“Tuan bukankah dulu setuju menukar pasukan dengan putriku Belinda Carlisle?”
“tuan Anda tidak benar-benar lupa kan? Nona Belinda sudah menghilang selama enam tahun,”
“Namun masih ada putri kedua saya yang tidak kalah cantiknya dengan kakaknya,”
“Tuan mungkin Anda sudah pikun ya. Putri haram keluargamu tidak pantas untuk tuanku,”
Mendengar hal itu Huang merasa gelagapan. kehancurannya sudah berada di depan mata, mungkin sekarang saatnya dia memberitahu kaisar untuk menyelamatkan keluarganya. Namun bukan itu yang di pikirkan Cia, Arcia gadis itu menggigit bibirnya dia selalu menganggap bagian mana darinya yang tidak sebaik Belinda. Bahkan saat ibunya sudah menjadi istri resmi Huang Carlisle masih ada yang menganggap dia adalah anak haram
.Perpecahan hampir benar-benar terjadi namun putri bungsunya itu tak henti-hentinya membuat masalah dalam hidupnya. Setelah ibu Belle meninggal
Xian yang merupakan satu-satu nya istri simpanan di jadikan nyonya rumah, begitu juga dengan Arcia gadis itu naik pangkat menjadi putri sah dalam sekejap
mata.
Bahkan dia seperti burung pipit yang berubah menjadi burung Phoenix semua hal baik masih saja diberikan kepadanya, entah bagaimana perasaan
Belle selama ini sebagai putri sah dia hampir tidak memiliki sesuatu yang layak untuk untuk di pamerkan.
Setelah menyerahkan segel tersebut kini Huang benar-benar harus memutar otak dan memikirkan cara untuk mencegah kehancuran keluarganya. Setelah 3000 pasukan itu menghilang pasti akan begitu banyak orang yang mencari masalah
dengan mereka.
“Xian, jaga putrimu. Jangan menimbulkan masalah apa pun untukku,”
Setelah mengatakan itu Huang kembali ke tempat dia bekerja, ruangan itu dipenuhi dengan tumpukan-tumpukan dokumen yang harus segera dia selesaikan. Sementara itu Arcia tidak terima dengan perlakuan ayahnya dia menganggap ayahnya hanya memihak pada Belle.
“Bahkan sudah mati pun dia masih menyusahkan aku,”
"Arcia dengarkan ayahmu, jangan membuat masalah setidaknya sampai pondasi keluarga ini utuh kembali. Jika tidak mungkin kita akan berakhir seperti sebelumnya,"
Nyonya Xian memeluk putrinya itu, dia sangat paham dengan sifat dari anak perempuan nya tersebut jika tidak di tekan dia benar-benar akan mencari masalah dengan orang orang itu.
Arcia sendiri masih labil namun dia juga tidak mau kembali hidup seperti dulu saat ibunya belum menikah dengan Huang Carlisle, kehidupan masa kecil yang tidak bahagia tinggal di rumah kumuh dengan lantai tanah dan genteng yang Hampir bocor setiap kali hujan turun ditambah makanan yang kadang-kadang kurang.
Arcia memeluk erat ibunya sambil mengangguk setidaknya dia harus membuat Huang Carlisle tetap memihak dia dan ibunya sehingga dia tidak akan di usir oleh nya dari rumah itu.
"Belle sudah mati kan bu? Aku ingin melihat mayatnya namun kenapa orang-orang yang kita atur secara sembunyi-sembunyi bahkan tidak kembali,"
"Orang-orang yang masuk ke mansion Eiser Gallbaro jika ketahuan tidak akan pernah kembali. Namun jangan khawatir kita tidak akan terlibat dengan hal itu,"
Xian mengusap-usap kening putrinya, rambutnya yang keriting benar-benar seperti mie instan pada saat ini namun karena dia dianggap sebagai harta keluarga ibunya selalu menganggap bahwa rambut keriting itu adalah keindahan.
Berbeda dengan Belle dia Memiliki rambut bergelombang yang indah namun sama sekali tidak pernah di banggakan oleh Huang atau Xian, mereka bahkan hampir menyembunyikan Belle dan hanya menyebutkan Arcia di setiap acara mereka.
