Calvin menarik tangan Ileana ke ujung lorong rumah sakit. Dia memandangi istrinya dengan intens dari ujung rambut hingga kaki. Dandanan wanita itu tampak berbeda.
Semenjak menikah dengannya, tidak pernah Ileana berpakaian seperti saat ini. Diakui Calvin jika istrinya tampak sangat cantik.
"Kau menjual dirimu?" tanya Calvin lagi.
Ileana hanya diam. Dia tidak ingin menjawab pertanyaan suaminya. Wanita itu mencoba melepaskan cengkeraman ditangannya.
"Siapa yang mengajari kamu jadi pelacur? Ani?" Kembali pria itu bertanya. Namun, lagi-lagi Ileana hanya diam tanpa ada keinginan menjawab.
"Dari mana aku mendapatkan biaya rumah sakit, itu bukan urusan kamu. Bukankah yang kamu tahu hanya judi, minum dan main wanita!" ucap Ileana dengan penuh penekanan.
Calvin menatap tajam pada wanita itu. Dia lalu melihat ke arah tas Ileana. Dirampasnya tas sang istri. Ileana berusaha merampas kembali.
"Kembalikan tasku, Bang!" ucap Berliana.
Calvin membuka dan menemukan uang yang banyak sisa pembayaran rumah sakit. Dia mengambil uang itu dan menyerahkan kembali tas milik istrinya.
"Kembalikan uangku, Bang. Itu untuk biaya pengobatan Almira!" ucap Ileana. Berusaha merebut uang dari tangan suaminya.
Namun, Calvin telah memasukan ke saku celananya dan berjalan meninggalkan Ileana. Wanita itu mengejar suaminya.
"Bang, kembalikan uangku!" Ileana berusaha mengambilnya kembali, tapi ditepis Calvin. Dia lalu mendorong tubuh wanita itu hingga jatuh tersungkur ke lantai.
"Dasar wanita jal*ng! Apa kau pikir dengan uang harammu ini bisa menyembuhkan sakitnya Almira? Yang ada dia akan mati karena dibayar dengan uang kotor!" ucap Calvin dengan suara tinggi.
Suara Calvin yang cukup keras membuat mereka jadi pusat perhatian. Apa lagi saat ini Ileana masih terduduk di lantai. Tubuhnya terasa lemah. Dia ingin menjerit dan memaki suaminya, jika tidak mengingat mereka berada di rumah sakit.
Calvin tanpa rasa bersalah pergi meninggalkan Ileana.Tangis wanita itu akhirnya pecah. Dia berusaha bangun dan berjalan mendekati ruang sang putri. Menatap dari kaca Almita yang terbaring lemah.
Ileana dengan sabar menunggu Almira di luar ruangan. Saat siang hari dokter mengatakan keadaan putrinya telah mulai stabil dan bisa dipindahkan ke ruang rawat.
"Lakukan semua yang terbaik untuk putriku. Aku akan membayar berapapun biayanya, Dok," ucap Ileana.
"Baik, Bu. Kami akan berusaha semampu kami. Ibu tidak perlu kuatir," ucap Dokter.
Perawat mendorong tempat tidur Almira menuju ruang rawat. Ileana meminta kamar yang terbaik untuk putrinya. Masalah biaya akan dia cari dengan cara apa pun.
Ileana duduk ditepi ranjang, Almira yang telah sadar berusaha tersenyum pada ibunya meskipun dia kesakitan dan merasa kehilangan energi. "Ibu, jangan khawatir, aku akan baik-baik saja." Almira mencoba menghibur ibunya sekaligus dirinya sendiri. Ileana mencubit pelan pipi putrinya dan mengusap rambutnya. "Tentu saja, Sayangku, aku selalu berdoa untuk kesembuhanmu." Ileana menutup matanya sembari mengucapkan doa dalam hati.
Almira melihat wajah ibunya yang sendu. Dia tahu pasti jika wanita itu pasti belum tidur dan beristirahat.
"Ibu pasti lelah menjagaku dan juga harus bekerja?" Almira bertanya pada Ibunya sambil memandangi langit-langit kamarnya.
"Tidak, Nak. Ibu tidak lelah. Kamu beristirahatlah. Jangan pikirkan Ibu." Ileana mencoba tenang dan memastikan Almira tetap merasa nyaman.
"Ibu, jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja. Jangan bekerja hingga capek bagini. Aku lebih baik pulang saja, di rawat jalan." Almira mencoba menghibur ibunya lagi, namun Ileana masih merasa khawatir.
"Tentu, Nak. Mama selalu berdoa untukmu dan Kau akan segar sebentar lagi. Kamu lebih baik di rawat disini." Ileana mencoba tampil tenang dan memastikan Almira tetap merasa nyaman meskipun dirinya sendiri sebenarnya gugup dan takut dengan keadaan putrinya itu.
Malam mulai menjelang, Ileana semakin lelah. Almira masih merasakan sakit dan tidak bisa tidur. Ileana mencoba untuk memberikan kenyamanan dengan mengusap tubuh putrinya, tetapi Almira terus membolak-balikkan badannya dan sedikit meringis. Ileana merasa sedih melihat putrinya yang sedang mengalami penderitaan itu. "Ibu, aku lapar." Almira berbisik pada Ileana dan Ileana segera mengambil sup hangat yang diberikan rumah sakit.
Ileana memberikan obat untuk Almira dan kembali merawatnya. Ileana terus memegang tangan Almira, mengusap rambutnya dan mencoba meredakan sakit yang dirasakan Almira. "Ibu, ibu pasti lelah. Ibu bisa tidur di sini. Aku sudah sedikit membaik," ucap Almira.
Namun, Ileana tidak mungkin bisa memejamkan matanya. Almira sedang membutuhkan ibunya dan Ileana berjanji akan selalu menemani putrinya. "Aku akan tetap di sini, Sayang. Aku tidak bisa meninggalkanmu." Ileana mencoba meyakinkan Almira dan dirinya sendiri.
Ileana mendengar ponselnya berdering. Melihat siapa yang menghubungi. Ternyata Madam. Wanita itu berjalan sedikit menjauh dari Almira sebelum mengangkat telepon. Dia meminta Ileana untuk bersiap-siap karena akan dijemput anak buahnya Jason.
Setelah menutup sambungan teleponnya dengan Madam, Ileana mendekati putrinya. Tersenyum dengan bocah itu.
"Sayang, ibu harus bekerja. Ibu sudah meminta seorang perawat untuk menemani kamu di sini. Apa pun yang kamu inginkan, kamu jangan segan meminta tolong dengannya. Juga mengenai makanan. Ibu tinggalkan uang dengan perawat itu," ucap Ileana dengan lembut.
Bersyukur uang yang Calvin ambil masih ada sisa. Pria itu merampas sekitar dua juta uangnya. Sisa pembayaran rumah sakit. Ileana telah memesan pakaian untuk dirinya tadi melalui penjualan online. Jadi dia hanya tinggal mandi dan berdandan di rumah sakit. Anak buah Jason akan menjemput satu jam lagi.
"Ibu, maafkan aku," ucap Almira menahan air matanya.
"Maaf untuk apa, Sayang. Kamu tidak ada salah." Ileana mengusap tangan putrinya.
"Seperti yang selalu ayah katakan, aku ini hanya anak yang tidak berguna. Bisanya menyusahkan Ibu saja," ucap Almira.
"Tidak, Sayang. Itu tidak benar. Semua yang Ibu lakukan demi kamu, ikhlas dari hati. Ibu tidak pernah merasa kamu menyusahkan. Jangan dengar kata ayahmu. Dia hanya bercanda," ucap Ileana pelan mencoba menahan air matanya.
"Ibu pasti lelah bekerja untuk biaya pengobatanku," ucap Almira lagi.
"Tidak, Sayang. Pekerjaan ibu saat ini sangat menyenangkan. Kamu jangan pikirkan semua itu. Yang terpenting kamu sehat," ujar Ileana lagi.
Seorang perawat muda masuk ke ruang itu, membuat keduanya menghentikan percakapan mereka. Ileana tersenyum pada gadis itu.
"Tanti, saya titip Almira. Jika ada sesuatu jangan lupa hubungi saya segera," pesan Ileana. Dia memang meminta perawat khusus untuk putrinya pada rumah sakit.
"Baik, Bu," jawab Tanti.
Setelah itu, Ileana masuk ke kamar dan mandi serta berdandan. Dia keluar dengan pakaian yang telah rapi dan seksi. Almira menatap ibunya tanpa kedip. Dandanan ibunya sangat berbeda.
"Ibu cantik sekali. Apa pekerjaan ibu sekarang lebih baik?" tanya Almira.
Ileana menatap putrinya nanar. Dia menarik napas dalam. Jawaban apa yang akan dia berikan pada putrinya.
...----------------...
Bonus Visual
Ileana
Jason
Calvin
Almira
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Puji Rahayu
tuh biphasa basu nyampe noveltoon jg...😄😄😄
2024-12-14
0
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
visualnya jason idola saya uhuy,si mapia masimo
2024-01-03
0
Erina Munir
harusnya...dri rmh itu ileana pake baju luar yg panjang...kaya blazer gitu....jdi ga ketauan sexinya...
2023-10-21
0