18

Plak!

"Kurang ajar ya, kamu! Tidak pantas untuk anak haram sepertimu banyak tingkah!"

Sebuah tamparan yang tidak bisa Quenby hindari mengenai pipinya, bahkan dia hampir terhuyung. Perih ini belum seberapa, sepertinya tubuh Quenby sudah terlatih menerima kekerasan fisik juga verbal dari wanita paruh baya yang sudah dengan terpaksa membesarkanya.

Status anak haram yang selalu di teriakan Kirana membuat mentalnya seketika runtuh. Bukan salahnya lahir ke dunia ini. Jika ingin memilih, Quenby tidak ingin dilahirkan dari rahim manapun.

"Ma, Quenby tau Mama sangat membenci Quenby. Quenby berterimakasih karena Mama sudah mau merawat dan membesarkan Quenby. Oleh karena itu Quenby tidak akan mendendam. Tapi Ma ..., bukan berarti Mama membenarkan sikap Kirey yang seperti itu. Dia akan terlihat menjadi wanita murahan dihadapan Kak Jonas. Kalau memang Kirey menginginkan Kak Jonas, pakailah cara yang baik agar Kak Jonas bisa menerimanya--"

"Seperti Ibumu?! Begitu makasudmu, hah?!" Kirana mencengkram wajah anak tirinya sampai urat-urat tangannya keluar. "Dengar anak pelac*r! Aku membesarkanmu agar kamu membayar semua kelakuan Ibumu yang telah merebut suamiku dengan cara merayu dan menawarkan tubuh hinanya! Sampai kapanpun, aku tidak akan membuat hidupmu tenang! Pergilah!"

Quenby dihempaskan secara kasar sampai terjatuh di lantai. Setelah itu Kirana pergi dari hadapan anak tirinya dengan wajah merah padam.

...----------------...

Malam hari di Kediaman Orangtua Jonas.

[Aku ada rapat keluar kota selama 2 hari, maaf memberitahumu secara mendadak. Jangan lupa makan. Jika ada keperluan keluar, minta antar supir Mommy. Sampai bertemu nanti]

Quenby melempar asal ponselnya ke atas ranjang. Pesan dari Jonas baru dia buka setelah makan malam. Dan dia hanya membalas singkat dengan kalimat klise seperti 'hati-hati' dan 'sampai bertemu di rumah'.

"Ya. Rapat. Ingat Quenby, kamu hanya Istri dadakan. Jadi jangan banyak menuntut," Quenby berbicara sendiri sambil menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan sesak.

Wanita itu tak sepenuhnya percaya pada pesan yang Jonas kirim. Lelaki itu tidak sedang berusaha menghindarinya 'kan?

Sikap Jonas masih ganjil dimatanya. Dia belum bertatap muka dengan lelaki itu sejak kejadian kemarin malam. Namun begitu, Quenby akan berusaha menahan dan mengikuti saja sikap Jonas. Walau dalam hati dia masih bertanya-tanya, mengapa Jonas tak mau melakukan hubungan suami istri dengannya.

Waktu terus bergulir, tinggal dirumah mewah dengan banyak pelayan membuat Quenby sangat di Ratu-kan. Sesekali dia berkomunikasi dengan Jeny, adik iparnya yang sangat periang.

Seperti pagi ini, di meja makan hanya ada Quenby dan Jeny saja. Mertuanya masih belum kembali dari luar kota, pantaslah jika Mommy Luisa selalu minta waktu khusus bertemu di Villa di akhir bulan, karena keluarga mereka memang hampir tidak pernah bertemu apalagi berbincang-bincang.

"Jeny seneng deh ada Kak Quenby dirumah. Jadi Jeny nggak berasa sendirian,"

Quenby tersenyum tulus pada adik perempuan Jonas yang duduk dihadapannya. Jadi pelayan segini banyaknya tidak dianggap oleh Jeny.

Pagi itu mereka berdua sarapan ringan. Hanya roti dan selai saja.

Melihat seragam SMA yang dipakai Jeny, Quenby jadi teringat pada masa dia remaja dulu. Masa dimana pertama kali dia mengenal sosok Jonas sebagai Kakak kelasnya.

Saat itu Quenby baru menjadi murid kelas 10. Sekolah yang dia masuki memang terbilang sekolah terbaik dengan standar Internasional. Kirana cukup berbesar hati menyekolahkan dirinya yang hanya berstatus anak tiri dari perempuan perebut suaminya untuk disekolahkan di tempat yang sama dengan anak kandungnya--Kirey.

"Anak Recis ya?"

Suara lelaki yang menunggangi motor sport berhenti didepan Halte dimana Quenby berdiri. Lelaki yang juga memakai celana dengan motif sama yang dikenakan rok sekolah Quenby itu membuka helmnya. "Ayo sekalian sama Gua."

