskan pelukan Jason saat melihat Calvin. Dia menatap tanpa kedip pria itu. Jika saja ini bukan di rumah sakit, mungkin dia telah menyerang Calvin dan memukulnya secara bertubi-tubi.
"Anakmu sedang kritis, kau malah asyik berdua," ucap Calvin dengan lirih. Namun, ucapannya masih dapat di dengar Ileana dan Jason.
Tangan pria itu langsung mengepal, ingin rasanya melayangkan bogem mentah ke wajah Calvin. Apa lagi jika teringat wajah Ileana yang lebam karena di tampar Calvin. Namun, dia harus bisa menahan amarahnya karena ini di rumah sakit.
"Aku tidak mau bedebat denganmu, Bang. Almira ingin sekali bertemu kamu. Aku minta bicaralah baik-baik dengannya," ucap Ileana.
"Tumben anak itu mau bertemu denganku," ucap Calvin.
Ileana tidak ingin menjawab ucapan sang suami. Dia masih terus memikirkan kesehatan anaknya. Di usia yang sangat muda sudah harus menanggung banyak beban.
Mereka menunggu jam besuk sekitar setengah jam lagi. Calvin duduk di sebelah istrinya. Mereka bertiga hanya terdiam tanpa ada yang bicara. Larut dengan pikiran masing-masing.
Setengah jam kemudian Dokter datang untuk melakukan pemeriksaan. Setelah itu mempersilakan masuk. Biasanya hanya berdua pengunjung yang diizinkan, tapi kali ini mereka bertiga diperbolehkan masuk.
Ileana langsung menuju ranjang sang putri melihat Almira yang membuka mata. Bocah cilik itu berusaha tersenyum.
"Ayah ...," ucap Almira lemah.
Melihat putrinya lemah dan pucat begitu, Calvin jadi terenyuh. Dia mendekati Almira dan menggenggam tangannya.
"Ayah, maafkan jika selama ini aku selalu saja membuat kamu marah," ucap Almira terbata.
"Ayah yang harus minta maaf," jawab Calvin.
Entah mengapa Calvin merasa sangat bersalah karena selama ini selalu mengabaikan kehadiran putrinya. Dia selalu saja merasa jika itu bukan darah dagingnya. Padahal dia tahu sang istri tidak mungkin selingkuh.
"Ayah, maafkan aku karena selalu menyusahkan," ucap Almira.
Ileana yang mendengar ucapan putrinya tidak bisa menahan air mata. Digenggamnya tangan mungil sang putri.
"Ibu, jangan menangis lagi. Aku ingin ibu tersenyum dan bahagia seperti saat kita pergi jalan bareng om Jason."
"Sayang, sudah! Jangan bicara lagi. Kamu pasti capek. Sebaiknya kamu tidur saja. Kamu ingin bertemu ayah. Ini ayah telah datang," ucap Ileana.
Ileana tidak tega melihat putrinya yang tampak sesak saat bicara. Dia juga tidak sanggup mendengar ucapan putrinya.
"Ayah, aku janji tidak akan membuat kamu susah lagi. Tapi aku ada satu permintaan, Ayah," ucap Almira pelan.
"Katakan saja, apa keinginan kamu," jawab Calvin.
"Ayah, aku mohon, jangan sakiti Ibu lagi. Biarkan ibu bahagia dengan Om Jason. Kasihan ibu selalu menangis, aku janji tidak akan merepotkan ayah lagi. Aku mohon, Ayah," ucap Almira dengan napas berat.
Air mata Ileana tidak bisa ditahan lagi. Banjir membasahi pipinya. Dia mengecup kedua pipi sang putri.
"Sayang, jangan berkata begitu, Nak. Kamu tidak pernah merepotkan ayah. Kamu anak baik, sekarang Almira istirahat. Kita akan segera pulang. Ibu janji akan membuatkan semua makanan yang enak untuk kamu," ucap Ileana.
"Ayah, aku mohon! Berjanjikan padaku, jangan sakiti Ibu lagi." Kembali Almira memohon.
Calvin hanya bisa menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Matanya juga tampak merah menahan air mata. Mungkin terasa penyesalan dalam hatinya melihat anaknya yang terbaring lemah.
"Ibu, aku mau pulang. Aku ingin istirahat. Berjanjikah, Ibu akan selalu tersenyum bahagia," ucap Almira terbata sebelum matanya terpejam.
Ileana melihat layar monitor. Detak jantung putrinya berhenti. Dia berteriak membangunkan Almira.
"Almira, bangun Nak!" teriak Ileana.
Jason yang melihat itu langsung keluar ruangan dan meminta perawat yang berjaga segera memanggil Dokter.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
inalillahi kasian almira 😭😭
2024-01-03
0
Sugiharti Rusli
Almira rela berkorban ya demi ibunya😭😭
2023-10-13
1
Widi Widurai
anake kaya gini klakuan bapake
2023-10-04
0