"Ibu bukankah sudah waktunya aku debut? Aku ingin pesta yang megah,"
Arcia merentangkan tangannya sambil menatap langit-langit, desain kamar yang serba pink itu seakan-akan melambangkan betapa kekanak-kanakan nya dia saat itu. Ayahnya sedang tidak baik-baik saja karena mendapat masalah dari Eiser Gallbaro, namun dia justru memikirkan pesta megah di acara debut nya, bagaimana ada orang setidak berguna itu.
Kerusuhan di rumah Carlisle menyebar dengan begitu cepat 3000 pasukan ditarik mundur, orang mulai bercerita bagaimana keluarga besar itu bisa menghadapi kondisi ini. orang-orang di kota King Hell juga sudah mulai bergosip tentang itu dan mungkin tidak mungkin Belle dan kedua buah hatinya mendengar gosip tersebut. Belle kembali
teringat pada masa lalu, dia tidak ingin kehancuran dari keluarga Carlisle namun dia juga tidak ingin ikut campur dalam urusan itu. Jika dia kembali bagaimana nasib anak-anak nya mungkin saja Eiser akan memerintahkan orang untuk membinasakan mereka.
Allison menatap ibunya yang terduduk lesu sambil memegangi sebuah kain, di atas kain itu tampak sulaman yang belum jadi, “Ibu apa yang kamu pikirkan, mengapa melamun seperti itu?”
Belle terdiam kemudian menatap putranya dengan penuh harapan namun perasaannya begitu cemas, “Allison, jika identitasmu terbongkar. Entah seberapa
banyak orang yang akan membunuhmu, ibu takut tentang itu,”
“Jika seperti itu sebaiknya kita sembunyikan sampai mati. Ibu, jangan beritahu hal itu kepada Anisley,”
Allison menggenggam tangan ibunya sebelum akhirnya melanjutkan kata-katanya, "Ibu sejak ada kerusuhan tentang keluarga Carlisle ibu selalu bersikap seperti ini. Jika aku tidak salah tebak identitas kita berkaitan dengan orang itu,"
Belle terdiam namun itu sudah memberikan jawaban kepada Allison dan tak lama kemudian Anisley datang dengan membawa kembang gula di tangannya.
“Ibu apa yang kamu ceritakan kepada Allison, mengapa kamu terlihat murung seperti itu?!”
Allison kemudian beranjak dan mendekati Anisley, "Ibu sedih karena kita hendak pergi bersekolah, yakinkan ibu jika kita akan segera tumbuh dewasa dan menjaganya dengan baik,"
Mendengar hal itu Anisley mengangguk, karena selama ini Allison dan ibunya tidak pernah berbohong dia langsung percaya ketika kakaknya mengatakan hal tersebut. Anisley mendekati Belle kemudian memeluk sang ibu.
"Ibu tenang saja aku akan belajar semua hal dengan cepat, sehingga aku dan Allison bisa bersama-sama menjagamu,"
Anisley tersenyum kemudian memeluk putrinya itu, sifatnya yang sedikit manja sama seperti dirinya saat ibunya masih ada sementara sifat Alison yang tegas mungkin saja turunan dari Eiser Gallbaro.
Allison melihat Ling Yui tengah mengurus beberapa orang yang
hendak membuat kekacauan, orang-orang yang mabuk akan dikirim kembali ke kediaman
mereka seperti yang di usulkan oleh Belle. Karena membiarkan orang mabuk berjalan
sendiri itu sama dengan membuat keributan yang tidak perlu.
“Bibi Yui, apakah kamu masih sangat sibuk?”
Ling Yui menoleh, "Jangan mendekat atau orang-orang ini akan melukaimu," tegas Ling Yui.
Allison menghampiri Ling Yui namun seorang pria bahkan ingin mendorong Allison, “Jaga tanganmu tuan atau tidak ku patahkan,” ketus Allison sambil
memegang tangan orang itu.
Aura dingin yang membunuh membuat orang itu gemetar ketakutan kemudian melarikan diri, saat Ling Yui bertanya kenapa bisa Allison hanya mengangkat bahunya tanda dia tidak tahu.
Bagaimana bisa ada bocah sekuat itu padahal baru berusia lima tahun?.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments