Quenby mengembuskan napas kecewa setelah menunggu sang suami yang tak kunjung keluar dari kamar mandi setelah hampir 20 menit. Wanita itu tak tau apa yang suaminya lakukan didalam sana selama itu dengan kondisi bagian bawah suaminya yang mengacung.
Dengan wajah ditekuk, Quenby pun segera membereskan semua peralatan hadiahnya; minyak zaitun dan satu alat pijat berbentuk seperti roda yang terbuat dari kayu yang ternyata tidak terpakai. Dia pun menggulung handuk putih yang tadi di gelar sebagai alas untuk suaminya berbaring.
Berjalan dengan banyak spekulasi tak berujung, Quenby melangkahkan kakinya menuju ruangan yang menyimpan semua bajunya dan juga baju suaminya. Wanita dengan rambut panjang yang terurai berantakan akibat ulah liarnya itu mulai membuka gaun tidurnya yang sudah berhasil membuat Jonas menegang. Setidaknya tujuannya sudah tercapai.
Sambil mengganti gaunnya dengan piyama tidur yang jauh lebih manusiawi, Quenby berpikir mengapa Jonas menyertakan perjanjian untuk tidak menyentuhnya dalam artian berhubungan seksual dalam pernikahannya.
Menelisik bagaimana prilaku Jonas padanya saat mereka masih duduk di bangku SMA, sungguhlah tidak masuk akal jika Jonas tidak ingin memanfaatkan tubuh Quenby yang sudah resmi menjadi istrinya dimata hukum dan terlebih lagi di hadapan Tuhan. Harusnya Jonas membuang perjanjian pada kalimat tidak menggauli istrinya.
"Apa dia tidak tertarik denganku?" Lagi-lagi Quenby berasumsi. "... Tapi, pen*snya merespon baik. Ada apa dengannya?" Quenby hanya bisa menghela napas lelah ketika tak menemukan pemikiran yang tak berujung.
Ceklek!
Ketika Quenby sedang bergulat dengan pemikirannya, tiba-tiba pintu sebelah ruang ganti baju terdengar terbuka, dia yakin Jonas sudah selesai dari kamar mandi.
Brak!
Baru saja ingin melihat kondisi suaminya, tiba-tiba pintu kamar tertutup. Itu adalah Jonas. Suaminya meninggalkan Quenby di kamar itu begitu saja.
...----------------...
Terbangun dari tidur malamnya, pagi itu Quenby tak menemukan tubuh Jonas di ranjang mereka.
"Apa dia udah pergi?"
Dengan wajah yang masih setengah mengantuk, Quenby terpaksa harus bangun, dia harus menyiapkan sendiri keperluan suaminya.
"Astaga!" Quenby bangun terburu-buru saat jam diatas nakas sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Dia kesiangan hari ini.
Setelah sikat gigi dan cuci muka, Quenby keluar untuk turun ke lantai dasar dengan langkah tergesa-gesa.
"Pagi Nyonya muda?" Suara Sri, Pembantu di rumah Sagala menghampirinya. "Apa mau saya buatkan sarapan?" tawaran Sri membuat Quenby menghela napas. Dia yakin penghuni rumah itu sudah pergi beraktivitas. Hal itu jelas terlihat dari meja makan yang sudah dibersihkan. Terang saja, sudah jam 9 'kan.
"Kalau begitu, nanti bantu Aku siapkan untuk bekal Kak Jonas ya, Mbok?"
"Maaf Nyonya Quenby, kata Tuan Jonas, tidak perlu diantarkan bekal makan siang. Tuan Muda menyuruh Anda untuk istirahat saja," Quenby mengangguk dengan senyuman getir.
Setelah mendengar penuturan Sri, Quenby pun langsung kembali ke kamarnya. Dia langsung membaringkan tubuhnya dj atas ranjang.
"Ada apa sama kamu, Kak?" gumam Quenby menerawang sendiri sambil menghela napas lelah. Dia tidak punya semangat hari ini. Semua energinya sudah terkuras tadi malam.
Saat dia akan kembali memejamkan mata, tiba-tiba wajah Kirey terbayang. "Ah! Benar. Aku harus menemui Kirey," Quenby segera bergegas ke kamar mandi. Dia perlu bicara pada adik tirinya itu tentang kelakuannya yang sudah sangat kurang ajar.
Berbeda dengan Quenby yang langsung memiliki rencana bertemu adik tirinya, setelah kejadian semalam, Jonas malah terlihat duduk bersandar di kursi kebesarannya.
Pagi-pagi sekali Jonas sudah pergi ke Perusahaan untuk menghindari bertemu dengan sang istri. Sejak kejadian semalam, Jonas tidak bisa tidur.