Quenby tak merespon. Dia tau anak lelaki itu satu sekolah dengannya, tapi dua orang yang tak saling mengenal naik kendaraan yang sama apa tidak canggung, pikir Quenby.

"Eh malah diem. Loe Quenby kan anak kls 10?" Quenby mengerjapkan kedua matanya. Ternyata lelaki itu mengetahui namanya. "Mau bareng nggak? Lumayan kali dapet tumpangan gratis,"

"Beneran nggak apa-apa?" Quenby merasa tidak enak hati.

"Ya elah. Gua yang nawarin kali, jarang-jarang nih motor kesayangan gua, didudukin cewek, cepet!"

Dan Quenby pun tanpa sungkan lagi menerima tawaran itu untuk ikut bersama laki-laki yang sekarang sudah menjadi suaminya.

Jeny yang melihat Quenby terdiam sambil senyum-senyum itu merasa aneh dengan tingkah Kakak iparnya. "Lagi mikirin apa sih?"

Pertanyaan Jeny membuat pikiran Quenby kembali ke meja makan dimana dia sedang sarapan bersama Jeny.

"Kak Jonas," sahut Quenby yang ditanggapi senyum jahil Jeny.

"Nanti sore juga ketemu keles"

"Kak Jonas ada pertemuan mendadak di Luar Kota. Jadi nggak pulang sampai lusa," beritahu Quenby sambil mengaduk-aduk susu madunya.

"Tumben," jawab Jeny yang mulutnya penuh dengan roti.

"Tumben?" Quenby membeo. Apanya yang tumben, pikir wanita itu.

Jeny menelan susah payah sisa rotinya lalu dia meminum susu agar makanan itu cepat turun melewati tenggorokannya. "Urusan luar kota kan ditangani Papi sama Mommy. Kak Jonas cuma fokus di area Jakarta aja,"

Mendengar jawaban Jeny, Quenby yakin pada kecurigaannya. Bahwa Jonas memang sengaja menghindarinya. Tapi kenapa, dan mau sampai kapan.

"Oke! Kalau begitu kita buktikan dengan cara yang biasa saja. Lusa datanglah ke Villa ku, aku akan menyiapkan pertunjukan yang menarik"

Tiba-tiba perkataan Endrew pada Jonas waktu lalu terngiang-ngiang di telinga Qeunby.

Benar. Quenby harus membuktikan apa yang dimaksud dari kalimat Endrew itu. Dan sore ini dia akan lebih dulu sampai di Villa milik Endrew yang sudah Quenby ketahui sejak Jonas mengajaknya tepat dimalam setelah mereka menikah.

...----------------...

Sudah hampir dua jam Quenby menunggu sambil berjongkok di semak-semak di luar Villa milik teman dari suaminya itu. Quenby datang menggunakan taksi untuk menghilangkan kecurigaan.

Disaat Quenby sudah kelelahan dan ingin pulang, tiba-tiba saja beberapa mobil mulai memasuki pagar tinggi pada Villa yang lumayan tertutupi pohon-pohon tinggi dan cukup rimbun.

"Dua, tiga, lima--eh!" gumamnya terhenti.

Mobil terakhir yang memasuki Villa itu adalah mobil milik Jonas. Tidak salah lagi. Kaca jendelanya sedikit terbuka, ternyata Jonas membawa sendiri kendaraanya sambil menghisap sebatang rokok. Tidak hanya itu ternyata Endrew juga duduk disamping Jonas. Namun, yang membuat mata Quenby terbelalak adalah sosok dua wanita yang samar-samar terlihat di kursi penumpang.

"Siapa mereka?" pikiran Quenby sudah menjalar kemana-mana.

Quenby menunggu sekitar 20 menit lagi untuk bisa mendekati Villa itu. Setelah dirasa cukup aman dan tidak membuat kecurigaan, dia pun berdiri dan mengibaskan-ngibaskan pakaiannya yang jadi kusut akibat aksinya menjadi detektif.

Melihat pintu gerbang tak di jaga, Quenby merasa beruntung, dia segera masuk dan berjalan dengan kaki lumayan kebas akibat berjongkok terlalu lama.

Tapi ...

"Hey! Siapa Kamu?"

TBC

Terpopuler

Comments

🍁Angel💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

🍁Angel💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

haiii siapaaaaaahhhhhhh kamuu ... hadeeh Kuiin ketahuan 😄😄😄

2023-12-04

3

lupa nama

lupa nama

nah lho,, Quen ketahuan....
aq pengen nyanyi utk Jonas
🎶 ngomongo njalukmu piye, tak turutane tak usahakne.... 🎶💃💃

2023-09-08

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!