Marahnya Suami

Di dalam sebuah kamar dengan nuansa putih, terlihat Clara sedang duduk dipinggir ranjang sambil memainkan kuku tangannya yang terpulas dengan warna oranye.

Kreeaak!

Saat pintu kamar mandi terbuka, Clara terperanjat. Perlahan dia bangun dan berjalan ke arah wanita yang terlihat malu-malu.

"Oh ... my ... goodness!" Pandangan Clara masih tak lepas dari wanita itu. "Quenby! Jonas benar-benar beruntung mendapatkanmu!" racauan Clara tak dimengerti oleh Quenby.

"A-apa ini tidak terlalu berlebihan?" Quenby belum pernah memakai bikini seperti ini kecuali untuk dirinya sendiri. Terlalu vulgar menurutnya jika dilihat banyak mata.

Clara menarik tangannya menuju stand mirror berada. "Lihatlah, kamu memiliki tubuh bagus," puji Clara melihat pantulan tubuh Quenby dari cermin.

Kulit sawo matang yang bersih dan berkilau sangat pas dengan warna bikini yang dipakai Quenby. Bentuk bikini dengan tali tipis itu membingkai cantik buah dada Quenby yang terlihat menyembul indah.

Bagian perut rata Quenby pun tak kalah menggiurkan. Pinggulnya yang lebar membuat keseluruhan tubuh wanita itu bak gitar Spanyol. Meliuk sensual.

Turun ke bagian bawah, sebuah g-string segitiga kecil dengan tali yang menyampir di kanan kirinya seolah hanya pajangan. Karena siapapun tahu. Sekali tarik, pasti langsung terlepas.

Quenby bukannya tidak pernah memakai bikini yang lebih mirip seperti lingerie yang dia kenakan sekarang. Dia bahkan mengoleksi banyak pakaian dalam sejenis yang tak kalah seksi dan transparan. Akan tetapi semua lingerie itu hanya dipakai disaat tertentu saja, itu pun di area privasi seperti kamarnya saat dia ingin melakukan kegiatan menyenangkan diri sendiri.

"Kamu yakin ini asli?" Clara spontan menyentuh buah dada Quenby yang menyembul seksi sampai pemiliknya memekik kaget dan spontan menutupinya dengan tangan.

"Baiklah, sekarang saatnya ...." Clara berkata dengan senyum penuh arti. Lalu tanpa aba-aba, wanita yang masih mengenakan bathrobe itu menarik lengan Quenby keluar.

Tatapan mata Quenby menyapu ruangan besar itu dengan rasa takut dan malu yang campur aduk, seperti tengah ada yang mengawasinya. Dan benar saja, tiba-tiba matanya beradu dengan mata milik Jonas yang menatap marah padanya ditempat Quenby duduk sebelumnya.

Quenby hanya bisa mematung kala lelaki yang sudah resmi menjadi suaminya itu melangkah dengan cepat ke arahnya sambil membuka setiap kancing pada kemeja putih yang sedang dikenakannya. Sehingga tubuh eksotis Jonas yang menampilkan otot-otot liat tubuhnya terpampang nyata dan jelas.

Dan seketika ...

Grab!

Quenby merasakan tubuhnya dilingkupi sebuah kain. Dan sepersekian detik dia baru tersadar saat Jonas lah yang telah memakaikan kemeja putih milik pria itu untuk menutupi bagian tubuh Quenby yang setengah telanjang.

"Kamu tidak seharusnya mengenakan pakaian sialan ini, Quenby!" Jonas berkata geram tepat setelah kemeja itu tersampir ditubuh sang istri.

Melalui tatapannya, Jonas memerintah istrinya untuk memakai kemeja milik pria itu dengan benar, sehingga Quenby langsung bersegera mengikuti perintah suaminya.

"Kamu tidak pantas memakai ini!" tekan Jonas yang mulai mengancingi kemeja itu sampai bagian terbawah hingga mencapai lutut.

Tatapan Jonas kini beralih pada Clara yang berdiri disamping Quenby. "Ini yang kamu bilang Surprise! Jangan membuat istriku mirip seperti kalian!" Jonas marah luar biasa. Clara bahkan hanya menunduk takut. Baru kali ini dia melihat Jonas murka.

Dengan satu tarikan, tubuh Quenby terseret oleh genggaman tangan Jonas. "Dimana pakaianmu?" Jonas bertanya sambil berjalan dan tanpa menatap sang Istri yang sedang tertatih mengikuti langkah lebar suaminya.

"D-disana," tunjuk Quenby takut-takut.

Memasuki kamar yang ditunjuk istrinya itu, Jonas langsung mendudukan Quenby di ranjang. Dia meraih alas kaki Quenby yang tergeletak di lantai. Dalam posisi setengah berjongkok, Jonas memakaikannya pada si pemilik.

