Bab 12. Ke Rumah Jason

Ani memeluk tubuh Calvin dan mengecupnya manja. Tubuh Calvin merasa kaku mendapat perlakuan begitu dari wanita itu. Dia ingin melakukan itu dengan Ani, tapi ada rasa takut jika wanita itu mengetahui kelemahan dirinya dan mengatakan pada teman sekampung.

Calvin lalu melepaskan pelukan Ani ditubuhnya. Dia lalu berdiri. Pria itu takut khilaf.

"Maaf, Ani. Aku tidak mungkin melakukan itu karena masih menghargai dan menghormati Lea. Dia masih sah sebagai istriku," ucap Calvin.

"Tapi, Lea telah mengkhianati kamu. Dia bukan hanya berselingkuh, tapi telah menjual diri sekalian. Apa kamu masih tetap menghormatinya setelah mengetahui dia mendua?" tanya Ani dengan suara tinggi, karena merasa terhina. Calvin saja yang diberi pelayanan gratis tidak sudi, apa lagi jika harus membayar.

"Apa kau yakin tidak mau tidur denganku?" tanya Ani lagi masih belum percaya.

"Ani, maaf bukannya aku ingin menyakiti hati kamu. Tidak baik kita melakukan itu. Aku tidak mau nanti orang kampung melihat atau mengetahuinya. Aku hanya ingin tahu di mana rumah pria yang mengantar Lea kemarin," ucap Calvin.

"Apa kau yakin ingin menemuinya? Jason bukan orang sembarangan," jawab Ani.

"Siapa pun dia, pria itu tetap salah jika memang terbukti menyembunyikan istri dan anakku!" ujar Calvin.

Ani tersenyum mendengar uacapan Calvin. Dia ingin bukti apakah pria itu memang berani menghadapi Jason.

"Aku mandi dulu, kamu bisa menjemputku satu jam lagi. Nanti akan aku tunjukkan di mana rumah pria itu."

"Baiklah, satu jam lagi aku akan kembali," ucap Calvin.

Calvin lalu membuka pintu. Mengamati kesekeliling rumah, takut ada yang melihat dia keluar dari rumah Ani. Setelah yakin sunyi, dia keluar dengan langkah cepat.

Sampai di rumah kontrakannya, Calvin menarik napas dalam. Teringat apa yang Ani lakukan tadi padanya. Hampir saja tergoda dengan rayuan wanita itu. Bukannya Calvin takut mengkhianati istrinya, tapi dia tidak mau ada orang selain istrinya, mengetahui kelemahan dirinya.

Satu jam kemudian, Calvin dan Ani telah berada di jalan menuju rumah kediaman Jason. Mereka menggunakan motor pria itu.

Satu jam perjalanan mereka sampai di sebuah rumah yang sangat mewah dan besar. Calvin memandangi dengan rasa kagum. Ada sedikit rasa rendah diri.

"Pantas Lea meninggalkan aku, ternyata dia dapat mangsa kelas kakap. Tapi aku juga tidak akan melepaskan kamu begitu saja, kalian berdua harus membayar pengkhianatan ini," ucap Calvin dalam hatinya sambil tersenyum licik.

Dia mendekati pos keamanan dan mengatakan maksud kedatangannya. Awalnya keamanan mengatakan jika Jason tidak menerima tamu, Calvin lalu mengatakan jika dia datang untuk menjemput anak istrinya. Jika tidak juga diizinkan masuk, dia akan membawa pihak kepolisian.

Setelah menghubungi Jason lagi dan mengatakan apa yang Calvin katakan, barulah mereka diizinkan masuk. Pria itu mengendarai motornya menuju depan rumah itu. Halamannya saja sangat luas.

Pria keamanan itu lalu mengantar Calvin masuk ke satu ruangan yang sangat mewah. Bukan saja suami Ileana itu yang kagum tapi juga Ani. Dia baru pertama kali melihat rumah semewah ini.

Calvin masuk ke dalam rumah itu. Dia melihat putrinya sedang bermain. Pria itu lalu menghampiri Almira. Saat bersamaan keluar Ileana dari dapur.

"Ternyata kamu di sini. Aku ingin bicara dengan Almira putriku," ucap Calvin.

"Silakan saja jika kamu ingin bicara," ucap Ileana.

"Aku hanya ingin bicara berdua dengannya," jawab Calvin.

Dia lalu mendekati Almira. Awalnya bocah itu terlihat sedikit takut. Calvin lalu memberikan senyuman agar sang putri merasa nyaman.

"Sayang, ayah ingin bicara berdua." Calvin berucap dengan lembut.