Wajah Quenby dengan penampilan seksi dan sikap liarnya membuat Jonas tak berdaya. Quenby terlihat berbeda. Wanita yang dia nikahi beberapa minggu lalu itu seperti memiliki dua kepribadian.
Jonas akui, hasratnya terpancing dengan cepat hanya dengan melihat tali tipis gaun tidur wanita itu yang terjatuh. Dan kejadian semalam benar-benar fantasi luar biasa yang belum pernah Jonas rasakan secara nyata.
Dalam hitungan menit, juniornya berfungsi dan menegak sempurna. Namun saat dia tersadar bahwa itu tak akan lama, maka Jonas buru-buru melanjutkannya sendiri didalam kamar mandi, saat hampir berhasil menuju klim*ks dengan menyemburkan cairan yang sudah bertahun-tahun tak dihasilkannya, tiba-tiba saja keperkasaanya runtuh dalam waktu dua menit.
"Sial! Aku memang tidak berguna!" Jonas menjambak rambut hitamnya yang tersisir rapih menjadi acak-acakkan.
Sesaat Jonas berpikir, apakah dia jujur saja pada Quenby tentang kondisinya. Tapi rapat dewan direksi akan dilaksanakan sebentar lagi, dia tidak mau mengambil resiko jika rumor sialan itu akan kembali menguar saat Quenby meminta cerai setelah tau bagaimana keadaannya.
...----------------...
"Wah! Wah! Akhirnya Nyonya Muda Sagala baru mengunjungi Mamanya yang sudah bersusah payah membesarkannya! Ada apa? Apa mereka mengusirmu?"
Perkataan sarkas dari Mama tirinya tak di acuhkan oleh Quenby. Wanita itu berjalan dengan tenang sambil membawa beberapa tentengan untuk kesopanan.
"Bagaiaman kabar Mama?" tanya Quenby setelah menaruh beberapa paperbag berisi kue dan buah.
Kirana melihat isi bawaan yang di letakkan Quenby di atas meja. "Memangnya Aku terlihat sakit sampai dibawakan kue dan buah seperti itu? Orang kaya kok bawain beginian!"
Quenby yang sudah biasa diperlakukan seperti itu pun tidak berniat menanggapi.
"Dimana Kirey, Ma?" Quenby melihat rumah itu sepi, biasanya di jam segini Kirey ada dirumah.
"Tentu saja dia bekerja! Tidak seperti seseorang yang tidak punya kerjaan dan hanya berfoya-foya setelah menjadi menantu keluarga Sagala!"
Persetan dengan ucapan Mama Tirinya. Mulut wanita tua itu memang berbisa. Tapi Quenby cukup kebal. Jadi dia tidak akan terprovokasi.
"Oh ... dia bisa bekerja juga?"
"Kamu menghinanya?!" Kirana terlihat sangat marah saat putri kandungnya diejek. Jelas, ibu mana yang diam saja saat putrinya di hina. Tidak seperti Quenby, mau dipukuli sampai babak belur pun tidak ada yang membelanya.
"Nggak, Quenby cuma kaget aja. Quenby pikir, Kirey hanya bisa menghabiskan uang dengan mabuk-mabukan dan dugem sama teman-temannya--Sshh!"
Kirana melemparkan kue yang masih terbungkus kotak mika tepat ke arah wajah Quenby. Qeunby meringis kesakitan saat ujung mika yang tajam itu menggores wajahnya sampai mengeluarkan darah segar.
"Mulut kamu semakin berani dan tidak tau malu!" Kirana terlihat murka.
"Ucapan Quenby adalah fakta! Justru Kirey lah yang tidak tau malu!"
Mendengar itu, Kirana melangkah kedepan dan melayangkan tangannya ke arah wajah anak tirinya. Namun dengan sigap Quenby menahan tangan Kirana.
"Mama tau apa yang Kirey lakukan kemarin?" Quenby melepas lengan Kirana, lalu dia mundur selangkah. "Dia datang menemui suami Quenby dan mengatakan omong kosong, Ma!"
Kirana terlihat tidak kaget. "Oh, apakah kedatangan kamu kesini karena Jonas sudah mempertimbangkan tawaran Kirey? Apa lelaki itu telah sadar karena sudah menikahi wanita yang salah, hm?"
Quenby menyeringai saat mendengarkan ucapan Mama tirinya. "Ya. Suami Quenby sadar kalau Kirey masihlah adik Quenby walau kami berbeda ibu. Makanya suami Quenby tidak mengusirnya dengan kasar!"
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Eka Bundanedinar
kamu nekat queen
klo kamu jujur mlh quen bisa sembuhin kamu jo
2023-10-01
3
lupa nama
tanganku dah gatel ingin jambak rambutnya Kirana 😠
buat Jonas baiknya km jujur aja ma Quen, dan cari solusi bersama,,
2023-09-07
2