"Kita pulang saja," Suara dingin Jonas membuat Quenby tak bisa mengeluarkan kata-kata. Dia hanya menunduk sedari tadi.

Jonas keluar dari kamar itu setelah mengambil barang-barang istrinya. Bahkan lelaki itu tak ada niatan untuk pamit pada teman-temannya.

Masih dalam genggaman, Jonas membawa langkah mereka menuju mobil miliknya yang terparkir.

"Masuklah," nada bicara Jonas terdengar lembut saat dia membuka pintu mobil untuk Quenby.

Didalam perjalanan tak ada yang membuka suara. Baik itu Jonas apalagi Quenby, keduanya diam dengan pikirannya masing-masing.

Setelah 30 menit akhirnya mereka sampai dikediaman orangtua Jonas. Dan Quenby segera keluar terlebih dulu sebelum Jonas membuka pintu mobil.

Jonas menghela napas lelah saat melihat Quenby yang berlari kedalam rumah hanya mengenakan kemeja miliknya yang terlihat kebesaran ditubuh Quenby yang mungil.

Beruntung dirumah itu tak terlihat kedua orangtuanya. Jeny dipastikan sudah tidur. Dan hanya para pelayan dirumah itu yang menyambut kedatangan mereka. Dan dengan kondisi Jonas yang bertelanjang dada, sudah dipastikan hal itu akan menjadi topik hangat di kalangan para pelayan dirumahnya besok pagi.

Memasuki kamarnya, Jonas tak melihat keberadaan Quenby. Namun, suara gemericik air menandakan wanita itu berada didalam kamar mandi.

Cukup lama Jonas menunggu Istrinya keluar. Saat dia ingin berdiri untuk melihat keadaan istrinya, tiba-tiba Quenby membuka pintu dengan kondisi sudah mengenakan piyama tidur.

Tanpa kata, Jonas langsung bergantian memasuki kamar mandi dan segera menutup pintunya.

Tak terasa air mata Quenby menetes lagi. Padahal saat dia mandi tadi, Quenby sudah menangis sangat lama.

'Kalau memang tidak bisa berbulan madu, harusnya kamu jangan ngomong kaya gitu didepan temen-temen kamu, Kak!' batin Quenby tak terima dengan tatapan dan perkataan Jonas saat di acara pesta tadi. Wanita itu merasa ditelanjangi.

Quenby buru-buru ambil posisi tidur saat merasakan Jonas telah selesai dengan ritual mandinya. Dia segera menghapus air matanya. Dan benar saja, aroma mint dari sabun yang dipakai Jonas menguar memenuhi kamar tidur mereka.

"Quen ...," suara lembut Jonas membuat Quenby yang sedang pura-pura tidur itu jadi menoleh.

Tanpa disangka, Jonas sedang menatap sendu kearah wanita itu.

"Maaf,"

Menguar sudah rasa marah Quenby saat mendengar satu kata yang keluar dari bibir tipis suaminya. Quenby langsung duduk menghadap pria itu. Dia tidak menyangka Jonas akan meminta maaf.

Dengan wajah tertunduk, Quenby berkata, "Quen juga minta maaf, Kak. Sudah membuat Kak Jonas malu didepan teman-teman Kakak."

Mendengar perkataan penuh sesal dari istrinya, Jonas merasa semakin bersalah.

"Aku tidak malu karenamu ... aku juga tidak marah padamu," beritahu Jonas. "Aku hanya tidak suka kamu berpakaian seperti wanita-wanita di tempat tadi," ungkapan Jonas membuat Quenby berani menatap pria itu.

Dalam hati Quenby berkata, 'Apa dia sudah berubah? Tapi Bagaimana nasib para g-string ku?!.'

Ditengah obrolan yang terasa sendu, Quenby malah berkutat pada sikap Jonas yang terlihat berbeda dari yang dia kenal saat mereka masih SMA. Dan bagaimana pula dengan nasib semua koleksi lingerie-nya jika Jonas tak suka dia memakainya

"Padahal aku punya banyak,"

"Apa yang punya banyak?" Jonas bertanya pada apa yang Quenby lirihkan.

"Eh!" Quenby menutup mulutnya dengan mata sedikit terpejam. Dia tidak sadar bahwa kata hatinya malah terlontar begitu saja melewati tenggorokan. Sehingga menimbulkan pertanyaan dari suaminya.

Jonas semakin penasaran saat melihat reaksi Quenby.

"Jawab pertanyaanku, Quenby?" tekan Jonas pada kalimatnya, sehingga membuat Quenby kembali tertunduk.

"G-g-string"

TBC

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sabar

2023-09-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!