Almira hanya diam, Calvin kembali bicara. "Ada yang ingin ayah katakan. Ayah tidak akan menyakitimu."

Dengan ragu Almira menganggukan kepalanya tanda setuju. Calvin yang melihat ada taman mengajak putrinya di sana.

Jason tidak ingin ikut campur dengan urusan rumah tangga Ileana. Bagaimanapun status wanita itu masih istri sah Calvin. Sehingga pria itu lebih memilih berdiam diri di ruang kerjanya.

Ileana menatap ke arah Ani dengan sedikit tanda tanya. Apa maksud wanita itu mengantar Calvin menemuinya? Tanya Lea dalam hatinya. Ani yang menyadari tatapan Ileana menyusul Calvin menuju taman dan meninggalkan wanita itu seorang diri.

Calvin duduk di bangku taman rumah Jason dengan tatapan tak suka. Putrinya, Almira, baru saja mengatakan jika dia ingin menginap di rumah Jason lagi malam ini.

"Almira, Sayang, kamu sudah menginap di sini selama dua malam berturut-turut," keluh Calvin, mencoba merayu anaknya untuk pulang. "Aku merindukanmu dan aku ingin kamu kembali ke rumah."

"Apa Ayah merindukan aku?" tanya Almira dengan pelan seperti kurang percaya. "Tapi aku merasa senang berada di rumah Om Jason. Kita bahkan makan pizza dan menonton film bersama dan juga membawa aku ke kebun binatang."

Calvin mengangkat alisnya. "Tapi kamu bisa melakukan semua itu di rumah kita juga, Sayang. Lagipula, kamu masih harus berangkat sekolah lagi. Liburan hampir usai."

Calvin berusaha membujuk Almira dan berharap putrinya mau kembali dengannya.

"Ibu bilang aku bisa tinggal di sini sampai akhir pekan," sahut Almira, menjawab argumen ayahnya. "Dan aku benar-benar ingin tetap di sini."

Calvin menarik napas panjang. Dia merasa frustasi tapi harus tetap tenang. "Almira, Sayang, aku tahu aku dan Ibumu kemarin bertengkar. Tapi kau tak boleh menyalahkan ayah saja atas semua ini."

Almira menatap ayahnya dengan sedih. "Aku tahu, Ayah."

Calvin berdiri dan berjalan ke arah putrinya. Dia ingin memeluknya, tapi Almira berdiri dan mundur dengan lembut. "Maaf, Ayah. Aku merasa lebih baik jika aku tetap di sini."

Calvin meraba-raba pinggangnya dan mencoba meyakinkan anaknya. "Almira, Sayang, aku tidak ingin kau kesulitan. Aku berusaha memahami perasaanmu sebisa mungkin. Tapi kamu masih anak-anak dan butuh orang tua untuk menjaga dan melindungimu. Aku harap kamu bisa mengerti."

"Aku yakin Ibu dan Om Jason bisa menjagaku," kata Almira dengan sedikit tersenyum. "Dan aku suka di sini. Aku bahkan punya kamar tidur sendiri, Ayah."

Calvin merasa semakin sulit untuk merayu putrinya. Dia bisa tahu bahwa Almira sangat menyukai Jason dan merasakan kenyamanan yang dia berikan. Namun, dia harus tetap bisa membujuk Almira pulang agar bisa juga membawa istrinya pulang.

"Almira, aku ini ayahmu. Apa kata orang-orang nanti jika kamu lebih memilih tinggal dengan Jason. Lagi pula perlu kamu ketahui jika Jason bermaksud memisahkan aku dan ibumu. Dia ingin menikahi Ibumu. Suatu saat nanti aku yakin dia juga akan meminta kamu pergi. Dia hanya butuh ibumu," ucap Calvin kembali berusaha membujuk.

"Ayah janji tidak akan marah lagi. Kamu pasti sering mendengar jika ayah tiri itu lebih kejam dari ayah kandung," ucap Calvin lagi.

Akhirnya Almira menganggukan kepalanya. Calvin menggandeng tangan putrinya menuju ruang tamu. Ani berjalan dibelakang mengikuti keduanya. Mereka bertemu dengan Jason dan Ileana di pintu depan.

"Sayang, apakah sudah bicara dengan ayah?" tanya Ileana.

"Iya, Bu. Aku ingin pulang bersama Ayah," jawab Almira.

Ileana kaget mendengar jawaban putrinya. Kenapa Almira mau pulang dengan Calvin? Tanya Ileana dalam hatinya.

...----------------...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***